Anda di halaman 1dari 3

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam mengelola keuangannya, daerah memiliki tahap-tahap pengelolaan keuangan. Tahap-tahap


tersebut adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban serta
pemeriksaan. Tahapan-tahapan ini merupakan sebuah siklus dan berulang setiap berakhirnya suatu
masa periode.
Perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dari disusunnya RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah) hingga diterbitkannya Peraturan Daerah APBD. Secara rinci, tahapannya adalah sebagai
berikut:
1. RPJMD yang merupakan penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah untuk 5 (tahun)
disusun oleh Kepala Daerah bersama Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah) dengan berpedoman pada RPJP Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional dan
standar pelayanan minimal. RPJMD ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kepala
daerah dilantik.
2. Pemerintah Daerah menyusun RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) yang merupakan
penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka waktu 1
(satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD memuat
rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana
kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penyusunan RKPD
diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Mei tahun anggaran sebelumnya dan ditetapkan
melalui Peraturan Kepala Daerah.
3. Kepala Daerah menyusun rancangan KUA (Kebijakan Umum Anggaran) dan rancangan
PPAS (Prioritas Plafon Anggaran Sementara) berdasarkan RKPD dengan mengacu pada
pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Rancangan KUA
disampaikan paling lambat minggu kedua bulan Juli kepada DPRD dan hasil kesepakatan
paling lambat ditandatangani paling lambat minggu kedua bulan Agustus.
 Rancangan KUA memuat:
- kondisi ekonomi makro daerah;
- asumsi penyusunan APBD;
- kebijakan Pendapatan Daerah;
- kebijakan Belanja Daerah;
- kebijakan Pembiayaan Daerah; dan
- strategi pencapaian.
4. Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) menyusun RKA SKPD berdasarkan KUA
dan PPAS dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah,
penganggaran terpadu, dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja. RKA-SKPD memuat
rencana pendapatan, belanja untuk masing-masing program dan kegiatan menurut fungsi
untuk tahun yang direncanakan, dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan
pembiayaan, serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya. RKA-SKPD yang telah disusun
oleh kepala SKPD disampaikan kepada TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) untuk
dilakukan penelaahan.
5. PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD, dan berikut dokumen
pendukung (nota keuangan dan rancangan APBD) berdasarkan RKA-SKPD yang nantinya
akan di telaah oleh TAPD kemudian disampaikan kepada Kepala Daerah.
6. Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD
disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum
1 (satu) bulan tahun anggaran berakhir untuk dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan
bersama. Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan
peraturan daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun
anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. Atas dasar persetujuan bersama, Kepala Daerah
menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
7. Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan
rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh kepala
daerah paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri bagi
gubernur dan disampaikan kepada gubernur bagi bupati/walikota untuk dievaluasi. Hasil
evaluasi disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya
rancangan dimaksud.
8. Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan
daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Penetapan
dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
Pelaksanaan
Pelaksanaan APBD dilakukan dengan berlandaskan asas pengeluaran tidak boleh dilakukan atas
beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak
cukup tersedia anggarannya dalam APBD. Pelaksanaan belanja daerah harus didasarkan pada prinsip
hemat, tidak mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lingkup tahap pelaksanaan termasuk sejak dirancangnya DPA-SKPD (Daftar Pelaksanaan Anggaran
– Satuan Kerja Perangkat Daerah) hingga ditetapkannya Peraturan Daerah Perubahan APBD. Rincian
tahapan ini yaitu:
1. PPKD paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah APBD ditetapkan, memberitahukan kepada
semua kepala SKPD agar menyusun dan menyampaikan rancangan DPA-SKPD. Rancangan
DPA-SKPD merinci sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan, anggaran yang
disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap satuan
kerja serta pendapatan yang diperkirakan. Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD
yang telah disusunnya kepada PPKD paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pemberitahuan
disampaikan.
2. Tim anggaran pemerintah daerah melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-sama
dengan kepala SKPD yang bersangkutan.
3. DPA-SKPD digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh kepala SKPD selaku
pengguna anggaran/barang.
4. SKPD melakukan pelaksanaan anggaran baik berupa penerimaan, belanja, atau pembiayaan.
Semua Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui
Rekening Kas Umum Daerah yang dikelola oleh BUD. Semua penerimaan dan pengeluaraan
pembiayaan daerah dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah.
5. Pemerintah Daerah menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk
6 (enam) bulan berikutnya dan disampaikan kepada DPRD selambat-lambatnya pada akhir
bulan Juli tahun anggaran yang bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPRD dan
pemerintah daerah.
6. Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan, dibahas bersama
DPRD dengan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBD
tahun anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi:
- perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD;
- keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit organisasi,
antarkegiatan, dan antarjenis belanja;
- keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan
untuk tahun berjalan;
- keadaan darurat; dan
- keadaan luar biasa
Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD tahun
anggaran yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan DPRD sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan berakhir.
7. Rancangan Perda provinsi tentang perubahan APBD yang telah disetujui bersama antara
Kepala Daerah dan DPRD dan rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD
disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk gubernur dan kepada gubernur untuk
bupati/walikota paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal persetujuan rancangan
Perda provinsi tentang perubahan APBD untuk dievaluasi sebelum ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
8. Kepala Daerah menetapkan rancangan tersebut menjadi Perda dan Perkada sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai