Oleh Kelompok 2:
Gunawan
Ridhan Rahmah
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perbedaan antara biaya langsung dan tidak langsung?
2. Bagaimana konsep Activity Based Costing?
3. Bagaimana menerapkan konsep Activity Based Costing secara sederhana?
4. Bagaimana konsep Activity Based Costing with idle capacity, serta kelebihannya
dibandingkan dengan model Activity Based Costing?
5. Bagaimana konsep Time Driven Activity Based Costing?
BAB II
PEMBAHASAN
Objek biaya adalah segala sesuatu yang diinginkan oleh manajemen untuk
mengumpulkan atau mengakumulasi biaya. Biaya tersebut berhubungan dengan
pembuatan barang dan jasa, biaya tersebut diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan
tidak langsung.
Biaya Langsung merupakan biaya yang secara tepat dan ekonomis mudah
ditelusuri secara langsung ke objek biaya, sehingga yang menjadi dasar pembebanan
biaya langsung ke dalam objek biaya tersebut yaitu penelusuran biaya. Misal, dalam
suatu perusahaan konveksi yang memproduksi seragam, yang menjadi objek biaya
langsungnya yaitu kain yang digunakan untuk memperoduksi dan biaya jahit kain
tersebut. Dapat dikatakan bahwa biaya langsung mencakup biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung
kedalam objek biaya atau manfaat biaya tersebut dinikmati oleh objek biaya lainnya,
sehingga yang menjadi dasar pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya tersebut
yaitu aloksasi biaya. Misal, dalam suatu perusahaan konveksi yang memperoduksi
seragam, yang menjadi objek biaya tidak langsung yaitu biaya benang, biaya listrik, biaya
Gudang dan lainnya. Biaya-biaya tersebut akan dialokasikanke setiap objek biaya yang
menikmati biaya-biaya tersebut. Dapat dikatakan bahwa biaya tidak langsung mencakup
biaya overhead.
Pada Sistem perhitungan biaya ABC mencakup pemicu biaya (Cost Driver), yaitu
driver sumber daya, penampungan biaya aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya
dialokasikan ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya, serta driver aktivitas yaitu
biaya aktivitas dialokasikan dari tempat penampungan biaya aktivitas ke produk atau
objek biaya final lainnya.
Biaya yang digunakan dalam pengukuran sistem ABC haruslah lebih rendah dari
manfaat yang akan diperoleh, jika sampai biayanya di atas dari manfaat, maka
perusahaan akan mengalami kerugian.
1. Aktivitas tingkat unit (unit level activity), banyak atau tidaknya aktivitas yang
akan dilakukan tergantung dari jumlah unit yang akan diproduksi. Semakin banyak
unit yang akan dibuat, maka aktivitas tersebut akan dilakukan semakin banyak.
Misal, aktivitas memproduksi suatu es krim merupakan aktivitas tingkat unit.
Semakin banyak es krim yang dibuat, maka aktivitas dalam memproduksi es krim
akan dilakukan semakin banyak.
2. Aktivitas tingkat kelompok (batch- level activity), banyak tidaknya aktivitas tidak
tergantung dari berapa banyak unit yang diproduksi, namun justru tergantung dari
jumlah batch aktivitas tersebut. Contoh aktivitas tingkat kelompok adalah
persiapan mesin, pengaturan pesanan pembelian, penjadwalan produksi, inspeksi
yang dilakukan oleh batch, penanganan bahan baku, dan percepatan proses
produksi.
3. Aktivitas tingkat produk (product level activity) merupakan aktivitas yang akan
semakin banyak dilakukan apabila perusahaan memiliki banyak jenis produk.
Contoh aktivitas tingkat produk mencakup aktivitas riset dan pengembangan.
Aktivitas riset dan pengembangan akan dilakukan semakin banyak, apabila
perusahaan memiliki jenis atau variasi produk yang lebih banyak.
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility- level activity) mendukung operasi secara
umum. Aktivitas ini tidak disebabkan oleh produk atau kebutuhan pelayanan
pelanggan dan tidak dapat ditelusuri ke satu unit, batch, atau produk. Contoh
aktivitas tingkat fasilitas mencakup penyediaan keamanan untuk memelihara
mesin pabrik dengan fungsi umum, pengelolaan pabrik, pembayaran pajak
bangunan dan asuransi pabrik.
D. Activity Based Costing with idle capacity, serta kelebihannya dibandingkan
dengan model Activity Based Costing
Dalam akuntansi biaya tradisional, tarif overhead yang ditentukan dimuka dihitung
dengan membagi anggaran biaya overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan
seperti anggaran jam kerja langsung. Praktek seperti ini akan mengakibatkan
pembebanan kapasitas yang menganggur ke produk dan juga akan menyebabkan biaya
produksi per unit tidak stabil.
Jika anggaran aktivitas turun, tarif overhead akan meningkat karena komponen
tetap dalam overhead hanya digunakan untuk jumlah produk yang lebih sedikit sehingga
biaya produksi per unit akan meningkat. Berlawanan dengan akuntansi biaya tradisional,
dalam ABC produk hanya dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan dan tidak
dibebani oleh biaya kapasitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya
per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk
yang menyebabkan aktivitas.
Harga pokok produk dapat ditentukan dengan beberapa metode, salah satunya
adalah Time-Driven Activity-Based Costing (TDABC). Metode ini merupakan perhitungan
biaya yang ditentukan berdasarkan aktivitas - aktivitas yang dilakukan dalam
menyelesaikan suatu produk yang dikendalikan oleh satuan waktu.
Time Driven adalah suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghindari
berbagai kesulitan dalam melakukan implementasi ABC. Metoda Time-Driven Activity-
Based Costing memiliki dua parameter, yaitu:
1) Pembebanan biaya untuk setiap unit waktu yang digunakan sumber daya yang
tersedia dalam memenuhi kapasitas yang tersedia sesuai dengan aktivitas
perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran Overhead dibagi dengan total jam kerja
karyawan yang digunakan/tersedia).
2) Penilaian dari unit waktu yang digunakan dalam setiap aktivitas: berapa banyak
waktu yang digunakan dalam menyelesaikan satu unit produk pada setiap
aktivitas (hal ini didasarkan pada hasil perkiraan atau pengamatan langsung).
Keuntungan dari Time Driven Activity Based Costing adalah memperpendek waktu
mengumpulkan data, hanya menggunakan satu cost driver yaitu berdasarkan waktu,
Sedangkan kelemahan dari Time Driven Activity Based Costing adalah kesalahan estimasi
waktu yang dilakukan dalam menghitung waktu pada setiap sumber daya. Time Driven
Activity Based Costing & Activity Based Costing memiliki kesamaan hal, yang
membedakan adalah penetapan cost driver. Jika Cost driver Activity Based berupa
sumber daya dan aktivitas, maka Time Driven Activity Based Costing berupa penggerak
waktu, serta Time Driven Activity Based Costing tidak menggunakan klasifikasi aktivitas.
BAB III
KESIMPULAN
Ikatan Akuntan Indonesia [IAI]. 2015. Modul Chartered Accountant: Akuntansi Biaya.
Jakarta, Indonesia: Penulis
Raiborn, A Cecily & Kinney, R Michael. 2011. Akuntansi Biaya, Dasar dan Perkembangan.
Edisi Tujuh. Jakarta: Salemba Empat