Anda di halaman 1dari 10

Nur Shadrina Hashifa

1802111811
Resume SAPBN
DOKUMEN PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH

1. Teknik Penyusunan RPJPD


a. Penyusunan Rancangan Awal RPJPD
Rancangan awal RPJPD mencakup analisis gambaran umum kondisi daerah,
analisis permasalahan pembangunan daerah, penelaahan dokumen rencana pembangunan
lainnya, analisis isu strategis pembangunan jangka panjang, perumusan visi dan misi
daerah, perumusan arah kebijakan dan sasaran pokok daerah dan KLHS.

Sistematika rancangan awal RPJPD paling sedikit memuat pendahuluan,


gambaran umum kondisi daerah, permasalahan dan isu strategis daerah, visi dan misi
daerah, arah kebijakan dan sasaran pokok daerah dan penutup. Rancangan awal RPJPD
dibahas tim penyusun bersama dengan perangkat daerah (PD) untuk memperoleh
masukan dan saran sesuai dengan tugas dan fungsi PD. Masukan dan saran dirumuskan
dalam berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh kepala bappeda dan kepala PD
untuk penyempurnaan rancangan awal RPJPD.

Rancangan awal RPJPD juga dibahas dengan para pemangku kepentingan melalui
forum konsultasi publik dengan tujuan untuk memperoleh masukan penyempurnaan
rancangan awal RPJPD. Hasil konsultasi publik dirumuskan dalam berita acara
kesepakatan yang ditandatangani oleh setiap unsur yang mewakili pemangku
kepentingan.

Gubernur mengkonsultasikan rancangan awal RPJPD provinsi kepada Mendagri


melalui Dirjen Bina Pembangunan Daerah untuk memperoleh masukan terhadap
rancangan awal RPJPD provinsi. Mendagri melalui Dirjen Bina Pembangunan Daerah
menyampaikan saran penyempurnaan rancangan awal RPJPD provinsi kepada gubernur
paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak konsultasi dilaksanakan.
Bupati/wali kota mengkonsultasikan rancangan awal RPJPD kabupaten/kota
kepada gubernur untuk memperoleh masukan terhadap rancangan awal RPJPD
kabupaten/kota. Gubernur melalui kepala bappeda provinsi menyampaikan saran
penyempurnaan rancangan awal RPJPD kabupaten/kota kepada bupati/wali kota paling
lambat 10 (sepuluh) hari sejak konsultasi dilaksanakan

b. Penyusunan Rancangan RPJPD

Gubernur menyempurnakan rancangan awal RPJPD provinsi menjadi rancangan


RPJPD berdasarkan saran penyempurnaan. Bupati/wali kota menyempurnakan rancangan
awal RPJPD kabupaten/kota menjadi rancangan RPJPD berdasarkan saran
penyempurnaan.

Bappeda mengajukan rancangan RPJPD kepada kepala daerah melalui sekretaris


daerah untuk memperoleh persetujuan untuk dibahas dalam Musrenbang RPJPD.

c. Pelaksanaan Musrenbang RPJPD

Musrenbang RPJPD dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJPD dalam


rangka penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap visi, misi, arah
kebijakan dan sasaran pokok RPJPD.

Beppeda melaksanakan dan mengkoordinasikan Musrenbang RPJPD.


Musrenbang RPJPD dihadiri oleh para pemangku kepentingan. Musrenbang RPJPD
dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan sejak penyusunan rancangan awal RPJPD.

Pimpinan DPRD atau anggota DPRD, pejabat dari kementerian/lembaga tingkat


pusat atau dari unsur lain terkait, dapat diundang menjadi peserta atau narasumber dalam
Musrenbang RPJPD.

Hasil musrenbang RPJPD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan


ditandatangani oleh unsur yang mewakili pemangku kepentingan yang menghadiri
musrenbang.

d. Perumusan Rancangan Akhir RPJPD


Perumusan rancangan akhir RPJPD merupakan proses perumusan rancangan
RPJPD menjadi rancangan akhir RPJPD berdasarkan berita acara kesepakatan hasil
Musrenbang RPJPD yang diselesaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan
Musrenbang RPJPD.

Bappeda menyampaikan rancangan akhir RPJPD yang dimuat dalam Rancangan


Peraturan Daerah (Perda) tentang RPJPD kepada sekretaris daerah melalui PD yang
membidangi hukum. Penyampaian rancangan akhir RPJPD paling lambat 5 (lima)
minggu setelah pelaksanaan Musrenbang RPJPD.

Sekretaris daerah menugaskan kepala PD yang membidangi hukum untuk


melakukan pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan Rancangan Perda tentang
RPJPD yang hasilnya disampaikan kepada kepala bappeda untuk mendapatkan paraf
persetujuan pada setiap halaman rancangan perda.

Sekretaris daerah menugaskan kepala bappeda menyampaikan rancangan Perda


tentang RPJPD yang telah dibubuhi paraf persetujuan kepada kepala daerah.

Rancangan Perda tentang RPJPD yang akan disampaikan kepada DPRD,


dipaparkan kepala bappeda kepada kepala daerah.

Kepala daerah menyampaikan Rancangan Perda tentang RPJPD kepada DPRD


untuk dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama DPRD dan kepala daerah
terhadap rancangan Perda tentang RPJPD. Rancangan Perda tentang RPJPD terdiri dari
rancangan Perda dan rancangan akhir RPJPD. Penyampaian rancangan Perda tentang
RPJPD paling lambat 1 (satu) bulan setelah rancangan akhir RPJPD disusun.

Persetujuan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan Perda tentang
RPJPD dilakukan paling lambat 2 (dua) bulan sejak rancangan Perda tentang RPJPD
disampaikan kepala daerah kepada DPRD.

Tata cara penyusunan RPJMD terdapat pada Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
sebagai berikut: tahap awal melakukan persiapan penyusunan meliputi penyusunan
rancangan keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun RPJMD,
orientasi mengenai RPJMD, penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD, penyiapan
data dan informasi perencanaan pembangunan daerah berdasarkan SIPD dan penyusunan
rancangan teknokratik RPJMD.

Rancangan teknokratik diselesaikan paling lambat sebelum penetapan kepala


daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Rancangan teknokratik dibahas tim penyusun
bersama dengan perangkat daerah (PD) untuk memperoleh masukan dan saran sesuai
tugas dan fungsi PD. Masukan dan saran dirumuskan dalam berita acara (BA)
kesepakatan dan ditandatangani oleh kepala Bappeda dan kepala PD untuk
penyempurnaan rancangan teknokratik.

Dalam hal terdapat jeda waktu antara pemilihan kepala daerah sampai dengan
dilantiknya kepala daerah terpilih melebihi jangka waktu 6 bulan, rancangan teknokratik
dapat disempurnakan berpedoman pada visi, misi dan program kepala daerah terpilih.

Sistematika penulisan rancangan teknokratik paling sedikit memuat pendahuluan,


gambaran umum kondisi daerah, gambaran keuangan daerah, permasalahan dan isu
strategis daerah, visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program
pembangunan derah, kerangka pendanaan pembangunan dan program PD, kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan penutup.

2. Teknik Penyusunan RPJMD


a. Penyusunan Rancangan Awal RPJMD

Penyusunan rancangan awal (ranwal) RPJMD dimulai sejak kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih dilantik. Ranwal RPJMD merupakan penyempurnaan
rancangan teknokratik berpedoman pada visi, misi dan program kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih. Ranwal RPJMD mencakup penyempurnaan rancangan
teknokratik, penjabaran visi dan misi kepala daerah, perumusan tujuan dan sasaran,
perumusan strategi dan arah kebijakan, perumusan program pembangunan daerah,
perumusan program PD dan KLHS.

Sistematika penulisan hasil perumusan ranwal RPJMD paling sedikit memuat


pendahuluan, gambaran umum kondisi daerah, gambaran keuangan daerah, permasalahan
dan isu srategis daerah, visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi, arah kebijakan dan
program pembangunan daerah, kerangka pendanaan pembangunan dan program PD,
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dan penutup.

Ranwal RPJMD dibahas dengan para pemangku kepentingan melalui forum


konsultasi publik (FKP) untuk memperoleh masukan penyempurnaan. FKP dilaksanakan
paling lambat 30 hari setelah ranwal RPJMD disusun dan dikoordinasikan oleh Bappeda
dan hasilnya dirumuskan dalam BA kesepakatan yang ditandatangani oleh setiap unsur
yang mewakili pemangku kepentingan. Ranwal RPJMD disempurnakan berdasarkan BA
kesepakatan.

Bappeda mengajukan ranwal RPJMD kepada kepala daerah untuk memperoleh


persetujuan pembahasan dengan DPRD. Kepala daerah mengajukan ranwal RPJMD
kepada DPRD untuk dibahas dan memperoleh kesepakatan, disampaikan paling lambat
40 hari sejak kepala daerah dan wakil kepala daerah dilantik.

