Anda di halaman 1dari 21

A.

Pengertian dan manfaat biaya standar


Biaya standar adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat satu unit produk dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor tertentu lainnya.

Ada beberapa pengertian biaya standar menurut para sumber :


• Menurut Mulyadi, 1995: 415
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan sebelumnya, yaitu jumlah biaya yang harus
dikeluarkan untuk satu unit produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dengan asumsi
kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor tertentu lainnya.

• Menurut Abdul Halim, 1998: 9


Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya (diperkirakan akan terjadi) dan
jika penyimpangan dari mereka, maka biaya standar ini dianggap benar.
Manfaat dari sistem biaya standar yaitu memberikan panduan kepada manajemen beberapa
biaya yang seharusnya melakukan kegiatan tertentu untuk memungkinkan mereka melakukan
pengendalian biaya dengan meningkatkan metode produksi, memilih tenaga kerja dan kegiatan
lainnya. Penggunaan sistem biaya standar memberikan manfaat bagi perusahaan untuk
Perencanaan dan persiapan anggaran, Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi
pengembangan produk dan sebagainya, Pengendalian biaya, Menilai hasil implementasi,
Tingkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya, Implementasikan Management By
Objective (MBO), Membedakan biaya yang telah dihabiskan untuk produksi jadi, inventaris
produk dalam proses dan sebagainya, Tekan biaya administrasi, Menyajikan laporan biaya dengan
cepat.
B. Prosedur Penentuan Biaya Standar dengan Pedekatan Ganda (Partial Plan)
Karakteristik metode ganda adalah:

• Rekening Barang Dalam Proses dengan biaya   sesunggunya dan dikredit dengan biaya standar.
Metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan produk jadi
dicatat pada harga harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar.

• Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah harga
pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan harga pokok produk jadinyang ditransfer ke
gudang dicatat dalam rekening Barang dalam proses.

• Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut merupakan bantuan informasi
yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda:
Berdasarkan data dalam contoh 1, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang  dibuat untuk mencatat
biaya produksi sesungguhnya, biata produksi standar dan selisih.
1. Pencatatan biaya bahan baku
  BDP biaya bahan baku  Rp. 1.155.000
     Persediaan bahan baku    Rp.1.155.000
(Pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050kg @   Rp1.000 = Rp1.155.000)
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
     BDP biaya tenaga kerja langsung      Rp. 2.422.500
     Gaji dan upah                     Rp.2.422.500
 (Pembebanan biaya tenaga kerja sesungguhnya   5.100jam @ Rp 475 = Rp. 2.422.500) 
3. Pencatatan Biaya overhead pabrik
    Dalam metode ganda, BOP dicatat dengan   menggunakan salah satu metode berikut ini:
• Metode  1.
a. Pencatatan BOP sesungguhnya terjadi
       BOP sesungguhnya Rp3.650.000  
       Berbagai Rek. Yang dikredit  Rp3.650.000
b. Pembebanab BOP sesungguhya ke rekening BDP
      BDP BOP  Rp.3.650.000 
     BOP sesungguhnya  Rp.3.650.000
• Metode  2.
a. Pencatatan BOP sesungguhnya
     BOP sesungguhnya  Rp.3.650.000
     Berbagai rek. Dikredit Rp.3.650.000
b. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif tandar (5.100 jam x Rp700  = Rp.3.570.000)
  BDP BOP Rp. 3.570.000
BOP yang dibebankan  Rp.3.570.000
c. Penutupan rekening BOP yang dibebankan
      BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
      BOP yang sesungguhnya  Rp.3.570.000
4. Pencatatan harg apokok produk jadi
  Persediaan produk jadi       Rp.7.250.000
          BDP  BBB                                   Rp.1.250.000
          BDP  BTK                                   Rp.2.500.000
          BDP  BOP                                   Rp.3.500.000
Biaya bahan baku =Rp5.000x250 un= Rp.1.250.000
biaya tenagakerja=Rp10.000 x 250u = Rp.2.500.000
BOP (Rp8.000 + Rp6.000) x 250 u = Rp.3.500.000
5. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar.
a. Selisih bahan baku
    Selisih harga bahan baku                 Rp. 105.000
    BDP biaya bahan baku                   RP.   95.000
    Selisih kuantitas bahan baku           Rp.200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
     Selisih efisiensi upah                                 Rp. 50.000
     BDP biaya tenaga kerja                             Rp. 77.500
     Selisih tarip upah                            Rp.127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
      1. Jika pencatatan BOP menggunakan metode I
             Selisih pengeluaran Rp. 50.000
             Selisih kapasitas Rp. 30.000
             Selisih efisiensi  Rp. 70.000
              BDP  BOP                             Rp.150.000
     2. Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
                Dengan model tiga selisih dicatat sebagai berikut:
            -  Selisih efisiensi  Rp. 70.000
                 BDP BOP                           Rp. 70.000
            -   Selisih pengeluaran  Rp. 50.000
                 Selisih kapasitas                Rp. 30.000
                 BOP sesungguhnya           Rp. 80.000
C. Prosedur Penentuan Biaya Standar dengan Pedekatan Tunggal (Single
Plan)
Berdasarkan data dalam contoh 1, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang  dibuat untuk
mencatat biaya bahan baku, mencatat biaya tenaga kerja langsung dan mencatat biaya overhead
pabrik
1. Mencatat Biaya bahan baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
          Persediaan bahan baku  Rp. 1.650.000
         Hutang dagang                Rp. 1.650.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku
          BDP     bahan baku           Rp. 1.250.000
          Selisih Harga bahan baku Rp.  105.000        
                   Persediaan bahan baku                Rp 1.155.000
                   Selisih Kuantitas                   Rp  200.000
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
     BDP Biaya Tenaga Kerja            Rp. 2.500.000
     Selisih efisiensi                            Rp.     50.000
                  Gaji dan upah                              Rp. 2.422.500
                   Selisih tarif                                 Rp.127.500
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
     a.Metode dua selisih
Jika metode dua selisih digunakan untuk analisis  selisih biaya overhead pabrik maka prosedur
pencatatan sbb:
  1. Mencatat pembebanan BOP
           BDP BOP                              Rp. 3.500.000*
           BOP yang dibebankan   Rp.3.500.000
           *250 unit x 20 jam x Rp.700=Rp.3.500.000
 
2. Mencatat   BOP sesungguhnya     
      BOP Sesungguhnya   Rp3.650.000
       Berbagai rek.dikredit    Rp 3.650.000
  3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:         
            BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
            BOP sesungguhnya Rp.3.500.000
4. Mencatat selisih BOP yaitu:
     Selisih terkendali                Rp. 90.000
  Selisih volume                    Rp. 60.000
             BOP sesungguhnya             Rp. 150.000
b. Metode tiga selisih
1. Pencatatan pembebanan BOP kepada     produk:
          BDP BOP ( 5.000JamxRp.700)   Rp. 3.500.000
          Selisih efisiensi                    RP       70.000
          BOP yang dibebankan  Rp 3.570.000*
         *5.100 jam x Rp.700 = Rp.3.570.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya :
          BOP sesungguhnya         Rp. 3.650.000
Berbagai rek. dkredit   Rp.3.650.000
3.  Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:
            BOP yang dibebankan   Rp. 3.570.000
            BOP sesungguhnya Rp.3.570.000
 
4. Mencatat selisih BOP:
            Selisih pengeluaran             Rp.50.000
            Selisih kapasitas                  Rp.30.000
            BOP sesungguhnya             Rp.80.000
c. Metode Empat Selisih:
Perbedaan metode empat selisih denhan metode tiga selisih terletak pada selisih efisiensi, maka
pencatatan BOP dalam metode 4 selisih dilakukan bengan membentuk rekening selisih efisiensi
variabel dan selisih efisiensi tetap.
      BDP     BOP                           Rp. 3.500.000
      Selisih efisiensi variabel         Rp.    40.000
      Selisih efisiensi tetap              Rp.      30.000
       BOP yang dibebankan         Rp.3.570.000
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan dengan mengkredit
rekening BDP dan mendebet rekening persediaan produk jadi. Jadi sebesar = produk jadi yang di 
transfer x harga pokok standar per satuan.
Persedian produkjadi            Rp. 7.250.000 *
           BDP BBB                                                      Rp. 1.250.000
          BDP TKL                                                       Rp. 2.500.000
           BDP BOP                                                       Rp. 3.500.000
*250 unit x Rp. 29.000 = Rp. 7.250.000
 
