Anda di halaman 1dari 28

TINJAUAN ATAS PSAP YANG

TERKAIT DENGAN
AKUNTANSI ASET TETAP
DAN INVESTASI
Kelompok 4

▪ JESSICA ZENSKENIA
(201750062)
▪ VIVIN SHERLITA
(201750079)
▪ GABRIELLA VALENTINE
(201750114)
▪ VELIAN FINDRIANI
(201750119)
▪ DESLY LIANY
2
(201750480)
Pendahuluan

▪ Salah satu hal paling krusial dalam pengelolaan dan


pelaporan keuangan pemerintah atau daerah adalah
tidak kunjung jelasnya masalah asset.
▪ Salah satu penyebabnya adalah banyaknya asset tak
bertuan atau tidak jelas kepemilikkannya dan nilainya.
▪ Belum ada yang bisa menunjukkan dabn membuktikan
seberapa banyak dan seberapa besar nilai asset yang
dimilki pemerintah.
3
Pendahuluan

▪ Terjadi persoalan tersendiri bagi daerah yang ingin


memperbaiki LKPD, karena banyak asset yang
bermasalah, baik dari segi kepemilikan, penguasaan,
maupun penilaian. (Agusrin M. Najamuddin, Gubernur
Bengkulu dalam Majalah Akuntansi Indonesia No.
18/Tahun III/Juli 2009)
▪ Masalah pengelolaan asset juga berkaitan dengan
investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Investasi
merupakan langkah awal kegiatan produksi yang juga
merupakan langkah awal kegiatan pembangunan 4

ekonomi.
Pendahuluan

Daftar Opini Laporan Audit


BPK (2004-2007)

5
Pendahuluan

6
Akutansi Aset Tetap

Aset tetap (Hendriksen dan Breda 1992)


Aset milik organisasi yang digunakan secara terus menerus
dalam kegiatan mengasilkan barang dan jasa organisasi
perusahaan.

Aset tetap (PSAP)


Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
7
Kriteria Aset Tetap

▪ Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan.


▪ Biaya perolehan aset dapan diukur secara
andal.
▪ Tidak dimaksudkan untuk dijual ,dalam
operasi normal suatu entitas.
▪ Diperoleh atau dibangun dengan maksud
digunakan. 8
3 masalah yang mungkin terjadi
(kieso and weygandt 2001)
 Perolehan (acquitition)
 Pemakaian(utilization)
 Penarikan (penghapusan)
Komponen biaya yang termasuk Komponen biaya yang tidak
dalam aset tetap : termasuk dalam aset tetap :

1. Harga beli
2. Bea impor
3. Biaya pengiriman awal 1. Biaya administrasi
4. Biaya pemasangan 2. Biaya permulaan
5. Biaya profesional 3. Biaya pra produksi
6. Biaya kontruksi
9
3 persoalan dalam penggunaan aset(

o Expenditures
o Depreciation
o Revaluation
Pengelompokan aset tetap
(mathew dan perera 1996)

1. Aset tetap dilihat dari sudut substansinya (berwujud dan


tidak berwujud)
2. Aset tetap yang bisa disusutkan /tidak bisa
3. Aset tetap berdasarkan jenis 10
(lahan,gedung,mesin,kendaraan,prabot dll)
Penyusutan

Adalah alokasi sistematis atas niali suatu aset tetap yang


dapat disusutkan ,selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.

Metode penyusutan (PSAP 07)

1.Garis lurus (straight line)


2.Saldo menurun ganda (double declining)
3.Unit produksi (unit of production)
11
Catatan atas laporan keuangan
(CaLK)
Dalam CaLK, masing-masing jenis aset harus diungkapkan
1.Dasar penilaian
2.Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
3.Informasi penyusutan

Dalam CaLK juga harus diungkapkan:

1.Eksistensi dan batasan hak milik aset tetap


2.Kebijakan akutansi untuk kapitalisasi
3.Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap
4.Jumlah komitmen untuk akuisi aset tetap. 12
TINJAUAN AKUNTANSI ASET TETAP

▪ PSAP NO. 7 (berbasis kas menuju akrual)


▫ memuat tentang akuntansi aset tetap
▫ Belum secara terperinci mengatur masalah-masalah
yang terkait dengan perolehan, penggunaan,
penghapusan / pelepasan aset tetap
▫ Standar untuk menyelesaikan masalah khusus
terkait aset tetap belum ada
▫ Perubahan terjadi pada SAP berbasi akrual
paragraf 48 mengenai perolehan aset donasi
13
TINJAUAN AKUNTANSI ASET TETAP
PEMBAHASAN TIDAK KONSISTEN PADA PSAP

 Pembahasan tentang asset tetap tak berwujud dan asset tetap lain-lain
• Dalam PSAP no.1 tentang “Penyajian Laporan Keuangan” kedua aset
tersebut termasuk dari jenis aset tetap sehingga harusnya dibahas
dalam PSAP no 7
• Kontruksi dalam pengerjaan juga termasuk dalam aset tetap namun
justru dibahas dalam PSAP no.8
 Perlunya penambahan paragraph dalam PSAP no.7
• paragraf 1 belum menyebutkan masalah penarikan dari peredaran aset
tetap
• Paragraf 7 belum menjelaskan mengenai perlakuan klasifikasi dan
pengakuan aset tetap tak berwujud
• Paragraf 20 tentang pengukuran asset perlu menjelaskan mengapa
kebijakan harga perolehan dan nilai wajar saat perolehan digunakan.
14
LANJUTAN
• Paragraf 52 perlu penjelasan lebih
lanjut untuk menghindari pertentangan
antara konsep standar akuntansi
perolehan aset tetap yang menganut
prinsip biaya perolehan dengan konsep
revaluasi
• Paragraf 58 perlu menunjukkan secara
jelas ketentuan pemerintah mana yang
dimaksud
• Paragraf 65 perlu menjelaskan akibat
yang ditimbulkan jika disajikan dan jika
tidak disajikan
• Paragraf 71,76, dan 77 memerlukan 15
penjelasan lebih lanjut
Akuntansi Investasi

▪ PSAP Nomor 6
mendefinisikan investasi
sebagai aset untuk
memperoleh manfaat
ekonomi, seperti bunga,
dividen, dan royalti, atau
manfaat sosial sehingga
dapat meningkatkan
kemampuan pemerintah
dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat 16
Investasi yang
Investasi

Investasi Pemerintah
dimaksudkan
Jangka Pendek
untuk dimiliki >
dari 12 bln

Investasi yang dapat


Investasi
segera dicairkan dan
Jangka Panjang
dimasukkan untuk
dimiliki < dari 12 bln

Ditujukan dalam
rangka manajemen
kas

Risiko rendah
Non 17
Permanen
permanen
Proses investasi pemerintah

Keterangan Bagan :
1. PIP menyampaikan RKI kepada Dit. SMI sebagai bahan
penyusunan DIPA
2. Dit. SMI membuat RKA kepada DJA untuk diterbitkan SAP SK
dan selanjutnya ke Dirjen Perbendaharaan untuk dilakukan
pengesahan DIPA
3. PIP mengajukan permohonan pencairan kegiatan investasi
melalui Dit. SMI selaku KPA.
4. Dit. SMI menerbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN Jakarta II
(Keputusan Dirjen Perbendaharaan No.KEP-239/PB/2009)
5. KPPN Jakarta II selanjutnya menerbitkan SP2D Investasi
Pemerintah dan melaksanakan pembayaran ke PIP (RIDI) 18
Langkah 1 s.d. 5 dilaksanakan apabila PIP komitmennya sudah disetujui KIPP
Lanjutan

