Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan
selanjutnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi…...…………………………………………………………………………….....… 2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………….............…........…. 3
B. Rumusan Masalah .……………………………………………….............…........…. 3
C. Tujuan.............…………………………………………………….............…........…. 3
BAB II Pembahasan
A. Definisi Perubahan Harga.................….................…....……………………..………. 4
B. Daftar Istilah Akuntansi Inflasi.....….................…....………....……………..………. 5
C. Sistem Akuntansi Nasional Meksiko….................…………………………..………. 6
D. Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan…..........……7
E. Jenis Penyesuaian Inflasi….................………....….....……………..……....................8
F. Penyesuaian Tingkat Harga Umum….................………...…………......……..………8
Indeks Harga......................….................………...…………......……..………8
G. Penyesuaian Biaya Kini...................….................………...…………......……..……10
Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga Umum.……...........…..……11
H. Pendekatan terhadap Akuntansi Inflasi di Berbagai Negara.…….................…..……12
Amerika Serikat.....................................………...…………......……..………13
Inggris......................…..........................………...…………......……..………14
Brasil......................….................…..........……...…………......……..………15
I. Badan Standar Akuntansi Internasional......................….....………......……..………16
J. Hal-hal Terkait Inflasi......................….....……….................................……..………17
Laba dan Rugi Inflasi............................………...…………......……..………17
Laba dan Rugi Modal............................………...…………......……..………18
Inflasi Asing...........….................…..........……...…………......……..………19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaporan keuangan sangat terkait dengan perubahan harga, karena selama periode
perubahan harga tersebut laporan keuangan dapat berpotensi untuk menyesatkan selama
periode perubahan harga tersebut. Perubahan harga disini dapat dipahami dengan 2, yaitu
perubahan harga secara umum dan perubahan harga spesifik atau khusus. Pada bahasan ini
akan lebih lanjut dikenalkan tentang bagaimana penyesuaian terhadap inflasi. Untuk
memahaminya akan diberika pula sudut pandang dunia internasional terhadap akuntansi
inflasi dimana kita akan mengambil dari Amerika Serikat, Inggris dan Brasil.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Perubahan Harga pada materi ini?
2. Mengapa laporan keuangan dapat berpotensi menyesatkan selama periode
perubahan harga?
3. Apa saja jenis penyesuaian inflasi?
4. Apa yang dimaksud dengan penyesuaian tingkat harga umum?
5. Apa yang dimaksud dengan penyesuaian biaya kini?
6. Bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi?
C. Tujuan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
materi tentang pelaporan keuangan dan perubahan harga ini. Dan dapat menjadi acuan
untuk penulisan makalah-makalah yang sejenis selanjutnya.
3
BAB II
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
4
B. Daftar Istilah Akuntansi Inflasi
Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh biaya hostori atau biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga
tertentu.
Perubahan dalam kekayaan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik
tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
Mekanisme Penyesuaian. Menfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham
yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu
mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva
tersebut didanai melalui utang.
Ekuivalensi Daya Beli Umum. Jumlah uang yang telah disesuaikan terhadap
perubahan dalam tingkat harga umum.
Laba dan rugi pembelian umum. Lihat laba dan rugi moneter.
Mata uang tetap biaya historis. Lihat setara daya beli umum.
Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan biaya kini suatu aktiva
Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saaat tingkat harga umum
dalam suatu perkekonomian meningkat sebesar lebih dari 25 % pertahun.
Inflasi. Keniakan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu
perkeonomian.
Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti
kas atau piutang usaha.
Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena
terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
Kewajiban Moneter. Suati kewajiban untuk membayar jumlah mata uang tetap dimasa
depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.
Kerugiaan Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjasi karena
terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.
Penyesuaian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus terhadap
seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan
operasinya.
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
Aktiva non Moneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas
seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
5
Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi
di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.
Kewajiban non moneter. Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah
kas tetap dimasa depan seperti uang muka pelanggan.
