Anda di halaman 1dari 15

Nur Shadrina Hashifa

1802111811

Resume Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

KONSEP DAN TRANSAKSI MATA UANG ASING

Pernyataan Standar Akuntansi

Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai
pada tahun 1939 telah dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian
diperbarui dengan ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis
internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang
menjelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang
asing dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Dalam PSAK no 10 dinyatakan bahwa,
Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang menyangkut valuta asing ( Foreign Activities)
dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha
luar negeri ( Foreign Ooperation ).

Dalam PSAK no 10 diberikan beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan bisnis
internasional antara lain:
 Kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary),
perusahaan assosiasi, usaha patungan ,atau cabang perusahaan pelapor, yang
aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar Negara perusahaan pelapor.
 Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan
merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
 Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau
dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
 Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva
atau penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi yang wajar.
Pendekatan penjabaran Laporan Keuangan

Beberapa pendekatan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam
mata uang domestik (dalam hal ini rupiah), meliputi:

1. metode lancar – tak lancar (current – noncurrent), yang menjabarkan akunakun lancar
(current account) pada kurs sekarang serta akun-akun tidak lancar (noncurrent
account) pada kurs historis;
2. metode moneter – nonmoneter, yang mengubah aset dan kewajiban moneter pada kurs
sekarang (current exchange rate) serta aset dan kewajiban nonmoneter pada kurs
historis;
3. metode temporal, yang mengubah aset dan kewajiban yang dinilai dengan prinsip
akuntansi yang sama; dan
4. metode kurs sekarang, yang menjabarkan seluruh aset dan kewajiban pada kurs
sekarang.

Tujuan Penjabaran

Tujuan Penjabaran dan Konsep Mata Uang Fungsional, adalah sebagai berikut.

1. Menyajikan informasi secara umum sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan
dari perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
2. Menggambarkan dalam laporan konsolidasi aktivitas finansial serta hubungan dari
masing-masing entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional
agar bisa sejalan dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum.

KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL MATA UANG LOKAL MATA UANG


PELAPORAN DAN MATA UANG ASING

Mata uang untuk tujuan akuntansi dibagi ke dalam beberapa jenis yaitu sebagai
berikut.

1. Mata uang lokal merupakan mata uang negara tertentu yang dijadikan patokan atau
mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari negara
yang bersangkutan;
2. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan
keuangan konsolidasi, atau mata uang perusahaan induk;
3. Mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama
perusahaan atau dengan kata lain, mata uang di mana perusahaan tersebut
menghasilkan serta membelanjakan uang kas mereka.

Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang fungsional adalah sebagai berikut.

a. Harga jual
Jika harga jual produk dari entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh
persaingan ditingkat lokal atau oleh regulasi pemerintah lokal, maka mata
uang lokal dari entitas luar negeri tersebut dapat dipakai sebagai mata uang
fungsional.
b. Pasar penjualan
Jika pasar penjualan berada seluruhnya di negara perusahaan induk maka mata
uang negara perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata uang
fungsional. (3) Pengeluaran Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta
biaya material yang merupakan biaya lokal dapat membenarkan dijadikannya
mata uang lokal dari entitas luar negeri sebagai mata uang fungsional.
c. Pendanaan
Ditentukan oleh mata uang lokal dari entitas luar negeri, serta jika dana yang
dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik
hutang saat ini maupun akan datang. Maka mata uang lokal dari entitas luar
negeri dapat dijadikan mata uang fungsional.
d. Perjanjian serta transaksi antarperusahaan dalam volume yang besar
4. Mata uang asing, yaitu semua mata uang selain mata uang fungsional dari suatu
entitas. Sebagai ilustrasi, misalnya sebuah perusahaan Indonesia memiliki perusahaan
anak di Jerman, dan pembukuan di perusahaan anak tersebut menggunakan basis
Mark Jerman, maka rupiah adalah mata uang asing dari sudut pandang perusahaan
Jerman tersebut. Tapi jika perusahaan anak menggunakan rupiah sebagai mata uang
fungsionalnya maka Mark Jerman adalah mata uang fungsional bagi perusahaan
tersebut meski Mark adalah mata uang lokal dari segi pencatatan akuntansi.
Mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasi
utama perusahaan. Indikator ekonomi sebagai pelengkap arus kas yang digunakan untuk
menentukan mata uang fungsional adalah :

1. Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh
persaingan di tingkat local atau oleh regulasi pemerintah local, ketimbang oleh
perubahan kurs jangka pendek atau gejolak pasar dunia, maka mata uang local dari
entitas luar begeri tersebut dapat dipakai sebagai mata uang fungsional.
2. Suatu pasar penjualan yang seluruhnya berada di negara perusahaan induk, atau
kontrak penjualan yang didasarkan pada mata uang perusahaan induk, meungkinkan
perusahaan untuk menjadikan mata uang dari negara perusahaan induk sebagai mata
uang fungsional.
3. Pengeluaran, seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local
dapat membenarkan dijadikannya mata uang local ari entitas luar negeri sebagai mata
uang fungsional.
4. Jika pendanaan ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika
dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik
hutang saat ini maupun akan datang, maka mata uang local dari entitas luar negeri
dapat dijadikan sebagai mata uang fungsional.
5. Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar juga dapat
dijadikan dasar untuk menggunakan mata uang dari perusahaan induk sebagai mata
uang fungsional.

Exposure Draft SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang diterbitkan oleh IAI pada bulan
Mei 1998 yang mengacu pada FASB Statement No.52 mengubah beberapa definisi
tradisional dengan melakukan redefinisi atas mata uang asing.

Sebelum standar ini dikeluarkan :

 Mata uang asing : semua mata uang selain mata uang negara yang bersangkutan.
 Mata uang lokal : mata uang dari negara tertentu atau mata uang yang dinyatakan
dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari negara yang bersangkutan.

Berdasarkan standar yang baru :

Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang fungsional dari suatu entitas.
Standar ini juga mengijinkan penggunaan dua metode yang berbeda untuk
mengkonversikan laporan keuangan dari perusahaan anak di luar negeri ke dalam mata uang
domestik (dalam hal ini Rupiah), berdasarkan mata uang fungsional dari entitas luar negeri.
Jika mata uang fungsional adalah Rupiah, maka laporan keuangan dari perusahaan anak di
luar negeri dikonversikan ke dalam Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama
dengan metode temporal. Jika mata uang fungsional adalah mata uang local di wilayah
perusahaan anak, maka laporan keuangan perusahaan anak dikonversikan ke Rupiah dengan
menggunakan metode kurs sekarang. Perusahaan harus dapat memilih metode yang paling
tepat untuk menggambarkan kegiatan bisnis luar negeri mereka.

DEFINISI DAN KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING

Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran,
serta unit pengukuran. Mata uang dari negara-negara yang berbeda memenuhi kedua fungsi
pertama dengan derajat efisiensi yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya semua mata uang
berperan sebagai unit pengukuran bagi kegiatan ekonomi di negara-negara bersangkutan.
Suatu transaksi dikatakan dinilai dengan mata uang tertentu jika besarnya dinyatakan dalam
mata uang tersebut. Aktiva dan kewajiban dinyatakan dalam denominasi mata uang tertentu
jika jumlahnya selalu disebut dalam mata uang tersebut.
Dalam hal transaksi antar entitas bisnis negara-negara yang berbeda, jumlah hutang
maupun piutang biasanya dilaporkan dalam mata uang lokal dari negara pembeli ataupun
penjual, kadang-kadang jumlah-jumlah inidilaporkan dalam mata uang dari negara ketiga
yang relatif stabil disbanding mata uang kedua negara yang terlibat transaksi.

Perhitungan Langsung dan Tak Langsung atas Kurs


Kurs adalah nisbah antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang
sekarang dengan mata uang tersebut pada satu waktu .

Kurs dapat dihitung langsung maupun tidak langsung. Jika diasumsikan bahwa Rp. 1.600
dapat ditukar dengan 1 Dollar Singapura, maka :

Perhitungan langsung (setara Rupiah) :

Rp 1.600
=Rp 1.600
1
Perhitungan tak langsung (mata uang asing per Rupiah) :

1
=0.000625 Dollar Singapura
Rp 1.600

Kurs Mengambang, Tetap, serta Berganda

Kurs dapat ditentukan besarnya oleh pemerintah, dan dapat juga dibiarkan
berfluktuasi sesuai dengan perubahan di pasar uang. Kurs tetap atau kurs resmi ditetapkan
oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi oleh perubahan dipasar uang dunia.
Kurs mengambang atau kurs bebas mencerminkan harga pasar yang berfluktuasi
berdasarkan permintaan dan penawaran serta faktor-faktor lain dalam pasar uang dunia.
Secara teoritis, nilai suatu mata uang harus mencerminkan daya belinya di pasar dunia.
Misalnya, peningkatan dalam laju inflasi suatu negara menunjukkan melemahnya daya beli
mata uang negara tersebut. Transaksi perdagangan mata uang yang bersifat spekulatif juga
mempengarui penentuan nilai kurs.
Untuk mengurangi defisitnya, pemerintah Indonesia sering kali meminta negara-
negara lain (misalnya Jepang dan Amerika serikat) untuk membiarkan mata uang mereka
terapresiasi terhadap Rupiah. Penurunan nilai Rupiah terhadap mata uang-mata uang utama
akan meningkatkan harga barang-barang luar negeri di Indonesia dan menekan jumlah impor
ke Indonesia. Sementara, barang-barang Indonesia dapat dijual diluar negeri dengan dengan
harga yang lebih murah dalam mata uang asing. Namun, pengaruh melemahnya nilai Rupiah
terhadap minat impor masyarakat Indonesia hanya sedikit, dan perubahan hanya berdampak
kecil terhadap defisit perdagangan. Faktor-faktor lain yang mungkin mempengarui neraca
perdagangan suatu negara adalah tingkat bunga dan tingkat pajak.
Oleh karena kurs mengambang tidak selamanya menguntungkan perekonomian dunia,
tujuh negara (AS, Jepang,Jerman, Inggris, Perancis, Italia, dan Kanada) bergabung untuk
menjaga nilai Dollar AS, Mark Jerman, serta Yen Jepang dalam suatu rentang kurs yang
dirahasiakan. Negara-negara ini, yang disebut Kelompok Tujuh (G-7) berharap dapat
mengatur nilai kurs lewat intervensi dipasar uang.
Kurs Tetap dan Kurs Berganda jika kurs yang dipakai adalah kurs tetap,
pemerintahan dapat menetapkan kurs yang berbeda untuk trasaksi yang berbeda. Misalnya,
pemerintahan menetapkan kurs prefensial untuk impor, serta kurs penalty untuk ekspor,
dalam rangka mencapai tujuan perekonomian negara bersangkutan. Kurs seperti ini dikenal
seperti kurs berganda.
Perubahan dari Kurs Tetap ke Kurs Mengambang di Indonesia

Sejak 14 Agustus 1997, pemerintahan Indonesia telah menyesuaikan kebijaksanaan


moneter dengan memutuskan mengubah penggunaan kurs tetap menjadi kurs mengambang.
Perubahan ke kurs mengambang berdampak siknifikan terhadap perusahaan-perusahaan di
Indonesia memiliki operasi internasional, dan secara alamiah, ini mengarahkan kepada
perlunya penelaahan ulang terhadap prinsip akutansi dan pelaporan untuk penjabaran mata
uang asing.

PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING

Kurs adalah nisbah/rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang
setara dengan mata uang tersebut pada satu waktu. Kurs yang digunakan dalam akuntansi
untuk transaksi luar negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut.

1. Kurs Spot (spot rate),yaitu kurs tunai yang berlaku pada saat transaksi.
2. Kurs sekarang (current rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan
dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal transaksi.
3. Kurs historis (historical rate) adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya
transaksi.
4. Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.

Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis
merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata asing adalah kurs spot
sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing
pada tanggal transaksi atau pada tanggal neraca. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu
pada tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tertentu.

Kurs spot,kurs sekarang, maupun kurs historiss dapat merupakan kurs tetap atau
mengambang, tergantung pada mata uang asing yang dilibatkan.

Kurs Mengambang, Tetap dan Berganda

Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi oleh daya
beli dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang
dunia). Kurs tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan pemerintah dan
tidak dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs berganda terjadi jika pemerintah untuk
transaksi yang berbeda. Misalnya, pemerintah menetapkan kurs preferensial untuk impor,
serta kurs penalty untuk ekspor, dalam rangka mencapai tujuan perekonomian. Penentuan
kurs antara lain dipengaruhi oleh laju inflasi, perdagangan mata uang tersebut, perdagangan
surat berharga,dan sifat spekulatif dalam perdagangan mata uang.

Perhitungan Kurs

Kebanyakan bank di Indonesia melayani perdagangan internasional dengan membuka


departemen yang menyediakan jasa transfer bank antara perusahaan Indonesia dengan
perusahaan asing, serta jasa pertukaran mata uang.
Tentu saja bank-bank tersebut menarik keuntungan dari jasa yang mereka berikan
(remunerasi). Remunerasi ini merupakan selisih antara jumlah uang yang mereka terima dari
perusahaan Indonesia dengan jumlah yang mereka bayarkan kembali untuk menebus mata
uang asing, atau sebaliknya.

TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA

Transaksi luar negeri adalah transaksi yang terjadi antarnegara atau antarperusahaan dari
negara yang berbeda. Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang nilai tukarnya
dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas. Sebuah transaksi luar
negeri tidak secara otomatis merupakan transaksi mata uang asing. Jenis transaksi luar negeri
yang paling sering dilakukan adalah ekspor-impor barang dan jasa. Kedua transaksi ini
adalah transaksi luar negeri namun bukan transaksi mata uang asing. Transaksi mata uang
asing baru terjadi jika nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
fungsional entitas.

Ketentuan dalam PSAK


Ketentuan yang tercantum dalam PSAK No. 10 hanya diterapkan untuk transaksi mata uang
asing dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri. Untuk transaksi mata uang selain
kontrak berjangka, maka:

1. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran


keuntungan, dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat
dalam mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
2. Pada setiap tanggal neraca, saldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang
fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk
mencerminkan kurs sekarang.
3. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam
menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
4. Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi
tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi.
5. Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

Penjabaran pada kurs spot persyaratan pertama bagi transaksi mata uang asing adalah
bahwa transaksi tersebut dijabarkan ke dalam mata uang domestik (dalam hal ini Rupiah)
pada kurs spot yang terjadi pada tanggal tersebut. Semua aktiva, kewajiban, penerimaan, serta
pengeluaran yang timbul dari transaksi diubah kedalam Rupiah. Unit pengukuran berubah
dari mata uang asing ke mata uang fungsional Rupiah.
Asumsikan sebuah perusahaan Indonesia mengimpor persediaan dari perusahaan
Malaysia ketika kurs spot yang terjadi adalah Rp 730 per Ringgit Malaysia. Dalam transaksi
ditentukan pembayaran 10.000 Ringgit dalam 30 hari.
Importir Indonesia mencatat transaksi tersebut sebagai:

Persediaan Rp 7.300.000

Hutang dagang (ma) Rp 7.300.000

Notasi tersebut digunakan untuk menunjukan bahwa hutang dinyatakan dalam mata uang
asing. Karena persediaan dinilai dan dinyatakan dalam Rupiah, tidak diperlukan penyesuaian
lebih lanjut pada akun persediaan

Jika hutang dagang dibayar pada saat kurs spot adalah Rp 720, pembayaran transaksi
tersebut dicatat sebagai:

Hutang dagang (ma) Rp. 7.300.000

Keuntungan pertukaran mata uang Rp. 100.000

Kas Rp. 7.200.000


(Kas yang dibutuhkan sama dengan 10.000 Ringgit x kurs spot Rp 720)

PSAK No. 10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat transaksi harus
dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila
timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akutansi yang sama
maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan
diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akutansi, maka selisih harus
diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs masing-masing
periode.
Kerugian akibat pertukaran mata uang terjadi hanya tagihan dalam mata uang asing,
dan bahwa kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran, bukan pada pencatatan
pertama.
Penyesuaian ke kurs sekarang PSAK No. 10 untuk transaksi mata asing mengatur
bahwa kas atau jumlah uang yang menjadi beban bagi atau untuk perusahaan yang
dinyatakan dalam mata uang asing harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang
pada tanggal neraca. Ini juga berarti bahwa keuntungan serta kerugian dalam transaksi mata
uang asing tidak boleh ditangguhkan sampai mata asing dikonversikan kedalam mata uang
domestik (Rp) atau sampai piutang-piutang yang berhubungan sudah diterima atau hutang
sudah dibayar.

KONTRAK FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN-PERJANJIAN


LAINNYA
Perusahaan-perusahaan seringkali dapat menghindari keuntungan maupun kerugian
dari perubahan nilai kurs dengan cara melunasi atau meminta pelunasan langsung (transaksi
tunai) atau dengan melakukan operasi hedging. Operasi hedging adalah kontrak penjualan
atau pembelian mata uang asing untuk menghindari risiko memegang hutang atau piutang
dalam mata uang asing.

Strategi yang biasa digunakan untuk mengindari risiko fluktuasi nilai tukar adalah
kontrak berjangka. Dalam FASB 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian
untuk melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu di masa yang
akan dating, dan pada kurs tertentu yang disepakati (disebut forward rate).
PSAK No. 10 menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi
pertukaran dua valuta asing melalui pembelian kembali secara berjangka. Pertukaran mata
uang serta bentuk-bentuk perjanjian lain yang pada dasarnya sama dengan kontrak berjangka
dianggap sebagai kontrak berjangka untuk tujuan akuntansi.

Terdapat empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan, yaitu :

1. Untuk berspekulasi dalam pergerakan harga nilai tukar

2. Untuk melakukan hedging atas posisi hutang bersih atau aktiva bersih mata uang asing
yang diekspos

3. Untuk melakukan hedging komitmen mata uang asing

4. Untuk melakukan hedging investasi bersih di entitas luar negeri

Empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan adalah sebagai berikut.

Piutang dagang

Piutang yang dinyatakan dalam Rupiah Rp 28.500.000

Piutang yang dinyatakan dalam 20.000 Franc Perancis Rp 11.800.000

Piutang yang dinyatakan dalam 25.000 Mark Jerman Rp 41.000.000

Total Rp 81.300.000

Hutang Dagang

Hutang yang dinyatakan dalam Rupiah Rp 6.850.000

Hutang yang dinyatakan dalam 10.000 Ringgit Malaysia Rp 7.600.000

Hutang yang dinyatakandalam 15.000 Mark Jerman Rp 24.450.000

Total Rp 38.900.000

Kurs sekarang untuk Franch Prancis Mark Jerman, Ringgit Malaysia pada tanggal

31 Desember 20X1 yaitu Rp.600, Rp.1.650, Rp.750.

Diminta:

1. Tentukan keuntungan atau kerugian bersih yang harus terefleksi dalam laporan laba rugi
Astra tahun 20X1 dari penyesuaian mata uang akhir tahun.
2. Tentukan jumlah piutang dan hutang yang harus dimasukkan dalam neraca Astra 31
Desember 20X1.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat penagihan piutang tahun 20X2 ketika kurs spot untuk
Franch Prancis dan Mark Jerman yaitu Rp.610, Rp.1.630.
4. Buatlah jurnal untuk mencatat penyelesaian hutang dagang pada tahun 20X2 ketika kurs
spot untuk ringgit Malaysia dan Mark Jerman masingmasing Rp.760 dan Rp1.620.

Penyelesaian

Saldo hutang dan piutang 31 Desember 20X1 setelah penyesuaian dibuat yaitu:

Piutang Dagang

Piutang yang dinyatakan dalam Rupiah Rp 28.500.000

Piutang yang dinyatakan dalam 20.000 Franch Prancis Rp 12.000.000

Piutang yang dinyatakan dalam 25.000 Mark Jerman Rp 41.250.000

Total Rp 81.750.000

Hutang Dagang

Hutang yang dinyatakan dalam Rupiah Rp 6.850.000

Hutang yang dinyatakan dalam 10.000 Ringgit Malaysia Rp 7.500.000

Hutang yang dinyatakan dalam 15.000 Mark Jerman Rp 24.750.000

Total Rp 39.100.000

1. Keuntungan dari penyesuaian mata uang akhir tahun:

= (81.750.000 + 39.100.000) – (81.300.000 + 38.900.000)

= Rp 120.850.000 – Rp 120.200.000

= Rp 650.000.000

2. Jumlah hutang dan piutang yang harus di masukkan dalam neraca Astra 31 Desember
20X1 yaitu Saldo Piutang Rp.81.750.000 dan Saldo Hutang Rp.39.100.000.
3. Jurnal untuk mencatat penagihan Piutang tahun 20X2:

Kas Rp 81.450.000

Rugi Pertukaran Mata Uang Rp 300.000

Piutang Dagang Rp 81.750.000


4. Jurnal untuk mencatat penyelesaian hutang tahun 20X2:

Hutang yang dinyatakan dalam Rupiah Rp 6.850.000

Hutang yang dinyatakan dalam 10.000 Ringgit Malaysia Rp 7.600.000

Hutang yang dinyatakan dalam 15.000 Mark Jerman Rp 24.300.000

Total Rp 38.750.000

Hutang dagang Rp 39.100.000

Kas Rp 38.750.000

Keuntungan pertukaran mata uang Rp 350.000

Hedging atas Komitmen Mata Uang Asing yang Dapat Diidentifikasi

Suatu keuntungan atau kerugian dari kontrak berjangka ditangguhkan dan


diperlakukan sebagai sebuah penyesuaian atas transaksi mata uang asing yang bersangkutan
jika ia dimaksudkan untuk melakukan hedging sebuat komitmen mata uang asing yang dapat
diidentifikasi dan jika kondisi di bawah ini terpenuhi :

1. Transaksi mata uang asing tersebut memang ditetapkan sebagai, dan dianggap efektif
sebagai hedging atas komitmen mata uang asing.
2. Komitmen mata uang asing tersebut tidak berubah atau bersifat tetap.