6. BUMN/BUMD/BLU/Pemda/BLUD/Swasta/Asing
menyerahkan proposal investasi kepada PIP

7. PIP selanjutnya melakukan analisa kelayakan dan risiko


investasi sesuai amanat PP 1/2008 dan PMK 181/2008

8(a). Apabila diterima, proposal investasi dapat diteruskan oleh


PIP ke rapat KIPP untuk diperoleh rekomendasi keputusan final
diterima/ditolaknya proposal investasi
(b). Apabila ditolak, proposal investasi dikembalikan kepada
BUMN/BUMD/BLU/BLUD/Swasta/Asing
19
Lanjutan

9. Dalam rapat KIPP, dibahas proposal investasi yang diajukan,


selanjutnya dikeluarkan rekomendasi diterima/ditolak.

10 (a). Apabila diterima, proposal investasi dapat


direkomendasikan untuk diteruskan ke proses berikutnya.
(b). Apabila ditolak, maka proposal investasi dikembalikan
kepada BUMN/BUMD/ BLU/Pemda/BLUD/Swasta/Asing

11.Berdasarkan rekomendasi KIPP tersebut, maka PIP melakukan


kerjasama investasi dengan
BUMN/BUMD/BLU/BLUD/Swasta/Asing
20
12.Setelah semua transaksi dan kegiatan investasi dilaksanakan,
Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sementara non permanen
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat


berupa:
1. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;
2. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan
kepada pihak ketiga;
3. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat
seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;
4. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang
dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.
Investasi permanen&non permanen 21
Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan
hibah dalam bentuk investasi dan perubahan
piutang menjadi investasi dapat diakui
sebagai investasi apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1.Kemungkinan manfaat ekonomi dan
manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi
tersebut dapat diperoleh pemerintah;
2.Nilai perolehan atau nilai wajar investasi
dapat diukur secara memadai (reliable).

Pengakuan investasi 22
Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode
yaitu:
1.Metode biaya; dengan menggunakan metode biaya,
investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas
investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima
dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.

2.Metode ekuitas; Dengan menggunakan metode ekuitas


pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan
dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan.

3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan; metode nilai


bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
Metode penilaian investasi 23
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu
dekat.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan
keuangan pemerintah terkait investasi:
1. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai
investasi
2. Jenis investasi
3. Perubahan harga pasar
4. Penurunan dan penyebab nilai investasi yang
signifikan
5. Investasi yang nilai wajar dan alasan penerapan
6. Perubahan pos investasi

Laporan Keuangan Pemerintah 24


“▪
TINJAUAN AKUNTANSI INVESTASI

Pada sisi ruang lingkup, antara paragraf ke-2 dan


paragraf ke-5 isinya saling bertentangan.

Paragraf ke-2 berbunyi :


“Pernyataan standar ini harus diterapkan
dalam penyajian seluruh investasi
pemerintah…”

Sedangkan paragraf ke-5 :


“Pernyataan standar ini tidak mengatur:…..”
25
LANJUTAN

▪ Paragraf ke-6 baris ke-24,


penjelasan definisi metode kurang
lengkap.
▪ Terkait dengan klasifikasi investasi,
pengelompokan investasi jangka
panjang ke dalam permanen dan
non-permanen agak
membingungkan terutama pada
penjelasan ada niat atau tidak ada
niat untuk diperjualbelikan atau
menarik kembali.
26
LANJUTAN

▪ Terkait dengan pengakuan ▪ Metode penilaian


investasi, paragraf ke-20, kata investasi, pada paragraf
dan pada kalimat “manfaat ke-37, antara point (b)
ekonomi dan manfaat sosial” kepemilikan antara 20%
menimbulkan penafsiran sampai dengan 50% dan
bahwa suatu pengeluaran kas poin (c) kepemilikan lebih
atau aset dapat diakui sebagai besar dari 50%
investasi jika memiliki kedua menggunakan metode
kemungkinan manfaat dimasa sama, yaitu metode
yang akan datang. ekuitas.
27
THANK
YOU
28

Anda mungkin juga menyukai