Anda di halaman 1dari 43

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2

Akuntansi Multi nasional:


Penjabaran Laporan Keuangan Enti tas Asing

Presented by Rachmawati, S.E., M.Ak


 Menguasai konsep dan karakteristik dari laporan keuangan dalam mata
uang asing.
 Menguasai konsep dan metode penjabaran laporan keuangan dalam
C A PA I A N
mata uang asing.
 Mampu menyusun penjabaran laporan keuangan dalam mata uang
PEMBELAJARAN
asing.
 Mampu menganalisis laporan keuangan dalam mata uang asing.
Multinational Accounting

 Pada saat perusahaan Multinasional Indonesia menyusun Laporan Keuangan untuk pelaporan
kepada pemegang sahamnya, perusahaan harus memasukkan operasi yang berbasis di luar negeri
yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan dilaporkan dengan menggunakan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Operasi di luar negeri tersebut termasuk anak perusahaan, cabang
atau investasi dari perusahaan Indonesia.
 Penyajian kembali ini diperlukan sebelum laporan keuangan induk perusahaan Indonesia, yang
sudah dinyatakan dalam Rupiah.Akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-
prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas
luar negeri.
 Contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan laporan keuangan ke induk perusahaan
yang dinyatakan dalam poundsterling, menggunakan sistem akuntansi Inggris yang berbeda dengan
metode akuntansi dan pengukuran di Indonesia.
Multinational Accounting

 Induk Perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah berikut dalam
proses translasi dan konsolidasi anak perusahaan di Inggris tersebut
1. Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang dilaporkan dalam poundsterling.
2. Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
3. Mentranslasikan laporan keuangan yang diukur dalam poundsterling menjadi nilai setara dalam
Rupiah.
4. Mengkonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah ditranslasikan yang sudah diukur dalam
Rupiah, dengan akun-akun induk perusahaan.
 Salah satu konsep penting yang perlu dipahami terkait aktivitas perdagangan
internasional adalah konsep mata uang dan nilai tukar (kurs).
 Secara Umum menurut standar akuntansi , jenis mata uang yang digunakan
suatu entitas adalah :
1. Mata uang fungsional  mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana entitas beroperasi.
Konsep Mata Uang
2. Mata Uang Penyajian (pelaporan)  Mata uang yang digunakan dalam
penyajian laporan keuangan.
3. Mata uang asing  Mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.

Keberadaan berbagai jenis mata uang mungkin muncul dalam kehidupan


aktivitas suatu entitas menyaratkan suatu entitas menentukan terutama mata
uang fungsionalnya .
 PSAK No. 10 “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar (Kurs) Valuta Asing” memberikan
pedoman khusus untuk mentranslasikan/menjabarkan laporan keuangan dari
mata uang asing menjadi mata uang rupiah .
 PSAK NO. 10 mengadopsi konsep mata uang fungsional (functional currency)
yang didefinisikan sebagai “mata uang pada lingungan ekonomi utama di mana
entitas beroperasi. PENENTUAN
 Pendekatan mata uang fungsional ini mengaharuskan entitas asing untuk
menjabarkan seluruh transaksinya ke dalam mata uang fungsional.
MATA UANG FUNGSIONAL

Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan entitas asing untuk


mentranslasikan seluruh transaksinya ke dalam mata uang fungsional.
Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang didenominasikan dalam mata uang
selain mata uang fungsional , maka transaksi asing harus disesuaikan dengan
nilai setara mata uang fungsional sebelum perusahaan menyusun laporan
keuangan.
Menurut PSAk No. 10 (Revisi 2010) , dalam menentukan mata uang fungsional bagi
suatu entitas , beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain bahwa

PENENTUAN
mata uang fungsional merupakan mata uang yang :
1. Paling mempengaruhi harga jual ;
2. Dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya
sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan jasa suatu entitas; MATA UANG FUNGSIONAL
3. Memengaruhi biaya tenaga kerja , bahan baku dan biaya lain dari pengadaan
barang atau jasa;
4. Menjadi sumber dana dari aktivitas pendanaan;
5. Penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
Metode Penjabaran
Laporan Keuangan Dalam
Mata Uang Asing

Metode Penjabaran / Metode Pengukuran


Translasi (Translation) Kembali (remeasurement)
• Metode ini diterapkan dalam kondisi sbb:
1. Entitas tunggal yang mencatat transaksinya dalam mata
uang fungsional dan menyajikan laporan keuangan dalam
Metode Translasi mata uang asing.
2. Entitas Anak / asosiasi / cabang yang mencatat transaksi dan
(Translation) menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsional
namun entitas induk / investor / pusat memiliki mata uang
penyajian berbeda.

“ digunakan jika penjabaran laporan keuangan


dilakukan dari mata uang fungsional ke mata uang
lain yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya
(mata uang asing)”.
• Metode ini diterapkan dalam kondisi sbb:
1. Entitas tunggal yang mencatat transaksinya dalam mata
Metode Pengukuran Kembali uang asing dan menyajikannya dalam mata uang
fungsional.
(remeasurement) 2. Entitas Anak / asosiasi / cabang yang mencatat transaksi
dan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang lokal
tempat beroperasi namun mata uang fungsionalnya
sebenarnya sama dengan entitas induk/investor/ pusat.

“ digunakan jika penjabaran laporan keuangan dilakukan


dari mata uang asing ke mata uang fungsionalnya.
Metode Translasi (Translation)

Perlakuan Akuntansi
• Ketika dijabarkan dari mata uang fungsional ke mata uang asing , kurs yang digunakan tidak sama
untuk masing-masing pos sehingga menimbulkan selisih atasl aporan keuangan hasil translasi. Selisi
ini diakui sebagaipenghasilan komprehensif lain di laporan keuangan hasil penjabaran.
• Untuk mempertahankan hubungan ekonomi dalam laporan mata uang fungsional , saldo akun
harus di jabarkan dengan kurs yang sebanding.
Akun Laporan Laba Rugi :
Penghasilan dan Beban Umumnya , kurs rata-rata untuk periode yang tercakup
dalam laporan
Akun Laporan Posisi Keuangan:
Aset dan Liablitas Kurs kini / spot pada tanggal laporan posisi keuangan
Ekuitas (selain saldo laba) Kurs Historis (Nilai kurs spot pada tanggal akuisisi)

Oleh karena kurs yang digunakan untuk menjabarkan masing-masing akun entitas asing berbeda-beda, debit dan
kredit dalam neraca saldo setelah penjabaran biasanya tidak sama . Pos penyeimbang sisi debit dan kredit pada
neraca saldo yang dijabarkan disebut penyesuaian penjabaran (translation adjustment).
Contoh : Translasi Laporan Keuangan
1. Pada tanggal 1 Januari 20X1 , PT Induk (Perusahaan Indonesia) , memebeli 100% saham yang beredar dari
german company , sebuah perusahaan yang berlokasi di Berlin , seharga Rp 660.000.000. Harga tersebut
lebih tinggi Rp 60.000.000 dari nilai buku. Selisih lebih biaya perolehan di atas nilai buku di alokasikan ke
paten yang di amortisasi selama 10 tahun.
2. Mata uang lokal untuk German Company adalah euro (€), yang juga merupakan mata uang fungsionalnya.
3. Pada tanggal 1 Oktober 20X1 , entitas anak mengumumkan dan membayar deviden sebesar €6.250.
4. Entitas anak menerima Rp 42.000.000 dari transaksi dengan perusahaan Indonesia pada saat kurs €1 = Rp
12.000. Entitas Anak Masih memiliki mata uang asing tersebut pada tanggal 31 Desember 20X1.
5. Kurs spot langsung yang relevan (Rp/€1) adalah :

Tanggal Kurs
1 Januari 20X1 Rp 12.000
1 Oktober 20X1 Rp 13.600
31 Desember 20X1 Rp 14.000
Kurs Rata-Rata 20X1 Rp 13.000
Ayat jurnal yang di buat oleh PT Induk selama tahun 20X1 adalah sbb :
1 Januari 20X1

Investasi Pada Saham German Company Rp 660.000.000


Kas Rp 660.000.000

(Pembelian saham German Company)

Jurnal untuk mengeliminasi ekuitas entitas anak dalam pengonsolidasian laporan keuangan sesaat setelah akuisisi:
1 Januari 20X1 (2)

Modal saham biasa – German Company480.000.000


Saldo Laba 120.000.000
Diferensial 60.000.000

invetasi pada saham German Company 660.000.000

1 Januari 20X1 (3)

Paten 60.000.000
Diferensial 60.000.000
Ayat jurnal yang di buat oleh PT Induk setelah proses konsolidasi selama tahun 20X1 adalah sbb :
1 Oktober 20X1

Kas Rp 85.000.000
Investasi Pada Saham German Company Rp 85.000.000

(Dividen yang diterima dari entitas anak di luar negeri : €6.250 x kurs Rp 13.600)

31 Desember 20X1

invetasi pada saham German Company 162.500.000


Laba Rugi dari Entitas Anak 162.500.000

(Mencatat Pengakuan Penghasilan / Laba neto dari entitas anak di luar negeri : €12.500 X Rp
13.000 kurs rata-rata )

31 Desember 20X1

invetasi pada saham German Company 110.000.000


Penghasilan komprehensif lain-penyesuaian penjabaran 110.000.000

(Bagian entitas induk atas perubahan dalam penyesuaian penjabaran dari penjabaran akun entitas
anak: Rp 110.000.000 x 1,00)
Ayat jurnal yang di buat oleh PT Induk setelah proses konsolidasi selama tahun 20X1 adalah sbb :

Euro Eropa Kurs Penjabaran Rupiah


Indonesia
Laporan Laba Rugi
Diferensial awal tahun €5.000 Rp 12.000 Rp 60.000.000
Amortisasi periode ini (€5.000/10 tahun) (500) Rp 13.000 (6,500.000)
Sisa Saldo €4.500 Rp 53.500.000

Laporan Posisi Keuangan


Sisa saldo pada 31 /des 20x1 dengan kurs akhir tahun €4.500 Rp 14.000 Rp 63.000.000
Selisih untuk penghasilan komprehensif lain – penyesuaian penjabaran
(kredit) Rp 9.500.000