Pembahasan dan kesepakatan terhadap ranwal RPJMD paling lambat 10 hari


sejak diterima oleh ketua DPRD. Hasil pembahasan dan kesepakatan dirumuskan dalam
nota kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala daerah dan ketua DPRD. Ranwal
RPJMD disempurnakan berdasarkan nota kesepakatan. Dalam hal sampai batas waktu
tidak tercapai kesepakatan maka kepala daerah dapat melanjutkan tahapan penyusunan
berikutnya.

Gubernur dan atau bupati/wali kota mengajukan ranwal RPJMD kepada Mendagri
dan atau gubernur untuk dikonsultasikan paling lambat 50 hari setelah kepala
daerah/wakil kepala daerah dilantik, untuk memperoleh masukan. Konsultasi
dilaksanakan paling lambat 5 hari sejak dokumen diterima secara lengkap. Masukan
disampaikan paling lambat 5 hari sejak konsultasi.

Bappeda mengajukan ranwal RPJMD kepada kepala daerah sebagai bahan


penyusunan surat edaran kepala daerah tentang penyusunan rancangan renstra PD kepada
kepala PD. Bappeda menyampaikan surat edaran kepala daerah kepada kepala PD dengan
melampirkan ranwal RPJMD yang menjadi dasar bagi PD untuk menyempurnakan
ranwal renstra.
Ranwal renstra PD dibahas dengan pemangku kepentingan dalam forum PD/lintas
PD untuk memperoleh saran dan pertimbangan. Ranwal renstra PD disempurnakan
berdasarkan hasil forum PD/lintas PD. Kepala PD menyampaikan ranwal renstra PD
kepada Bappeda untuk diverifikasi terkait kesesuaiannya dengan ranwal RPJMD.

b. Penyusunan Rancangan RPJMD

Penyusunan rancangan RPJMD adalah proses penyempurnaan ranwal RPJMD


berdasarkan rancangan renstra PD yang telah diverifikasi.

Bappeda mengajukan rancangan RPJMD kepada kepala daerah melalui sekda


dalam rangka memperoleh persetujuan pelaksanaan musrenbang RPJMD. Persetujuan
pelaksanaan musrenbang RPJMD paling lambat 70 hari setelah kepala daerah dilantik.

c. Pelaksanaan Musrenbang RPJMD

Musrenbang RPJMD bertujuan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan


kesepakatan terhadap tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan
daerah yang telah dirumuskan dalam ranwal RPJMD.

Bappeda melaksanakan dan mengkoordinasikan musrenbang RPJMD yang


dilaksanakan paling lambat 75 hari setelah pelantikan kepala daerah dan dihadiri oleh
para pemangku kepentingan. Hasil musrenbang RPJMD dirumuskan dalam BA
kesepakatan dan ditandatangani oleh unsur yang mewakili pemangku kepentingan.

d. Perumusan Rancangan Akhir RPJMD

Perumusan rancangan akhir RPJMD merupakan proses penyempurnaan


rancangan RPJMD menjadi rancangan akhir RPJMD berdasarkan BA kesepakatan hasil
musrenbang RPJMD.

Bappeda menyampaikan rancangan akhir RPJMD yang dimuat dalam raperda


tentang RPJMD kepada sekda melalui PD yang membidangi hukum, paling lambat 5 hari
setelah pelaksanaan musrenbang RPJMD.
Sekda menugaskan kepala PD yang membidangi hukum untuk melakukan
pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan raperda tentang RPJMD.

Sekda melalui PD yang membidangi hukum menyampaikan hasil


pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan rancangan kepada kepala Bappeda
untuk mendapatkan paraf persetujuan pada setiap halaman raperda tentang RPJMD.
Sekda menugaskan kepala Bappeda menyampaikan raperda tentang RPJMD yang telah
dibubuhi paraf persetujuan kepada kepala daerah.

Kepala daerah menyampaikan raperda tentang RPJMD kepada DPRD untuk


dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama, paling lambat 90 hari setelah
kepala daerah dan wakil kepala daerah dilantik. Raperda tentang RPJMD terdiri dari
raperda dan rancangan akhir RPJMD.

e. Penetapan RPJMD

Kepada daerah menetapkan raperda tentang RPJMD yang telah dievaluasi


menjadi perda tentang RPJMD, paling lambat 6 bulan setelah kepada daerah dan wakil
kepala daerah dilantik. Evaluasi dilaksanakan paling lambat 5 bulan setelah kepala daerah
dilantik.

Apabila penyelenggara pemerintahan daerah tidak menetapkan perda tentang


RPJMD, anggota DPRD dan gubernur/bupati/wali kota dikenai sanksi administratif
berupa tidak dibayarkan hak keuangan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan selama 3 (tiga) bulan.

RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda digunakan sebagai instrumen


evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Teknik Penyusunan Renstra SKPD

Tujuannya adalah untuk menjabarkan visi SKPD yang bersangkutan dan


dilengkapi dengan rencana Renjlan yang hendak dicapai. Rencana kegiatan ini paling
tidak memuat lokasi, keluaran langsung, dan sumber daya yang diperlukan serta bersifat
indikatif. Kedudukan dan fungsi Renstra SKPD adalah sebagai acuan penyusunan Renja
SKPD Provinsi serta Kabupaten dan kota.
Tahapan penyusunan dokumen Renstra SKPD adalah dengan menjabarkan visi
misi dan program SKPD, serta menyusun program SKPD berupa perumusan visi dan
misi program SKPD , rumusan tujuan, strategi, dan kebijakan SKPD serta perumusan
kegiatan indikatif SKPD.

4. Teknik Penyusunan RKPD

RKPD disusun dengan menjabarkan RPJMD dan mengacu pada RKP. RKPD
merupakan rencana kerja yang menjadi bahan utama dalam proses penganggaran.
Maksud dan tujuan menyusun RKPD adalah menyiapkan dokumen perencanaan daerah
berwawasan waktu 1 tahun sebagai penjabaran RPJMD untuk tahun yang bersangkutan.
Kedudukan dan fungsi RKPD adalah sebagai acuan dalam penyusunan kerangka umum
APBD, dan sigma program dan kegiatan dari seluruh Renja SKPD di Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang bersangkutan

● Dalam UU No. 25 Tahun 2004 Pasal 9 ayat 2 menyebutkan bahwa penyusunan


RPJM Nasional atau Daerah dan RKP/RKPD dilakukan melalui urutan yaitu
mulai dari penyiapan rancangan awal rencana pembangunan. penyiapan
rancangan rencana kerja dan musyawarah perencanaan pembangunan serta
penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
● Secara teknis, proses kegiatannya terdiri dari memasukkan hasil evaluasi tahunan
dalam rancangan RKPD, memasukkan umpan balik serta masukan dari
monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan terhadap rancangan
awal RKPD, memasukkan masukan dari Musrenbang dalam rancangan RKPD,
dan penggunaan daftar SPM (Standar Pelayanan Minimal) dalam mengkaji
rancangan awal RKPD, serta memasukkan pokok-pokok pikiran DPRD.

5. Teknik Penyusunan Renja SKPD


Renja SKPD disusun dengan berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada
RKPD. Renja SKPD merupakan dokumen rencana dengan wawasan waktu 1 tahun yang
disusun oleh SKPD sesuai tugas dan fungsinya guna mengoperasionalkan Renstra SKPD
untuk tahun rencana yang dimaksud dengan berpedoman pada hasil Musrenbang yang
termuat dalam RKPD sebagai pedoman SKPD dalam Menyusun RKA-SKPD. Rancangan
kerja SKPD dibuat sebagai bahan utama bagi Musrebang Daerah.
Dalam penyusunan APBD para stakeholders harus tetap beorientasi pada
anggaran bebasis kinerja/prestasi kerja. Dalam hal ini, setiap dana yang dianggarkan
harus mengutamakan keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai.
Setiap program/kegiatan yang akan diimplementasikan melalui pengadaan barang/jasa
pemerintah (PBJP) harus terukur secara jelas indikator kinerjanya yang direpresentasikan
kedalam tolak ukur kinerja serta target/sasaran yang diharapkan.

Selain itu penyusunan APBD juga harus mengacu pada penyusunan anggaran
yang terpadu (unified budgeting) dimana dalam penyusunan rencana keuangan tahunan
dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan
pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
Penyusunan APBD secara terpadu (unified budgeting) ini selaras dengan penyusunan
anggaran yang berorientasi pada anggaran berbasi kinerja/prestasi kerja.

Berikut ini adalah langkah-langkah penyusunan APBD yang dilakukan oleh pemerintah
daerah dan para stakeholders yang terkait dalam menyusun APBD:
1. Penyusunan dan penyampaian Kebijakan Umum APBD (KUA)
2. Pemerintah Daerah dan DPRD melakukan pembahasan dan penetapan kesepakatan
bersama mengenai KUA.
3. Penyusunan dan penyampaian Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
4. Pemerintah Daerah dan DPRD melakukan pembahasan dan penetapan kesepakatan
bersama mengenai Prioritas Plafon Anggaran (PPA).
5. Penyusunan dan penyampaian surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan
RKA-SKPD kepada seluruh SKPD.
6. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dengan SKPD melakukan pembahasan
mengenai RKA-SKPD.
7. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD
8. Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD

Anda mungkin juga menyukai