Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan
selanjutnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, Juni 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Daftar Isi…...…………………………………………………………………………….....… 2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………….............…........…. 3
B. Rumusan Masalah .……………………………………………….............…........…. 3
C. Tujuan.............…………………………………………………….............…........…. 3

BAB II Pembahasan
A. Definisi Perubahan Harga.................….................…....……………………..………. 4
B. Daftar Istilah Akuntansi Inflasi.....….................…....………....……………..………. 5
C. Sistem Akuntansi Nasional Meksiko….................…………………………..………. 6
D. Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan…..........……7
E. Jenis Penyesuaian Inflasi….................………....….....……………..……....................8
F. Penyesuaian Tingkat Harga Umum….................………...…………......……..………8
Indeks Harga......................….................………...…………......……..………8
G. Penyesuaian Biaya Kini...................….................………...…………......……..……10
Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga Umum.……...........…..……11
H. Pendekatan terhadap Akuntansi Inflasi di Berbagai Negara.…….................…..……12
Amerika Serikat.....................................………...…………......……..………13
Inggris......................…..........................………...…………......……..………14
Brasil......................….................…..........……...…………......……..………15
I. Badan Standar Akuntansi Internasional......................….....………......……..………16
J. Hal-hal Terkait Inflasi......................….....……….................................……..………17
Laba dan Rugi Inflasi............................………...…………......……..………17
Laba dan Rugi Modal............................………...…………......……..………18
Inflasi Asing...........….................…..........……...…………......……..………19

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ………………………..……………………………….……..................21
B. Daftar Pustaka..............................................................................................................22

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaporan keuangan sangat terkait dengan perubahan harga, karena selama periode
perubahan harga tersebut laporan keuangan dapat berpotensi untuk menyesatkan selama
periode perubahan harga tersebut. Perubahan harga disini dapat dipahami dengan 2, yaitu
perubahan harga secara umum dan perubahan harga spesifik atau khusus. Pada bahasan ini
akan lebih lanjut dikenalkan tentang bagaimana penyesuaian terhadap inflasi. Untuk
memahaminya akan diberika pula sudut pandang dunia internasional terhadap akuntansi
inflasi dimana kita akan mengambil dari Amerika Serikat, Inggris dan Brasil.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Perubahan Harga pada materi ini?
2. Mengapa laporan keuangan dapat berpotensi menyesatkan selama periode
perubahan harga?
3. Apa saja jenis penyesuaian inflasi?
4. Apa yang dimaksud dengan penyesuaian tingkat harga umum?
5. Apa yang dimaksud dengan penyesuaian biaya kini?
6. Bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi?

C. Tujuan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
materi tentang pelaporan keuangan dan perubahan harga ini. Dan dapat menjadi acuan
untuk penulisan makalah-makalah yang sejenis selanjutnya.

3
BAB II
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

A. Definisi Perubahan Harga


Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa
merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk
memahami istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus membedakan
antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya
termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Tingkat harga umum biasanya timbul
ketika harga semua barang dan jasa dalam perekonomian berubah. Daya beli moneter
pun menguat atau melemah. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-
rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi ( inflation), sedangkan penurunan
harga disebut deflasi ( deflation ). Apa saja penyebab inflasi? Bukti-bukti menunjukan
bahwa inflasi disebabkan oleh kebijakan moneter dan fiskal agresif yang bertujuan
untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, biaya pemilihan umum
yang terlalu besar, serta penyebaran inflasi internasional. Namun persoalan ini jauh
lebih rumit.
Perubahan harga khusus dimulai ketika harga barang atau jasa tertentu berubah
seiring naik turunnya permintaan dan penawaran. Inilah yang menyebabkan tingkat
rata-rata inflasi pertahun dari suatu negara mencapai 5%, sementara disaat yang sama
harga apartemen berkamar sama dinegara itu meningkat sebesar 50%.
Inflasi telah menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di
dunia. Perubahan nilai mata uang moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa
ini, tetapi tedapat pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk
menyelesaikannya. Di Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33 mangharuskan
pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci
kaitan pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak
stabil adalah suatu kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap
teori akuntansi.

4
B. Daftar Istilah Akuntansi Inflasi
Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh biaya hostori atau biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga
tertentu.
Perubahan dalam kekayaan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik
tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
Mekanisme Penyesuaian. Menfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham
yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu
mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva
tersebut didanai melalui utang.
Ekuivalensi Daya Beli Umum. Jumlah uang yang telah disesuaikan terhadap
perubahan dalam tingkat harga umum.
Laba dan rugi pembelian umum. Lihat laba dan rugi moneter.
Mata uang tetap biaya historis. Lihat setara daya beli umum.
Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan biaya kini suatu aktiva
Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saaat tingkat harga umum
dalam suatu perkekonomian meningkat sebesar lebih dari 25 % pertahun.
Inflasi. Keniakan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu
perkeonomian.
Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti
kas atau piutang usaha.
Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena
terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
Kewajiban Moneter. Suati kewajiban untuk membayar jumlah mata uang tetap dimasa
depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.
Kerugiaan Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjasi karena
terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.
Penyesuaian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus terhadap
seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan
operasinya.
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
Aktiva non Moneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas
seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.

5
Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi
di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.
Kewajiban non moneter. Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah
kas tetap dimasa depan seperti uang muka pelanggan.
Aktiva Permanent. Istilah di Brasil utnuk aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplasi atau amortisasi.
Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari
suatu keranjang barang dan jasa yang representative dalam tahun berjalan, sedangkan
penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk memperoleh barang dan
jasa.
Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
Biaya Penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam
keadaan normal usaha.
Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun
laporan keuangan.
Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan
mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang beralokasi disebuah
lingkungan berinflasi.
Fluktuatif. Dengan metode ini, akun anak perusahaan pertama-tama disajikan ulang
dengan inflasi lokal, kemudian ditranslasikan dalam mata uang induk.
Perubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti
persediaan atau peralatan.
Metode tranlasikan saji-ulang. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan
mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak prusahaan luar negeri ke dalam
mata uang induk perusahaan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan
terhadap inflasi induk perusahaan.

C. Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan


Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya ( yang lebih tinggi ). Nilai aset yang dikecilkan

6
mengakibatkan dikecilkannya pengeluaran dan dibesarkannya laba. Ketidak akuratan
pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri
waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :
 Kenaikan dalam proporsi pajak
 Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
 Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja
 Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah ( seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar )
Jika harus mendistribusikan semua laba yang dibesarkan (Dalam bentuk paja,
deviden, gaji dan semacamnnya yang lebih besar) suatu perusahaan mungkin tidak
akan memiliki cukup sumberdaya untuk mengganti aset tertentu yang mengalami
kenaikan harga, seperti persediaan, pabrik dan peralatan.
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan
dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan
keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan
yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata
uang dengan daya beli umum yang lebih rendah ( yaitu daya beli perode ini ), yang
kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Biaya disajikan dalam mata uang dengan
daya beli umum lebih tinggi karena biasanya mencerminkan pemakaian sumberdaya
yang diperoleh dimasa lampau (misalnya penyusutan pabrik yang dibeli 10 tahun
silam) ketika daya beli unit moneter lebih tinggi. Mengurangi biaya berdasarkan daya
beli historis dari pendapatan berdasarkan daya beli kini menyebabkan laba tidak
diukur secara akurat.
Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan
kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas ( ekuivalennya ) selama periode
inflasi. Jika kita menahan kas selama setahun dengan tingkat inflasi 100%, maka
diakhir tahun kita akan memerlukan dua kali lipat kas untuk menyamai daya beli saldo
kas diawal tahun. Hal ini selanjutnya mempersulit pembaca laporan untuk
membandingkan kinerja bisnis.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguana dilakukan
karena :

7
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan
yang dihadapi suatu perusahaan.
2. Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada
pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
3. Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan
iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek
kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh
distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur
panjang kebanyakan harta. Disamping itu, sebagaimana disebutkan sebelumnya,
perubahan harga khusus bisa menjadi signifikan bahkan ketika tingkat harga umum
tidak banyak berubah.

D. Jenis Penyesuaian Inflasi


Rangkaian statistic yang bertujuan mengukur perubahan harga umum maupun
khusus biasanya tidak berjalan secara bersamaan. Setiap jenis perubahan harga
memiliki pengaruh yang berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja
operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang
tersembunyi. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga
umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk
perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.

E. Penyesuaian Tingkat Harga Umum


Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (
daya beli ) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli
umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai
jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur
panjang yang dilaporkan di dalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan
dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya dialokasikan terhadap laba
periode kini ( dalam bentuk beban depresiasi ), pendapatan, yang mencerminkan daya
beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli ( yang lebih tinggi
) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal

8
harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat
ditandingkan dengan transaksi ditahun berjalan.
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks tingkat harga dalam
bentuk Jumlah p1q1 / Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu barang tertentu dan q =
kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah rasio biaya. Contoh, jika sebuah
keluarga yang terdiri dari empat orang menghabiskan uang $20.000 untuk membeli
sebuah keranjang barang dan jasa yang representive pada akhir tahun 1 ( tahun dasar
– awal tahun 2 ) dan $22.000 untuk membeli keranjang yang sama setahun kemudian
( awal tahun 3 ), indeks harga akhir tahun pada tahun 2 adalah $22.000/$20.000 atau
1,1. Angka ini menujukkan adanya laju inflasi sebesar 10 % selama tahun 2. Demikian
pula halnya, apabila keranjang dalam contoh diatas $23.500 bagi suatu keluarga yang
terdiri dari 4 orang pada tahun 2 kemudian ( akhir tahun 3 ), maka indeks tingkat harga
umum akan menjadi $23.500/$20.000 atau 1,175 yang menunjukkan laju inflasi 17,5
% semenjak tahun dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah $20.000/$20.000 atau 1.

Penggunaan Indeks Harga


Angka indeks harga digunakan untuk mentraslasikan jumlah yang dibayarkan
selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode. Metode
yang digunakan adalah sebagai berikut :
GPLc / GPLtd x Jumlah Nominaltd = PPEc
Dimana :
GPL = indeks harga umum
c = periode kini
td = tanggal transaksi
PPE = ekuivalen daya beli umum
Angka tingkat harga yang disesuaikan bukan merupakan biaya kini dari pos
yang dipersoalkan, melainkan masih merupakan angka biaya historis. Angka biaya
historis hanya sekedar disajikan ulang dalam unit ukuran baru, yaitu daya beli umum
diakhirperiode. Jika semua transaksi semua dilakukan secara seragam selama periode
tertentu (seperti pendapatan dari penjualan barang atau jasa), maka penyesuaian
tingkat harga jalan pintas dapat digunakan. Ketika menyajikan pendapatan sebagai
setara daya beli akhir periode, ketimbang menyesuaikan tingkat harga pendapatan
harian (berarti ada 365 perhitungan) kita dapat menggunakan rumus berikut :

9
GPLc / GPLtd x Pendapatan Total = PPEc

Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum


Secara tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan ( yaitu
aktiva bersih ) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa
mengurangi kekayaannya hingga dibawah posisi awal. Dengan asumsi tidak ada
investasi atau penarikan tambahan oleh pemilik selama periode tersebut. Oleh karena
itu, akuntansi konvensional menghitung laba sebagai jumlah maksimal yang dapat
ditarik oleh perusahaan tanpa mengurangi modal uang awalnya. Jika kita tidak bisa
memperoleh harga yang stabil maka perhitungan laba konvensional cenderung
menghitung kekayaan bersih perusahaan setelah pajak secara tidak akurat.
Dari mana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi perusahaan akan
mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitaan dengan kegiatan operasinya.
Perubahan muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, kewajiban untuk membayarkan
mata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan
piutang usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli selama periode inflasi.
Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang yang umumnya akan menimbulkan
keuntungan daya beli selama periode inflasi.

F. Penyesuaian Biaya Kini


Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek
utama yaitu (1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya historis. Oleh
karena aset pada dasarnya sama dengan nilai diskonto kini dari arus kas dimasa depan,
pendukung model biaya kini berpendapat bahwa nilai kini memperlihatkan secara
lebih baik pengukuran pendapatan dan potensi arus kas perusahaan dimasa depan
kepada pembaca laporan keuangan. (2) Kedua, laba didefinisikan sebagai kekayaan
bersih setelah pajak dari perusahaan, yaitu jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode ( tanpa pertimbangan komponen
pajak ), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik
perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan
posisi aktiva bersih awal perusahaan (lewat indeks harga khusus atau penentuan harga
langsung yang sesuai, seperti harga tagihan lancer, daftar harga dari penyedia, dan
lain-lain) untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama
periode berjalan.

10
Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga Umum
Opsi pelaporan ketiga yang bertujuan untuk menerangkan perubahan harga ini
menggabungkan karakteristik model tingkat umum dan model biaya kini. Pengukuran
ini, yang disebut sebagai model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga
menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Sesuai dengan model tingkat
harga umum, salah satu tujuan model ini adalah untuk mengungkapkan laba dan aset
bersih pada ekuivalen pada daya beli akhir tahun perusahaan. Laporan laba rugi juga
memuat informasi mengenai laba atau rugi daya beli pos-pos moneter induk bersih.
Sesuai dengan model biaya kini, tujuan lain model ini adalah untuk melaporkan aset
bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang
menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak.
Ciri khas dari model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga adalah
pengungkapan perubahan biaya kini dari aset moneter perusahaan setelah dikurangi
inflasi. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset moneter
yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum. Dua pengungkapan yang
lazim dimuat dalam ekuitas pemegang saham biasanya ditafsirkan sebagai berikut :
Kenaikan aset non moneter akibat inflasi umum merupakan jumlah saldo yang harus
dimiliki perusahaan agar mampu menghadapi inflasi umum tersebut. Komponen
kedua (misalnya kenaikan harga kini yang melampaui inflasi umum) dianggap
sejumlah pihak sebagai laba modal atas aset non moneter yang belum direalisasikan.
Kita berpendapat bahwa komponen terakhir ini bukan merupakan laba, melainkan
kenaikan biaya usaha yang harus dimiliki perusahaan untuk mempertahankan
kapasitas produksinya.
Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, disajikan
ulang sebagai berikut :
 · Persediaan
Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan
disajikan ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur.
 Harga Pokok Penjualan
Penyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyataan
ulang.
 Aktiva Tetap

11
Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan
menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks
Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai
ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai
denga tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.
 Depresiasi
Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang
dipertimbangkan ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai
independent.
 Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari
NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.
 Ketidakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva
nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
 Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter
Pos ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan
oleh hal selain inflasi.
 Akumulasi hasil moneter ekuitas
Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan
keuangan.

G. Pendekatan terhadap Akuntansi Inflasi di Berbagai Negara


Beberapa negara bereksperimen dengan pendekatan akuntansi inflasi yang
beragam. Praktik-praktik yang berlaku dilapangan juga mencerminkan berbagai
pertimbangan pragmatis, seperti tingkat keparahan inflasi nasional dan sudut pandang
pihak-pihak yang merasakan pengaruh langsung dari angka-angka akuntansi inflasi.
Guna memahami praktik-praktik yang berlaku dewasa ini, akan bermanfaat jika kita
menelaah pendekatan terhadap akuntansi inflasi yang dilakukan oleh beberapa negara.
 Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SAFS ) No. 33 Berjudul
“Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan

12
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap ( sebelum
dikurangi dengan depresiasi ) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva
lebih dari $1 Miliar ( setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi ) untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan dan biaya
beli konstan biaya kini. Sebagai kerangka pengukuran dasar untuk pengukuran
dasar pelaporan keuangan utama, pengungkapan ini lebih ditujukan untuk
melengkapi informasi beban historis daripada menggantinya.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan
SFAS No. 33 menemukan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat
bila dibandingkan data biaya kini
Oleh karena itu, FASB memutuskan untuk menyarankan, dan tidak
mewajibkan, perusahaan pelaporan di AS untuk mengungkapkan baik informasi
daya beli tetap biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini. Pedoman yang
diterbitkan oleh FASB (SFAS 89) bertujuan untuk membantu perusahaan yang
melaporkan pengaruh perubahan harga terhadap laporan keuangan, disamping
sebagai cikal bakal standar akuntansi inflasi dimasa mendatang.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapan informasi berikut untuk
masing-masing dari 5 tahun terkini :
 Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya
 Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
 Keuntungan atau kerugiaan daya beli ( moneter ) atas pos-poss moneter
bersih
 Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat
dipulihkan yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih
dari inlasi ( perubahan tingkat harga umum )
 Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya
kini, yang timbul dari proses konsolidasi
 Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
 Laba per saham ( dari operasi berjalan ) menurut dasar biaya kini
 Deviden per saham biasa
 Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa

13
 Tingkat Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index-CPI ) yang
digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
Untuk meningkatkan komparabilitas data diatas, informasi yang diberikan dapat
disajikan baik dalam (1) rata-rata setara daya beli (atau diakhir tahun), (2) Dollar
pada periode pokok (1967) yang digunakan untuk menghitung CPI. Jika laba
berdasarkan daya beli tetap biaya kini berbeda secara signifikan dari laba biaya
historis, maka perusahaan diminta untuk menyajikan lebih banyak data.
Pedoman SFAS No 89 juga mencakup operasi luar negeri yang disertakan
dalam laporan keuangan konsolidasian perusahaan induk di Amerika Serikat.
Perusahaan yang menggunakan dollar sebagai mata uang fungsional untuk
mengukur operasi luar negeri menggunakan prespektif mata uang induk.
Perusahaan multi nasional yang menggunakan mata uang local sebagai mata uang
fungsional untuk sebagian besar operasi luar negerinya menggunakan prespektif
mata uang local. FASB membolehkan perusahaan untuk menggunakan metode
translasi saji ulang untuk menyesuaikan dengan inflasi asing kemudian
mentranslasikannya kedalam dollar AS. Bertujuan untuk menunjukan inflasi dapat
menggunakan baik dollar AS maupun indeks tingkat harga umum asing.

 INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris ( Accounting Standard Committee-ASC )
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement of Standards
Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3
tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu
:
1. Standar AS mengharuskan akuntansi dollar konstan dan biaya kini,
SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan
eksternal
2. Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya
kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini,
beserta catatan penjelasan
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis

14
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya kini
3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang
dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai
Terkait pos-pos moneter, SFAS No 33 mewajibkan pengungkapan angka-angka
laba dan rugi secara terpisah, sedangkan SSAP No 16 mewajibkan dua jenis angka
yang mencerminkan pengaruh perubahan harga khusus. Jenis pertama yang
disebut sebagai penyesuaian modal kerja moneter (MWCA), mengakui pengaruh
perubahan harga khusus terhadap jumlah total modal kerja yang digunakan dalam
operasi bisnis. Jenis dua yang disebut penyesuaian utang modal, memperhatikan
dampak perubahan harga khsus terhadap aset nonmoneter perusahaan (misalnya
penyusutan, beban penjualan, dan modal kerja moneter).
Penyesuaian utang modal menyatakan bahwa pengeluaran seperti beban
penjualan barang dan penyusutan tidak harus dikurangi untuk mengakui biaya
pengganti dari aset tersebut, selama tidak diperoleh lewat utang. Jika diperoleh
lewat utang, maka laba moneter yang dihitung oleh indeks harga khsus (bukan
umum) mestinya mengalami kenaikan.

 BRASIL
Inflasi sering dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis
di Amerika Latin, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Mengingat pengalamannya
dengan inflasi dimasa lalu, pendekatan yang dilakukan oleh brasil terhadap
akuntansi inflasi sangat informatif.
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2
kelompok pilihan pelaporan, Undang-Undang perusahaan Brasil dan Komisi
Sekuritas dan Bursa Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan undang-
undang perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah
Federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi
aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-
akun amortisasi atau deplesi ( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ).
Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan,
cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk
mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Akun yang disebut terakhir
15
berasal dari revaluasi aset tetap kedalam biaya pengganti kininya, setelah
dikurangi provisi penyusutan teknis dan fisik.
Penyesuaian inflasi terhadap aset permanen dan ekuitas pemegang saham
diterima bersih, dan kelebihannya diungkapkan secara terpisah dalam laba kini
sebagai laba atau rugi koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham (BRL275)
merupakan jumlah yang mesti ditumbuhkan lewat investasi pemegang saham
diawal tahun, guna mengatasi inflasi. Penyesuaian aset permanen yang lebih
sedikit dari penyesuaian ekuitas menimbulkan rugi daya beli, yang tercermin
dalam aset moneter bersih yang diungkapkan oleh perusahaan yaitu modal kerja.

H. Badan Standar Akuntansi Internasional


IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional
yang dinyatakan dalam mata uang lokal dilingkungan hyperiflasi tidak
bermanfaat. IAS 29 pelaporan keuangan dalam Perekonomian Hiperinflasi
mewajibkan ( dan bukan hanya merekomendasikan ) penyajian ualang informasi
laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang
melakukan pelaporan dalam mata uang perkekonomian hiperinflasi, apakah
didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan
ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Peraturan ini juga
berlaku untuk angka-angka serupa ditahun sebelumnya. Laba atau rugi daya beli
terkait posisis kewajiban atau aset moneter bersih harus dimasukkan kedalam laba
bersih. Perusahaan pelapor juga harus mengungkapkan :
1. Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit
pengukuran telah dilakukan
2. Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama (yaitu
penilaian historis atau biaya kini)
3. Identitas dan tingkat indeks harga pertanggal neraca, berikut
pergerakkannya selama tahun pelaporan
4. Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan

I. Hal-hal Terkait Inflasi


Para analis harus memperhatikan hal-hal berikut saat membaca laporan yang
disesuaikan dengan inflasi :

16
1. Apakah pengaruh inflasi dapat diukur secara lebih baik oleh dollar tetap
atau biaya kini
2. Perlakuan akuntansi untuk laba dan rugi inflasi
3. Akuntansi inflasi asing
4. Pengaruh gabungan dari tingkat inflasi dan bursa efek

Laba dan Rugi Inflasi


Perlakuan terhadap laba dan rugi atas pos-pos moneter (seperti kas, utang, dan
piutang) merupakan isu controversial. Survei yang dilakukan terhadap praktik-
praktik diberbagai negara menunjukkan keragaman yang penting dalam hal ini.
Laba dan rugi pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan
menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir serta transaksi dalam
seluruh aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk utang jangka panjang ). Angka
yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang
keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain.
Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi
modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut
ditentukan melalui perubahan harga khusus ( dan bukan umum ). Mekanisme
penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang saham
berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-
angka ini ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini untuk
menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut sebagai “
Laba Biaya Kini Tertribusi Kepada Pemegang Saham “.
Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan
kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal
nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, peyesuaian dan penyajian bersih
aktiva pemanen atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang
berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi
penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian
ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukkan adanya
sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugiaan daya beli diakui untuk
bagian ini selama periode inflasi.

17
SSAP No 16 memiliki cara yang lebih baik untuk menangani pengaruh inflasi.
Perusahaan juga diuntungkan jika menggunakan utang selama inflasi berlangsung.
Fenomena ini seharusnya tidak diukur dengan daya beli umum karena perusahaan
hampir tidak pernah berinvestasi di keranjang belanja ekonomi. Tujuan akuntansi
inflasi ialah untuk mengukur kinerja perusahaan dan memungkinkan pihak yang
terkait untuk menilai jumlah, waktu, dan potensi arus kas dimasa depan.
Suatu perusahaan dapat mengukur daya beli yang dimilikinya untuk
memperoleh barang dan jasa tertentu lewat indeks pengukur laba dan rugi
moneter. Karena tidak semua perusahaan memperoleh indeks daya beli kasnnya
sendiri, pendekatan yang dilakukan di Inggris menjadi alternative yang terbaik.

Laba dan Rugi Modal


Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
1. Laba operasi ( perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber
daya yang dikonsumsi )
2. Keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva
nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan
inflasi
3. Pengukuran laba modal mudah dilakukan, namun perlakuan
akuntansinya sulit.

Akuntansi Untuk Inflasi Di Luar Negeri (Inflasi Asing)


Ketika hendak mengonsolidasikan laporan anak perusahaan yang berada
dilingkungan yang mengalami inflasi, apakah manajemen pertama-tama harus
menyajika ulang laporan ini dengan inflasi asing, kemudian mentranslasikannya
kedalam mata uang induk perusahaan? Atau apakah manajemen pertama-tama
harus mentranslasikan laporan yang belum disesuaikan tersebut kedalam mata
uang induk perusahaan, kemudian menyajikan ulang dengan inflasi di negara
tempat induk perusahaan.
Di Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan
mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan ekspresimen dengan
pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan pengungkapannya biaya kini.
Oleh karena itu, investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan
tingkat harga spesifik ( model biaya kini yang digunakan ) menentukan jumlah

18
maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai deviden ( kekayaan
yang dapat dibagikan ) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya
histories tetap saja adalah model biaya historis.
Prosedur penyesuaian tingkat harga lebih disukai berikut ini :
 Sajikan ulang laopran keuangan seluruh anak perusahaan, baik domestic
secara spesifik maupun asing, dan laopran induk perusahaan untuk
mencerminkan perubahan dalam harga spesifik ( sebagai contoh biaya
kini )
 Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan diluar negeri kedalam
nilai ekuivalen mata uang domestic dengan menggunakan suatu nilai
konstan ( yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang )
 Gunakanlah indeks harga spesifik yang relavan dengan apa yang
dikonsumsi oleh perusahaan dalam menghitung keuntungan atau
kerugiaan moneter
 Menghindari Kejatuhan Ganda

Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar
negeri. Seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai
kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local langsung berpengaruh
kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan
bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu Negara dan nilai
eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini
jarang sekali bertahan ( paling tidak dalam jangka pendek ). Dengan demikian
ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan
berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi
berhubungan secara negatif.
Contoh akuntansi persediaan berikut ini menunjukkan hubungan antara inflasi
dan translasi mata uang luar negeri. Perusahaan dalam contoh ini menggunakan
metode penilaian persediaan FIFO dan melakukan translasi persediaan ke dalam
dolar dengan kurs ini. Kita mengasumsikan beberapa hal berikut ini :
 Inflasi Negara local adalah 20 % selama tahun yang beru saja berakhir.
Inflasi di AS adalah sebesar 6 % selama tahun teersebut
 Kurs nilai tukar pembukuan pada tanggal 1 Januari adalah LC1=$1,00

19
 Kurs nilai tukar penutupan pada tanggal 31 Desember adalah
LC1=$0,88
 Devaluasi mata uang selama tahun untuk mempertahankan paritas daya
beli adalah 12 %
 Persediaan dalam mata uang local adalah sebesar LC200 pada tanggal 1
Januari dan LC240 pada tanggal 31 Desember
 Tidak ada perubahan yang terjadi menyangkut jumlah fisik persediaan
selama tahun tersebut.
Dari paparan tentang pelaporan keuangan dan perubahan harga menurut saya
setiap perusahaan yang sudah bonafit wajib melakukan pelaporan keuangannya
bahkan ke public atau masyarakat juga. Dan jika kita ingin melakukan bisnis
internsioanal kita tidak bisa dipisahkan dengan nilai mata auang dan perubahan
harga uang atas barang dan jasa. Dalam suatu perekonomian bisa mengalami yang
namanya perubahan harga. Perubahan harga tersebut ada yang namanya inflasi (
kenaikan harga secara keseluruhan ) dan deflasi ( penurunan harga ). Disetiap
Negara memiliki perbedaan dalam hal penilaian biaya kini yang dikaitkan
terhadap inflasi di pemaparan diatas di jelaskan tentang sudut pandang
internasional terhadap akuntansi inflasi antara Negara Amerika Serikat, Inggris
dan Berasil. Dari itu semua ada keuntungan dan kerugiaan inflasi pada Negara
Amerika Serikat, Inggris dan Brasil dan juga Kepemilikan.

20
BAB III
KESIMPULAN

Perubahan harga merupakan fluktuasi pergerakan harga baik suatu peningkatan


maupun suatu penurunan. Peningkatan harga secara umum di kenal dengan istilah inflasi,
sedangkan penurunan harga secara umum dikenal dengan istilah deflasi. Perubahan harga
disini terdapat dua jenis perubahan harga umum maupun perubahan harga spesifik.
Perubahan harga umum merupakan perubahan harga secara keseluruhan komoditi,
sedangkan perubahan harga khusus merupakan perubahan harga komoditi tertentu. Pada
periode perubahan harga ini laporan keuangan sangat teramat rentan terhadap resiko
penyesatan para penggunanya. Resiko ini terjadi karena adanya ketidak akuratan
pengukuran yang menyebabkan distorsi pada proyeksi keuangan yang didasarkan pada data
seri waktu historis, anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan data kinerja yang
tidak dapat mengisolasi pengaruh perubahan harga yang tidak dapat dikendalikan. Resiko
tersebut menimbulkan kesulitan para pembaca untuk menginterpretasikan dan
membandingkap laporan keuangan. Terdapa dua jenis metode yang dapat dilakukan untuk
melakukan penyesuaian terhadap inflasi, yaitu (1) akuntansi untuk laporan keuangan atas
perubahan tingkatan harga umum yang disebut sebagai model daya beli konstan biaya
historis, dan (2) akuntansi untuk perubahan harga khusus yang disebut dengan model biaya
kini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2012.International Accounting Edisi 6 Buku


1.Jakarta:Salemba Empat

22

Anda mungkin juga menyukai