Anda di halaman 1dari 21

DOKUMENTASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH

MAKALAH

“Sistem Angggaran dan Perbendaharaan Negara”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

Dimas Adytia Pratama 1802112432


Mariana 1802195440
Randi 18021105579

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
( 2021)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul” Dokumentasi Perencanaan dan
Penganggran Daerah”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan dan menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai ketepatan memahami konsep teknik penyususnan RPJDP,
RPJMD, Renstra SKPD, Penyusunan RKPD, Teknik Penyusunan Renja SKPD dan memahami
bagaimana teknik da;am penyusunan APBN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati penulis sangat menghargai kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak pembaca dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan
serta mampu menjadi acuan bagi mata kuliah yang bersangkutan.

Pekanbaru, 11 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2

1.3. Tujuan Makalah........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1. Teknik Penyusunan RPJPD......................................................................................................3

2.2. Teknik Penyusunan RPJMD.....................................................................................................5

2.3. Teknik Penyusunan Renstra SKPD.........................................................................................6

2.4. Teknik Penyusunan RKPD.......................................................................................................7

2.5. Teknik Penyusunan Renja SKPD...........................................................................................10

2.6. Teknik Penyusunan APBD.......................................................................................................12

BAB III PENUTUP......................................................................................................................14

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................................14

3.2. Saran........................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Tahunan
atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-
undang tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Untuk melaksanakan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang
didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.
Perumusan rancangan awal RKPD merupakan awal
dari seluruh proses penyusunan rancangan RKPD untuk
memberikan panduan kepada seluruh SKPD untuk
menyusun rancangan Renja SKPD dan berfungsi sebagai
koridor perencanaan pembangunan daerah dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan
pendekatan teknokratis dan partisipatif. Setelah rancangan
awal RKPD dibuat, tahap selanjutnya adalah merumuskan
dokumen tersebut menjadi rancangan RKPD. Perumusan

1
rancangan kegiatan prioritas yang tercantum dalam rancangan Renja
RKPD pada SKPD serta untuk mengharmoniskan dan
dasarnya adalah mensinergikannya terhadap prioritas dan sasaran
memadukan pembangunan nasional dan provinsi. Pada tataran praktis,
materi pokok sebagian kebijakan diwujudkan atau nyata terlihat dari
yang telah program dan kegiatan yang diagendaka, yang secara
disusun dalam implisit disebutkan dalam pernyataan tentang kebijakan dan
rancangan awal prioritas pembangunan nasional tahun rencana maupun
RKPD Provinsi jabaran program dan kegiatan prioritas yang mempengaruhi
dengan baik secara langsung maupun tidak langsung rencana
rancangan pembangunan suatu daerah. Tahap selanjutnya adalah
Renja SKPD Verifikasi dan Integrasi Program dan Kegiatan Prioritas,
dan dengan tujuan
mensinkronkan
nya dengan
kebijakan
Nasional/Provin
si tahun
rencana.
Dengan
demikian,
penyusunan
rancangan
RKPD
bertujuan untuk
menyempurnak
an rancangan
awal melalui
proses
pengintegrasian
dan harmonisasi
program dan
2
pokok adalah menyangkut kesamaan materi antara program dan kegiatan prioritas pada
rancangan RKPD telah sama dengan muatan nama program dan kegiatan prioritas tiap-tiap
SKPD, termasuk informasi tentang indikator kinerja, selain itu juga memastikan agar program
dan kegiatan prioritas telah sepenuhnya tercantum dalam rancangan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah pada SKPD terkait.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana Tenik Penyusunan RPJDP?


b. Bagaimana Teknik Penyusunan RPJMD?
c. Bagaimana Teknik Penyusunan Renstra SKPD?
d. Bagaimana Teknik Penyusunan RKPD?
e. Bagaimana Teknik Penyusunan Renja SKPD?

1.3 Tujuan Makalah

a. Untuk mengetahui dan memahami teknik penyusunan RPJPD.


b. Untuk mengetahui memahami teknik penyusunan RPJMD.
c. Untuk mengetahui memahami teknik penyusunan Renstra SKPD.
d. Untuk mengetahui memahami teknik penyusunan RKPD.
e. Untuk mengetahui memahami teknik penyusunan renja SKPD.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Penyusunan RPJPD

Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk
angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi semua aktivitas perusahaan
untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali
disebut juga dengan rencana keuangan. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-
rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan
daerah. RPJPD yang disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional menjadi pedoman
dalam penyusunan RPJMD.
RPJPD merupakan dokumen perencanaan daerah berwawasan waktu 20 tahun
yang memuat uraian visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah.
Rancangan awal RPJPD dimaksudkan sebagai bahan utama musrenbang jangka panjang
daerah. RPJPD lebih ditujukan kepada sifat visioner daerah dan memuat hal-hal yang
mendasar. Kedudukan dan fungsi RPJPD adalah sebagai acuan penyusunan RPJM
Provinsi dan Kabupaten/Kota serta sebagai pedoman penyusunan visi dan misi pasangan
calon kepala daerah.
Substansi RPJPD berisi materi utama yang terdiri dari visi, misi dan arah
pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 tahun ke depan. Visi merupakan rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sedangkan
misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Arah pembangunan daerah merupakan strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan jangka panjang daerah yang meliputi arahan umum pembangunan jangka
panjang serta peran sub wilayah pembangunan di daerahnya yang mengacu pada rencana
tata ruang wilayah.
Dalam UU No. 25 Tahun 2004 Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan bahwa penyusunan
RPJPD melalui urutan: pertama penyiapan rancangan awal rencana pembangunan, kedua
yaitu musyawarah perencanaan pembangunan, dan ketiga yaitu penyusunan rancangan
akhir rencana pembangunan. Secara teknis, proses kegiatannya terdiri dari merumuskan
permasalahan pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional, merumuskan
visi dan misi jangka panjang daerah yang mengacu pada RPJP Nasional serta perumusan
arah pembangunan daerah jangka panjang. Berdasarkan PP No 8 Tahun 2008
menjelaskan bahwa RPJPD disusun dengan tahapan :
 Penyusunan Rancangan awal
 Pelaksanaan Musrenbang
 Perumusan Rancangan Akhir
 dan Penetapan Rancangan RPJPD

a. Penyusunan Rancangan Awal


1) Bappeda menyusun rancangan awal RPJPD.
2) RPJPD Provinsi memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah dengan
mengacu pada RPJP Nasional.
3) RPJPD Kabupaten/Kota memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah dengan
mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi.
4) Dalam menyusun rancangan awal RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bappeda meminta masukan dari SKPD dan pemangku kepentingan.
b. Pelaksanaan Musrenbang
1) Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan awal RPJPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (4).
2) Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan pemangku
kepentingan.
3) Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian, pembahasan
dan penyepakatan rancangan awal RPJPD.
4) Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
c. Perumusan Rancangan Akhir
1) Rancangan akhir RPJPD dirumuskan berdasarkan hasil Musrenbang.
2) Rancangan akhir RPJPD dirumuskan paling lama 1 (satu) tahun sebelum
berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.
3) Rancangan akhir RPJPD disampaikan ke DPRD dalam bentuk Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum
berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.

4
d. Penetapan
1) DPRD bersama kepala daerah membahas Rancangan Peraturan Daerah tentang
RPJPD.
2) RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri.

2.2 Teknik Penyusunan RPJMD


RPJMD merupakan penjabaran visi, misi dan program kepala daerah yang
disusun dengan berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJMD Nasional.
RPJMD menjadi pedoman penyusunan Renstra SKPD. Dalam pelaksanaannya, RPJMD
dijabarkan dalam RKPD. RPJPD merupakan dokumen perencanaan daerah berwawasan
waktu 5 tahun yang dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam RKPD. RPJMD memuat
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan prioritas kepala daerah, kerangka
kebijakan, program SKPD dan lintas SKPD, serta program kewilayahan. RPJMD
disepakati sebagai acuan penyusunan rancangan Renstra SKPD.
Kedudukan dan fungsi RPJMD adalah sebagai acuan penyusunan RKPD
Provinsi dan Kabupaten/Kota serta sebagai pedoman bagi penyusunan Renstra SKPD.
Substansi RPJMD berisi materi utama yang terdiri dari visi dan misi kepala daerah, arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program
kepala daerah yang sudah dijabarkan dalam format program SKPD dan program lintas
SKPD, program kewilayahan, serta rencana-rencana kerja dalam rangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Secara teknis, tahapan penyusunan
dokumennya yaitu menjabarkan visi, misi, program kepala daerah dengan berpedoman
pada RPJPD, serta mengisi substansi RPJMD.
Menurut UU No. 25 Tahun 2004 Pasal 9 Ayat 2, penyusunan RPJM
Nasional/Daerah dan RKP/RKPD dilakukan dengan urutan kegiatan yaitu penyiapan
rancangan awal rencana pembangunan, penyiapan rancangan rencana kerja, musyawarah
perencanaan pembangunan, penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Teknik
penyusunan RPJMD mekanismenya hampir sama dengan RPJPD, dimana yang
sebagaimana yang diketahui bahwa RPJMD merupakan rencana pembangunan jangka
menengah daerah yang mana dokumen perencanaan pembangunan daerahnya berada
dalam jangka waktu selama 5 tahun, RPJMD berisi penjabaran visi dan misi serta
program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJPD serta memperhatikan RPJM
Nasional. Teknik penyusunannya adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan Rancangan Awal
1) Bappeda menyusun rancangan awal RPJMD.
2) RPJMD memuat visi, misi dan program kepala daerah.
3) Rancangan awal RPJMD berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM
Nasional, kondisi lingkungan strategis di daerah, serta hasil evaluasi terhadap
pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya.
b. Pelaksanaan Musrenbang
1) Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJMD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 Ayat (3).
2) Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan pemangku
kepentingan.
3) Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan RPJMD.
4) Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
c. Perumusan Rancangan Akhir
1) Rancangan akhir RPJMD dirumuskan oleh Bappeda berdasarkan hasil
Musrenbang.
2) Pembahasan rumusan rancangan akhir RPJMD dipimpin oleh Kepala Daerah.
d. Penetapan
1) RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri.
2) Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah
kepala daerah dilantik.
3) Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi disampaikan kepada Menteri.
4) Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten/Kota disampaikan kepada gubernur
dengan tembusan kepada Menteri.

2.3 Teknik Penyusunan Renstra SKPD


Rencana strategis (Renstra) pada hakekatnya merupakan dokumen perencanaan
suatu organisasi/lembaga yang menentukan strategi atau arahan, dan digunakan sebagai
dasar dalam mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber daya termasuk modal
dan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana strategis
(Renstra) SKPD adalah suatu dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun sehubungan dengan tugas dan fungsi SKPD
dengan memperhitungkan perkembangan lingkungan strategis yang digunakan untuk
melakukan proyeksi kondisi pada masa depan.
Di dalam Renstra digambarkan tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan
yang merupakan proses berkelanjutan dari pembuatan keputusan. Keputusan itu diambil
melalui proses pemanfaatan sebanyak mungkin pengetahuan antisipatif dan
mengorganisasikannya secara sistematis untuk dilaksanakan dan mengukur hasilnya
melalui feedback yang sistematis. Renstra SKPD disusun dengan berpedoman pada
RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Renstra SKPD wajib menerapkan dan
mencapai SPM (standar pelayanan minimal) yang ditetapkan kementerian atau lembaga.
Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan daerah berwawasan waktu 5 tahun
yang disusun sesuai tugas dan fungsi SKPD sebagai pedoman SKPD dalam merumuskan
rancangan awal Renja SKPD. Rancangan Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan dan
strategi untuk mencapai tujuan sesuai dengan fungsi dan kewenangan SKPD.

6
Tujuannya adalah untuk menjabarkan visi SKPD yang bersangkutan dan
dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai. Rencana kegiatan ini paling
tidak memuat lokasi, keluaran langsung, dan sumber daya yang diperlukan serta bersifat
indikatif. Kedudukan dan fungsi Renstra SKPD adalah sebagai acuan penyusunan Renja
SKPD Provinsi serta Kabupaten/Kota. Selain itu, juga sebagai rancangan awal Renstra
SKPD menjadi masukan bagi pemutakhiran rancangan awal RPJMD menjadi rancangan
RPJMD yang kelak digunakan sebagai sumber bahasan dalam musrenbang RPJMD.
Substansi Renstra SKPD berisi materi utama yang terdiri dari visi dan misi
SKPD, strategi, kebijakan, program dan dilengkapi dengan rincian kegiatan yang bersifat
indikatif berupa kegiatan pembangunan yang dillaksanakan langsung oleh Pemda dan
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Tahapan penyusunan dokumen
Renstra SKPD adalah dengan menjabarkan visi, misi dan program SKPD, serta
menyusun program SKPD berupa perumusan visi dan misi program SKPD, perumusan
tujuan, strategi dan kebijakan SKPD, serta perumusan kegiatan indikatif SKPD.
Sebagai salah satu unsur perangkat daerah, SKPD berkewajiban menyiapkan
Renstra yang secara teknis merupakan penjabaran dari RPJMD Pemerintah Daerah.
Renstra sendiri berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam
menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang
dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Dalam
pelaksanaannya, Renstra tersebut akan dijabarkan kembali ke dalam dokumen Rencana
Kerja (Renja) yang memuat prioritas program dan kegiatan dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun anggaran. Kemudian hasil capaian program dan kegiatan tersebut wajib
diinformasikan dan dilaporkan kepada stakeholders, yang dituangkan melalui Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj).

2.4 Teknik Penyusunan RKPD


RKPD disusun dengan menjabarkan RPJMD dan mengacu pada RKP. RKPD
merupakan rencana kerja yang menjadi bahan utama dalam proses penganggaran.
Maksud dan tujuan menyusun RKPD adalah menyiapkan dokumen perencanaan daerah
berwawasan waktu 1 tahun sebagai penjabaran RPJMD untuk tahun yang bersangkutan.
RKPD yang telah ditetapkan dimaksudkan untuk digunakan oleh SKPD untuk
menyesuaikan rancangan Renja SKPD menjadi Renja SKPD yang ditetapkan dengan
keputusan pimpinan SKPD.
Kedudukan dan fungsi RKPD adalah sebagai acuan dalam penyusunan kerangka
umum APBD, dan sigma program dan kegiatan dari seluruh Renja SKPD di Provinsi
dan Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Materi RKPD memuat rancangan atau rencana
kerangka otonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan
pendanaannya yang terdiri atas kegiatan dengan pendanaan langsung oleh pemerintah
dan kegiatan yang dicapai dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Secara teknis, proses kegiatannya terdiri dari memasukkan hasil evaluasi tahunan
dalam rancangan RKPD, memasukkan umpan balik serta masukkan dari monitoring dan
evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan terhadap rancangan awal RKPD,
memasukkan masukan dari musrenbang dalam rancangan RKPD, dan penggunaan daftar
SPM (standar pelayanan minimal) dalam mengkaji rancangan awal RKPD, serta
memasukkan pokok-pokok pikiran DPRD.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan disusunnya dokumen
perencanaan yang terintegrasi mulai dari Pemerintah Pusat hingga ke daerah disusun
secara berjangka meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk jangka
waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk jangka waktu
5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan
tahunan sebagai implementasi dari dokumen RPJM. RKPD ini memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja yang terukur
dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun
yang ditempuh dengan keikutsertaan masyarakat untuk kesejahteraan rakyat. RKPD ini
adalah rencana program/kegiatan yang merupakan hasil persandingan usulan dari
masyarakat dengan usulan dari tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
mengacu kepada RPJMD melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah (Musrenbang).
Sebagai suatu dokumen resmi Pemerintah Daerah, RKPD mempunyai kedudukan
yang strategis, proses penyusunan RKPD dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu
dan tanggap terhadap perubahan yang penyusunannya dilaksanakan untuk mewujudkan
sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan, serta mewujudkan efisiensi dan alokasi sumber daya dalam pembangunan
daerah.
Selanjutnya RKPD tersebut menjadi bahan bagi penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). KUA-PPAS
harus mendapat persetujuan dari Legislatif. PPA yang telah menjadi kesepakakan antara
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan DPRD selanjutnya menjadi pedoman bagi setiap
SKPD untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), yang menjadi bahan
masukan dalam penyusunan RAPBD. Sehingga melalui pembahasan sidang DPRD
ditetapkanlah APBD. Seperti terlihat pada diagram di bawah ini.
Sebagaimana diagram di atas, langkah-langkah untuk menyusun APBD, kepala
daerah menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan
instrumen dari Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang
mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah. RKPD disusun dengan tujuan untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan. Konsistensi program dan kegiatan yang tertuang dalam rancangan akhir
RKPD menjadi dasar penyusunan dan pembahasan KUA & PPAS yang akan disepakati
Kepala Daerah bersama DPRD. KUA-PPAS ini merupakan pedoman bagi SKPD untuk
menyusun program dan kegiatan yang dituangkan dalam bentuk RKA-SKPD yang menjadi
tanggung jawab SKPD yang pada akhirnya menjadi bahan untuk penjabaran APBD.

Prinsip Penyusunan RKPD


Proses penyusunan RKPD dilaksanakan melalui mekanisme/tahapan yang diawali
dari Musrenbang tingkat Kelurahan, Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan Musrenbang tingkat Kota dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
pembangunan.
Dalam penyusunannya, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) harus memenuhi tiga
prinsip sebagai berikut:
1. Participative, yaitu rakyat harus harus turut serta dalam prosesnya. Karena secara
langsung masyarakat akan menikmati keuntungan dari hasil perencanaan jika mereka
ikut andal dalam prosesnya.
2. Sustainable, artinya perencanaan tidak hanya terdiri atas satu tahap akan tetapi harus
berlanjut atau berkesinambungan sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus
dalam kesejahteraan masyarakat, dan jangan sampai terjadi kemunduran. Prinsip
sustainbale ini juga diartikan perlunya evaluasi dan pengawasan dalam pelaksanaannya
sehingga secara terus- menerus dapat diadakan koreksi dan perbaikan selama
perencanaan dijalankan.

9
3. Holistic, sesuai dengan artinya "menyeluruh", prinsip ini menunjukkan bahwa masalah
dalam perencanaan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi atau unsur
tetapi harus dilihat dari seluruh aspek, dan dalam keutuhan suatu konsep. Dalam konsep
tersebut juga harus mengandung unsur yang dapat berkembang serta terbuka dan
demokratis.
Dengan demikian dengan adanya konsistensi antara RKPD dengan APBD dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional, maka akan terwujud sinergitas antara
perencanaan dengan penganggaran untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pemanfaatan
sumber daya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Harapannya, Pemerintah
Daerah bersama para pemangku kepentingan (stakeholders) menjalankan peran dan
kewenangannya masing-masing yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan
dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.

Tahapan Penyusunan Dokumen


Dalam UU No. 25 Tahun 2004 Pasal 9 ayat 2 menyebutkan bahwa penyusunan
RPJM Nasional atau Daerah dan RKP/RKPD dilakukan melalui urutan yaitu mulai dari
penyiapan rancangan awal rencana pembangunan. penyiapan rancangan rencana kerja dan
musyawarah perencanaan pembangunan serta penyusunan rancangan akhir rencana
pembangunan. Secara teknis, proses kegiatannya terdiri dari memasukkan hasil evaluasi
tahunan dalam rancangan RKPD, memasukkan umpan balik serta masukan dari monitoring
dan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan terhadap rancangan awal RKPD,
memasukkan masukan dari Musrenbang dalam rancangan RKPD, dan penggunaan daftar
SPM (Standar Pelayanan Minimal) dalam mengkaji rancangan awal RKPD, serta
memasukkan pokok-pokok pikiran DPRD.
2.5 Teknik Penyusunan Renja SKPD
Definisi Renja SKPD
Renja SKPD disusun dengan berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada
RKPD. Renja SKPD merupakan dokumen rencana dengan wawasan waktu 1 tahun yang
disusun oleh SKPD sesuai tugas dan fungsinya guna mengoperasionalkan Renstra SKPD
untuk tahun rencana yang dimaksud dengan berpedoman pada hasil Musrenbang yang
termuat dalam RKPD sebagai pedoman SKPD dalam Menyusun RKA-SKPD. Rancangan
kerja SKPD dibuat sebagai bahan utama bagi Musrebang Daerah.
Kedudukan dan fungsi Renja SKPD adalah sebagai acuan teknis dalam penyusunan
RKA-SKPD provinsi dan RKA SKPD kabupaten/kota dalam upaya untuk mempertahankan
kontinuitas kegiatan perencanaan dalam kegiatan penganggaran serta check dan balances.
Rancangan awal Renja SKPD menjadi masukan bagi pemutakhiran rancangan awal RKPD
menjadi rancangan RKPD yang kelak digunakan sebagai sumber bahasan dalam
Musrenbang RKPD. Materi Renja SKPD memuat kebijakan, program, serta kegiatan
pembangunan baik yang dilaksanakan secara langsung oleh Pemda maupun kegiatan
pembangunan yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

10
Untuk Renja pada K/L merupakan penjabaran Renstranya, kebijakan K/L, program
dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan dorongan partisipasi
dari masyarakat. Untuk Renja dalam SKPD memuat penjabaran Renstra RKPD, kebijakan
SKPD, program dan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun dorongan
partisipasi dari masyarakat. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan satu
dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan bagi mengarahkan program dan
kegiatan pelayanan SKPD khususnya dan pembangunan tahunan daerah pada umumnya
Renja SKPD adalah perencanaan pada unit organisasi terendah dan terkecil di pemerintah
daerah yang memberikan masukan utama dan mendasar bagi perencanaan di peringkat
yang lebih atas seperti RKPD, Renstra SKPD, RPJMD dan bahkan RPJPD. Renja SKPD
berhubungan langsung dengan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan tujuan utama
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kualitas penyusunan Renja SKPD dengan demikian
akan sangat menentukan kualitas pelayanan SKPD yang diberikan kepada masyarakat
penggunanya.
Persiapan penyusunan Renja SKPD, meliputi :
1) Pembentukan tim penyusunan Renja SKPD
2) Orientasi mengenai Renja SKPD
3) Penyusunan agenda kerja
4) Pengumpulan data dan informasi
Penyusunan rancangan Renja SKPD, yaitu :
Tahap merumuskan rancangan Renja SKPD. Dalam tahap ini ada beberapa proses yang
harus dilalui, antara lain:

1) Tahap penyajian rancangan renja SKPD

2) Pengelolaan data dan informasi

3) Analisis gambaran pelayanan SKPD

4) Mereview hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu berdasarkan Renstra SKPD
5) Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
6) Telaah terhadap rancangan awal RKPD
7) Perumusan tujuan dan sasaran
8) Menelaah usulan program dan kegiatan dari masyarakat
9) Perumusan kegiatan prioritas
10) Penyajian awal dokumen rancangan Renja SKPD
11) Penyempurnaan rancangan Renja SKPD
12) Pembahasan forum SKPD
13) Penyesuaian dokumen rancangan Renja SKPD sesuai prioritas dan sasaran
pembangunan tahun rencana
Pelaksanaan Forum SKPD
Forum SKPD merupakan wadah penampungan dan penjaringan aspirasi masyarakat dan
dunia usaha untuk penyempurnaan rancangan kebijakan penyusunan Renja SKPD. Dalam
proses menyusun Renja SKPD, forum konsultasi umum atau publik dibedakan antara
kabupaten/kota dengan provinsi.

Tujuan forum SKPD Kabupaten/Kota adalah :


1) Menyelaraskan program dan kegiatan SKPD kabupaten/kota musrenbang RKPD
kabupaten/kota di kecamatan.
2) Mempertajam indikator serta target program dan kegiatan SKPD kabupaten/kota sesuai
dengan tugas dan fungsi SKPD.
3) Menyelaraskan program dan kegiatan antar SKPD kabupaten dengan SKPD lainnya.
4) Menyesuaikan pendanaan program dan kegiatan prioritas berdasarkan pagu indikasi
untuk masing-masing SKPD kabupaten/kota.

Penetapan Renja SKPD


Penetapan rancangan akhir rencana kerja (Renja) SKPD dilakukan dengan pengesahan oleh
Kepala daerah yang selanjutnya kepala SKPD menetapkan Renja SKPD untuk menjadi
pedoman di lingkungan SKPD dalam menyusun program dan kegiatan prioritas SKPD pada
tahun anggaran berkenaan.

Pengesahan Renja SKPD oleh Kepala daerah


1) Proses mengesahkan rancangan final Renja SKPD yang sudah disesuaikan dengan
peraturan dari kepala daerah memakan waktu paling lama 1 bulan. Waktu tersebut
terhitung setelah Kepala Daerah menetapkan rancangan akhir renja SKPD.
2) Penetapan Renja SKPD oleh kepala SKPD palaing lama 114 hari setelah Renja KPSD
disahkan oleh kepada daerah.

2.5 Teknik Penyusnan APBD


Alur Proses dan Jadwal Penyusunan APBD
Proses Penyusunan APBD

Teknik Penyusunan Dokumen

a. Klasifikasi Urusan Pemda dan Organisasi OPD


b. Pengkodean Rekening Pendapatan, Bleanja, dan Pendanaan Daerah
c. Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
d. Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
e. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran OPD (RKA OPD)
f. Susunan Nota Keuangan APBD
g. Raperda APBD dan format Dokumen Pendukungnya
h. Kisi-kisi Pengisian Format APBD
i. Penetapan APBD
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan Anggaran adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis dalam bentuk
angka dan dinyatakan dalam unit moneter
yang meliputi semua aktivitas perusahaan
untuk jangka waktu ( periode) tertentu di
masa yang akan datang. Dalam anggaran,
satuan kegiatan dan satuan uang menempati
posisi penting dalam arti segala kegiatan
akan dikuantifikasikan dalam satuan uang,
sehingga bisa diukur pencapaian efisiensi
dan efektivitas dari kegiatan yang
dilakukan. Dalam pemerintahan daerah,
anggaran sangat dibutuhkan guna untuk
mewujudkan tujuan yang ingin di capai oleh
perusahaan.
Untuk melaksanakan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut
Pemerintah telah menetapkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, yang
didalamnya mengatur tahapan, tata cara
penyusunan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah
yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra
SKPD,RKPD, dan Renja SKPD.
Perumusan rancangan awal RKPD
merupakan awal dari seluruh proses
penyusunan rancangan RKPD untuk
memberikan panduan kepada seluruh
SKPD untuk menyusun rancangan Renja
SKPD dan berfungsi sebagai koridor
perencanaan pembangunan daerah dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun yang disusun
menggunakan pendekatan teknokratis dan
partisipatif. Setelah rancangan awal RKPD
dibuat, tahap selanjutnya adalah
meru RKPD provinsi dengan rancangan Renja
musk SKPD dan mensinkronkannya dengan
an kebijakan nasional/provinsi tahun rencana.
doku Dengan demikian, penyusunan rancangan
men RKPD bertujuan untuk menyempurnakan
terse rancangan awal melalui proses
but pengintegrasian dan harmonisasi program
menj dan kegiatan prioritas yang tercantum
adi dalam rancangan Renja SKPD serta untuk
ranca mengharmoniskan dan mensinergikannya
ngan terhadap prioritas dan sasaran
RKP pembangunan nasional dan provinsi.
D.
P 3.2. Saran
erum Makalah ini masih jauh dari kata
usan sempurna, semoga pembaca dapat
Ranc
memahami dan mengerti menganai
anga
n dokumentasi perencanaan dan
RKP penganggaran Daerah.
D
pada
dasar
nya
adala
h
mem
aduk
an
mate
ri
poko
k
yang
telah
disus
un
dala
m
ranca
ngan
awal
DAFTAR PUSTAKA

Azlina, Nur, Restu Agusti. 2021. Sistem Anggaran Dan Perbendahraan Negara. Pekanbaru: Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis UNRI.
https://pusdiklatpemendagri.co.id/bimtek-pedoman-penyusunan-dan-pengendalian-renja-skpd-dan-
rkpd/

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

Anda mungkin juga menyukai