Anda di halaman 1dari 4

PENGANGGARAN MODAL DAN ESTIMASI ARUS KAS

(CAPITAL BUDGETING AND ESTIMATING CASH FLOWS)

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)


Penganggaran modal (capital budgeting) menurut Van Horne (2005)
merupakan proses mengidentifikasi, menganalisa dan menyeleksi kegiatan-kegiatan
investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun.
Penganggaran modal merupakan alat manajerial yang sangat dibutuhkan. Salah satu
tugas seorang manajer keuangan adalah untuk memilih investasi dengan arus kas dan
tingkat pengembalian yang memuaskan. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan
harus mampu memutuskan apakah suatu investasi cukup berharga untuk ditanamkan
modalnya dan bisa memilih dengan cerdas antara dua atau lebih alternatif. Untuk
dapat melakukan ini diperlukan suatu prosedur untuk mengevaluasi,
membandingkan, dan memilih proyek yang diperlukan. prosedur ini juga bisa
disebut capital budgeting.
Penganggaran modal melibatkan :
 Pembuatan proposal proyek investasi yang konsisten dengan tujuan strategis
perusahaan
 Estimasi arus kas operasi tambahan setelah pajak untuk berbagai proyek
investasi
 Evaluasi arus kas tambahan (incremental) proyek
 Pemilihan berbagai proyek berdasarkan pada kriteria penerimaan maksimalisasi
nilai
 Evaluasi Kembali berbagai proyek yang diimplementasikan secara terus
menerus dan melakukan pasca-audit atas berbagai proyek yang telah
diselesaikan

 Membuat Proposal Proyek Investasi


Proposal proyek investasi dapat berasal dari berbagai suber. Untuk tujuan
analisisproyek dapat diklasifikasikan ke salah satu dari lima kategori berikut :
a. Produk baru atau perluasn produk lama
b. Penggantian peralatan atau bangunan
c. Penelitian dan pengembangan
d. Eksplorasi
e. Lain-lain (contohnya yang berhubungan dengan keamanan atau pengendalian
polusi)
Untuk produk baru, proposal biasanya berasal dari departemen pemasaran. Proposal
untuk mengganti peralatan dengan model yang lebih canggih biasanya muncul dari
bagian produksi. Dalam setiap situasi, prosedur administrasi yang efisien
dibutuhkan untuk menyalurkan berbagai permintaan investasi. Semua permintaan
investasi harus konsisten dengan strategi perusahaan untuk menghindari dari analisis
proyek yang tidak sesuai dengan strategi.
Kebanyakan perusahaan menyeleksi proposal pada beberapa tingkat kewenangan.
Seebrapa jauh proposal harus beredar sebelum akhirnya disetujui biasanya
tergantung dari biaya. Semakin besar pengeluaran modal, semakin banyak jumlah
saringan yang biasanya dibutuhkan.
 Estimasi Proyek Arus Kas Operasi Tambahan Setelah Pajak
 Daftar Pemeriksaan Arus Kas
Salah satu tugas yang paling penting dalam penganggaran modal adalah
mengestimasikan arus kas di masa mendatang untuk proyek. Arus kas harus
ditentukan berdasarkan perhitungan setelah pajak. Pengeluaran investasi awal
serta tingkat diskonto yang tepat akan dicerminkan dalam perhitungan setelah
pajak. Oleh karena itu, semua arus yang diprediksi perlu dinyatakan dalam
perhitungan setelah pajak. Selain itu, informasi harus disajikan dengan dasar
penambahan (incremental), jadi yang akan dianalisis hanyalah selisih antara arus
kas perusahaan dengan dan tanpa proyek. Kuncinya adalah menganalisis situasi
dengan dan tanpa investasi baru serta memasukan semua biaya dan manfaat
yang relevan dalam analisis. Hanya arus kas tambahan yang penting.
Dalam hal ini, biaya tertanam (stunk costs) harus diabaikan. Biaya tertanam
adalah pengeluaran masa lalu yang tidak dapat dipulihkan dan tidak
mempengaruhi tindakan atau keputusan di masa mendatang. Perhatian harus
diarahkan pada biaya dan manfaat tambahan. Jika perusahaan telah
mengalokasikan ruang di pabrik untuk suatu proyek dan ruang ini dapat
digunakan untuk hal lainnya, biaya peluang (opportunity costs) harus
dimasukan dalam evaluasi proyek. Biaya peluang adalah biaya yang timbul
akibat hilangnya pendapatan karena tidak memanfaatkan alternatif investasi.
Jadi dalam membuat arus kas perlu dipertimbangkan biaya peluang yang sesuai.
Ketika investasi modal mengandung komponen aset lancar, komponen ini
diperlakukan sebagai bagian dari investasi modal, bukan sebagai keputusan
modal kerja yang terpisah.
Dalam mengestimasikan arus kas, perkiraan inflasi juga harus diperhitungkan.
Arus kas ini terpengaruh dengan beberapa cara. Jika arus kas masuk Sebagian
besar didapat dari penjualan produk, perkiraan hingga di masa mendatang akan
mempengaruhi arus masuk ini. Untuk arus kas keluar, inflasi akan
mempengaruhi baik perkiraan gaji di masa mendatang maupun biaya bahan
baku.
Tabel Daftar Pemeriksaan Arus Kas
Karakteristik Dasar Arus Proyek Yang Relevan
 Arus kas (bukan laba akuntansi)
 Arus kas operasi (bukan arus kas pendanaan)
 Arus kas setelah pajak
 Arus tambahan (incremental)
Prinsip-Prinsip Dasar Yang Harus Dipatuhi Ketika Mengestimasi Arus
Kas Operasi Tambahan Setelah Pajak
 Abaikan biaya tertanam
 Masukkan biaya peluang
 Masukkan perubahan modal kerja neto
 Masukkan pengaruh inflasi

 Berbagai Pertimbangan Pajak


Metode Depresiasi, atau penyusutan adalah alokasi sistematis biaya aset modal
sepanjang periode waktu untuk tujuan pelaporan keuangan, pajak atau keduanya.
Oleh karena pengurangan depresiasi dalam SPT pajak perusahaan akan
diperlakukan sebagai beban, depresiasi akan menurunkan laba kena pajak.
Terdapat beberapa prosedur alternatif yang digunakan untuk mendepresiasikan
aset modal. Prosedur tersebut meliputi metode garis lurus dan berbagai metode
depresiasi dipercepat. Sebagian besar perusahaan cenderung menggunakan
metode depresiasi dipercepat untuk tujuan pajak, hingga memungkinkan
perusahaan melakukan penghapusan dengan cepat, dan karenanya menurunkan
tagihan pajak. Dasar depresiasi, adalah jumlah yang diizinkan dihapus oleh
pihak berwenang untuk tujuan pajak dan dengan jangka waktu beberapa tahun.
Undang-undang reformasi pajak tahun 1986 memugkinkan berbagai perusahaan
menggunakan jenis depresiasi dipercepat tertentu untuk tujuan pajak, yang
disebut dengan Modified Accelerated Cost Recovery System (MACRS).
Berdasarkan metode tersebut, mesin, peralatan, dan properti digolongkan ke
salah satu dari delapan kelas yang ada untuk tujuan pemulihan biaya
(depresiasi).
Penjualan atau pembuangan dari aset yang dapat didepresiasi. Secara umum, jika
aset yang dapat didepresiasi dan digunakan dalam perusahaan dijual lebih tinggi
dari pada nilai ukunya yang telah didepresiasi (pajak), jumlah yang didapatkan
sebagai kelebihan nilai buku tetapi kurang dari dasar depresiasi aset, akan
dianggap sebagai “penilaian ulang depresiasi” dan dikenakan pajak senilai tarif
pajak penghasilan biasa perusahaan.
 Menghitung Arus Kas Tambahan
Penempatan arus kas proyek ke dalam tiga kategori berdasarkan wakunya
1. Arus kas keluar awal : investasi kas neto awal
2. Arus kas neto tambahan interim : arus kas neto yang terjadi setelah investasi
kas awal, tetapi tidak meliputi arus kas periode akhir.
3. Arus kas neto tambahan akhir tahun : arus kas neto akhir periode. (Arus kas
akhir periode kini ditarik untuk piperhatikan lebih jauh karena serangkaian
arus kas sering terjadi pada akhir proyek.

Sumber :
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz Jr. 2014. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan (Fundamental of Financial Management) (Edisi 13). Jakarta : Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai