Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif
Oleh:
Ridhan Rahmah
Tahun 2018
KESIMPULAN
Berdasarkan Jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membahas
mengenai pencegahan kecurangan (fraud) yang terjadi di desa. Pencegahan tersebut
dilakukan karena banyaknya kasus penyalahgunaan dana desa yang terjadi. Pencegahan
fraud diukur melalui karakteristik personal, efektivitas pengendalian internal, budaya etis
organisasi serta moralitas individu. Pencegahan kecurangan dapat dikatakan sudah cukup
baik jika dilihat dari hasil penelitiannya.
MAPPING JURNAL 2
Judul Pengaruh Internal Audit dan Pencegahan Fraud terhadap Kinerja Keuangan
Penulis Thetty S. Rajagukguk
Tahun 2017
Penelitian ini didasarkan pada kinerja keuangan yang menjadi tolak ukur dalam
perusahaan dan para investor dalam mengambil keputusan dengan melihat informasi
yang disajikan laporan keuangan. Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang
dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efesien dan efektivitas dari aktivitas
perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
Salah satu bagian yang berperan membantu manajemen mengawasi kegiatan
perusahaan dan melalui unit kerja dalam melaksanakan fungsi pengendalian adalah
internal audit, sedangkan audit internal merupakan media untuk menyampaikan
permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang terdapat dalam satu unit
kepada manajemen unit tersebut. Manajemen audit hendaknya mengetahui temuan-
temuan serta rekomendasi yang dihasilkan dari proses audit tersebut. Hal ini karena
pemeriksaan auditor internal akan sangat berguna bagi manajemen dalam proses
pembuatan keputusan.
Berdasarkan hasil penelitian, fungsi audit internal di PT Perkebunan Nusantara IV
sudah berjalan dengan baik. Pengaruh internal audit dan pencegahan fraud berpengaruh
terhadap kinerja keuangan.
KESIMPULAN
Berdasarkan Jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membahas
mengenai pencegahan kecurangan (fraud) yang terjadi di PT Perkebunan Nusantara IV.
Pencegahan kecurangan atau fraud dilihat dari bagaimana pengaruh internal audit
terhadap kinerja Keuangan perusaahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internal
audit dan pencegahan fraud berpengaruh terhadap kinerja keuangan di PT Perkebunan
Nusantara IV.
MAPPING JURNAL 3
Penelitian ini didasarkan pada Berbagai kasus yang muncul dalam sektor swasta
maupun sektor pemerintahan daerah mencerminkan lemahnya pengendalian internal
dan tata Kelola yang baik yang mengakibatkan banyaknya fraud yang terjadi. Terdapat 3
aspek penting yang mendukung keberhasilan otonomi daerah yaitu pengawasan,
pengendalian dan pemeriksaan.
Konsep GCG mucul karena adanya konflik antara agen dan principal yang
mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya pada principal.
Penyajian informasi yang tidak wajar akan berdampak pada kebenaran informasi yang
dibutuhkan oleh principal. Oleh karena itu, pada penelitian ini ingin mengetahui apakah
pengaruh dari pengendalian internal dan GCG terhadap pencegahan fraud di
pemerintahan daerah Maluku Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian
berpengaruh terhadap pencegahan fraud, pengendalian internal berpengaruh Good
Corporate Governance, Good Corporate Governance berpengaruh terhadap pencegahan
fraud.
Terkait GCG, pemerintah daerah Maluku Utara dapat meningkat melalui evaluasi
faktor pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, sistem
informasi, dan kegiatan pengendalian dan pemantauan, sedangkan terkait pencegahan
fraud pemerintah daerah Maluku Utara dapat meningkat melalui evaluasi faktor GCG
yaitu transparansi, akuntabilitas, kemandirian dan pertanggungjawaban. Hal tersebut
perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya fraud.
KESIMPULAN
Berdasarkan jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa lemahnya pengendalian dan
tata kelola dapat berpengaruh pada banyaknya kecurangan atau fraud yang terjadi di
sektor swasta maupun pemerintah daerah. Selain itu, Good Corporate Governance juga
sebagai salah satu yang dapat mencegah fraud. Jika pengendalian internal dan tata kelola,
serta GCG baik, maka tindak fraud kemungkinan tidak terdeteksi dalam perusahaan.
