Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI KEBERLANJUTAN
KASUS RIIL SUSTAINABILITY REPORTING SUATU PERUSAHAAN
Dosen Pengampu: Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si.

Diusulkan oleh:
Kelompok 1
Ni Kadek Budi Arsani 1707532067/10
Luh Komang Adhika Wijasari 1707532078/13
Ni Kadek Anggita Dwiantari 1707532081/15
Sylvia Okta Miranatha 1707532086/18
Ni Made Suryani 1707532098/27

PROGRAM STUDI S1 REGULER DENPASAR AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
PEMBAHASAN

PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) TBK

A. Sejarah PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk didirikan pada tahun 1859, awal mula PGN
adalah Firma L.J.N. Eindhoven & CO Gravenhage. Kemudian, pada tahun 1950, firma tersebut
diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan diberi nama NV NetherlandIndische GasMaatschapij
(NIGM). Lalu terjadi pengambilalihan oleh Pemerintah Republik Indonesia Pada tahun 1958.
Nama Perusahaan diganti menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-perusahaan Listrik dan
Gas (BP3LG) yang kemudian beralih status menjadi BPU-PLN pada tahun 1961. Sejak tanggal
13 Mei 1965 melalui Peraturan Pemerintah No. 19/1965, dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara
hingga saat ini. Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Pertamina tanggal 28 Februari 2018, terjadi perubahan bentuk Persero
menjadi Non-Persero.

PP ini ditindaklanjuti oleh Perseroan dalam RUPS Tahunan Tahun 2018 tanggal 26 April
2018 melalui perubahan nama menjadi PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Pada tanggal 15
Desember 2003, saham PGN didaftarkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan
kode transaksi PGAS. Berlaku sejak 11 April 2018, 56% saham Pemerintah dialihkan kepada PT
Pertamina (Persero) dan 30 selebihnya 43,04% dimiliki oleh publik, sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 1965. Hal tersebut sejalan dengan inisiatif pembentukan Holding Migas dan
PGN sebagai Sub-holding Gas.

B. Kelengkapan Pelaporan Standar Universal

Pada standar universal (GRI 102: Pengungkapan Umum), pengungkapan umum tersebut
menggambarkan identitas umum perusahaan. Informasi tentang strategi, etika dan integritas dan
tata kelola tidak dilaporkan secara penuh oleh PGN Berdasarkan perhitungantingkat kelengkapan
pelaporan, Topik Tata Kelola dilaporkan paling minim yaitu hanya terpenuhi 5 dari 22
pengungkapan di tahun 2016 dan hanya terpenuhi 1 dari 22 pengungkapan di tahun 2017.
Meskipun begitu, PGN telah memenuhi semua pengungkapan standar topik universal yang
diwajibkan atas pemilihan opsi Core pada tahun 2016 dan 2017.

1
Ketidaktepatan Pelaporan Standar Topik Spesifik

Pada topik spesifik yang terdiri dari kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial, ketiganya
juga tidak dilaporkan secara penuh oleh PGN pada tahun 2016 dan 2017. Pengungkapan topik
spesifik berdasarkan Standar GRI tahun 2016, 21 dari 77 pengungkapan, Sedangkan tahun 2017
terjadi peningkatan, 27 pengungkapan.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat beberapa ketidaktepatan dalam Laporan


Keberlanjutan PGN terkait pemenuhan pengungkapan dan kesesuaian dengan indeks GRI yang
telah disusun oleh perusahaan, khususnya pada tahun pelaporan 2016, seperti:

1) Pengungkapan 202-1 Rasio standar upah karyawan entry-level berdasarkan jenis


kelamin terhadap upah minimum regional. Topik Keberadaan Pasar atas rasio standar
upah karyawan baru (entry level) dilaporkan kurang lengkap oleh PGN pada tahun 2016,
lalu juga belum termasuk dalam indeks GRI.
2) Pengungkapan 203-2 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan.
Pengungkapan detail biaya atas setiap investasi perusahaan kepada masyarakat telah
dilaporkan PGN, tetapi kurang tepat dicantumkan dalam indeks GRI yaitu pengungkapan
203-2.

Tidak hanya itu, pada Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2017 juga terjadi beberapa
ketidaktepatan seperti:

1) Pengungkapan 202-1 Rasio standar upah karyawan entry-level berdasarkan jenis kelamin
terhadap upah minimum regional. Dimana Pengungkapan rasio standar upah karyawan
baru (entry level) belum dilaporkan dengan jelas oleh PGN pada tahun 2017,
meskipunsudah termasuk dalam indeks GRI.
2) Pengungkapan 410-1 Petugas keamanan yang dilatih mengenai kebijakan atau prosedur
hak asasi manusia. PGN hanya menyebutkan bahwa seluruh anggota satuan pengaman
telah mendapat sosialisasi dan pelatihan mengenai HAM.
3) Pengungkapan 413-1 Operasi dengan keterlibatan masyarakat lokal, penilaian dampak,
dan program pengembangan. Tercantum dalam daftar topik material, tetapi tidak
dilaporkan dan tidak terdaftar dalam indeks GRI.

