Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan 10

STANDARD COSTING (PENETAPAN)


(Sumber : H. M. Alam Jayatmaja, S.E, M.M Ak)

DEFINISI BIAYA STANDAR


Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor yang lain tertentu.

KEGUNAAN BIAYA STANDAR


a. Untuk membuat anggaran
b. Untuk mengendalikan biaya dan memotivasi serta mengukur prestasi
c. Untuk menyederhanakan prosedur biaya dan mempercepat laporan biaya
d. Untuk membebankan biaya ke persediaan barang dalam proses dan persediaan barang
jadi
e. Untuk menetapkan dasar bagi penetapan kontrak dan harga jual.

PENETAPAN BIAYA STANDAR


Biaya standar umumnya menyangkut biaya produksi karena hubungan input dan output yang
lebih jelas sehingga standar biaya produksi meliputi:
1. Standar biaya bahan baku
2. Standar biaya tenaga kerja langsung
3. Standar biaya overhead pabrik

1. Standar biaya bahan baku


Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu Unit produk.
Dalam menentukan standar biaya bahan baku untuk mengolah 1 Unit produk tertentu
terdapat dua faktor:
a. Standar harga bahan baku, yaitu harga bahan baku per unit yang seharusnya terjadi di
dalam pembelian bahan baku
b. Standar kuantitas bahan baku, yaitu kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai
dalam pengolahan satu satuan produk tertentu.

Rumus Standar Biaya bahan Baku: Kuantitas standar X harga standar


Contoh 1:
Standar pemakaian bahan baku per unit barang jadi adalah 2 kg
Standar harga bahan baku per Kg adalah Rp 4.000,-
Diminta:
a. Berapa standar biaya bahan baku per unit
b. Berapa total standar biaya bahan baku bila diproduksi 2.000 Unit barang jadi
Jawab:
a. Standar biaya bahan baku per unit
2 Kg X Rp 4.000 = Rp 8.000
b. Biaya bahan baku standar = 2.000 Unit
4.000 Kg X Rp 4.000 = Rp 16.000.000

2. Standar biaya tenaga kerja langsung


Adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dalam pengolahan satu Unit produk.
Dalam menentukan standar biaya tenaga kerja langsung untuk mengolah satu Unit produk
tertentu terdapat 2 faktor:
a. Standar tarif Upah langsung adalah tarif upah yang seharusnya terjadi untuk setiap
pengupahan dalam pengolahan produk tertentu
b. Standar Waktu jam kerja langsung adalah jam/waktu yang seharusnya dipakai dalam
pengolahan satu satuan produk

Rumus Standar Biaya tenaga kerja langsung = Jam TKL standar X Tarif upah standar

Contoh 2 :
Standar tarif upah per jam adalah Rp 4.000
Standar Jam kerja langsung per unit adalah 2 jam
Diminta:
a. Berapa biaya standar tenaga kerja langsung per unit
b. Berapa total standar biaya tenaga kerja langsung bila diproduksi 2.000 unit barang jadi

Jawab:
a. 2 jam X Rp 4.000 = Rp 8.000
b. 4.000 Jam X Rp 4.000 = Rp 16.000.000
3. Standar biaya overhead pabrik
Adalah biaya overhead yang seharusnya terjadi di dalam mengolah satu satuan produk.
Langkah dalam penentuan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
a. Penentuan anggaran Biaya overhead pabrik
b. Penentuan dasar pembebanan tingkat kapasitas
c. Perhitungan tarif standar biaya overhead pabrik

Contoh 3:
Anggaran biaya overhead pabrik dalam setahun ditetapkan Rp 10.000.000 yang terdiri dari:
- Biaya overhead pabrik tetap: Rp 6.000.000
- Biaya overhead pabrik variabel: Rp 4.000.000
Kapasitas normal atas jam kerja langsung = 10.000 jam
Diminta:
a. Berapa tarif overhead pabrik per jam kerja langsung
b. Berapa tarif overhead pabrik tetap per jam kerja langsung
c. Berapa tarif overhead pabrik variabel per jam kerja langsung
d. Berapa tarif overhead pabrik per unit
e. Berapa biaya overhead pabrik, jika diproduksi 2.000 unit barang jadi

Jawab:
10.000 .000
= Rp 1.000
a. Tarif FOH perjam TKL = 10.000
6.000 .000
= Rp 600
b. Tarif FOH tetap per jam TKL = 10.000
4.000 .000
= Rp 400
c. Tarif FOH variabel per jam TKL = 10.000
d. Tarif FOH per unit = 2 jam (dari contoh 2) X Rp 1.000 = Rp 2.000
e. Biaya FOH standar 2.000 Unit = 4.000 jam X Rp 1.000 = Rp 4.000.000
STANDARD COSTING (ANALISIS VARIAN)
(Sumber : H. M. Alam Jayatmaja, S.E, M.M Ak)

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI


Untuk membuat analisis selisih, perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Penetapan biaya produksi standar
b. Penetapan biaya produksi sesungguhnya
c. Membandingkan biaya standar dengan biaya sesungguhnya

Bila saat membandingkan biaya produksi standar dengan biaya produksi sesungguhnya
terjadi sebagai berikut:
Biaya produksi standar > Biaya produksi actual disebut selisih menguntungkan (Favorable)
Biaya produksi standar < Biaya produksi actual disebut selisih tidak menguntungkan
(Un Favorable)

Selisih biaya produksi standar harus dianalisis lebih lanjut berdasarkan unsur-unsur biaya
produksi yaitu:
1. Analisis selisih biaya bahan baku
2. Analisis selisih biaya Tenaga kerja langsung
3. Analisis selisih biaya overhead pabrik

ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU


Selisih biaya bahan baku adalah selisih yang diakibatkan terjadinya perbedaan antara biaya
bahan baku standar dan biaya bahan baku sesungguhnya.
Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya selisih tsb:
a. Selisih harga bahan baku
b. Selisih kuantitas bahan baku

Selisih harga bahan baku


Terjadi selisih harga bahan baku karena ada perbedaan antara harga bahan baku standar dan
harga bahan baku sesungguhnya.
Rumus selisih harga bahan baku: (Harga standar - Harga actual) X Kuantitas actual
Jika harga standar > harga actual ---- > Favorable
Jika harga standar < harga actual ---- > Un Favorable
Selisih kuantitas bahan baku
Terjadi selisih kuantitas bahan baku karena ada perbedaan antara kuantitas bahan baku
standar dan kuantitas bahan baku sesungguhnya.
Rumus selisih kuantitas bahan baku: (Quantity standar - Quantity actual) x Harga Standar

Jika Quantity standard > Quantity actual + Favorable


Jika Quantity standard < Quautity actual + Un Favorable

Contoh 1 :
PT Murni memproduksi barang Y dengan menggunakan biaya standar.
Biaya bahan baku standar untuk memproduksi 1 Unit = 2 Kg x Rp1.250 = Rp 2.500
Biaya bahan baku sesungguhnya untuk membuat 400 Unit = 900 Kg x Rp 1.200
= Rp 1.080.000
Diminta:
a. Standar Biaya bahan baku bila diproduksi 400 Unit
b. Selisih biaya bahan baku
c. Selisih harga bahan baku
d. Selisih kuantitas bahan baku

Jawab:
a. Biaya bahan baku standar 400 Unit = 400 X 2 Kg x Rp 1.250 = Rp 1.000.000
b. Selisih biaya bahan baku
Biaya bahan baku standar = Rp 1.000.000
Biaya bahan baku actual = Rp 1.080.000
Rp 80.000 (Rugi)
c. Selisih harga Bahan baku
(Rp 1.250 - Rp 1.200) X 900 Kg = Rp 45.000 (Laba)
d. Selisih kuantitas Bahan baku
(800 Kg – 900 Kg) X Rp 1.250 = -Rp 125.000 (Rugi)
ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Selisih biaya tenaga kerja langsung adalah selisih yang diakibatkan terjadinya perbedaan
antara biaya tenaga kerja langsung standar dan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya.
Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya selisih tsb:
a. Selisih tarif Upah langsung
b. Selisih jam kerja langsung/efisiensi upah langsung

a. Selisih tarif upah langsung


Terjadi selisih upah langsung karena ada perbedaan antara tarif upah langsung standar
dan upah langsung sesungguhnya.

Rumus: Selisih tarif upah langsung = (Tarif standar - Tarif actual) X Jam kerja actual
Jika tarif standar > Tarif actual ---- > Favorable
Jika tarif standar < Tarif actual ---- > Un Favorable

b. Selisih jam kerja langsung/efisiensi upah langsung


Terjadi selisih karena perbedaan antara jam kerja standar dengan jam kerja actual.
Rumus Selisih efisiensi upah langsung =(Jam kerja standar - jam kerja actual) X Tarif standar
Jika Jam kerja standar > jam kerja actual ---- > Favorable
Jika Jam kerja standar (jam kerja actual ---- > Un Favorable

Contoh 2:
PT Murni memproduksi barang Y dengan menggunakan biaya standar. Biaya upah langsung
standar untuk memproduksi 1 unit = 6 jam x Rp 2.000 = Rp 12.000 Biaya upah langsung
sesungguhnya untuk membuat 400 Unit = 2.200 jam x Rp 2.200 = Rp 4.840.000
Diminta:
a. Standar Biaya tenaga kerja langsung bila diproduksi 400 unit
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
c. Selisih tarif upah langsung
d. Selisih efisiensi upah langsung
Jawab:
a. Biaya upah langsung standar 400 unit = 400 x 6 jam X Rp 2.000 = Rp 4.800.000
b. Selisih biaya Tenaga kerja langsung
Biaya upah langsung standar = Rp 4.800.000
Biaya upah langsung actual = Rp 4.840.000
Rp 40.000 (Rugi)
c. Selisih tarif upah langsung
(Rp 2.000 - Rp 2.200) X 2.200 jam = Rp 440.000 (Rugi)
d. Selisih efisiensi upah langsung
(2.400 jam - 2.200 jam) X Rp 2.000 = Rp 400.000 (Laba)

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK


Selisih biaya overhead pabrik adalah perbedaan jumlah biaya overhead pabrik menurut
standar dengan biaya overhead sesungguhnya. Didalam menganalisis selisih biaya overhead
dapat digunakan metode sebagai berikut:
a. Metode analisis 2 selisih terdiri dari
1. Selisih terkendali (Controllable Variance)
2. Selisih volume (Volume Variance)
b. Metode analisis 3 selisih terdari dari
1. Selisih anggaran (Budget/spending Variance)
2. Selisih kapasitas (capacity variance)
3. Selisih efisiensi (efficiency variance)
c. Metode analisis 4 selisih terdiri dari:
1. Selisih anggaran (budget/spendmg variance)
2. Selisih kapasitas (capacity variance)
3. Selisih efisiensi variabel
4. Selisih efisiensi tetap
Metode analisis 2 selisih terdiri dari:
Selisih terkendali (Controllable Variance)
Rumusnya:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya (Actual) ............ xx
Biaya OHP yang dianggarkan pada kapasitas standar:
- Variabel = kapasitas standar X tarif OHP variabel xx
- Tetap = kapasitas normal X tarif OHP tetap xx
xx
Selisih terkendali (Fav/Unfav) xx

Catatan:
Biaya OHP yang dianggarkan > Biaya OHP actual + Favorable
Biaya OHP yang dianggarkan < Biaya OHP actual + Un Favorable

Selisih volume (Volume Variance)


Rumus:
(kapasitas Normal - kapasitas standar) x Tarip OHP Tetap

catatan:
Kapasitas normal < kapasitas standar + Favorable
Kapasitas normal > kapasitas standar + Un Favorable

Metode analisis 3 selisih terdiri dari:


Selisih anggaran (Budget Variance)
Rumus:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya (actual) xx
Biaya OHP yang dianggarkan pada kapasitas actual:
Variable = kapasitas actual x tarip OHP variable xx
Tetap = kapasitas normal x tarip OHP tetap xx
xx
Selisih anggaran (fav/ Unfav) Xi
Catatan:
Biaya OHP yang dianggarkan > Biaya OHP actual + Favorable
Biaya OHP yang dianggarkan < Biaya OHP actual + Un Favorable

Selisih kapasitas (Capacity Variance)

Rumus: (kapasitas Normal - kapasitas actual) x Tarip OHP Tetap

catatan:
Kapasitas Normal < kapasitas actual+ Favorable
Kapasitas Normal > kapasitas actual + Un Favorable

Selisih efisiensi (Efficiency Variance)

Rumus: (kapasitas standar - kapasitas actual) x Tarip OHP


catatan:
Kapasitas standar + kapasitas actual + Favorable
Kapasitas standar > kapasitas actual + Un Favorable

Metode analisis 4 selisih terdiri dari


Selisih anggaran, Selisih kapasitas sama dengan metode 3 selisih, hanya selisih efisiensi
dibagi menjadi Selisih efisiensi Variabel dan selisih efisiensi tetap.

Selisih efisiensi Variabel

Rumus: (kapasitas standar - kapasitas actual) x Tarip OHP variabel

Selisih efisiensi tetap

Rumus: (kapasitas standar - kapasitas actual) x Tarip OHP tetap


catatan:
Kapasitas standar > kapasitas actual + Favorable
Kapasitas standar < kapasitas actual + Un Favorable
Contoh 3
PT Murni memproduksi barang Y dengan menggunakan biaya standar. Biaya standar untuk
memproduksi satu Unit barang Y sbb:
 Biaya bahan baku 2 Kg x Rp 1.250 = Rp 2.500
 Biaya tenaga kerja langsung 6 jam x Rp 2.000 = Rp 12.000
 Biaya overhead pabrik variabel 6 jam x Rp 600 = Rp 3.600
 Biaya overhead pabrik tetap 6 jam x Rp 400 = Rp 2.400
Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal
2.000 jam terdiri dari:
Anggaran biaya overhead pabrik variabel = Rp 1.200.000
Anggaran biaya overhead pabrik tetap = Rp 800.000
Biaya sesungguhnya untuk memproduksi 400 Unit barang Y sbb:
Biaya bahan baku 900 Kg x Rp 1.200 = Rp 1.080.000
Biaya upah langsung 2.200 jam x Rp 2.200 = Rp 4.840.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya = Rp 2.500.000
Diminta:
1. Biaya Overhead pabrik standar
2. Selisih biaya Overhead pabrik
3. Analisis selisih biaya overhead pabrik (Dua selisih, Tiga selisih, dan Empat selisih)

Jawab:
1. Biaya overhead pabrik standar = 400 x 6 jam X Rp 1.000 = Rp 2.400.000
2. Selisih biaya overhead pabrik
FOH standar = Rp 2.400.000
FOH actual = Rp 2.500.000
Rp 100.000 (rugi)
3. Metode 2 Selisih
Biaya overhead pabrik actual Rp 2.500.000
Biaya FOH applied pada jam standar
Variabel = 2.400 X Rp 600 = Rp 1.440.000
Tetap = 2.000 X Rp 400 = Rp 800.000 Rp 2.240.000
Selisih terkendali Rp 260.000 (Rugi)
Selisih volume = (2.000 jam - 2.400 jam) X Rp400 = Rp 160.000 (Laba)
4. Metode 3 Selisih
Biaya overhead pabrik actual Rp 2.500.000
Biaya overhead pabrik dianggarkan pada jam actua1
Variabel = 2.200 X Rp 600 = Rp 1.320.000
Tetap = 2.000 X Rp 400 = Rp 800.000 Rp 2.120.000
Selisih anggaran Rp 380.000 (Rugi)
Selisih kapasitas : 2.000 jam -2.200 jam) X Rp 400 = Rp 80.000 (Laba)
Selisih efisiensi overhead pabrik (2.400 jam - 2.200 jam) X Rp 1.000 = Rp 200.000
(laba)

5. Metode 4 Selisih
Selisih efisiensi variabel: (2.400 jam - 2.200 jam) X Rp 600 = Rp 120.000 (laba)
Selisih efisiensi tetap: (2.400 jam -2.200 jam) X Rp 400 = Rp 80.000 (laba)

Anda mungkin juga menyukai