MAPPING JURNAL 4
KESIMPULAN
Berdasarkan jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa pada Bank pembiayaan di Medan
rentan terjadi fraud. Hal tersebut dikarenakan manajemen Bank pembiayaan lebih fokus
terhadap laba yang akan diperoleh dan mengambaikan tindak kecurangan yang mungkin
terjadi pada perusahaan. Dalam hal ini, tingkat pengendalian internal pada Bank
pembiayaan masih belum maksimal dan tidak sesuai dengan platform pembiayaan.
MAPPING JURNAL 5
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi
yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersamasama dengan pelaku
ekonomi lain yaitu swasta dan koperasi, yang merupakan perwujudan dari bentuk bangun
demokrasi ekonomi yang akan terus kita kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan.
Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan BUMN memiliki peran yang
tidak kecil guna ikut mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pada beberapa BUMN
terlihat bahwa terjadi kerjasama sistemik melakukan rekayasa keuangan yang dilakukan
karena lemahnya fungsi internal control, dan beberapa penyimpangan BUMN yang sering
terjadi saat ini terkait akuntabilitas keuangan. Hal tersebut dapat dikurangi atau dicegah
bila Auditor Internal berperan lebih efektif. Untuk itu, fungsi dari Auditor Internal agar
selalu menjaga integritas dan secara berkesinambungan meningkatkan kompetensinya
serta selalu siap berada di depan dan menjadi mitra yang profesional.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh profesionalisme auditor internal
terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan (fraud) yang dilakukan pada
sembilan BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung, yaitu:
Pertama, BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandung memiliki profesionalisme
auditor internal, yang sangat baik. Hal ini dapat kita lihat berdasarkan pada hasil olah
kuesioner dengan dimensi independensi dan objektivitas (independence and objectivity),
keahlian dan kecermatan professional (proficiency and due professional care), tujuan,
kewenangan, dan tanggung jawab (purpose, authority, and responsibility), dan yang
terakhir program quality assurance dan peningkatan jaminan fungsi audit internal (quality
assurance and improvement program).
Kedua, Upaya pencegahan kecurangan (fraud) pada BUMN yang berkantor pusat di
Kota Bandung tergolong pada kategori Baik. Hal ini berdasarkan pada hasil olah kuesioner
yang merujuk pada dimensi – dimensi seperti Penetapan Kebijakan Anti-fraud, Prosedur
Pencegahan Baku, Organisasi, Teknik Pengendalian dan Kepekaan terhadap Fraud.
Ketiga, Upaya pendeteksian kecurangan (fraud) pada BUMN yang berkantor pusat
di Kota Bandung tergolong pada kategori Baik. Hal ini sesuai dengan hasil olah kuesioner
yang berdasarkan pada dimensi Audit Berbasis Risiko dan Jaringan Informan (Audit
Intelligence).
KESIMPULAN
Berdasarkan jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa dari BUMN masih
terjadi rekayasa pada laporan keuangan. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya
pengawasan atau internal control dari perusahaan. Oleh karena itu, profesionalisme dari
auditor internal yang dapat mendeteksi dan mencegah kecurangan yang kemungkinan
terjadi pada perusahaan. Peran auditor internal sangat berperan penting demi masa
depan kantor BUMN di Bandung.
MAPPING JURNAL 6
Judul The effect of internal control and anti-fraud awareness on fraud prevention (A
survey on inter-governmental organizations)
Penulis Rozmita Dewi Yuniarti
Tahun 2017
Jurnal/Volume/ Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura 20(1), 113 – 124
Halaman
Permasalahan Dibutuhkannya Pencegahan fraud yang dikhususkan dalam proses pengadaan
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengendalian
internal dan kesadaran anti-fraud terhadap pencegahan fraud di Organisasi
intergovernmental.
Metodelogi Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian internal sebagai
variabel bebas, kesadaran anti-fraud sebagai variabel bebas, dan pencegahan
fraud sebagai variabel terikat. Teknik sampling yang digunakan adalah
convenience sampling. Data yang diperoleh melalui kuesioner dikirim ke Staf
Indonesia yang telah terlibat atau berpartisipasi dalam proses pengadaan. Jumlah
sampel yang diperoleh sebanyak 58 responden. Convenience sampling digunakan
untuk menentukan sampel, sedangkan regresi digunakan untuk menganalisis
data
Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal dan
kesadaran anti-fraud secara signifikan mempengaruhi pencegahan fraud. Ini
berarti bahwa fraud dapat dicegah dengan membangun pengendalian internal
yang baik dan dengan meningkatkan kesadaran antifraud kepada semua pihak di
dalam organisasi.
RINGKASAN JURNAL
Penelitian ini didasarkan pada pengadaan barang dan jasa yang memiliki risiko
tinggi terjadinya kecurangan yang dapat merugikan organisasi. Badan Pengadaan barang
dan jasa dianggap sebagai area sensitif yang mendapat perhatian dari pihak manajemen,
terutama dengan terbukanya kasus-kasus fraud yang dapat merugikan organisasi.
Tingginya risiko kecurangan dalam proses pengadaan menuntut organisasi untuk bekerja
dan strategi yang tepat untuk mencegah terjadinya kecurangan. Strategi pencegahan
penipuan adalah serangkaian program yang dirancang untuk mencegah atau setidaknya
mengendalikan penipuan. Strategi ini terkait dengan bagaimana mengendalikan faktor
pendorong munculnya fraud dengan menciptakan kondisi yang dapat mengarahkan
organisasi ke arah pencegahan fraud. Untuk menerapkan strategi ini, sistem pengendalian
internal harus diterapkan secara efektif (Hermiyetti 2010).
Kasus penipuan yang terjadi baik di lembaga publik maupun swasta semakin
meningkat. Semua pihak harus mewaspadai fenomena ini. Selain itu, semua pihak harus
menyusun strategi anti-fraud dan secara konsisten membangun kesadaran anti-fraud.
Mereka juga harus meningkatkan kesadaran bersama tentang bahaya penipuan dan
dampaknya terhadap organisasi dan karyawan. Tuanakotta (2012) menyatakan bahwa
ada dua konsep lain selain pengendalian internal untuk mencegah terjadinya kecurangan,
yaitu untuk menciptakan kesadaran tentang kecurangan (fraud awareness) dan untuk
menilai risiko kecurangan (fraud-risk assessment).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh signifikan
dan positif terhadap pencegahan fraud. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh
Mappanyuki dkk. (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
penerapan pengendalian internal baik secara parsial maupun simultan terhadap
pencegahan kecurangan pengadaan. Bukti ini dapat mendukung teori yang dikemukakan
oleh Albrecht et al. (2012) yang menyatakan bahwa penerapan pengendalian internal
yang baik merupakan cara untuk metode pencegahan kecurangan yang banyak
digunakan. Kesadaran anti-fraud berpengaruh signifikan dan positif terhadap pencegahan
fraud. Hasil ini sejalan dengan yang diusulkan oleh Tuanakotta (2012) yang menyatakan
bahwa selain konsep pengendalian internal dalam pencegahan fraud yaitu untuk
menciptakan kesadaran terhadap fraud.
KESIMPULAN
Berdasarkan jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa tindak kecurangan terjadi di
lembaga publik maupun swasta. Pengadaan barang dan jasa pada perusahaan memiliki
risiko tinggi terjadinya kecurangan yang dapat merugikan organisasi. Oleh karena itu,
dibutuhkannya pengendalian internal yang baik, sehingga dapat mencegah kemungkinan
terjadinya kecurangan. Selain itu, dengan adanya kesadaran Anti-fraud juga dapat
mencegah kecurangan pada perusahaan.
