Dosen Pengampu
Hj. Mutmainah, S.E., M.M
Kelompok 10
investor.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Investasi
Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang dana tersebut
(Ahmad, 2004). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi
adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan
keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana
dengan harapan mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikan.
2.1.1 Tipe-tipe Investasi
Menurut Jogiyanto (2010), investasi ke dalam aktiva keuangan dapat
berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung
dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan
baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak
langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang
membeli portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.
a. Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan
yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal
(capital market), atau pasar turunan (derivative market). Pasar uang bersifat
untuk jangka pendek karena aktiva yang dapat diperjual-belikan di pasar uang
berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil. Salah satu contohnya
adalah sertifikat deposito yang dapat dinegosiasi (dapat dijual kembali).
Berbeda dengan pasar uang, pasar modal lebih bersifat untuk investasi jangka
panjang. Yang diperjual-belikan di pasar modal adalah aktiva keuangan
berupa surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities) dan
saham-saham (securities). Surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan di
pasar turunan (derivative market) adalah opsi (option) dan future contract.
Disebut dengan surat-surat berharga turunan karena nilainya merupakan
jabaran dari surat berharga lain yang terkait. Contoh dari opsi (option)
misalnya adalah waran (warrant).
b. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat
berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan
yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik
dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam
portofolionya.
c. Tujuan Investasi
Menurut Tandelilin (2010) ada beberapa alasan mengapa seseorang
risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh
inflasi.
d. Proses Investasi
Menurut Tandelilin (2010) proses investasi meliputi pemahaman
risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return harapan dari suatu
investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin besar
2.1.2 Risiko
Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari
suatu perbuatan atau tindakan. Definisi risiko menurut Hanafi (2006) risiko
merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return–ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual
return).
Menurut Emmaett dan Curtis (1978), risiko didefinisikan sebagai;
a. Kans kerugian – the chance of loss
b. Kemungkinan kerugian – the possibility of loss
c. Ketidakpastian – uncertainty
d. Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan – the dispersion of
actual from expected result
e. Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan – the
probability of any outcome different from the one expected
Atau dapat diambil kesimpulan bahwa definisi risiko adalah suatu
kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak
menguntungkan yang mungkin terjadi.
2.1.2.1. Identifikasi dan Analisa Resiko
Menurut Darmawi (2008) tahapan pertama dalam proses manajemen
risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu
proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap
kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini
mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua
risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus
diidentifikasi.
Masih menurut Darmawi (2008) proses identifikasi harus dilakukan
secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan
atau tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat
dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain:
a. Brainstorming
b. Questionnaire
c. Industry benchmarking
d. Scenario analysis
e. Risk assessment workshop
f. Incident investigation
g. Auditing
h. Inspection
i. Checklist
j. HAZOP (Hazard and Operability Studies)
Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam
sebuah proyek adalah :
a. Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.
b. Membuat daftar kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat daftar
kerugian dan peringkat kerugian yang terjadi.
c. Membuat klasifikasi kerugian.
1) Kerugian atas kekayaan (property).
a) Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti
kekayaan yang hilang atau rusak.
b) Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan, image
perusahaan, dan sebagainya.
2) Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau cideranya
pribadi orang lain.
3) Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian,
ketidakmampuan, usia tua, pengangguran, sakit, dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi risiko, beberapa ahli membaginya menjadi
beberapa kategori, diantaranya :
No. Kategori Risiko Sumber Referensi
1. Risiko eksternal
2. Risiko Internal
3. Risiko teknis Kerzner, 1995
4. Risiko legal
1. Risiko eksternal
2. Risiko yang berhubungan dengan
konstruksi
3. Risiko fisik
4. Risiko kontraktual dan legal Fisk, 1997
5. Risiko pelaksanaan
6. Risiko Ekonomi
7. Risiko politik dan umum
1. Risiko finansial
2. Risiko legal
3. Risiko manajemen
4. Risiko pasar Shen, Wu, Ng, 2001
5. Risiko politik dan kebijakan
6. Risiko teknis
1. Risiko teknologi
2. Risiko manusia
3. Risiko lingkungan
4. Risiko komersial dan legal Loosemore, Raftery,
5. Risiko manajemen Reilly, Higgon, 2006
6. Risiko ekonomi dan finansial
7. Risiko partner bisnis
8. Risiko politik
1. Risiko finansial dan ekonomi
2. Risiko desain
3. Risiko politik dan lingkungan Al Bahar dan Crandall,
4. Risiko yang berhubungan 1990
5. dengan konstruksi
6. Risiko fisik
Sumber : Dikembangkan dari berbagai sumber
Adapun kategori risiko tersebut dimodifikasi sehingga menjadi
sebagai berikut :
a. Finansial dan Ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya
fluktuasi tingkat inflasi dan suku bunga, perubahan nilai tukar, kenaikan
upah pekerja, dan lain sebagainya.
b. Politik dan Lingkungan. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya
perubahan dalam hukum dan peraturan, perubahan politik, perang,
embargo, bencana alam, dan lain sebagainya.
c. Konstruksi
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya kecelakaan kerja,
pencurian, perubahan desain, dan sebagainya.