Aktiva Permanent. Istilah di Brasil utnuk aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplasi atau amortisasi.
Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari
suatu keranjang barang dan jasa yang representative dalam tahun berjalan, sedangkan
penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk memperoleh barang dan
jasa.
Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
Biaya Penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam
keadaan normal usaha.
Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun
laporan keuangan.
Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan
mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang beralokasi disebuah
lingkungan berinflasi.
Fluktuatif. Dengan metode ini, akun anak perusahaan pertama-tama disajikan ulang
dengan inflasi lokal, kemudian ditranslasikan dalam mata uang induk.
Perubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti
persediaan atau peralatan.
Metode tranlasikan saji-ulang. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan
mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak prusahaan luar negeri ke dalam
mata uang induk perusahaan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan
terhadap inflasi induk perusahaan.
6
mengakibatkan dikecilkannya pengeluaran dan dibesarkannya laba. Ketidak akuratan
pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri
waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :
Kenaikan dalam proporsi pajak
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah ( seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar )
Jika harus mendistribusikan semua laba yang dibesarkan (Dalam bentuk paja,
deviden, gaji dan semacamnnya yang lebih besar) suatu perusahaan mungkin tidak
akan memiliki cukup sumberdaya untuk mengganti aset tertentu yang mengalami
kenaikan harga, seperti persediaan, pabrik dan peralatan.
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan
dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan
keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan
yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata
uang dengan daya beli umum yang lebih rendah ( yaitu daya beli perode ini ), yang
kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Biaya disajikan dalam mata uang dengan
daya beli umum lebih tinggi karena biasanya mencerminkan pemakaian sumberdaya
yang diperoleh dimasa lampau (misalnya penyusutan pabrik yang dibeli 10 tahun
silam) ketika daya beli unit moneter lebih tinggi. Mengurangi biaya berdasarkan daya
beli historis dari pendapatan berdasarkan daya beli kini menyebabkan laba tidak
diukur secara akurat.
Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan
kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas ( ekuivalennya ) selama periode
inflasi. Jika kita menahan kas selama setahun dengan tingkat inflasi 100%, maka
diakhir tahun kita akan memerlukan dua kali lipat kas untuk menyamai daya beli saldo
kas diawal tahun. Hal ini selanjutnya mempersulit pembaca laporan untuk
membandingkan kinerja bisnis.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguana dilakukan
karena :
7
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan
yang dihadapi suatu perusahaan.
2. Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada
pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
3. Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan
iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek
kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh
distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur
panjang kebanyakan harta. Disamping itu, sebagaimana disebutkan sebelumnya,
perubahan harga khusus bisa menjadi signifikan bahkan ketika tingkat harga umum
tidak banyak berubah.
8
harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat
ditandingkan dengan transaksi ditahun berjalan.
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks tingkat harga dalam
bentuk Jumlah p1q1 / Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu barang tertentu dan q =
kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah rasio biaya. Contoh, jika sebuah
keluarga yang terdiri dari empat orang menghabiskan uang $20.000 untuk membeli
sebuah keranjang barang dan jasa yang representive pada akhir tahun 1 ( tahun dasar
– awal tahun 2 ) dan $22.000 untuk membeli keranjang yang sama setahun kemudian
( awal tahun 3 ), indeks harga akhir tahun pada tahun 2 adalah $22.000/$20.000 atau
1,1. Angka ini menujukkan adanya laju inflasi sebesar 10 % selama tahun 2. Demikian
pula halnya, apabila keranjang dalam contoh diatas $23.500 bagi suatu keluarga yang
terdiri dari 4 orang pada tahun 2 kemudian ( akhir tahun 3 ), maka indeks tingkat harga
umum akan menjadi $23.500/$20.000 atau 1,175 yang menunjukkan laju inflasi 17,5
% semenjak tahun dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah $20.000/$20.000 atau 1.
9
GPLc / GPLtd x Pendapatan Total = PPEc
10
Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga Umum
Opsi pelaporan ketiga yang bertujuan untuk menerangkan perubahan harga ini
menggabungkan karakteristik model tingkat umum dan model biaya kini. Pengukuran
ini, yang disebut sebagai model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga
menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Sesuai dengan model tingkat
harga umum, salah satu tujuan model ini adalah untuk mengungkapkan laba dan aset
bersih pada ekuivalen pada daya beli akhir tahun perusahaan. Laporan laba rugi juga
memuat informasi mengenai laba atau rugi daya beli pos-pos moneter induk bersih.
Sesuai dengan model biaya kini, tujuan lain model ini adalah untuk melaporkan aset
bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang
menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak.
Ciri khas dari model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga adalah
pengungkapan perubahan biaya kini dari aset moneter perusahaan setelah dikurangi
inflasi. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset moneter
yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum. Dua pengungkapan yang
lazim dimuat dalam ekuitas pemegang saham biasanya ditafsirkan sebagai berikut :
Kenaikan aset non moneter akibat inflasi umum merupakan jumlah saldo yang harus
dimiliki perusahaan agar mampu menghadapi inflasi umum tersebut. Komponen
kedua (misalnya kenaikan harga kini yang melampaui inflasi umum) dianggap
sejumlah pihak sebagai laba modal atas aset non moneter yang belum direalisasikan.
Kita berpendapat bahwa komponen terakhir ini bukan merupakan laba, melainkan
kenaikan biaya usaha yang harus dimiliki perusahaan untuk mempertahankan
kapasitas produksinya.
Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, disajikan
ulang sebagai berikut :
· Persediaan
Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan
disajikan ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur.
Harga Pokok Penjualan
Penyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyataan
ulang.
Aktiva Tetap
11
Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan
menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks
Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai
ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai
denga tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.
Depresiasi
Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang
dipertimbangkan ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai
independent.
Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari
NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.
Ketidakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva
nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter
Pos ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan
oleh hal selain inflasi.
Akumulasi hasil moneter ekuitas
Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan
keuangan.
12
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap ( sebelum
dikurangi dengan depresiasi ) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva
lebih dari $1 Miliar ( setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi ) untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan dan biaya
beli konstan biaya kini. Sebagai kerangka pengukuran dasar untuk pengukuran
dasar pelaporan keuangan utama, pengungkapan ini lebih ditujukan untuk
melengkapi informasi beban historis daripada menggantinya.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan
SFAS No. 33 menemukan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat
bila dibandingkan data biaya kini
Oleh karena itu, FASB memutuskan untuk menyarankan, dan tidak
mewajibkan, perusahaan pelaporan di AS untuk mengungkapkan baik informasi
daya beli tetap biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini. Pedoman yang
diterbitkan oleh FASB (SFAS 89) bertujuan untuk membantu perusahaan yang
melaporkan pengaruh perubahan harga terhadap laporan keuangan, disamping
sebagai cikal bakal standar akuntansi inflasi dimasa mendatang.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapan informasi berikut untuk
masing-masing dari 5 tahun terkini :
Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
Keuntungan atau kerugiaan daya beli ( moneter ) atas pos-poss moneter
bersih
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat
dipulihkan yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih
dari inlasi ( perubahan tingkat harga umum )
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya
kini, yang timbul dari proses konsolidasi
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
Laba per saham ( dari operasi berjalan ) menurut dasar biaya kini
Deviden per saham biasa
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa
13
Tingkat Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index-CPI ) yang
digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
Untuk meningkatkan komparabilitas data diatas, informasi yang diberikan dapat
disajikan baik dalam (1) rata-rata setara daya beli (atau diakhir tahun), (2) Dollar
pada periode pokok (1967) yang digunakan untuk menghitung CPI. Jika laba
berdasarkan daya beli tetap biaya kini berbeda secara signifikan dari laba biaya
historis, maka perusahaan diminta untuk menyajikan lebih banyak data.
Pedoman SFAS No 89 juga mencakup operasi luar negeri yang disertakan
dalam laporan keuangan konsolidasian perusahaan induk di Amerika Serikat.
Perusahaan yang menggunakan dollar sebagai mata uang fungsional untuk
mengukur operasi luar negeri menggunakan prespektif mata uang induk.
Perusahaan multi nasional yang menggunakan mata uang local sebagai mata uang
fungsional untuk sebagian besar operasi luar negerinya menggunakan prespektif
mata uang local. FASB membolehkan perusahaan untuk menggunakan metode
translasi saji ulang untuk menyesuaikan dengan inflasi asing kemudian
mentranslasikannya kedalam dollar AS. Bertujuan untuk menunjukan inflasi dapat
menggunakan baik dollar AS maupun indeks tingkat harga umum asing.
INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris ( Accounting Standard Committee-ASC )
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement of Standards
Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3
tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu
:
1. Standar AS mengharuskan akuntansi dollar konstan dan biaya kini,
SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan
eksternal
2. Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya
kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini,
beserta catatan penjelasan
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis
14
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya kini
3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang
dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai
Terkait pos-pos moneter, SFAS No 33 mewajibkan pengungkapan angka-angka
laba dan rugi secara terpisah, sedangkan SSAP No 16 mewajibkan dua jenis angka
yang mencerminkan pengaruh perubahan harga khusus. Jenis pertama yang
disebut sebagai penyesuaian modal kerja moneter (MWCA), mengakui pengaruh
perubahan harga khusus terhadap jumlah total modal kerja yang digunakan dalam
operasi bisnis. Jenis dua yang disebut penyesuaian utang modal, memperhatikan
dampak perubahan harga khsus terhadap aset nonmoneter perusahaan (misalnya
penyusutan, beban penjualan, dan modal kerja moneter).
Penyesuaian utang modal menyatakan bahwa pengeluaran seperti beban
penjualan barang dan penyusutan tidak harus dikurangi untuk mengakui biaya
pengganti dari aset tersebut, selama tidak diperoleh lewat utang. Jika diperoleh
lewat utang, maka laba moneter yang dihitung oleh indeks harga khsus (bukan
umum) mestinya mengalami kenaikan.
BRASIL
Inflasi sering dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis
di Amerika Latin, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Mengingat pengalamannya
dengan inflasi dimasa lalu, pendekatan yang dilakukan oleh brasil terhadap
akuntansi inflasi sangat informatif.
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2
kelompok pilihan pelaporan, Undang-Undang perusahaan Brasil dan Komisi
Sekuritas dan Bursa Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan undang-
undang perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah
Federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi
aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-
akun amortisasi atau deplesi ( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ).
Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan,
cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk
mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Akun yang disebut terakhir
15
berasal dari revaluasi aset tetap kedalam biaya pengganti kininya, setelah
dikurangi provisi penyusutan teknis dan fisik.
Penyesuaian inflasi terhadap aset permanen dan ekuitas pemegang saham
diterima bersih, dan kelebihannya diungkapkan secara terpisah dalam laba kini
sebagai laba atau rugi koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham (BRL275)
merupakan jumlah yang mesti ditumbuhkan lewat investasi pemegang saham
diawal tahun, guna mengatasi inflasi. Penyesuaian aset permanen yang lebih
sedikit dari penyesuaian ekuitas menimbulkan rugi daya beli, yang tercermin
dalam aset moneter bersih yang diungkapkan oleh perusahaan yaitu modal kerja.
16
1. Apakah pengaruh inflasi dapat diukur secara lebih baik oleh dollar tetap
atau biaya kini
2. Perlakuan akuntansi untuk laba dan rugi inflasi
3. Akuntansi inflasi asing
4. Pengaruh gabungan dari tingkat inflasi dan bursa efek
17
SSAP No 16 memiliki cara yang lebih baik untuk menangani pengaruh inflasi.
Perusahaan juga diuntungkan jika menggunakan utang selama inflasi berlangsung.
Fenomena ini seharusnya tidak diukur dengan daya beli umum karena perusahaan
hampir tidak pernah berinvestasi di keranjang belanja ekonomi. Tujuan akuntansi
inflasi ialah untuk mengukur kinerja perusahaan dan memungkinkan pihak yang
terkait untuk menilai jumlah, waktu, dan potensi arus kas dimasa depan.
Suatu perusahaan dapat mengukur daya beli yang dimilikinya untuk
memperoleh barang dan jasa tertentu lewat indeks pengukur laba dan rugi
moneter. Karena tidak semua perusahaan memperoleh indeks daya beli kasnnya
sendiri, pendekatan yang dilakukan di Inggris menjadi alternative yang terbaik.
18
maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai deviden ( kekayaan
yang dapat dibagikan ) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya
histories tetap saja adalah model biaya historis.
Prosedur penyesuaian tingkat harga lebih disukai berikut ini :
Sajikan ulang laopran keuangan seluruh anak perusahaan, baik domestic
secara spesifik maupun asing, dan laopran induk perusahaan untuk
mencerminkan perubahan dalam harga spesifik ( sebagai contoh biaya
kini )
Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan diluar negeri kedalam
nilai ekuivalen mata uang domestic dengan menggunakan suatu nilai
konstan ( yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang )
Gunakanlah indeks harga spesifik yang relavan dengan apa yang
dikonsumsi oleh perusahaan dalam menghitung keuntungan atau
kerugiaan moneter
Menghindari Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar
negeri. Seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai
kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local langsung berpengaruh
kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan
bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu Negara dan nilai
eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini
jarang sekali bertahan ( paling tidak dalam jangka pendek ). Dengan demikian
ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan
berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi
berhubungan secara negatif.
Contoh akuntansi persediaan berikut ini menunjukkan hubungan antara inflasi
dan translasi mata uang luar negeri. Perusahaan dalam contoh ini menggunakan
metode penilaian persediaan FIFO dan melakukan translasi persediaan ke dalam
dolar dengan kurs ini. Kita mengasumsikan beberapa hal berikut ini :
Inflasi Negara local adalah 20 % selama tahun yang beru saja berakhir.
Inflasi di AS adalah sebesar 6 % selama tahun teersebut
Kurs nilai tukar pembukuan pada tanggal 1 Januari adalah LC1=$1,00
19
Kurs nilai tukar penutupan pada tanggal 31 Desember adalah
LC1=$0,88
Devaluasi mata uang selama tahun untuk mempertahankan paritas daya
beli adalah 12 %
Persediaan dalam mata uang local adalah sebesar LC200 pada tanggal 1
Januari dan LC240 pada tanggal 31 Desember
Tidak ada perubahan yang terjadi menyangkut jumlah fisik persediaan
selama tahun tersebut.
Dari paparan tentang pelaporan keuangan dan perubahan harga menurut saya
setiap perusahaan yang sudah bonafit wajib melakukan pelaporan keuangannya
bahkan ke public atau masyarakat juga. Dan jika kita ingin melakukan bisnis
internsioanal kita tidak bisa dipisahkan dengan nilai mata auang dan perubahan
harga uang atas barang dan jasa. Dalam suatu perekonomian bisa mengalami yang
namanya perubahan harga. Perubahan harga tersebut ada yang namanya inflasi (
kenaikan harga secara keseluruhan ) dan deflasi ( penurunan harga ). Disetiap
Negara memiliki perbedaan dalam hal penilaian biaya kini yang dikaitkan
terhadap inflasi di pemaparan diatas di jelaskan tentang sudut pandang
internasional terhadap akuntansi inflasi antara Negara Amerika Serikat, Inggris
dan Berasil. Dari itu semua ada keuntungan dan kerugiaan inflasi pada Negara
Amerika Serikat, Inggris dan Brasil dan juga Kepemilikan.
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22