Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 1


LATAR BELAKANG .......................................................................................... 2
PEMBAHASAN : PROSES PENYUSUNAN APBN BERDASARKAN
UU NO.17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA .............. 4
KESIMPULAN..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ….......................................................................................9

1
LATAR BELAKANG

Untuk mengatur kegiatan perekonomian nasional, suatu Negara harus


membuat anggaran pendapatan dan belanja. Di Indonesia sendiri
terdiri dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dua anggaran
tersebut merupakan alat utama pemerintah untuk mensejahterakan
rakyatnya dan sekaligus sebagai alat pemerintah untuk mengelola
perekonomian Negara. Sebagai alat pemerintah, APBN dan APBD
juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR/DPRD
dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya
perlu lebih berperan dalam mengawal APBN dan APBD sehingga
benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk
mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian Negara dengan
baik.

Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan nasional dalam


penyelenggaraan pemerintahan Negara, maka pemerintah berusaha
untuk menyajikan APBN dan APBD untuk berlangsungnya sebuah
kegiatan pemerintahan. Maka hal tersebut kemudian mendapatkan
landasan hukum yang kuat dengan telah disahkannya UU No. 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah rencana keuangan


tahunan pemerintah pusat yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah pusat dan DPR RI. APBN disusun dengan pertimbangan
yang sangat matang untuk kesejahteraan rakyat, dan sebagai wujud
program kerja pemerintah setahun kedepan di dalam pembangunan
secara nasional. APBN wajib dipertanggungjawabkan di akhir masa
berlakunya.

2
Proses penyusunan Anggapan Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
seringkali menjadi isu penting yang disorot oleh masyarakat, bahkan
APBN dan APBD menjadi alat politik yang digunakan oleh pemerintah
sendiri maupun pihak oposisi. Penyusunan anggaran pendapatan
adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang seluruh
kegiatan pemerintah dan instansi yang dinyatakan dalam unit
moneter untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Anggaran
pendapatan pada dasarnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam penyusunan APBN dan APBD. Dimana dalam penyusunan
anggaran pendapatan mempunyai arti penting bagi pemerintah
daerah dan pemerintah pusat dalam membantu kelancaran roda
pembangunan dan memberikan isi dan arti kepada tanggungjawab
pemerintah pusat dan daerah khususnya sehingga tercipta
perencanaan dan pelaksanaan yang efektif. Untuk menghasilkan
penyelenggaraan yang efektif dan efisien, tahap persiapan atau
perencanaan anggaran merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan. Namun demikian, tahap persiapan atau penyusunan
anggaran harus di akui memang hanyalah salah satu tahap penting
dalam keseluruhan siklus atau proses anggaran tersebut.

3
PEMBAHASAN

PROSES PENYUSUNAN APBN BERDASARKAN UU NO.17


TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA

Ketentuan Umum Penyusunan APBN :

1. APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan


pemerintahan Negara dan kemampuan dalam menghimpun
pendapatan Negara. Dalam menyusun APBN dimaksud,
diupayakan agar belanja operasional tidak melampaui pendapatan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
2. Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja
Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan
bernegara.
3. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-
sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam
Undang-undang tentang APBN. Defisit anggaran dibatasi
maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto. Jumlah pinjaman
dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto.
4. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, Pemerintah Pusat dapat
mengajukan rencana penggunaan surplus anggaran kepada Dewan
Perwakilan Rakyat. Penggunaan surplus anggaran perlu
mempertimbangkan prinsip pertanggungjawaban antargenerasi
sehingga penggunaannya diutamakan untuk pengurangan utang,
pembentukan dana cadangan, dan peningkatan jaminan sosial.

Mekanisme penyusunan APBN :

1. Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan


fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya
kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya
pertengahan bulan Mei tahun berjalan.
2. Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat
membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan

4
fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam pembicaraan
pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.
3. Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok
kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan
Rakyat membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk
dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam
penyusunan usulan anggaran.
4. Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/ pimpinan
lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang
menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian
negara/lembaga tahun berikutnya
5. Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan prestasi kerja
yang akan dicapai.
6. Rencana kerja dan anggaran disertai dengan prakiraan belanja
untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran
yang sedang disusun.
7. Rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan rancangan APBN.
8. Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan
kepada Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan
undang-undang tentang APBN tahun berikutnya.
9. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan
anggaran kementerian negara/lembaga diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
10. Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang
tentang APBN, disertai nota keuangan dandokumen-dokumen
pendukungnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan
Agustus tahun sebelumnya.
11. Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang
APBN dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur
susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat.

5
12. Dewan Perwakilan Rakyat dapat mengajukan usul yang
mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran
dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN.
Perubahan Rancangan Undang-undang tentang APBN dapat
diusulkan oleh DPR sepanjang tidak mengakibatkan peningkatan
defisit anggaran.
13. Pengambilan keputusan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai Rancangan Undang-Undang tentang APBN dilakukan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang
bersangkutan dilaksanakan.
14. APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit
organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.
15. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan
Undang-undang Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran
setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran
sebelumnya.

Siklus APBN diawali dengan tahapan kegiatan perencanaan dan


penganggaran APBN. Terkait penyusunan rencana anggaran
(kapasitas fiskal), Pemerintah, BPS, Bank Indonesia mempersiapkan
asumsi dasar ekonomi makro yang akan digunakan sebagai acuan
penyusunan kapasitas fiskal oleh Pemerintah. Selain itu juga
disiapkan konsep pokok-pokok kebijakan fiskal dan ekonomi makro.

6
Dalam tahapan ini, terdapat dua kegiatan penting yaitu: perencanaan
kegiatan (Perencanaan) dan perencanaan anggaran (Penganggaran).
Dalam perencanaan, para pemangku kepentingan terutama
Kementerian Negara/Lembaga (K/L) menjalankan perannya untuk
mempersiapkan RKP/RKAKL yang mencerminkan prioritas
pembangunan yang telah ditetapkan oleh Presiden dan mendapat
persetujuan DPR. Setelah melalui pembahasan antara K/L selaku
chief of operation officer (COO) dengan Menteri Keuangan selaku
chief financial officer (CFO) dan Menteri Perencanaan, dihasilkan
Rancangan Undang-Undang APBN yang bersama Nota Keuangan
kemudian disampaikan kepada DPR.

Setelah dilakukan pembahasan antara Pemerintah dan DPR, dengan


mempertimbangkan masukan DPD, DPR memberikan persetujuan
dan pengesahan sehingga menjadi Undangundang APBN, di mana
tahapan kegiatan ini disebut penetapan APBN. Pada tahapan
selanjutnya, pelaksanaan APBN dilakukan oleh K/L dan Bendahara
Umum Negara dengan mengacu pada Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) sebagai alat pelaksanaan APBN. Bersamaan dengan
tahapan pelaksanaan APBN, K/L dan Bendahara Umum Negara
melakukan pelaporan dan pencatatan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) sehingga menghasilkan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang terdiri atas Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Atas LKPP tersebut, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan, dan LKPP yang
telah diaudit oleh BPK tersebut disampaikan oleh Presiden kepada
DPR dalam bentuk rancangan undang-undang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN untuk dibahas dan disetujui.

7
KESIMPULAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintah pusat yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah pusat dan DPR RI. APBN disusun dengan
pertimbangan yang sangat matang untuk kesejahteraan rakyat, dan
sebagai wujud program kerja pemerintah setahun kedepan di dalam
pembangunan secara nasional.

Proses penyusunan APBN sudah diatur didalam UU No. 17 Tahun


2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 12-Pasal 15.

Pokok-pokok Siklus APBN terdiri dari :

 Perencanaan dan Penganggaran APBN (Januari – Juli)


 Pembahasan APBN (Agustus-Oktober)
 Penetapan APBN (akhir Oktober)
 Pelaksanaan APBN (sejak Januari)
 Pelaporan dan Pencatatan APBN
 Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN

8
DAFTAR PUSTAKA

 Rahma, Ayu (2016, 9 November). Tugas Kuliah Penyusunan


APBN dan APBD. Dikutip 6 Juli 2019 dari ayurahma96.blogspot :
http://ayurahma96.blogspot.com/2016/11/tugas-kuliah-
penyusunan-apbn-dan-apbd.html
 Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Tentang Keuangan Negara.
 Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2014. Pokok-Pokok
Siklus APBN di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Anggaran
dan Direktorat Penyusunan APBN.

Anda mungkin juga menyukai