CHAPTER 3 (Tearny)
PERKEMBANGAN STRUKTUR KELEMBAGAAN AKUNTANSI KEUANGAN
Di Amerika Serikat sebelum tahun 1930, praktik akuntansi sebagian besar tidak diatur.
Praktek dan prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan pada umumnya dianggap
sebagai suatu rahasia perusahaan. Akibatnya, terjadi ketidakseragaman dalam praktik
akuntansi antara perusahaan, baik dari tahun ke tahun dan dalam industri yang sama. Bankir
dan kreditur yang merupakan pengguna utama laporan keuangan, kesulitan menentukan
keputusannya.
Bank dan kreditur menekan perusahaan untuk mengungkapkan kas dan sumber dana
perusahaan yang dapat digunakan untuk pembayaran utang. Sekitar tahun 1929, investor
mulai mempertanyakan apakah praktek akuntansi dan pelaporan akuntansi adalah sarana
yang memadai untuk menilai investasi karena laporan keuangan didasarkan pada praktek
akuntansi yang beragam dan sering menyesatkan investor. Terdapat tiga periode dalam
pengembangan standar akuntansi:
1. Tahun-tahun formatif (1930-1946)
2. Periode pasca perang (1946-1959)
3. Periode modern (1959-sekarang)
Sebelum membahas tiga periode ini, secara singkat akan dibahas perkembangan akuntansi di
Amerika Serikat sebelum tahun 1930.
1.1 PRAKTEK AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT SEBELUM 1930
Pada 1880-an, akuntansi merupakan instrumen penting di Amerika untuk melakukan
bisnis. Sebuah organisasi yang menamakan dirinya American Association of Public
Accountants dibentuk pada tahun 1886 dengan 10 anggota. Pada tahun 1896, organisasi ini
menambah anggota dari The Institute of Bookkeepers and Accountants yang menciptakan
sebutan Akuntan Publik Bersertifikat. Tahun 1913, 31 negara telah mengeluarkan undang-
undang yang mengatur penerbitan Akuntan Publik Bersertifikat. Namun, ada sedikit
keseragaman antar negara mengenai persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sertifikat tersebut. Prestasi lain yang signifikan adalah penerbitan Jurnal Akuntansi pada
tahun 1905. Publikasi ini terus menjadi sebuah jurnal profesional yang penting hingga saat
ini.
0
Hasil kerja asosiasi tersebut juga termasuk pengangkatan sebuah komite terminologi,
yang hasilnya terdapat dalam lingkup dan definisi yang kemudian diadopsi pada tahun 1915.
Gebrakan besar dalam pertumbuhan profesi akuntansi adalah dalam hal income tax law pada
tahun 1913. Dorongan yang lain terhadap profesi akuntan publik semakin muncul sejak saat
itu hingga perang dunia kesatu pada tahun 1917. Isu spesifik yang termasuk dalam akuntansi
publik adalah kontrak militer dimana pengusaha pabrik harus membayar kembali dengan cost
plus basis. Pada tahun 1916 dibentuklah American Institute of Accountants (AIA). Kemudian
American Association of Public Accountants namanya diubah menjadi American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) pada tahun 1957. AICPA kemudian menjadi organisasi
nasional. AICPA ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan perkumpulan negara bagian
namun untuk melengkapinya dan mengusahakan agar lebih terdapat keseragaman dan
standarisasi dalam kualifikasi dan ketentuan keanggotaan. Sementara itu, organisasi lain,
yakni American Society of Certified Public Accountants dibentuk pada tahun 1921.
Faktor lain yang yang mendorong meningkatnya permintaan jasa audit, adalah
banyaknya yang mempertanyakan praktek akuntansi selama masa Great Depression pada
tahun 1929. Pertanyaan juga muncul tentang apakah praktik akuntansi memicu keputusan
investasi bisnis yang rendah, namun hal ini tidak dapat dibuktikan. Pemilihan Franklin D.
Roosevelt menjadi presiden pada tahun 1932 dan diberlakukannya peraturan New Deal
menyebabkan perubahan besar dalam akuntansi, mengarahkan Amerika menuju periode
pertama dalam sejarah perkembangan standar akuntansi.
1.2 TAHUN FORMATIF, 1930-1946
Sebagai akibat dari goncangan pasar saham, periode 1930 hingga 1946 mempengaruhi
praktik akuntansi di Amerika Serikat lebih besar daripada sejarah periode yang lain.
NYSE/AICPA Agreement
Pada tahun 1930, AICPA memulai upaya kerjasama dengan New York Stock Exchange
(NYSE) yang akhirnya menyebabkan terciptanya salah satu dokumen paling penting dalam
pengembangan pembuatan peraturan akuntansi. Komite khusus American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) bekerjasama dengan anggota bursa efek dan Komite
NYSE mengembangkan prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh semua perusahaan yang
terdaftar di bursa dalam pertukaran (exchange).. Sebelumnya AICPA berpikir bahwa solusi
terbaik adalah dengan pendekatan ganda, yaitu pendidikan bagi pengguna laporan akuntansi
mengenai batasan laporan dan perbaikan laporan agar lebih informative untuk pengguna.
Komite AICPA menyiapkan konsep formal "lima prinsip akuntansi yang luas" dan telah
1
disetujui oleh komite NYSE pada tanggal 22 September 1932. Dokumen ini merupakan
upaya formal pertama untuk mengembangkan "prinsip akuntansi yang berlaku umum"
(Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)). Upaya bersama dari NYSE dan AICPA
memiliki pengaruh besar pada kebijakan akuntansi di Amerika Serikat selama 50 tahun ke
depan.
Formation of the Securities and Exchange Commission (SEC)
Suatu kongres di Amerika Serikat menciptakan Securities and Exchange Commission
(SEC) pada tahun 1934. Tujuan utama SEC adalah untuk mengelola Securities Act of 1933
dan Securities dan Exchange Act of 1934. Keduanya adalah undang-undang sekuritas
nasional pertama di Amerika Serikat. SEC diberi kewenangan khusus untuk menentukan
bentuk dan isi laporan keuangan perusahaan. SEC awalnya puas dengan upaya profesi
akuntansi untuk membuat prinsip akuntansi. Tetapi tidak semua konstituen akuntansi senang
dengan aturan akuntansi yang sedang dikembangkan selama periode ini. Anggota dari
American Accounting Association (AAA) lebih menyukai pendekatan deduktif dalam
perumusan aturan, bertentangan dengan akuntansi pendekatan induktif yang digunakan oleh
Committee on Accounting Procedures (CAP). Namun, tetap saja hal itu membuat dua
kontribusi yang sangat penting. Pertama, praktik akuntansi khususnya dalam hal
keseragaman, meningkat secara signifikan. Kedua, sektor swasta didirikan sebagai sumber
untuk membuat kebijakan akuntansi di Amerika Serikat. Ketika Perang Dunia II dimulai,
pengembangan aturan akuntansi melambat secara signifikan
1.3 PERIODE PASCA PERANG, 1946-1959
Sebuah ledakan ekonomi yang lebih besar terjadi pada periode pasca perang daripada di
tahun 1920. Sejumlah besar Industri diperlukan sebagai modal untuk berkembang. Ekspansi,
pada gilirannya, menciptakan lebih banyak pekerjaan dan lebih banyak uang dalam
perekonomian. Dorongan dari bursa saham menyebabkan sektor industri mulai aktif
memanfaatkan uang yang tersedia dari masyarakat. Pada tahun 1940, diperkirakan ada 4 juta
pemegang saham di Amerika Serikat. Pada 1952 jumlahnya bertambah menjadi 7 juta,
dengan tahun 1962 jumlahnya mencapai 17 juta. Karena itu, sebagian besar masyarakat
Amerika memiliki kepentingan secara langsung atas informasi keuangan dalam perusahaan
publik.
2
CAP sangat sibuk salama periode paska perang. Secara keseluruhan, delapan belas
ARB dikeluarkan sejak 1946 hingga 1953. Walaupun komite telah berhasil mengurangi
pertanyaan yang timbul tentang praktek akuntansi tahun 1930-an, strategi tersebut
memunculkan masalah-masalah baru selama tahun 1940-an hingga awal 1950-an. Ketika
berusaha mengurangi dugaan yang muncul akan profesi akuntansi, CAP gagal untuk
membuat rekomendasi positif untuk prinsip akuntansi secara umum. Akibatnya, terdapat
kelebigan prinsip akuntansi yang ‘baik’. Berbagai alternatif praktik dilenjutkan untuk
memperindah karena tidak ada landasan dalam teori akuntansi. Situasi ini memicu konflik
antara CAP dan SEC.
CAP merasa bahwa memanfaatkan kinerja operasi jangka pendek akan meningkatkan
perbandingan earning reports di antara perusahaan dan antar tahun-tahun untuk perusahaan
yang sama. Banyak extraordinary gains and losses dikeluarkan dari laba bersih di bawah
current operating performance concept. Akibatnya, CAP mengeluarkan ARB 32 untuk
merekomendasikan konsep tersebut.
The Price-Level Problem
Akhir tahun 1953, profesi akuntansi menaruh perhatian yang besar pada akuntansi di
bawah kondisi tingkat perubahan harga. Sehingga, selama tiga tahun berikutnya terdapat
kemajuan dalam perkembangan prinsip akuntansi.
Pendekatan Baru
Pada tahun 1957, Alvin R.Jennings menyampaikan pidato pada pertemuan tahunan
AICPA. Ia menganjurkan reorganisasi AICPA untuk mempercepat perkembangan prinsip
akuntansi. Jeannings menekankan perlunya riset sebagai bagian dari program pengembangan.
4
2) APB 9 berhubungan langsung dengan bidang barang luar biasa dan laba per saham
3) APB 11 yang membutuhkan alokasi pajak penghasilan yang komprehensif, secara
signifikan membatasi prosedur alternatife dalam prakteknya
ARS 7 dan APB 4
Ketika profesi akuntansi gagal menerima ARS 1 dan ARS 3, studi penelitian lain
ditugaskan. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan konsep dasar prinsip akuntansi dan
merangkum prinsip dan praktek yang dapat diterima. Untuk tujuan ini, ARS 7 menyatakan,
Inventarisasi prinsip akuntansi yang umumnya diterima untuk usaha dan bisnis oleh Paul
Grady, berhasil. Penelitian ini memadukan pendekatan induktif dan deduktif karena
mengambil pernyataan yang ada dan kemudian mencoba untuk mengurangi prinsip-prinsip
akuntansi dari badan penyataan prinsip-prinsip akuntansi dari badan pernyataan yang
diterima. APB 4 mencakup banyak topik yang sama yang termasuk dalam ARS 7, tetapi
melampui penelitian itu, namun pernyataan itu tidak memiliki kedudukan yang otoritatif.
Kritik yang Berlanjut
Kritik terhadap proses penetapan standar berlanjut dan bersifat ganda: 1) paparan untuk
pendapat APB sementara terlalu terbatas dan terlambat muncul dalam proses, dan 2) masalah
dengan kombinasi bisnis menunjukkan proses penetapan standar terlalu Panjang dan terlalu
banyak tekanan luar yang tidak disalurkan dengan benar dalam proses formulasi. Menanggapi
kritik yang cukup besar dari proses pemaparan diatas, APB memulai beberapa perubahan
penting yang diperkenalkan tahun 1971 yang telah dilakukan oleh FASB.
The Wheat and Trueblood Committee Reports
The Wheat Committee menyelesaikan laporannya pada Maret 1972, ini menyerukan
perubahan signifikan dalam pembentukan standar akuntansi keuangan. Laporan ini membuat
rekomendasi berikut: pembentukan Yayasan Akuntansi Keuangan. Fondasi ini memiliki tugas
uatama yaitu: 1) menunjuk anggota FASB dan mengumpulkan dana untuk operasinya. 2)
Pembentukan FASB. 3) Pembentukan Dewan Penasihat Standar Penagihan Keuangan.
1.5 PERIODE KONTEMPORER
Dibentuknya FASB menandai periode kontemporer dan menggunakan pendekatan
berbeda dibandingkan APB. FASB mengembangkan standar akuntansi keuangan dan
pelaporannya dengan cara yang paling efisien dan lengkap. FASB tidak diharuskan untuk
menetapkan dalil dan prinsip akuntansi. FASB juga membuat kerangka konseptual, berusaha
untuk menyediakan konstitusi untuk fungsi pengaturan standar.
Mekanisme Operasi FASB
5
Struktur untuk menetapkan standar akuntansi keuangan telah dimodifikasi sedikit sejak
didirikan FASB pada tahun 1973. Modifikasi adalah hasil dari rekomendasi dibuat oleh
komite Financial Accounting Foundation (FAF) pada tahun 1977. FAF adalah organisasi
yang menjadi sponsor dan penyandang dana FASB. FASB memiliki 7 anggota yang bertugas
5 tahun dan kesempatan untuk menjadi anggota hanya untuk 2 periode. Selama masa
jabatannya, anggota dewan harus menjaga independennya.
Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC) merupakan instrumen
dalam pembentukan standar akuntansi keuangan. FASAC merupakan badan yang
memberikan konsultasi atau saran kepada FASB. Prosedur penetapan standar dimulai dengan
identifikasi masalah. Sebuah gugus tugas yang kemudian dibentuk untuk mengeksplorasi
semua aspek dari masalah. Hal ini menghasilkan memorandum diskusi mengidentifikasi
semua masalah dan solusi yang mungkin, yang secara luas diedarkan ke pihak yang
berkepentingan. Selanjutnya, sebuah eksposur draft standar akhirnya diterbitkan dan
komentar tertulis diminta. Setelah pertimbangan komentar tertulis, eksposur draft yang lain
diumumkan (jika perubahan signifikan dipandang perlu) atau Dewan mengambil akhir suara.
Penilaian terhadap FASB
SEC telah memberikan kewenangan kepada FASB untuk membuat standar akuntansi,
namun faktanya SEC mempunyai otoritas legal untuk mengembangkan standar kapanpun ia
dipilih. CAP dan APB dipandang tidak berhasil dalam mengembangkan teori dasar untuk
pengaturan standar. Pada tahun-tahun awal keberadaan FASB, juga dikritik. Beberapa
mengatakan isu terlalu banyak mengeluarkan pernyataan, sementara yang lain mengeluh
bahwa isu tidak cukup telah menjadi pernyataan. Karena hal ini, review komprehensif
diambil alih oleh Structure Commite of the Board of Trustees of FAF tahun 1976. Tugas
utama dari komite adalah membuat rekomendasi kepada anggota FAF mengenai beberapa
perubahan kerangka dasar yang direkomendasikan oleh FASB dan FASAC. Temuan komite
itu mencakup 17 temuan utama sebagai pendukung proses rancangan standar entitas bisnis,
sehingga FASB adalah badan yang tepat untuk melepaskan tanggung jawab tersebut.
Sehubungan dengan proses pengaturan standar, komite tersebut menemukan bahwa:
a) Proses penetapan standar akuntansi baru membutuhkan banyak pertimbangan cermat
dan cara memandang yang tepat dari keseluruhan elemen
b) Proses memerlukan adanya riset untuk mengetahui besarnya pengaruh yang mungkin
dapat terjadi atas standar yang diusulkan
c) Kesuksesan standar dapat dicapai bila standar tidak dipaksakan penyusunannya
6
d) Proses asimilasi standar dapat dilakukan dengan pengetahuan dan pemahaman
menyeluruh dari nilai standar yang diusulkan.
FASB telah cukup produktif bila dibandingkan dengan pendahulunya. FASB telah
mengeluarkan lebih dari 135 Pernyataan Standar Laporan Akuntansi Keuangan, serta
berbagai interpretasi dan buletin teknis. Selain itu, antara tahun 1978 dan 1985 FASB
menerbitkan enam Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan. Laporan merupakan kerangka
konseptual, sebuah dokumen yang dimaksudkan untuk memberikan teoritis mendasari untuk
penilaian standar akuntansi dan praktek.
Pada Perjanjian Norwalk tahun 2002 secara resmi dilakukan rencana konvergensi
antara aturan akuntansi FASB dengan IASB selaku standar internasional. Tahap ini disebut
sebagai aktivitas konvergensi.
Perbandingan Antara CAP, APB dan FASB
7
Berusaha Mengalahkan Kekuatan FASB
Beberapa organisasi telah membatas kekuasaan legislative FASB, ketika tanggung
jawab untuk pengaturan standar dipindahkan dari AICPA ke FASB, AICPA membentuk
Standar Akuntansi Komite Eksekutif (AcSEC) pada tahun 1972 unuk melakukan fungsi
penghubung antara AICPA dan FASB. AcSEC mengeluarkan dua jenis pernyataan: 1) laporan
posisi (SOP) dan 2) Panduan Akuntansi Industri.
Investigasi Kongres
meskipun kita dapat membuat kasus yang baik bahwa proses penetapan standar
beroperasi lenih baik daripada masa lalu, ini bukan pandangan yang dipegang secara
universal. Laporan yang sangat kritis dicetuskan oleh anggota kongres terhadap konsentrasi,
kekuasaan oleh FASB, SEC, AICPA dan perusahaan-perusahaan BPA. Tujuan utama dari
perubahan ini adalah: 1) memperkuat proses audit dan independensi auditor, 2) memastikan
kepatuhan denan standar kinerja yang tinggi tidak hanya dari CPA di bawah sistem
pengaturan diri yang efektif, 3) yakinkan partisipasi yang lebih besar oleh perwakilan publik
dalam urusan profesi, 4) menetapkan perbedaan antara perusahaan publik dan nonpublik
yang lebih kecil untuk tujuan penerapan standar teknis, 5) meningkatkan efektivitas
keseluruhan profesi dalam melayani kebutuhan.
Krisis Tanggung Jawab di Akuntan Publik
Krisis hutang dalam akuntan publik telah menjadi masalah yang sangat penting yang
dihadapi seluruh profesi. Telah ada tekanan yang luar biasa untuk mengubah audit menjadi
mekanisme deteksi penipuan dengan situasi yang disebut sebelumnya, yan mengharuskan
auditor untuk melaporkan ke SEC, dalam kasus perusahaan publik, jika manajemen dan
dewan direksi tidak bertindak untuk melakukan pembersihan situasi maka terdapat godaan
untuk memotong biaya sebagai akibat dari penawaran “lowsball” pada audit serta
pengawasan dan penilaian yang buruk.
Peran Saat ini dari AICPA
Saat ini AICPA memiliki kewenangan eksklusif di sector swasta untuk
mengumumkan aturan-aturan audit. Komite yang bertanggung jawab untuk tugas ini adalah
Dewan Standar Audiensi. Dewan ini mengeluarkan laporan tentang standar audit. Aturan 202
dari aruran perilaku mengharuskan anggota AICPA untuk mematuhi semua pernyataan yang
berlaku tentang standar audit dalam melakukan audit. Peran penting lainnya dari AICPA
adalah untuk membeli prinsip-prinsip akuntasi, yang melibatkan peningkatan persaingan di
antara perusahaan-perusahaan audit untuk klien akta tanah.
8
Peran Saat ini dari SEC
SEC secara hokum diberdayakan untuk mengatur praktik perhitungan, sebagai masalah
kebijakan. SEC menyatkan bahwa jasa keuangan berdasarkan praktik akuntansi yang tidak
ada dukungan otoritatif yang kuat akan dianggap menyesatkan. Untuk pertama kalinya
standar akuntansi yang ditetapkan di sektor swasta secara resmi diakui memiliki dukungan
otoritatif yang substansial.
Kelompok Lain
Setidaknya ada tiga asosiasi professional selain AICPA memiliki minat dalam proses
penetapan standar di Amerika Serikat saat ini: AAA, FEI dan IMA.
9
Overview
Pada bab 2 disimpulkan bahwa dalam penerapannya, metode present value
mengalami berbagai kendala dan diragukan untuk menyajikan suatu laporan keuangan yang
lengkap. Ketidakmampuan untuk menilai keseluruhan perusahaan pada basis present value
atau market value dapat diartikan bahwa secara teori konsep tentang net income dalam
keadaan yang kompleks dimana akuntan bekerja sulit dicapai.
Tujuan bab ini menguraikan apa yang disebut pendekatan pembuatan keputusan yang
bermanfaat yaitu pelaporan informasi yang bermanfaat bagi investor yang rasional.
Akuntansi historical cost mungkin lebih masuk akal diterapkan, terutama bila
dipertimbangkan dari sudut reliabilitas informasi, meskipun informasi keuangan yang
dihasilkan (informasi historical cost) tidak serelevan pendekatan-pendekatan berbasis harga
pasar atau nilai sekarang dalam menghasilkan nilai wajar (fair value).
Menghadapi pertanyaan yang sulit seperti diatas, untuk membantu, para akuntan
mengarahkannya ke berbagai teori dalam bidang ekonomi dan keuangan. Teori pengambilan
keputusan (theory of rational decision making) atau teori keputusan (decision theory) adalah
suatu teori yang tepat dalam memulai memahami bagaimana individu membuat keputusan di
bawah ketidakpastian. Teori ini memungkinkan kita untuk mengapresiasikan konsep
informasi yang memudahkan pembuat keputusan untuk menajamkan kepercayaan
subjektifnya tentang pengembalian di masa depan atas keputusannya. Hal ini membantu
dalam memahami konsep risiko investasi dan bagaimana risiko dapat setidaknya
dikendalikan melalui strategi diversifikasi portofolio.
Rangkuman
11
Para akuntan telah mengadopsi pendekatan Decision Usefullness untuk pelaporan
keuangan sebagai reaksi atas ketidak-mungkinannya menyusun laporan keuangan yang benar
secara teoretis. Namun begitu, pendekatan Decision Usefullness menimbulkan masalah
pengidentifikasian pemakai-pemakai laporan keuangan, dan pemilihan informasi yang
mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang baik. Akuntan telah memutuskan bahwa
investor adalah konstituensi pemakai utama, dan memiliki berbagai teori dalam ilmu ekonomi
dan keuangan, terutama teori-teori keputusan dan investasi, untuk memahami jenis informasi
laporan keuangan yang dibutuhkan oleh para investor.
Teori ini mengambil sudut pandang dari individu yang harus membuat keputusan
investasi dalam keadaan yang tidak pasti. Probabilitas yang dipakai tidak lagi bersifat objektif
seperti dalam kondisi ideal, dan menetapkan suatu prosedur formal di mana seseorang bisa
membuat keputusan-keputusan terbaik, dengan pemilihan dari satu set alternatif-alternatif.
Prosedur-prosedur tersebut memerlukan tambahan informasi yang harus diperoleh untuk
merevisi penilaian subjektif pembuat keputusan tentang probabilitas apa yang mungkin
terjadi setelah keputusan dibuat (yakni probabilitas kondisi-state of nature). Teori keputusan
relevan untuk akuntansi, karena laporan-laporan keuangan memberi informasi tambahan yang
berguna untuk kebanyakan keputusan-keputusan.
Bill Cautious memiliki $10.000 untuk investasi dalam satu periode. Terdapat dua
pilihan investasi yang dapat dilakukan, yaitu membeli saham perusahaan X pada current
market price atau membeli obligasi pemerintah dengan tingkat bunga 2,25%. Pilihan
investasi digambarkan dengan a1 untuk pembelian saham dan a2 untuk pembelian obligasi.
Apabila membeli saham, Bill akan dihadapkan dengan risiko, dimana performa masa
depan perusahaan X tidak diketahui ketika Bill membuat keputusan. Dalam menghadapi
risiko, Bill mendefinisikan dua states of nature:
State 1: Perusahaan X performa masa depan tinggi
State 2: Perusahaan X performa masa depan rendah
Di sini, informasi laporan keuangan terkini digunakan sebagai prediktor performa masa
depan perusahaan, walaupun performa masa depan telah ditentukan. Asumsikan bahwa
apabila perusahaan X pada kondisi state 1 Bill’s net return pada saham X akan menjadi
$1.600. Apabila perusahaan X pada kondisi state 2, maka diasumsikan Bill’s net return
12
akan menjadi nol. Apabila Buy membeli obligasi, dia akan menerima $225 di periode yang
akan datang tanpa memperhatikan state of nature. Investasi obligasi diperlakukan sebagai
investasi dengan risiko rendah.
Nilai yang akan diterima berdasar keputusan disebut payoffs, yang ditunjukkan dalam
tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel Payoff untuk Decision Theory
State
Act
High Low
Laporan keuangan masih dapat berguna walaupun tidak melaporkan secara langsung
arus kas masa depan. Hal ini menjadi keterbatasan kondisi ideal. Hubungan antara current
financial statement dan future performance merupakan kondisi probabilitas:
GN BN
14
Secara bersama, probabilitas ini disebut sistem informasi sebagaimana dalam tabel.
Probabilitas 0,8 dan 0,9 disebut main diagonal probabilities.
Sebuah sistem informasi secara spesifik menunjukkan kondisi state of nature dan
probabilitas objektif dari kemungkinan berdasarkan laporan keuangan. Konsep dari sistem
informasi merupakan konsep yang sangat kuat (karena dapat menangkap isi informasi dari
laporan keuangan dengan demikian menentukan nilainya untuk pembuatan keputusan oleh
investor) dan sangat berguna (karena banyak masalah akuntansi praktis dapat dibingkai dalam
kerangka dampaknya terhadap sistem informasi dalam teori akuntansi keuangan).