Setelah proses identifikasi semua risiko – risiko yang mungkin
terjadi pada suatu proyek dilakukan, diperlukan suatu tindak lanjut untuk
menganalisis risiko-risiko tersebut. Al Bahar dan Crandall (1990)
mengemukakan bahwa, yang dibutuhkan adalah menentukan signifikansi
atau dampak dari risiko tersebut, melalui suatu analisis probabilitas,
sebelum risiko-risiko tersebut dibawa memasuki tahapan respon manajemen.
Menurut Al Bahar dan Crandall (1990), analisis risiko
didefinisikan sebagai sebuah proses yang menggabungkan ketidakpastian
dalam bentuk kuantitatif, menggunakan teori probabilitas, untuk
mengevaluasi dampak potensial suatu risiko.
Langkah pertama untuk melakukan tahapan ini adalah
pengumpulan data yang relevan terhadap risiko yang akan dianalisis. Data-
data ini dapat diperoleh dari data historis perusahaan atau dari
pengalaman proyek pada masa lalu. Jika data historis tersebut kurang
memadai, dapat dilakukan teknik identifikasi risiko yang lain, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya pada bagian lain bab ini.
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan
proses evaluasi dampak dari sebuah risiko. Proses evaluasi dampak risiko
dilakukan dengan mengkombinasikan antara probabilitas (sebagai bentuk
kuantitatif dari faktor ketidakpastian / uncertainty) dan dampak atau
konsekuensi dari terjadinya sebuah risiko.
Untuk melakukan proses evaluasi tersebut, dibutuhkan suatu
parameter yang jelas untuk dapat mengukur dampak dari suatu risiko
dengan tepat. Menurut Loosemore, Raftery, Reilly dan Higgon (2006),
beberapa parameter untuk proses evaluasi risiko seperti pada Tabel 2.2 dan
tabel 2.3.
Tabel 2.2 Parameter Probabilitas Risiko
NPV =
Di mana adalah arus kas atau pengembalian bersih beriko dari
= =
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Pada dasaarnya faktor-faktor risiko yng mempengruhi investsi sangat
bergam. Akan tetapi, kategori risiko tersebut dimodifikasi sehingga
menjadi sebagai berikut :
a. Finansial dan Ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya
fluktuasi tingkat inflasi dan suku bunga, perubahan nilai tukar,
kenaikan upah pekerja, dan lain sebagainya.
b. Politik dan Lingkungan. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya
perubahan dalam hukum dan peraturan, perubahan politik, perang,
embargo, bencana alam, dan lain sebagainya.
c. Konstruksi
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya kecelakaan kerja,
pencurian, perubahan desain, dan sebagainya.
2. Portofolio optimal yang diharapkan investor dapat dicapai bila
memahami konsep dasar pembentukan portofolio optimal.
Tandelilin (2010) mengatakan ada tiga konsep dasar yang perlu
diketahui sebagai dasar untuk pembentukan portofolio optimal, yaitu :
a. Portofolio efisien dan portofolio optimal
Untuk membentuk portofolio yang efisien harus berpegang pada
asumsi bagaimana perilaku investor dalam pembuatan keputusan
investasi yang akan diambilnya, yang paling penting semua investor
tidak menyukai risiko (risk averse). Sedangkan portofolio optimal
merupakan portofolio yang dipilih sesuai dengan preferensi investor
bersangkutan terhadap pengembalian investasi berupa return dan
capital gain maupun risiko yang bersedia ditanggungnya.
b. Fungsi utilitas dan kurva indeferen
Merupakan suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari
semua alternatif yang ada, dimana menunjukkan preferensi seorang
investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing
resiko dan tingkat return harapan.
c. Aset berisiko dan asset bebas risiko
Seorang investor harus bisa memilih menginvestasikan dananya
pada berbagai aset, baik aset yang berisiko maupun aset yang bebas
resiko ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut.
DAFTAR PUSTAKA