KEPEMILIKAN
1. Sifat Persekutuan
Persekutuan memungkinkan suatu usaha bersama membagi investasi yang diperlukan
dan resikonya. Persekutuan sering ditemukan dibanyak bidang bisnis, termasuk industri
jasa, ritel, operasi grosir, dan manufaktur serta profesi terutama hukum, medis dan akuntan
publik.
Persekutuan di AS diatur oleh hukum negara bagian, pada tahun 1914 National
Conference of Commissioners on Uniform State Laws mengembangkan Uniform
Partnership Act, yang akhirnya diadopsi dengan sejumlah variasi. Pada tahun 1992
Revised Uniform Partnership Act (RUPA) diumumkan secara resmi melalui konferensi
Nasional dan telah diadopsi setelah direvisi oleh beberapa negara bagian. Uniform
Partnership Act awalnya masih menyediakan pedoman hukum bagi persekutuan umum,
pengoperasian, dan pembubaran persekutuan di Amerika Serikat.
2. Karakteristik Persekutuan
Persekutuan (partnership) didefinisikan sebagai asosiasi antara dua atau lebih orang
yang menjalankan suatu bisnis guna menghasilkan laba sebagai pemilik bersama. Salah
satu fitur hukum persekutuan adalah umur yang terbatas (limited life).
Menurut konsep hukum Mutual Agency, setiap sekutu merupakan agen bagi semua
aktivitas persekutuan, dengan kekuasaan mengikat semua sekutu lainnya melalui
tindakannya yang mengatas namakan persekutuan. Implikasi dari murtual agency terutama
akan disignifikan apabila dipertimbangkan kaitannya dengan fitur persekutuan dengan
kewajiban tidak terbatas (unlimited liability). Setiap sekutu bertanggung jawab pada
semua utang persekutuan dan dalam kasus insolvensi, mungkin perlu menggunakan aktiva
pribadi untuk membayar utang persekutuan yang diotorisasi oleh setiap sekutu.
3. Akta Persekutuan
Perjanjian persekutuan (partnership agreements) secara tertulis merupakan praktik
bisnis yang sehat, perjanjian tersebut harus merinci kepada :
1. Jenis produk dan jasa yang akan disediakan dan detail tetang operasi bisnis lainya.
2. Hak dan tanggung jawan setiap sekutu dalam melaksanakan bisnis.
3. Investasi awal setiap sekutu.
4. Kondisi investasi tambahan.
5. Provisi penarikan aktiva
6. Rumus pembagian laba dan rugi.
7. Prosedur untuk membubarkan persekutuan.
Jika tidak ada perjanjian khusus menyangkut pembagian laba dan rugi, semua sekutu
akan membaginya secara rata tanpa memandang investasi yang dilakukan atau waktu yang
dicurahkan bagi persekutuan.
Jika Townsend melakukan penarikan tiap bulan 1.000 selama 1 tahun maka, jurnal
penutup adalah :
9. Operasi Persekutuan
Operasi persekutuan serupa dalam segala hal dengan bentuk organisasi lain yang
beroperasi dalam lini bisnis yang sama. Akan tetapi, dalam mengukur laba persekutuan
untuk suatu periode, beban harus diperiksa secara cermat guna memastikan bahwa beban
pribadi sekutu telah dikeluarkan dari beban bisnis persekutuan.
Asumsikan bahwa Ratcliffe dan Yancay merupakan sekutu yang membagi laba dalam
rasio 60:40. Data yang relevan dengan akun ekuitas persekutuan untuk tahun 2006 :
Laba bersih persekutuan tahun 2006 $34.500
Modal Ratcliffe per 1 Jan 2006 40.000
Investasi tambahan Ratcliffe tahun 2006 5.000
Penarikan Ratcliffe tahun2006 6.000
Modal Yancey per 1 Jan 2006 35.000
Penarikan Yancey tahun 2006 9.000
Penarikan Yancay tahun 2006 3.000
Ayat jurnal penutup untuk persekutuan tgl 31 Des 2006 adalah :
Ikhtisar pendapatan dan beban (-OE) 34.500
Modal Retcliffe (+OE) 20.700
Modal Yancey (+OE) 13.800
Untuk membagi laba bersih tahun tersebut 60% untuk Retcliffe dan 40% Yancey.
1) Firma (Fa.)
Firma adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap-tiap anggota
bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari anggota pendiri, umumnya
dibentuk oleh orang-orang yang memiliki Keahlian sama atau seprofesi dengan tanggung jawab
masing-masing anggota tidak terbatas, laba ataupun kerugian akan ditanggung bersama.
a. Ciri - ciri Firma
Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha
b. Keuntungan Firma
Kemampuan manajemen lebihbesar, karena ada pembagian kerja diantara para anggota
Pendiriannya relative mudah,
Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi
c. Kelemahan Firma
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota lainnya
2) Comanditair Vennotschap (CV)
adalah suatu bentuk badan usaha antara dua orang atau lebih, terdiriSekutu Aktif & Sekutu
Pasif.
a. Sekutu Aktif (Pengurus)
Berhak menjalankan perusahaan dan melakukan perjanjian dengan pihak ketiga.
Semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif
Jika perusahaan menderita rugi, tanggung jawabnya sampai dengan harta pribadi.
b. SekutuPasif (diam)
Tidak ikut campur dalam kepengurusan, maupun kegiatan usaha perusahaan
Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang
disertakan
c. Keuntungan CV
Kemampuan manajemen lebih besar
Proses pendirianya relative mudah
Modal yang dikumpulkan bisa lebih besar
Mudah memperoleh kredit
d. Kelemahan CV
Sebagian memiliki tanggung jawab tidak terbatas
Sulit menarik kembali modal
B. Karakteristik Persekutuan
Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency)
5) Hak, wewenang dan kewajiban sekutu, juga batasan batasan berdasarkan otoritas para sekutu
6) Buku buku serta perkiraan perkiraan persekutuan dan tahun fiscal yang digunakan
7) Rasio pembagian laba atau rugi, yang meliputi ketentuan ketentuan khusus untuk menentukan
selisih dalam investasi dan sumbangan jasa
8) Beban dan kredit bunga khusus yang berkaitan dengan investasi parasekutu, dan imbalan khusus yang
diberikan atas jasa para sekutu tersebut.
9) Investasi dan pengambilan prive sekutu sekutu setelah persekutuan didirikan dan penanganannya
dalam perkiraan.
10) Asuransi jiwa atas para sekutu dan penanganan premi asuransi, perolehan kembali polis, dll.
11) Prosedur prosedur khusus untuk menyelesaikan kepentingan sekutu atau pengunduran diri atau
meninggalnya sekutu.
12) Metode metode untuk memecahkan perselisihan diantara para sekutu.
D. Contoh Kasus
Contoh Kasus 1
Akuntansi Penyertaan Modal
1 Januari 2013, Tuan Joko dan Tuan Susilo mendirikan Firma Jo - Sus dengan setoran modal
sebagai berikut:
Jawab:
Kas Rp. 100.000.000
Perlengkapan Rp. 15.000.000
Peralatan Rp. 35.000.000
Modal Tn. Joko Rp.150.000.000
Firma Jo-Sus
Neraca Awal
Per 1 Januari 2013
Kas Rp.100.000.000,00
Persediaan Rp. 80.000.000,00
Perlengkapan Rp. 20.000.000,00
Peralatan Rp.100.000.000,00 Modal Tn. Joko Rp. 150.000.000,00
Modal Tn. Susilo Rp. 150.000.000,00
Contoh Kasus 2
Tuan Nazar telah memiliki perusahaan yang sudah berjalan dan 1 Januari 2013, Tuan Anas
bermaksud menanamkan modalnya sebesar Rp.10.000.000. Neraca Perusahaan Tuan Nazar adalah
sebagai berikut:
Neraca
Per 31 Desember 2013
Kas Rp. 6.480.000 Hutang Dagang Rp. 9.600.000
Piutang Rp. 8.000.000
Cad. Kerg. Piutang Rp. 480.000
Rp. 7.520.000
Persediaan Barang Rp. 8.560.000
Perlengkapan Kantor Rp. 640.000
Peralatan Kantor Rp. 4.800.000 Modal Tn. Nazar Rp.16.160.000
Akum. Peny. Perltn Rp. 2.240.000
Rp. 2.560.000
Rp.25.760.000 Rp. 25.760.000
Perjanjian:
a. Seluruh Uang Kas diambil Tn. Nazar
b. Piutang Rp.400.000 dianggap tidak tertagih
c. Cadangan Kerugian Piutang ditetapkan 4% dari saldo piutang yang baru
d. Persediaan Barang Dagang Nilainya menjadi Rp.10.640.000
e. Nilai Pengganti Peralatan Kantor Rp.6.000.000 telah disusutkan 50% dan dicatat nilai sehat
Rp.3.000.000
f. Good Will untuk Tuan Nazar Rp.4.000.000
Di minta:
a. Catat pada pembukuan terdahulu Tuan Nazar
b. Catat pada Pembukuan yang baru
Jawab:
a.Catat pada pembukuan terdahulu Tuan Nazar
a) Mencatat penilai kembali berbagai macam aktiva
Neraca
Per 1 Januari 2013
Kas Rp. 10.000.000 Hutang Dagang Rp. 9.600.000
Piutang Dagang Rp. 7.600.000
Cad.kerg.piutang Rp. 304.000
Rp. 7.296.000
Persediaan brg dagng Rp. 10.640.000 Modal Tn. Nazar Rp. 15.976.000
Perlengkapan Kantor Rp. 640.000 Modal Tn. Anas Rp. 10.000.000
Peralatan Kantor Rp. 3.000.000
Good Will Rp. 4.000.000
Rp. 7.000.000 ___________
Rp.35.576.000 Rp.35.576.000
Contoh Kasus 3
Akuntansi Pembagian Laba
Dari hasil usaha persekutuan Tuan Nazar dan Tuan Anas mendapat keuntungan sebesar Rp.3.600.000.
Hitung pembagian laba tersebut apabila dibagi sebagai berikut:
1. Merata
2. Dengan Rasio 3:2
3. Dengan rasio modal para sekutu
4. Bunga diberikan atas modal sekutu sebesar 6% pertahun, saldonya dibagikan dengan Rasio 3:2
Jawab:
1. Cara Merata
Laba-Rugi Rp. 3.600.000
PriveTn. Nazar Rp. 1.800.000
PriveTn. Anas Rp. 1.800.000
Perhitungan:
Bagian laba Tn. Nazar = 1/2 dari Rp.3.600.000 = Rp.1.800.000
Bagian laba Tn. Anas = 1/2 dari Rp.3.600.000 =Rp. 1.800.000
Total = Rp.3.600.000
2. Dengan Rasio 3:2
Untuk Tn. Nazar = 3, dan Tn. Anas = 2
Laba-Rugi Rp. 3.600.000
PriveTn. Nazar Rp. 2.160.000
PriveTn. Anas Rp. 1.440.000
Perhitungan:
Bagian laba Tn. Nazar = 3/5 dari Rp.3.600.000 = Rp.2.160.000
Bagian laba Tn. Anas = 2/5 dariRp.3.600.000 = Rp.1.440.000
Total = Rp.3.600.000
3. Dengan Rasio Modal Sekutu
a. Modal awal
b. Modal pada tiap awal periode fiscal
c. Modal pada tiap akhir periode fiscal
d. Modal rata rata untuk tiap periode fiscal
Modal Awal sbb:
Tn. Nazar = Rp. 15.976.000
Tn. Anas = Rp. 10.000.000
= Rp. 25.976.000
4. Bunga diberikan atas modal sekutu sebesar 6% pertahun, saldonya dibagikan dengan Rasio 3:2
Modal Awal sbb:
Tn. Nazar =Rp. 15.976.000
Tn. Anas =Rp. 10.000.000
=Rp. 25.976.000
BAB II
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
Persetujuan Bersama
Kejadian kejadian tertentu yang mengakibatkan tidak dapat bertindaknya perusahaan yang
disebabkan oleh perbuatan individu anggota yang membawa nama persekutuan
Ada perang didalam suatu Negara dari salah seorang anggota (persekutuan) penduduk
Negara yang bersangkutan
Tindakan seorang anggota yang mengakibatkan tidak ada keserasian dalam usaha yang
sedang berjalan
Tidak mungkin lagi untuk mendapatkan keuntungan secara kontinyu dari usaha perusahaan
Investasi dengan memberikan bonus dan atau good will kepada sekutu lama
Pembelian sebagian kepemilikan dari sekutu atau lebih sekutu yang lama
Firma Jo-Sus
Neraca
Per 1 Januari 2013
Kas Rp. 100.000.000
Persediaan Rp. 80.000.000
Perlengkapan Rp. 20.000.000 Modal Tn. Joko Rp. 150.000.000
Peralatan Rp. 100.000.000 Modal Tn. Susilo Rp. 150.000.000
Rp. 300.000.000 Rp.300.000.000
KASUS 1
1 April 2013, Aa Isur ingin masuk keanggotaan persekutuan dengan membeli bagian hak
penyertaan Tn. Joko dan Tn. Susilo dengan membayar sebesar Rp.75.000.000 secara tunai,
dan nama firma Kolour
Firma Kolour
Neraca
Per 1 Januari 2013
Kas Rp. 100.000.000
Persediaan Rp. 80.000.000 Modal Tn. Joko Rp. 112.500.000
Perlengkapan Rp. 20.000.000 Modal Tn. Susilo Rp. 112.500.000
Peralatan Rp. 100.000.000 Modal Aa Isur Rp. 75.000.000
Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000
KASUS 2
b) Investasi dengan memberikan bonus dan atau good will kepada sekutu lama
1 Mei 2013, Tn. Joko, Tn. Susilo dan Aa Isur merupakan pemilik firma KoLour dengan
modal dan pembagian laba rugi sebagai berikut:
Modal Pembagian
Modal Tn. Joko Rp. 112.500.000 45%
Modal Tn. Susilo Rp. 112.500.000 35%
Modal Aa Isur Rp. 75.000.000 20%
Rp. 300.000.000 100%
Pemberian Bonus
Bu Anzany ingin bergabung dan diterima oleh anggota anggota lama, dan menyerahkan
modal penyertaan sebesar Rp.80.000.000 dan memberikan Bonus sebesar Rp.5.000.000
Kas Rp.85.000.000
Modal Tn. Joko Rp.2.250.000
Modal Tn. Susilo Rp. 1.750.000
Modal Aa Isur Rp. 1.000.000
Modal Bu Anzany Rp. 80.000.000
Perhitungan Bonus
Tn.Joko= 45% * 5.000.000 = Rp. 2.250.000,00
Tn.Susilo= 35% * 5.000.000 = Rp. 1.750.000,00
Aa Isur= 20% * 5.000.000 = Rp. 1.000.000,00
Total = Rp. 5.000.000,00
Tn.Joko= 35% * 50.000.000 = Rp. 17.500.000,00
Tn.Susilo= 30% * 50.000.000 = Rp. 15.000.000,00
Aa Isur= 25% * 50.000.000 = Rp. 12.500.000,00
Bu Anzany= 10% * 50.000.000 = Rp. 5.000.000,00
Total = Rp. 50.000.000,00
30 Juni 2013, firmaKoLour-BU masing anggota melakukan pengambilan pribadi dari
modal penyertaan yang baru, masing masing sebesar Rp.1.000.000
Firma Kolour-Bu
Neraca
Per 1 Juli 2013
Kas Rp. 255.000.000 Hutang Bank Kong Rp. 20.000.000
Persediaan Rp. 80.000.000
Perlengkapan Rp. 20.000.000 Modal Tn. Joko Rp. 132.250.000
Peralatan Rp. 100.000.000 Modal Tn. Susilo Rp. 129.250.000
Modal Aa Isur Rp. 88.500.000
Modal Bu Anzany Rp. 85.000.000
Rp. 455.000.000 Rp. 455.000.000
KASUS 3
1. Membeli perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dari nilai harta perusahaan
sebenarnya
Pemilik Firma KoLour-Bu dijual kepada Deffdaz, pada tanggal 1 Agustus 2013, sebesar
Rp.190.000.000, neraca tergambar dibawah ini:
Firma Kolour-Bu
Neraca
Per 31 Juli 2013
Persediaan Rp. 80.000.000 Hutang Bank
Perlengkapan Rp. 20.000.000 Kong Rp. 20.000.000
Peralatan Rp. 100.000.000 Modal Tn.
Joko Rp. 60.250.000
Modal Tn.
Rp. 200.000.000 Susilo Rp. 51.250.000
Modal Aa
Isur Rp. 38.500.000
Modal Bu
Anzany Rp. 30.000.000
Rp.
200.000.000
Jawab :
Persediaan Rp. 80.000.000
Perlengkapan Rp. 20.000.000
Peralatan Rp.100.000.000
Goodwill. Rp. 10.000.000
Hutang Bank Kong Rp. 20.000.000
Kas. Rp.190.000.000
KASUS 4
1. Masuknya anggota baru
Zipora ingin bergabung dengan perusahaan Deffdaz, dengan memasukkan hartanya
berbentuk uang tunai sebesar Rp.6.500.000 dan juga menyetujui untuk memberikan hak good
will sebesar Rp.1.000.000
Kas Rp.6.500.000
Good will Rp.1.000.000
Modal Zipora Rp.6.500.000
Modal Deffdaz Rp.1.000.000
2. Pengunduran Diri Sekutu Lama
Pembubaran persekutuan dapat terjadi, dikarenakan pengunduran diri seorang anggota atau
lebih, hal ini dapat diselesaikan sebagai berikut:
a) Bagian penyertaan anggota yang mengundurkan diri dijual kepada anggota lama atau kepada
anggota baru
Pembayaran melampaui dari saldo modalnya
Pembayaran lebih rendah dari saldo modalnya
b) Bagian penyertaan anggota yang mengundurkan diri dapat dikembalikan dalam bentuk uang
tunai atau harta kekayaan lainnya sesuai dengan perhitungan bagian penyertaannya.
Kasus 5
1. Pembayaran melampaui dari saldo modalnya
Zipora, Brenda dan Ehsan dengan nama Fa.ZiBEH saldo modal penyertaan masing masing
Rp.400.000, dengan perjanjian pembagian keuntungan : 50% : 35% : 15%. Tanggal 1 April
2013, Ehsan mengundurkan diri, dan diterima dengan baik oleh Zipora dan Brenda, dan
sepakat akan diberikan bonus sebesar Rp.34.000
Jawab :
Modal Ehsan.Rp.400.000
Modal Zipora.Rp.20.000
Modal Brenda.Rp.14.000
Kas....Rp.434.000
Misalkan Zipora, Brenda tidak ingin saldo modalnya dikurangi, tapi sepaka tuntuk
memberikan good will kepada perusahaan yang masih berjalan
Jawab :
Good will Rp.34.000
Modal Ehsan Rp.34.000
Modal Ehsan Rp.434.000
Kas Rp.434.000
2. Adanya Kematian seorang sekutu
Kematian seorang anggota persekutuan berarti membubarkan persekutuan. Aktiva dan
hutang-hutang persekutuan harus dinilai kembali dan bagian hak penyertaan dari anggota
yang meninggal harus ditentukan hingga saat kematiannya. Para anggota dapat melakukan
penyelesaian atas bagian penyertaan modal yang mati sebagai berikut:
a. Dengan pembayaran dari harta persekutuan
b. Dengan pembayaran oleh salah seorang anggota yang ada yang bersedia untuk membeli
bagian penyertaan
c. Dengan Pembayaran dari hasil asuransi persekutuan
Kasus 6
Berikut ini adalah Neraca Fa.KoLourBu : dan diadakan peleburan atau perubahan bentuk
menjadi Perseroan dengan nama PT Bukan Kolour-Bu.
Firma Kolour-Bu
Neraca
Per 31 Juli 2013
Kas Rp. 255.000.000 Hutang Bank Kong Rp. 20.000.000
Persediaan Rp. 80.000.000 Modal Tn. Joko Rp. 132.250.000
Perlengkapan Rp. 20.000.000 Modal Tn. Susilo Rp. 129.250.000
Peralatan Rp. 100.000.000 Modal Aa Isur Rp. 88.500.000
Rp. 455.000.000 Modal Bu Anzany Rp. 85.000.000
Rp. 455.000.000
1. Persediaan dinilai kembali menjadi Rp.100.000.000
2. Perlengkapan dinilai kembali menjadi Rp.10.000.000
3. Keuntungan atau kerugian akibat penilaian kembali, maka akan dibagi sama terhadap modal
masing-masing anggota
Diminta:
1.Buatlah Jurnal dan Neraca Perseroaan
Jawab:
Jurnal Penyesuaian Rekening modal dan penilaian kembali
Persediaan Rp.20.000.000
Perlengkapan Rp.10.000.000
Penyesuaian Modal Rp.10.000.000
Jurnal Pembagian keuntungan / kerugian atas penilaian kembali
Penyesuaian Modal Rp.10.000.000
Modal Tn. Joko Rp.2.500.000
Modal Tn. Susilo Rp.2.500.000
Modal Aa Isur Rp.2.500.000
Modal Bu Anzany Rp.2.500.000
PT Bukan Kolour-Bu
Neraca
Kas Rp. 255.000.000 Hutang Bank Kong Rp. 20.000.000
Persediaan Rp. 100.000.000
Perlengkapan Rp. 10.000.000 Modal Saham Rp. 445.000.000
Peralatan Rp. 100.000.000
Rp. 465.000.000 Rp. 465.000.000
LATIHAN
1. 1 Januari 2013, Nona Wilu dan Jeng Sumping, membuka usaha Jahit Menjahit dengan
dengan nama Firma Wilujeng Sumping, modal penyertaan sebagai berikut:
a. Nona Wilu (Kas Rp.10.000.000; Persediaan Benang Rp.4.000.000 dan Mesin Singer 3 unit
@ Rp. 2.000.000)
b. Jeng Sumping (Kas Rp.10.000.000; Perlengkapan Jahit Rp.1.000.000; Mesin 2 unit @ Rp
2.000.000) Keduanya sepakat apabila terjadi keuntungan dihitung seperti: Bunga sebesar 6%
dari modal terakhir dan sisanya dihitung Nona Wilu 60% dan Jeng Sumping 40%
(keuntungan ditambahkan ke modal penyertaan)
5 Januari 2013,Fa. Wilujeng Sumping, membeli mesin 5 unit @ Rp. 2.000.000 secara kredit
dari Bank Bung 31Januari 2013, Fa. Wilujeng Sumping, Mendapat keuntungan dari hasil
menjahit Rp.5.000.000
Diminta:
1. Buat Jurnal yang diperlukan dan buat Neraca per 31 Januari 2013
2. Fa. Wilujeng Sumping akan melebur menjadi PT. Sumping Heula dengan ketentuan, dibuat
penilaian kembali atas hartanya.
a. Persediaan benang menyusut 10%
b. Perlengkapan semuanya habis terpakai
c. Mesin Jahit setelah dinilai kembali menjadi bertambah nilainya sebesar 20%
3. Buatlah Jurnal yang diperlukan dan buatlah Neraca Perseroan setelah penilaian kembali
2. Venny Lope dan Rina Perez telah menjalankan usahanya dengan berhasil didalam beberapa
tahun. Dalam pembagian laba rugi ditentukan perbandingan 55% dan 45%
Eyang Sobur terhitung tanggal 1 Juli 2012 telah diterima menjadi sekutu baru dengan
jumlah investasi Rp.12.000.000 dengan syarat bahwa harta perusahaan perlu diadakan
perubahan yaitu:
1. Nilai persediaan barang dagang terlalu tinggi Rp.1.800.000
2. Terdapat sejumlah Rp.1.200.000 piutang yang lupa dibukukan
Neraca Venny Lope dan Rina Perez, sebagai berikut:
Venny Lope, dan Rina Perez
Balance Sheet, Per 30 Juli 2012
Cash 4.200.000
Accounts Payable 8.460.000
Merchandise 16.800.000
Inventory
Building 18.000.000
Land 4.200.000
57.090.000 57.090.000
Diminta:
BAB III
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
C. Contoh Kasus
Persekutuan Tuan A, B, C dan D dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian laba (rugi) di dalam
persekutuan diatur dengan perbandingan sebagai berikut : 30%, 30%, 20%, 20%. Neraca 1
Mei 1980 yang disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukan saldo saldo
AKTIVA HUTANG DAN MODAL
Contoh No. 1
Nilai buku aktiva lain-lain....................................................... Rp 180.000,00
Dijual (direalisasikan) menjadi kas......................................... Rp 140.000,00
Rugi dalam realisasi......................................... Rp 40.000,00
PERSEKUTUAN A, B, C, D
Ikhtisar Laporan Likuidasi
Adapun ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penjualan aktiva lain-lain dan
pembebanan rugi penjualan kepada masing-masing anggota serta proses likuidasinya adalah
sebagai berikut:
a) Kas ................................................ Rp 140.000,00
Modal, A........................................ Rp 12.000,00
Modal, B........................................ Rp 12.000,00
Modal, C........................................ Rp 8.000,00
Modal, D........................................ Rp 8.000,00
Aktiva lain lain ............................................ Rp 180.000,00
Contoh No. 2
Misalnya realisasi aktiva lain-lain berjumlah Rp 120.000,00 sehingga mengalami kerugian
dalam realisasi sebesar Rp 60.000,00. Pembebanan realisasi aktiva lain-lain kepada masing-
masing anggota mengakibatkan saldo modal Tuan D tidak cukup untuk menutup kerugian
yang menjadi tanggungannya. Akan tetapi karena Tuan D mempunyai piutang kepada
persekutuan maka selisih kerugian yang tersisa harus ditutup dengan sebagian piutang yang
bersangkutan sebelum Tuan D menerima kembali pembayaran atas hak-haknya didalam
persekutuan. Dengan kata lain Tuan D tidak akan menerima kembali pembayaran sepenuhnya
atas haknya yang berupa piutang kepada persekutuan. Keadaan ini merupakan perwujudan
dari tanggung jawab yang tidak terbatas (unlimitied liability) pada jumlah modal yang
ditanamkan dalam perusahaan yang berbentuk persekutuan.
Nilai buku aktiva lain-lain....................................................... Rp 180.000,00
Dijual (direalisasikan) menjadi kas......................................... Rp 120.000,00
Rugi dalam realisasi......................................... Rp 60.000,00
Pembebanan kerugian direalisasi kepada rekening modal masing-masing adalah sebesar:
A = 30% x Rp 60.000,00 = Rp 18.000,00
B = 30% x Rp 60.000,00 = Rp 18.000,00
C = 20% x Rp 60.000,00 = Rp 12.000,00
D = 20% x Rp 60.000,00 = Rp 12.000,00
Adapun jurnal yang diperlukan untuk mencatat berlangsungnya proses likuidasi tersebut
adalah :
a) Kas ................................................ Rp 120.000,00
Modal, A........................................ Rp 18.000,00
Modal, B........................................ Rp 18.000,00
Modal, C........................................ Rp 12.000,00
Modal, D........................................ Rp 12.000,00
Aktiva lain lain ............................................ Rp 180.000,00
b) Hutang Dagang.............................. Rp 75.000,00
Kas................................................................... Rp 75.000,00
Didalam likuidasi ini Tuan D hanya akan memperoleh kembali pembayaran atas haknya di
dalam persekutuan sebesar Rp 3.000,00 seperti yang tertera dalam Laporan Likuidasi Berikut
ini: (table 1.2)
PERSEKUTUAN A, B, C, D
Ikhtisar Laporan Likuidasi
Modal dan Pembagian Laba (Rugi)
Aktiva Hutang Hutang
Hutang Modal Modal Modal Modal
Kas Lain- Kepada Kepada
Dagang A B C D
lain B D
30% 30% 20% 20%
Saldo 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
sebelum
likuidasi
a) Penj. 120.000 - - - - -
Aktiva lain- 180.000 18.000 18.000 12.500 12.000
lain dan
- - -
pembagian
rugi
realisasi
130.000 - 75.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 -2.000
b) Pembayaran -75.000 -
kepada - 75.000 - - - - - -
kreditur
55.000 - - 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 -2.000
c) Penutupan - -2.000 2.000
deficit
modal D
- - - - - -
dengan
saldo
piutangnya
55.000 - - 6.000 3.000 24.000 13.500 8.500 -
d) Pembayaran -55.000 -6.000 -3.000 - - -8.500
kepada para - - 24.000 13.500 -
anggota