2
Atas beberapa ketidaktepatan di atas, terutama beberapa pengungkapan yang tidak
dicantumkan dalam Laporan Keberlanjutan tetapi termasuk dalam Daftar Topik Material, PGN
belum memberikan alasan tidak mencantumkan, apakah karena pengungkapan tersebut tidak
berlaku, karena kendala kerahasiaan, karena larangan hukum spesifik, karena informasi tidak
tersedia, atau karena batasan untuk topik material melampaui organisasi, sehingga organisasi
tidak bisa mendapatkan informasi dengan kualitas yang memadai untuk memungkinkan
pelaporan.

C. Analisis Tingkat Pemenuhan Standar Topik Spesifik (Topik Ekonomi, Sosial, dan
Lingkungan)

Dalam tataran korporasi, keberlanjutan terdiri dari tiga dimensi yang sejalan dengan
prinsip 3P, yaitu; Profit, Planet, People (ekonomi, lingkungan dan sosial) yang satu dengan
lainnya berjalan seiring dan saling berkaitan. Dalam konteks ini, setiap keputusan yang akan
diambil oleh perusahaan, haruslah memperhatikan dampak tiga dimensi ini, yaitu ekonomi,
lingkungan dan sosial yang timbul akibat kegiatan operasi perusahaan. Atas dasar ini,
keberlanjutan bagi PGN adalah menjalankan kegiatan operasi perusahaan dengan menekan
serendah mungkin dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Di samping itu, keberlanjutan
juga berhubungan dengan kontribusi PGN dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
termasuk pekerja di PGN. Dari dimensi ekonomi, keberlanjutan merupakan kontribusi
perusahaan terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Berdasarkan Standar GRI, topik spesifik dikelompokkan menjadi tiga seri yaitu 200
(Topik Ekonomi), 300 (Topik Lingkungan), dan 400 (Topik Sosial). Hasil perbandingan
pemenuhan pengungkapan yang dilakukan PGN, yaitu bahwa pengungkapan Standar Topik
Spesifik pada PGN tahun 2016 dan 2017 belum diungkapkan secara penuh. masing-masing topik
ekonomi, lingkungan, dan sosial menunjukkan tingkat pemenuhan yang masih rendah. Untuk
Pengungkapan Topik Spesifik pada Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2017, berdasarkan
standar GRI, dari 33 modul topik spesifik dan 77 poin pengungkapan, 27 poin diungkapkan oleh
PGN. Sehingga dalam persentase pemenuhan rata-rata 37% pengungkapan terpenuhi.

1. Topik Ekonomi (Seri 200)

3
Di dalam topik spesifik Kinerja Ekonomi dijelaskan mengenai kontribusi PGN
terhadap perekonomian para pemangku kepentingannya, yaitu negara, investor, pegawai,
konsumen, pemasok dan masyarakat. Selain itu juga kontribusi PGN terhadap sistem
ekonomi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Topik ini juga menggambarkan arus
modal di antara pemangku kepentingan yang berbeda, dan dampak ekonomi utama dari PGN
terhadap seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan Standar GRI, dalam Topik Ekonomi
terdapat 6 topik spesifik dan 13 pengungkapan yang harus diungkapkan. Keenam topik ini
antara lain kinerja ekonomi, keberadaan di pasar, dampak ekonomi tidak langsung, praktik
pengadaan, anti-korupsi, pelaku anti-persaingan. Topik praktik pengadaan dan perilaku anti-
persaingan tidak diungkapkan dalam Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016 maupun tahun
2017. Dari ke 13 poin pengungkapan dapat dilihat bahwa PGN memenuhi 31% pada tahun
2016 dan 46% dari keseluruhan poin pengungkapan tahun 2017. Masih ada total 69% dan
54% pengungkapan Topik Ekonomi yang belum dipenuhi oleh PGN tahun 2016 dan 2017
dikarenakan memang tidak diungkapkan, tidak dilaksanakan ataupun perusahaan tidak
mengerjakan hal tersebut dalam operasionalnya dengan alasan topik-topik tersebut tidak
berpengaruh secara signifikan pada pemangku kepentingan, pembangunan, keberlanjutan,
perundang-undangan. karyawan, pemasok, dan konsumen.

2. Topik Lingkungan (Seri 300)

Topik lingkungan terdiri dari 8 topik spesifik dan 30 pengungkapan. PGN berhasil
memenuhi 8 pengungkapan sebesar 27% pada tahun 2016, sedangkan pada tahun 2017 PGN
melaporkan lebih sedikit 1 pengungkapan yakni sebesar 23%. Pada kedua tahun, PGN tidak
melaporkan keseluruhan pengungkapan yang sebenarnya jika diungkapkan akan sangat
memberi gambaran bagaimana PGN beroperasi dan dampaknya pada lingkungan.

3. Topik Sosial (Seri 400)

Topik sosial dari keberlanjutan menyangkut dampak organisasi pada sistem sosial di
tempat organisasi beroperasi yang terdiri dari 19 topik spesifik dan 34 pengungkapan. PGN
berhasil memenuhi 9 pengungkapan sebesar 26% pada tahun 2016 dan memenuhi 14
pengungkapan sebesar 41%. Hal yang perlu ditingkatkan oleh PGN adalah peningkatan
pelaporan atas topik spesifik pada laporan keberlanjutan di tahun mendatang. Masih banyak
pengungkapan yang mengandung informasi penting agar stakeholders memahami sejauh

4
mana perusahaan berdampak positif dan langkah perusahaan meminimalkan dampak
negatifnya. Topik kepegawaian menyangkut pendekatan organisasi terhadap kepegawaian
atau penciptaan pekerjaan, merekrut, mempertahankan dan praktikpraktik terkait, sera
kondisi kerja yang diberikannya.

D. Analisis Pengungkapan Laporan Keberlanjutan PGN Berdasarkan Standar GRI

Kinerja pengungkapan Laporan Keberlanjutan PGN selama tahun 2016 jika ditinjau dari
tingkat kelengkapan berdasarkan standar pengungkapan GRI Standar yaitu 70% untuk
pengungkapan standar universal (lihat Tabel 1) dan 28% pengungkapan topik spesifik.
Sedangkan tingkat kelengkapan Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2017 yaitu 67% untuk
pengungkapan standar universal dan 37% pengungkapan topik spesifik.

Tabel 1. Perhitungan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Standar Universal

Laporan Keberlanjutan Tahun 2016 Tahun 2017


PGN
GRI 201: Jumlah Pengungkap Pengungkap Pengungkap Pengungkap
Pengungkap Pengungkap an an an an
an Umum an Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
(%) (%)
Profil 13 13 100% 13 100%
Organisasi
Strategi 2 1 50% 1 50%
Etika dan 2 1 50% 1 50%
Integritas
Tata Kelola 22 5 23% 1 5%
Keterlibatan 5 5 100% 5 100%
Pemangku
Kepentingan
Praktik 12 12 100% 12 100%
Pelaporan
Rata - Rata 56 37 70% 33 63%

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, tidak semua pengungkapan di dalam Standar
GRI tersebut dilaporkan. Laporan Keberlanjutan periode 2016 ini merupakan laporan pertama
perusahaan mengadopsi standar GRI, di mana Laporan Keberlanjutan tahun 2015 masih
berdasarkan GRI G4. Pelaporan Standar Universal GRI 102: Pengungkapan Umum paling

5
sedikit adalah pengungkapan tata kelola perusahaan, yang dikarenakan tidak terdapat informasi
terkait beberapa pengungkapan yang bisa dilaporkan oleh PGN. Meskipun begitu pelaporan atas
struktur tata kelola dianggap penting oleh PGN sehingga informasi tersebut perlu disajikan bagi
stakeholder. Tingkat kelengkapan pengungkapan standar universal Laporan Keberlanjutan PGN
tahun 2017 menurun dari tahun 2016 yaitu 70% menjadi 67%.

Pelaporan Topik Spesifik berdasarkan Standar GRI, 21 dari 77 pengungkapan terpenuhi


dengan persentase pemenuhan rata-rata 28% pada tahun 2016. Sedangkan, pada tahun 2017 PGN
memenuhi 27 pengungkapan yaitu persentase rata-rata 37%. Rata-rata pelaporan topik spesifik
paling sedikit adalah topik sosial pada tahun 2016 dan topik lingkungan pada tahun 2017. Hal ini
mengindikasikan bahwa PGN masih belum sepenuhnya memenuhi pengungkapan topik spesifik
pada Standar GRI, padahal topik spesifik adalah inti dari pelaporan pertanggungjawaban
perusahaan, karena di dalamnyaterkandungaspekekonomi, lingkungan dan sosial.

Walaupun dari hasil analisis, persentase pelaporan topik spesifik terbilang rendah bahkan
tidak menembus 50%, PGN berhasil menjadi winner dan mendapatkan peringkat Platinum dari
NCSR. Meskipun begitu, ada beberapa temuan khusus terkait tingkat kelengkapanya itu adanya
beberapa ketidak tepatan dalam pengungkapan beberapa topik spesifik. Ketidak tepatan
khususnya terjadi pada pelaporan kegiatan yang bersifat identifikasi/melakukan perhitungan
teknis, seperti menghitung jumlah dan persentase terhadap suatu unit. Oleh karena itu, peneliti
berusaha menjabarkan ketidak tepatan tersebut dan memberikan beberapa saran perbaikan
sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan atas informasi dalam Laporan
Keberlanjutan periode selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ramadani, Adellina Kurnia. (2019). Analisis Pengungkapan Laporan Keberlanjutan PT


Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan Standar Global
Reporting Initiative (GRI). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Brawijaya, Malang.

Anda mungkin juga menyukai