3.3.3 Definisi Informasi
1. Definisi ini sifatnya ex ante. Syarat penting suatu bukti supaya disebut informasi adalah
sekurang-kurangnya ada bukti yang diterima sehingga keyakinan cukup terpengaruh, dan
dengan demikian keputusan yang optimal akan berubah.
2. Definisi di atas adalah: spesifik-seseorang. Reaksi seseorang akan sumber informasi yang
sama akan berbeda dengan orang lain. Contohnya adalah apabila probabilitas awal
ternyata berbeda, maka probabilitas akhirnya juga pasti berbeda, dan karena itu keputusan
yang diambil juga akan berbeda meskipun menghadapi bukti yang sama.
3. Definisi tersebut harus benar-benar menafsirkan biaya. Suatu sumber informasi mungkin
berpotensi mempengaruhi keputusan seorang individu, namun jika terlalu mahal maka
sumber itu pun bukan menjadi informasi karena tidak akan digunakan. Meskipun
demikian, dapat dipertanyakan apakah laporan keuangan benar-benar merupakan sumber
yang hemat biaya karena banyaknya jumlah orang yang berpotensi menjadi pengguna.
4. Bahwa penerimaan informasi seseorang dan perubahan keyakinan berikutnya adalah
sesungguhnya suatu proses berkelanjutan. Karena itu diharapkan bahwa dengan
pemberian informasi yang relevan dan reliabel, maka laporan keuangan akan melanjutkan
peranannya sebagai sumber informasi penting.
3.3.4 Rangkuman
Dalam teori keputusan, konsep individu rasional berarti bahwa dalam mengambil
keputusan, tindakan yang dipilih adalah salah satu yang menghasilkan utilitas tertinggi yang
diharapkan. Hal ini berarti bahwa individu dapat mencari informasi tambahan yang berkaitan
dengan keputusan, menggunakannya untuk merevisi probabilitas negara dengan cara teorema
bayes. Kami menekankan bahwa teori keputusan yang dijelaskan di atas adalah model
pengambilan keputusan rasional. Perhatikan juga bahwa menghindari risiko individu trade
off pengembalian yang diharapkan dan risiko. Model penghindaran risiko, teori keputusan
menggunakan perangkat dari fungsi utilitas, yang berkaitan jumlah hasil untuk utilitas
pembuat keputusan untuk jumlah tersebut.
Selain asumsi bahwa investor merupakan pribadi yang rasional, terdapat juga asumsi
umum bahwa investor rasional juga penghindar risiko. Untuk memahami konsep ini,
bayangkan bila kita menjadi investor yang diminta bertaruh dengan koin oleh instruktur di
universitas, anggaplah koin tersebut adalah koin penny (satu sen dollar). Kita mungkin
bersedia bertaruh dengan melempar koin penny tersebut sekedar untuk menyenangkan hati
instrukstur tadi. Jika taruhannya dinaikan, mungkin kita bersedia bertaruh dengan koin dime
(sepuluh sen dollar), quarter (25 sen dollar), atau bahkan $1 (satu dollar). Meskipun
demikian, akan ada satu titik dimana kita akan menolak untuk bertaruh. Katakanlah, sebesar
$100.000 maka jika kita tidak menolak maka instruktur kita yang akan menolak.
Ingatkan kembali diri kita bahwa hasil yang diharapkan dari pelemparan koin yang
fair adalah nol, tak peduli berapapun jumlah taruhannya, karena kita punya 50%
kemungkinan menang dan 50% kemungkinan kalah dalam semua kasus. Karena itu,
meningkatnya ketegangan kita seiring dengan meningkatnya taruhan menunjukan bahwa ada
dampak lain di samping hasil taruhan yang diharapkan tersebut yang mempengaruhi kita. Ini
biasa disebut dengan penghindaran risiko.
16
Untuk menyusun model penghindaran risiko, para pembuat teori pengambilan
keputusan menggunakan instrumen utility function (fungsi utilitas), yang mengkaitkan
besarnya hasil dengan utilitas para pembuat keputusan untuk besaran tersebut.