Tidak ada ketentuan yang mengharuskan agar umur kontrak berjangka harus dimulai pada
tanggal dilakukannya komitmen mata uang asing, namun perlakuan akuntansi untuk kontrak
berjangka harus dimulai pada saat penetapan (designation); atau dengan kata lain pada saat
kontrak berjangka ditentukan akan digunakan sebagai hedging atas komitmen mata uang
asing.
Melakukan Hedging atas Investasi Bersih dalam Suatu Entitas Luar Negeri
Keuntungan serta kerugian yang timbul dari transaksi mata uang asing yang ditujukan
untuk, dan dianggap efektif sebagai, hedging ekonomi (economic hedges) atas investasi
bersih dalam suatu entitas luar negeri dicatat sebagai penyesuaian translasi pada ekuitas.
Penggolongan sebagai penyesuaian translasi berarti bahwa keuntungan maupun
kerugian transaksi ini dikeluarkan dari pengaruh pendapatan bersih, dan sebagai gantinya,
dilaporkan sebagai kmponen dari ekuitas.
Prosedur untuk melakukan hedging atas investasi bersih dalam entitas luar negeri
tidak dapat diapliksikan kepada investasi luar negeri yang menggunakan mata uang domestic
(dalam hal ini Rupiah). Hedging atas investasi semacam ini dianggap sebagai tindakan
spekulasi.

Ikhtisar Kontrak Berjangka


Perlakuan akuntansi yang diperlukan untuk kontrak berjangka tergantung kepada
tujuan manajemen pada saat melakukan kontrak. Dengan kata lain, tujuan kontraklah yang
menentukan perlakuan akuntansinya.

KESIMPULAN
Mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah
operasi utama perusahaan

Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran,
serta unit pengukuran. Mata uang dari negara-negara yang berbeda memenuhi kedua fungsi
pertama dengan derajat efisiensi yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya semua mata uang
berperan sebagai unit pengukuran bagi kegiatan ekonomi di negara-negara bersangkutan.

Kurs adalah nisbah antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang
sekarang dengan mata uang tersebut pada satu waktu .
Kurs dapat ditentukan besarnya oleh pemerintah, dan dapat juga dibiarkan berfluktuasi sesuai
dengan perubahan di pasar uang. Kurs tetap atau kurs resmi ditetapkan oleh pemerintah dan
tidak dipengaruhi oleh perubahan dipasar uang dunia.
Sejak 14 Agustus 1997, pemerintahan Indonesia telah menyesuaikan kebijaksanaan
moneter dengan memutuskan mengubah penggunaan kurs tetap menjadi kurs mengambang.
Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk kegiatan dan transaksi luar negeri (selain
kontrak kurs berjangka) adalah kurs spot, kurs sekarang, serta kurs historis.
Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis
merupakan terminasi akuntansi.
Definisi dari masing-masing kurs tersebut adalah :
Kurs spot (spot rate) : kurs untuk pertukaran yang terjadi langsung saat transaksi.
Kurs sekarang (current rate) : kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan
mata uang lain pada tanggal neraca atau tanggal transaksi.
Kurs historis (historical rate) : kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.

Perusahaan-perusahaan seringkali dapat menghindari keuntungan maupun kerugian


dari perubahan nilai kurs dengan cara melunasi atau meminta pelunasan langsung (transaksi
tunai) atau dengan melakukan operasi hedging.

Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk
menghindari risiko memegang hutang atau piutang dalam mata uang asing.

Terdapat empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan, yaitu :

1. Untuk berspekulasi dalam pergerakan harga nilai tukar


2. Untuk melakukan hedging atas posisi hutang bersih atau aktiva bersih mata uang asing
yang diekspos
3. Untuk melakukan hedging komitmen mata uang asing
4. Untuk melakukan hedging investasi bersih di entitas luar negeri

Anda mungkin juga menyukai