D. Cara Analisis Selisih Biaya yang Terjadi
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Analisis selisih
dibedakan menjadi :
1. Analisis selisih biaya produksi langsung (BBB & BTKL)
2. Analisis selisih BOP
Analisis selisih biaya produksi langsung
–    Model satu selisih (the one way model)
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
St  : Selisih Total     HSt : Harga Standar      KSt : Kuantitas Standar
HS : Harga Sesungguhnya       KS : Kuantitas Standar
– Model dua selisih (the two way model)
SH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HSt
SH : Selisih Harga                  SK : Selisih Kuantitas / Efisiensi
HSt : Harga Standar                KSt : Kuantitas Standar
HS : Harga Sesungguhnya      KS : Kuantitas Sesungguhnya
– Model tiga selisih (the three way model)
Dalam model ini ada 3 kemungkinan
1. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan kuantitas
sesungguhnya
2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih tinggi dari
kuantitas sesungguhnya
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah dari
kuantitas sesungguhnya
1. Harga dan kuantitas standar lebih rendah dari sesungguhnya
SH     : (HSt – HS) x KSt
SK     : (KSt – KS) x HSt
SHK  : (HSt – HS) x (KSt – KS)
SHK  : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan)
2. Harga dan kuantitas standar lebih tinggi dari sesungguhnya
SH     : (HSt – HS) x KS
SK     : (KSt – KS) x HS
SHK  : (HSt – HS) x (KSt – KS)
3. Harga standar lebih rendah namun kuantitas standar lebih tinggi
SH     : (HSt – HS) x KS
SK     : (KSt – KS) x HSt
4. Harga standar lebih tinggi namun kuantitas standar lebih rendah
SH     : (HSt – HS) x KSt
SK     : (KSt – KS) x HS
 
Selisih Biaya Overhead Pabrik
1. Model satu selisih
BOP ss                 : 3.650.000
BOP dibebankan  : 3.500.000  –
(250x20jamxRp700)
Selisih total BOP  : 150.000 (R)
2. Model dua selisih
Selisih terkendalikan (controllable variance )
BOP ss                                              : 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal        : 1.560.000 –
(5200 x Rp. 300)
BOP ss                                               : 2.090.000  –
BOP variable pada jam standar : 2.000.000
(5000 x Rp 400)
Selisih terkendalikan  :   90.000 (R)
Selisih volume (volume variance)
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal : 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar                       : 5.000 jam
Selisih volume                                       :   200 jam
Tariff BOP tetap                                          300/ jam
Selisih volume                                       : 60.000 (R)
3. Model tiga selisih
Selisih pengeluaran (spending variance)
BOP ss                                              : 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal      : 1.560.000 –
(5200 x 300)
BOP variable ss                                 : 2.090.000
BOP variable dianggarkan pada jam
Sesunguhnya : 5.100 x 400             : 2.040.000  –
Selisih pengeluaran                          :      50.000 (R)
Selisih kapasitas (idle capacity variance)
Kapasitas normal                              : 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya                   : 5.100 jam
Kapasitas tidak terpakai                    :    100 jam
Tariff BOP tetap                                : Rp. 300 perjam
Selisih kapasitas                               : Rp. 30.000 (R)
Selisih efisiensi
Jam standar                                   : 5000 jam
Jam sesungguhnya                       : 5100 jam
Selisih efisiensi                                 :   100 jam
Tariff BOP                                        : Rp. 700
Selisih efisiensi                                 : Rp. 70.000 (R)
4. Model empat selisih
Selisih pengeluaran                                 : Rp. 50.000 (R)
Selisih kapasitas                                       : Rp. 30.000 (R)
Selisih efisiensi dipecah menjadi
Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp 400 : Rp. 40.000 (R)
Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp 300       : Rp. 30.000 (R)
Total selisih BOP                                          : Rp. 150.000 (R)
 
E. Perlakuan Terhadap Selisih Biaya
Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun tergantung pada penyebab
terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan
tarif biaya overhead pabrik, atau keadaan-keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi
operasi seperti karena perubahan harga bahan penolong dan tarif upah tenaga kerja tidak langsung
maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening-rekening Persediaan Produk dalam Proses,
Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan. Sebagai akibatnya, harga pokok produksi
 yang semula berisi biaya overhead pabrik yang diperhitungkan berdasarkan taksiran dan
disesuaikan menjadi biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Jika selisih biaya
overhead pabrik disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau
di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau
penambah rekening Harga Pokok Penjualan. Tidak ada alasan yang kuat untuk menaikkan harga
pokok persediaan hanya karena ketidak-efisienan atau adanya kapasitas yang tidak terpakai.
Metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik ini seringkali digunakan tanpa
memperhatikan penyebab terjadinya selisih itu sendiri dengan alasan sebagai berikut:
• Manajemen tidak pernah mencoba menentukan penyebab terjadinya selisih
biaya overhead pabrik
• Jumlah selisih tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan saldo rekening-
rekening yang akan dibebani dengan pembagian selisih tersebut.
• Saldo rekening-rekening barang  Dalam Proses dan Persediaan produk Jadi
biasanya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga Pokok Penjualan.

Anda mungkin juga menyukai