31 Desember 20X1

Laba Rugi dari Entitas Anak 6.500.000


invetasi pada saham German Company 6.500.000

(Mencatat amortisasi paten untuk periode berjalan €500 X Rp 13.000 kurs rata-rata )

31 Desember 20X1

invetasi pada saham German Company 9.500.000


Penghasilan komprehensif lain-penyesuaian penjabaran 9.5000.000

(Mencatat bagian penyesuaian penjabaran atas kenaikan diferensial untuk invetasi pada entitas anak
di luar negeri )
`
Metode Pengukuran Kembali (remeasurement)

Perlakuan Akuntansi
• Ketika dijabarkan dari mata uang asing ke mata uang fungsional , kurs yang digunakan tidak sama
untuk masing-masing pos sehingga menimbulkan selisih atas laporan keuangan hasil translasi /
penjabaran. Selisi ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pengukuran kembali di dalam dalam
laporan laba rugi.
• Proses pengukuran kembali membagi laporan posisi keuangan ke dalam akun moneter dan non-
moneter .
• Akun moneter  unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta liabilitas yang akan diterima atau
dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang pasti atau dapat di tentukan : kas , piutang , utang
jangka pendek / panjang.
• Akun non-moneter  akun yang nilainya tidak tetap dalam unit moneter.
• Penggunaan kurs tergantung kepada akun moneter dan non-moneter.
- Akun Moneter : Kurs Kini
- Akun non-moneter : Kurs Historis
Contoh : Penjabaran Laporan Keuangan
1. Pada tanggal 1 Januari 20X1 , PT Induk (Perusahaan Indonesia) , memebeli 100% saham yang beredar dari
german company , sebuah perusahaan yang berlokasi di Berlin , seharga Rp 660.000.000. Harga tersebut
lebih tinggi Rp 60.000.000 dari nilai buku. Selisih lebih biaya perolehan di atas nilai buku di alokasikan ke
paten yang di amortisasi selama 10 tahun.
2. German company mengelo pembuakuan dan pencatatannya dalam euro (€) untuk mnyediakan laporan
untu pemerintah jerman. sementara mata uang fungsionalnya adalah rupiah.
3. Pada tanggal 1 Oktober 20X1 , entitas anak mengumumkan dan membayar deviden sebesar €6.250.
4. Entitas anak menerima Rp 42.000.000 dari transaksi dengan perusahaan Indonesia pada saat kurs €1 = Rp
12.000. Entitas Anak Masih memiliki mata uang asing tersebut pada tanggal 31 Desember 20X1.
5. Kurs spot langsung yang relevan (Rp/€1) adalah :
Tanggal Kurs
1 Januari 20X1 Rp 12.000
1 Oktober 20X1 Rp 13.600
31 Desember 20X1 Rp 14.000
Kurs Rata-Rata 20X1 Rp 13.000
Ayat jurnal yang di buat oleh PT Induk selama tahun 20X1 adalah sbb :
1 Januari 20X1

Investasi Pada Saham German Company Rp 660.000.000


Kas Rp 660.000.000

(Pembelian saham German Company)

Jurnal untuk mengeliminasi ekuitas entitas anak dalam pengonsolidasian laporan keuangan sesaat setelah akuisisi:
1 Januari 20X1 (2)

Modal saham biasa – German Company480.000.000


Saldo Laba 120.000.000
Diferensial 60.000.000

invetasi pada saham German Company 660.000.000

1 Januari 20X1 (3)

Paten 60.000.000
Diferensial 60.000.000
Ayat jurnal yang di buat oleh PT Induk setelah proses konsolidasi selama tahun 20X1 adalah sbb :
1 Oktober 20X1

Kas Rp 85.000.000
Investasi Pada Saham German Company Rp 85.000.000

(Dividen yang diterima dari entitas anak di luar negeri : €6.250 x kurs Rp 13.600)

31 Desember 20X1

invetasi pada saham German Company 186.500.000


Laba Rugi dari Entitas Anak 186.500.000

(Mencatat Pengakuan Penghasilan / Laba neto dari entitas anak di luar negeri : Rp 186.500.000
Ayat jurnal yang di buat oleh PT Induk setelah proses konsolidasi selama tahun 20X1 adalah sbb :

Euro Eropa Kurs Penjabaran Rupiah


Indonesia
Laporan Laba Rugi
Diferensial awal tahun €5.000 Rp 12.000 Rp 60.000.000
Amortisasi periode ini (€5.000/10 tahun) (500) Rp 12.000 (6,000.000)
Sisa Saldo €4.500 Rp 54.000.000

Laporan Posisi Keuangan


Sisa saldo pada 31 /des 20x1 dengan kurs akhir tahun €4.500 Rp 54.000.000

31 Desember 20X1

Laba Rugi dari Entitas Anak 6.000.000


invetasi pada saham German Company 6.000.000

(Mencatat amortisasi paten untuk periode berjalan €500 X Rp 12.000 historis)


THANK YOU!
L o o k i n g forward to w o r k i n g
together.

Anda mungkin juga menyukai