KERANGKA KONSEPTUAL
Disusun Oleh :
Universitas Riau
Akuntansi 2020/2021
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................2
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3. Tujuan penulisan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. KERANGKA KONSEPTUAL...................................................................................4
B. ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL....................................................................5
1. Isu artikulasi...........................................................................................................5
2. Isu definisi...............................................................................................................5
C. ASUMSI-ASUMSI DASAR (potsulat).......................................................................6
Accounting Principles.....................................................................................................7
Constraint.......................................................................................................................8
D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN......................................................................8
Tujuan pelaporan keuangan memiliki beberapa tingkat level....................................10
Kendala-kendala...........................................................................................................13
Elemen-elemen Laporan Keuangan.............................................................................14
E. KERANGKA KONSEPTUAL INDONESIA...........................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................15
A. KESIMPULAN.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Teori Akuntansi, mengenai kerangka
konseptual
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata
kuliah Teori Akuntansi semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 Jurusan Akuntansi
Universitas Riau, serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan mahasiswa pada khususnya
dalam memahami dan mengerti Menyelesaikan pengujian dalam kerangka konseptual.
1
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II PEMBAHASAN
A. KERANGKA KONSEPTUAL
3
Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada
penalaran logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang
harus dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Kerangka konseptual
digambarkan dalam bentuk hirarki yang memiliki beberapa tingkatan. Pada
tingkatan teori yang tinggi, kerangka konseptual mengindentifikasi ruang lingkup
dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkatan selanjutnya, karakteristik kualitatif
dari informasi keuangan dan elemen keuangan didefinisikan. Pada tingkatan
operasional, kerangka operasional berkaitan dengan prinsip- prinsip dan aturan-
aturan tentang pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan. Artinya
perumusan kerangka konseptual dimulai dengan penentuan tujuan yang menjadi
landasan untuk menyusun elemen lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi
dan pengakuan serta pengukuran elemen laporan keuangan.
1. Isu artikulasi
4
pengakuan segera. Pandangan laba-rugi menekankan pada pengukuran
earnings, dan tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih.
2. Isu definisi
5
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar
akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi
dapat dipraktikkan.
a. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa
perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang
memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).
b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada
asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang
panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan
bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.
Apabila tidak ada tanda-tanda atau rencana yang psati bahwa perusahaan akan
dibubarkan, maka kegiatan perusahaan dianggap akan berlangsung terus sampai waktu
yang tidak terbatas. Implikasi dari asumsi ini adalah :
Accounting Principles
6
Ukuran yang biasa digunakan untuk merefleksikan harga pertukaran adalah kas yang
dibayarkan, aktiva lain yang diserahkan, saham yang dikeluarkan, jasa yang dikerjakan,
atau hutang yang di tanggung, sesuai dengan barang atau jasa yang di terima
· The Revenue Principles (prinsip pendapatan)
Pengakuan pendapatan berkaitan dengan penentuan kapan pendapatan dapat di catat
dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi hasil usaha/posisi keuangan
perusahaan. Dua kriteria yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan adalah
pendapatan telah terbentuk dan terealisasi atau segera terealisasi. Atas dasar kriteria
tersebut, pendapatan dapat diakui pada saat berikut ini :
- Selama proses produksi
- Setelah proses produksi selesai
- Pada saat penjualan kas
- Pada saat di terima kas
Constraint
Dalam menyajikan informasi yang berkualitas, akuntansi diharapkan pada dua kendali
utama yaitu hubungan biaya-manfaat dan materialitas. Dua kendala lainnya yang
berkaitan dengan lingkungan adalah praktik industri dan konservatisme
- Cost-Benefit Relationship
- The Materiality Principle
- Industry Practice
- The Conservation Principle
7
D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media
pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,
dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi – yaitu informasi
tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain
Dalam SFAC no. 1, disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan (financial
reporting) tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan (financial statement)
tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan
keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan. Atau Tujuannya
adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh
karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang
paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan
bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk menurunkan tujuan
pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi
dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat
memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Pada gilirannya, pihak
yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah
ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan.
Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan
sosial negara) akan tercapai. SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan
pelaporan keuangan, yaitu :
8
lain yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim
terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen
entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang telah menyelesaikan
tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.
3. Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi
keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya
ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan
entitas.
9
Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).
Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi
akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose
financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan
biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai
10
TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
11
c) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya.
Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan
konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji
berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi
keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan
konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu,
dan taksiran umur ekonomis.
d) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi
tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-
usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
e) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur
berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah
keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency).
a) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat
dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu
industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama
untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan
ukuran tertentu.
b) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar
akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi)
yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.
Kendala-kendala.
12
a) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan
informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya
yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah
b) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap
operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap
material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau
mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor
kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan
suatu item material atau tidak.
c) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan
perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
d) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang
sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva
yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat
adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan
menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.
13
ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan
harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
A. KESIMPULAN
14
Pada pokok bahasan kedua, yaitu mengenai statement yang dikeluarkan
FASB yang disebut dengan SFAC yang di dalamnya menguraikan hal-hal tertentu,
dalam SFAC No 1 misalnya menguraikan tentang tujuan pelaporan keuangan,
demikan seterusnya untuk SFAC yang lain dengan pokok bahasannya masing-
masing. SFAC terdiri dari SFAC No.1, 2, 6, No.8, dimana SFAC No.8 secara umum
memiliki isi tentang tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi
keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi investor, Untuk menilai
prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas dan menyediakan informasi
tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas .
DAFTAR PUSTAKA
15