Investor individu biasanya dianggap tidak mau mengambil resiko. Akibatnya, untuk
hasil yang diharapkan dari investasi yang diberikan investor rasional menginginkan risiko
serendah mungkin atau, secara ekuivalen, untuk risiko tertentu, menginginkan hasil yang
diharapkan setinggi mungkin. Sehingga, investor dapat menerima antara risk (resiko) dan
return (pengembalian), resiko yang lebih tinggi hanya akan ditanggung jika pengembalian
yang diharapkan lebih tinggi demikian sebaliknya.
Salah satu cara investor dapat menurunkan risiko untuk hasil yang diharapkan adalah
dengan menerapkan strategi diversifikasi, yaitu strategi mengecilkan resiko investasi dalam
portofolio sekuritas. Prinsip diversifikasi portofolio menunjukkan bahwa beberapa, tapi tidak
semua, resiko dapat dihilangkan dengan strategi investasi yang tepat. Diversifikasi portofolio
akan mengurangi risiko. Pengurangan risiko ini terjadi karena state untuk perusahaan secara
spefisik telah disebar dalam berbagai sekuritas. Kontributor yang masih ada terhadap risiko
adalah faktor ekonomi.
3.6.1 Pengantar
Pada subbab ini, akan lebih banyak membahas seputar Analisis dan Diskusi
Manajemen (MD&A), MD&A ini adalah sebuah bagian dari Laporan Tahunan Perusahaan
yang berisi berbagai aspek penjelasan dari sudut pandang manajer mengenai perusahaan itu
sendiri, berisi tentang kinerja, laporan keuangan, tahun sebelumnya maupun tahun sekarang,
dan rencana kedepan serta pendekatan terhadap proyek-proyek baru disertai analisis resiko
yang ada.
3.6.2 Sasaran dari MD&A
MD&A ini sendiri adalah amanat dari Instrument Nasional nomor 51-102 OSC
(Ontario Securites Commision), yang selanjutnya diadopsi oleh SEC. Sasarannya adalah :
a. Membantu Investor (saat ini atau nantinya) untuk memahami laporan keuangan
b. Membahas informasi yang tidak sepenuhnya mencerminkan laporan keuangan
c. Membahas tren, resiko, dan hal-hal yang mempengaruhi kinerja untuk kedepan
17
d. Menyediakan informasi tentang kualitas, variabel potensial, pendapatan, serta aliran
kas, untuk membantu investor menentukan apakah kinerja di masa lalu akan
merepresentasikan kinerja di masa mendatang.
Untuk mencapai sasaran tersebut, pengungkapan yang akan dilakukan perlu
mengandung hal-hal yang spesifik seperti :
a. Membahas kemampuan perusahaan dalam pengajuan kebutuhan likuiditas dalam
jangka pendek maupun jangka panjang
b. Membahas perjanjian-perjanjian penting dan penyusunan off balance sheet
c. Menjelaskan dan membahas tentang tren, resiko, dan ketidakpastian yang diduga akan
mempengaruhi kinerja mendatang
Perlu dingat bahwa standar MD&A ini terlihat konsisten dengan teori pengambilan
keputusan investor yang rasional, lebih jauh lagi pengungkapan hal ini dapat membantu
mengurangi asimetri informasi oleh Investor.
18
peraturan penghentian MD&A mungkin berlaku untuk variabel keuangan sedangkan
perhatian dari regulator sekuritas merupakan pengungkapan oleh manajemen yang terdapat di
tempat lain dalam laporan tahunan atau yang berada diluar yurisdiksi laporan keuangan.
3.7 The Reaction of Professional Accounting Bodies to The Decision Usefulness Approach
19
masa depan. Peran GAAP adalah memberikan sistem informasi yang dapat membantu
investor untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan, yang dapat juga membantu
memprediksi pengembalian investasi di masa depan. Untuk memaksimalkan informasi
laporan keuangan, akuntan harus menemukan trade-off terbaik antara relevansi dan
realibilitas.
Mayoritas badan akuntansi profesional seperti IASB dan FASB mengadopsi
pendekatan manfaat keputusan. Hal ini dibuktikan dengan Kerangka Konseptual mereka,
yang menunjukkan pengakuan yang jelas mengenai peran pelaporan keuangan dalam
memberikan informasi yang berguna bagi investor.
20