MAPPING JURNAL 7
Judul Peran Internal Auditor dalam Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan (Fraud)
pada Perusahaan
Penulis Mursalin
Tahun 2014
Hasil -Menurut ACFE, kecurangan yang terjadi dapat digolongkan ke dalam tiga
kategori kecurangan, kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud),
penyalahgunaan aset (asset misappropriation), dan korupsi (corruption). Setelah
memahami jenis-jenis kecurangan, internal auditor perlu memahami secara tepat
struktur pengendalian intern yang baik agar dapat melakukan upaya-upaya untuk
mencegah dan mendeteksi kecurangan.
-Menurut COSO, struktur pengendalian intern terdiri atas lima komponen, yaitu
lingkungan pengendalian (control environment), penaksiran risiko (risk
assessment), standar pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi
(information and communication), serta pemantauan (monitoring). Jika struktur
internal control sudah ditempatkan dan berjalan dengan baik, peluang adanya
kecurangan yang tak terdeteksi akan banyak berkurang.
-Survey ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) membuktikan bahwa
whistleblowing dibutuhkan karena whistleblowing system terbukti sebagai alat
yang ampuh dalam mencegah terjadinya fraud di dalam perusahaan, sedangkan
forensic auditing dapat secara efektif membantu menemukan dan memastikan
adanya tindak pidana korupsi.
RINGKASAN JURNAL
Penelitian ini didasarkan pada banyaknya bukti kecurangan atau fraud yang terjadi
di perusahaan guna untuk memperoleh keuntungan yang besar. Peran dari internal dari
audit sangatlah dibutuhkan untuk membantu pimpinan perusahaan dalam melaksanakan
tanggung jawabnya mengenai kegiatan yang diaudit. Audit internal berperan dalam
pencegahan fraud, pendeteksian fraud dan penginvestigasian fraud.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan senantiasa menghadapi
berbagai risiko yang dinamakan risiko bisnis (bussiness risk). Termasuk diantaranya adalah
risiko terjadinya kecurangan (fraud) yang tergolong dalam risiko integritas (integrity risk).
Menurut ACFE, kecurangan yang terjadi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori
kecurangan, kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud), penyalahgunaan
aset (asset misappropriation), dan korupsi (corruption).
Tanda-tanda awal (symptoms) biasanya muncul dalam kasus kecurangan, walau
demikian munculnya symptoms tersebut belum berarti telah terjadi kecurangan.
Symptoms ini dikenal dengan nama red flag, yang sebaiknya dipahami dan digunakan oleh
internal auditor dalam melakukan analisis dan evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi
adanya kecurangan yang mungkin timbul sebelum dilakukan investigasi. Setelah
memahami jenis-jenis kecurangan, internal auditor perlu memahami secara tepat
struktur pengendalian intern yang baik agar dapat melakukan upaya-upaya untuk
mencegah dan mendeteksi kecurangan.
Menurut COSO, struktur pengendalian intern terdiri atas lima komponen, yaitu
lingkungan pengendalian (control environment), penaksiran risiko (risk assessment),
standar pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and
communication), serta pemantauan (monitoring). Jika struktur internal control sudah
ditempatkan dan berjalan dengan baik, peluang adanya kecurangan yang tak terdeteksi
akan banyak berkurang. Pemeriksa kecurangan harus mengenal dan memahami dengan
baik setiap elemen dalam struktur pengendalian intern agar dapat melakukan evaluasi
dan mencari kelemahannya.
Survey ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) membuktikan bahwa
whistleblowing dibutuhkan karena whistleblowing system terbukti sebagai alat yang
ampuh dalam mencegah terjadinya fraud di dalam perusahaan, sedangkan forensic
auditing dapat secara efektif membantu menemukan dan memastikan adanya tindak
pidana korupsi.
KESIMPULAN
Berdasarkan jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa banyak perusahaan yang
bangkrut akibat dari kerungan yang dilakukan. Kecurangan yang terjadi dapat berupa
kecurangan laporan keuangan, kecurangan penyalagunaan aset dan korupsi. Dalam hal
tersebut, auditor internal dituntut untuk lebih memperbaiki pengendalian yang ada dalam
perusahaan agar dapat mengetahui kemungkinan kecurangan pada laporan keuangan.