Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI UNTUK

VALUTA ASING
Transaksi Dalam
Mata Uang Asing

Kelompok IX

1.Ahmad Fijar Daprima (2003031002)


2. Lilis Suryani (2003032004)
3. Nadila Rahmawati (2003031029)
4. Verissa Regita Aulia (2003031045)
Perdagangan Internasional
Dan Transaksi Dengan Valuta
Asing
Melalui PSAK 10 (Revisi 2010) Pengaruh dari
Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing mengatur
bagaimana suatu entitas memperlakukan transaksi Mata uang yang berlaku
menggunakan valuta asing baik untuk pengakuan awal disuatu negara tempat
imaupun pelaporan di akhir periode. suatu entitas berlokasi,
Konsep mata uang tidak serta merta
menjadikan mata uang
Menurut standar akuntansi, jenis mata uang digunakan
suatu entitas adalah : tersebut sebagai mata
uang fungsional bagi
1. Mata Uang setiap entitas didalamnya
2. Mata Uang 3. Mata Uang
Fungsional penyajian Asing
Yaitu mata uang Yaitu mata uang Contohnya, PT. Garuda Indonesia Tbk (persero)
pada lingkungan yang digunakan Yaitu mata uang Adalah sebuah entitas usaha yang bertempat
ekonomi utama saat penyajian selain mata uang Dan berkedudukan diindonesia, tetapi memiliki
dimana entitas laporan fungsional suatu Mata uang fungsional Dollar Amerika Serikat
beroperasi keuangan entitas
Kuotasi dan perubahan nilai tukar
Berdasarkan sudut pandang perbandingan antarmata uang, terdapat dua
jenis mata uang yaitu :

1. Nilai Tukar Langsung


jumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk mendapatkan 1 unit mata uang asing.

Contohnya untuk memperoleh $1 Amerika Serikat dibutuhkan Rp.13.000,.

2. Nilai tukar tidak langsung


jumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang
lokal.

Contohnya untuk memperoleh Rp 1 dibutuhkan $ 0,0000769 Amerika Serikat


Transaksi fordward adalah perjanjian
antara dua belah pihak yang menyepakati
1. Kurs spot untuk menyerahkan suatu mata uang lain
Merupakan nilai tukar untuk realisasi segera pada nilai tukar yang disepakati saat ini
umumnya digunakan untuk realisasi untuk penyerahan yang ditentukan
dalam dua hari kerja setelah perdagangan dimasa mendatang

2. Kurs Penutup Pada 1 nov 2015,sebuah perusahaan masuk


Merupakan kurs spot pada akhir periode pada sebuah kontrak forward dengan
pelaporan. sebuah broker untuk menjual Yen 1.000.000
pada nilai tukar fordward seharga
Rp.110/unit Yen untuk pembayaran
3. Kurs forward 5tanggal 15 des 2015. Diketahui pula
bahwa nilai tukar spot adalah Rp.112/unit
Nilai tukar untuk penyelesaian yen. Perjanjian ini memberikan perusahaan
transaksi di masa depan sebuah hak untuk menerima uang senilai
yang telah ditentukan Rp.110.000.000 pada 15 des 2015 serta
sebuah kewajiban untuk menyerahkan Yen
1.000.000 kepada broker pada hari yang
sama
Apresiasi (menguatnya nilai tukar langsung) Dampak dari kuat atau melemahnya nilai
terjadi pada saat jumlah mata uang lokal yang tukar mata uang
diperlukan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing menjadi lebih sedikit, ini
disebabkan oleh tingginya permintaan 1. Dampak operasional yaitu dampak yang
terhadap mata uang lokal mempengaruhi posisi Kompetitif suatu entitas
yang berujung pada nilai entitas tersebut
APRESIA

DEPRESIA
SI

2. Dampak akuntansi yaitu akibat yang


SI ditimbulkan terhadap laporan posisi
keuangan maupun laba yang dilaporkan
Depresiasi (melemahnya nilai tukar
langsung terjadi pada saat jumlah mata
uang lokal yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing
menjadi lebih banyak. Disebabkan oleh
tingginya penawaran atas mata uang lokal
atau rendahnya permintaan terhadap mata
uang lokal
AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI MENGGUNAKAN VALUTA
ASING
Menurut PSAK 2010 (Revisi 2010), terdapat 3
transaksi yang memerlukan penyelesaian dalam
suatu mata asing, yaittu : Gambar Alur Transaksi Valuta Asing yang umunya
terjadi
1. Transaksi pembelian/penjualan barang
dan/jasa yang harganya didenominasikan Transaksi valuta
asing dicatat pada
dalam suatu mata uang asing nilai tukar aktual Penyelsaian
(historis) sehingga aset dan
memuculkan ada
kewajiban
2. Transaksi minjam meminjam dana ketika aset dan liabilitas
moneter
moneter
jumlah yang merupakan utang atau piutang
didenominasikan dalam mata uang
asing
Akhir
3. Transaksi pelepasan atau perolehan aset,
periode
pengadaan atau penyelesaian suatu kewajiban laporan
yang didenominasikan dalam mata uang asing
Saat pengakuan awal segala transaksi dalam mata uang asing harus diakui menggunakan
mata uang fungsional berdasarkan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang
fungsional pada tanggal transaksi, sedangkan untuk periode pelaporan selanjutnya, PSAK
10(Revisi 2010) mengindikasikan perlakuan sebagai berikut :
1. Pos-pos moneter perlu disajikan menggunakan kurs penutup pada tanggal pelaporan
2. Pos-pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, perlu disajikan menggunakan
kurs pada tanggal transaksi
3. Pos-pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, maka perlu disajikan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan

Jika terdapat selisih kurs yang timbul dari penyelesaian. Maka:


1. selisih kurs (kauntungan atau kerugian transaksi mata uang asing) diakui pada
aporan laba rugi pada saat terjadinya untuk penyelesaian pos-pos moneter.
2. selisih kurs diakui pada laporan laba rugi atau penghasilan komperehensif lainnya
untuk pos-pos nonmoneter tergantung pelaporan untuk keuntungan atau kerugian
lainnya dilaporkan
Variasi transaksi dalam valuta asing yang
memiliki dampak terhadap pelaporan transaksi, antara lain :
1. Transaksi Tujuan Spekulasi pada 1 November 2015, PT Nusantara menyepakati perjanjia
forward dengan Bank Penduduk Indonesi (BPI) untuk menju
us$ 10.000 dengan kurs untuk 90 hari sebesar Rp 13.700 per
Akuntansi pada transaksi ini diharapkan USD. Nilai tukar spot per tanggal 1 November 2015 adala
dapat menunjukkan dampak yang Rp13.600/USD. PT Nusantara memiliki periode tutup buku p
diperkirakan muncul atas laporan 31 Desember setiap tahunnya. Pada tanggal 30 januari 2016,
keuangan suatu entitas dari aktivitas PT Nusantara akan menyerahkan USD kepada Bank
spekulasi yang dilakukan dalam rangka berdasarkan kurs yang telah disepakati
memperoleh keuntungan. Keuntungan dan
kerugian yang muncul dari perubahan kurs tanggal Kurs spot Kurs forward
mata uang asing yang dimiliki suatu 1 nov 2015 US$1 = Rp. US$1= Rp. 13.700 (90
entitas bertujuan spekulasi. 13.600 hari)
31 des 2015 US$1 = Rp. US$1 = 13.600 (30
13.400 hari)
30 januari US$1 =
2016 Rp.13.500
1 November 2015
1 Aset Keuangan (Rp) 137.000.000
Liabilitas Keuangan (USD) 137.000.000
Mencatat transaksi spekulatif melalui perjanjian forward,90 hari (US$10.000 x Rp.13.700)

31 Des 2015
2 Liabilitas Keuangan (USD) 1.000.000

Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing 1.000.000

Mencatat keuntungan kontrak forward atas perbedaan antara nilai kontrak berdasarkan kurs forward
selama 90 hari dengan kurs forward selama 30 hari. (US$ 10.000 x (Rp.13.700 - Rp. 13.600))
30 Januari 2016
3 Liabilitas Keuangan (USD) 1.000.000
Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing 1.000.000

Mencatat keuntungan kontrak forward atas perbedaan antara nilai kontrak berdasarkan kurs forward
selama 30 hari dengan kurs spot per 30 Januari 2016. (US$ 10.000 x (Rp.3.600-Rp.13.500))
4 Mata Uang Asing 135.000.000
(US$)
Kas 135.000.000
Mencatat pembelian dolar AS dari pasar spot menggunakan kurs spot (US$ 10.000 x Rp.
13.500)
5 Liabilitas Keuangan (USD) 135.000.000

Mata Uang Asing (USD) 135.000.000

Mencatat penyelesaian kontrak forward dengan Bank Penduduk Indonesia melalui


penyerahan mata uang asing (USD) (US$10.000xrP.13.500)
6 Kas 137.000.000

Aset Keuangan 137.000.000

Mecatat penyelesaian kontrak forward dengan Bank Penduduk Indonesia melalui penerimaan kas
(US$10.000xRp.13.700
2. Transaksi ekspor
Transaksi ekspor adalah transaksi penjualan barang atau jasa dari dalam negeri
kepada entitas lain di luar negeri. Atas transaksi ekspor, suatu entitas akan memperoleh
pembayaran. Didominasikan dalam mata uang asing.Untuk tujuan pencatatan pada
laporan keuangan, suatu entitas harus menyajikan transaksi tersebut dalam mata uang
fungsionalnya. Nilai tukar yang digunakan untuk mendenominasikan nilai transaksi
kedalam mata uang fungsional adalah kurs spot yang berlaku pada tanggal
penyelesaian transaksi.

Transaksi ekspor maupun impor memerlukan


pengakuan secara akuntasi pada
1. Tanggal transaksi, yakni tanggal terjadinya
transaksi sehingga entitas perlu mencatat
transaksi berdasarkan kurs spot
2. Tanggal pelaporan keuangan, yakni akhir periode
pelaporan bila entitas masih memiliki pos-pos
yang terkait transaksi menggunakan valutas asing
3. Tanggal penyelesaian, yakni tanggal
diselesaikannya transaksi terkait valuta asing .
Sebagai ilustrasi, diketahui bahwa PT Nusantara memiliki unit usaha yang memproduksi dan
mendistribusikan mesin pemindai untuk mendukung keamanan kepada bandara-bandara dikawasan asia.
Pada tanggal 20 oktober 2015, PT Nusantara melakukan penjualan 10 unit mesin pemindai kepada bandar
udara changi di Singapura. Harga jual mesin ini senilai S$100.000 (beban pokok penjualan adalah 60%
harga jual) yang pembayarannya akan diterima dalam dollar singapura pada tanggal 1 februari 2016. PT
Nusantara memiliki akhir periode akuntansi per 31 Desember serta memberikan informasi nilai tukar
untuk tanggal-tanggal penting sebagai berikut:
Tanggal Kurs spot
20 okt 2015 10.200
31 des 2015 10.250
1 feb 2016 10.150
Maka jurnal yang akan dicatat sbb :
1 Piutang usaha 10.200.000;000
penjualan 10.200.000.000

Mencatat penjualan mesin pemindai kepada bandara Changi di Singapura (10 x s$100.000 x Rp.10.200)
2 Beban pokok penjualan 6.120.000.000
persediaan 6.120.000.000

Beban pokok dari penjualan mesin pemindai (10unit) (10 x S$100.000 x Rp.10.200) x 60%

31 des 2015
3 Piutang usaha 50.000.000
keuntungan perubahan kurs valuta asing 50.000;000
Mengakui keuntungan atas perubahan kurs valuta asing (10 x S$100.000 x (Rp.10.200 – 10.250)

1 feb 2016
4 Kerugian perubahan kurs valuta asing 100.000.000
piutang usaha 100.000.000
Mengakui kerugian atas perubahan kurs valuta asing (10 x S$100.000 x (Rp.10.250 – 10.150))
5 Valuta asing (SGD) 10.150.000.000
piutang usaha 10.150.000.000

Menerima pelunasan piutang dari bandara Changi di Singapura (10 x S$100.000 x Rp.10.150)
6 Kas 10.150.000.000
valuta asing (SGD) 10.150.000.000

Menukarkan valuta asing menjadi rupiah kepada broker (10 x S$100.000 x Rp. 10.150)

3. Transaksi impor
merupakan transaksi pembelian barang atau jasa
dari luar negeri untuk didatangkan kedalam negeri.
Sama halnya dengan ekspor, nilai tukar yang
digunakan untuk mendenominasikan nilai transaksi
ke dalam mata uang fungsional adalah kurs spot
yang berlaku pada tanggal penyelesaian transaksi
ISU LAIN TERKAIT TRANSAKSI
Perolehan Aset Tetap di Luar Negeri (Model Biaya
Historis) MENGGUNAKAN VALUTA ASING

Berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011), pengukuran


awal aset tetap adalah menggunakan biaya perolehan. tanggal Kurs spot
Biaya perolehan yang didenominasikan dalam mata 1 januari 2015 3.500
uang asing perlu ditranslasikan kedalam mata uang 31 desember 2015 3.400
fungsional entitas menggunakan kurs spot yang
berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal
Sebagai ilustrasi, misalkan PT Nusantara membeli
pelaporan, entitas perlu mengukur nilai dari aset tetap
sebuah lahan (tanah) di Malaysia seharga
tersebut menggunakan kurs penutupan kemudian
RM1.000.000 pada tanggal 1 Juni 2015. Tanah
mengakui munculnya keuntungan atau kerugian atas
tersebut akan dipergunakan untuk membangun
perubahan kurs dibandingkan dengan kurs yang
pabrik perusahaan dalam rangka mendukung
digunakan saat perolehan awal atau periode
rencana ekspansi di luar negeri. Perusahaan memilih
pelaporan sebelumnya.
menggunakan model biaya historis untuk mencatat
aset sejenis. Diketahui pula informasi kurs spot
ringgit Malaysia atas rupiah sbb :
X
Jurnal yang dibuat oleh PT Nusantara sbb :

Y
1 juni 2015
1 Valuta Asing (MYR) 3.500.000.000

Kas 3.500.000.000

Melakukan pembelian valuta asing (ringgit malaysia) (RM 1.000.000 x Rp.3.500)


2 Tanah 3.500.000.000
valuta Asing (MYR) 3.500.000.000

Z
Melakukan pembelian tanah di Malaysia (RM1.000.000 X Rp.3.500)

X
31 des 2015
3 Kerugian atas perubahan kurs 100.000.000
tanah 100.000.000

Mengakui penurunan nilai tanah akibat perubahan kurs RM1000.000 x (rP3500 – Rp3.400)
Perolehan Aset Tetap di Luar Negeri (Model Revaluasi)
PSAK 2016 (Revisi 2011) memperkenankan entitas untuk menggunakan model revaluasi atas aset tetap yang
dimiliknya. Berdasarkan model revaluasi, nilai aset tetap akan diukur berdasarkan nilai wajar saat tanggal
pelaporan untuk kemduian mengakui adanya surplus revaluasi (kerugian penurunan nilai) atas perbedaan nilai
tercatat dengan nilai wajarnya.

Sebagai ilustrasi, kita kembali melihat kasus


pembelian tanah yang dilakukan oleh PT
Nusantara di Malaysia. Jika PT Nusantara
memiliki kebijakan untuk menggunakan model
revaluasi untuk mengukur tanah tersebut, maka
pencatatan yang dilakukan sbb :
1 JUNI 2015
1 Valuta Asing (MYR) 3.500.000.000
Kas 3.500.000.000

Melakukan pembelian valuta asing (ringgit malaysia)(RM1.000.000 x Rp3.500)


2 Tanah 3.500.000.000
Valuta Asing (MYR) 3.500.000.000

Melakukan pembelian tanah di Malaysia (RM 1.000.000 x rp3.500)

31 des 2015
3 Tanah 340.000.000
Surplus Revaluasi 340.000.000

Mengakui kenaikan nilai tanah berdasarkan nilai wajar ((RM100.000 – RM1.000.000) x Rp3.400))
4 Kerugian atas perubahan kurs 100.000.000
Tanah 100.000.000

Mengakui kerugian penurunan nilai tanah akibat perubahan kurs ((RM1.100.000.000 x (Rp3.500 – Rp.3.400))
X
Penyajian dan pengungkapan transaksi menggunakan
valuta asing

Y
PSAK 10 (Revisi 2010) menytakan bahwa suatu entitas perlu mengungkapkan :

1. Jumlah dari selisih nilai tukar yang diakui dalam laba rugi kecuali untuk selisih nilai
tukar yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajarnya melalui
laba rugi sesuai PSAK 55 (Rvisi 2014).

Z
2. Selisih nilai tukar neto diakui dalam penghasilan komperehensif lain dan

X
diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah, dan juga harus mengungkapkan
rekonsiliasi dari selisih nilai tukar tersebut pada awal dan akhir periode.
Thanks
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai