Anda di halaman 1dari 13

c 

 
 cc c  c
1. Akuntansi, c  
 c  Akuntansi


 
Perdebatan mengenai definisi akunansi dimulai sejak tahun 1930 sampai dengan 1970
(FASB). Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam
menguraikan perbedaan - . Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai
bahasa, akuntansi sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas  saat
ini, akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, 
 akhirnya akuntansi
sebagai sebuah ideology.

Adapun definisi akuntansi menurut para ahli yaitu sebagai berikut.

1. Akuntansi Sebagai Seni (Art)

Akuntansi sebagai seni menurut AICPA (Y  




  
   
Y 

, 1953) adalah seni (
) mencatat, mengklasifikasikan, 
 meringkas transaksi atau
peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam benuk uang, atau paling tidak memiliki sifat
keuangan 
 menginterpretasikan hasilnya.

Definisi di atas lebih menekankan akuntansi sebagai seni bukannya akuntansi sebagai
    . Artinya penerapan prosedur akuntansi dalam menghasilkan laporan
keuangan, sangat tergantung pada lingkungannya 
 dipengaruhi berbagai faktor pertimbangan
(  
) tertentu.

2. Akuntansi Sebagai Komunikasi

Akuntansi sebagai komunikasi menurut Y Y 


Y  (1966:1) adalah
proses mengidentifikasi, mengukur 
 mengkomunikasikan informasi untuk membanu pemakai
dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang benar. Definisi ini menunjukkan bahwa
akuntansi merupakan media/alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada
pemakai yang berkepentingan dengan masalah pengelolaan perusahaan.
3. Akuntansi Sebagai Aktivitas Jasa

Definisi akuntansi ini menurut Y 


     dalam 

 
 No. 4
(1970) menyatakan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan
informasi kuantitatif, termasuk yang bersifat keuangan, tentang entitas , yang
diharapkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan .

4. Akuntansi Sebagai Teknologi

Akuntansi tidak memiliki sifat-sifat sebagai ilmu murni, sehingga tidak memerlukan
 akuntansi dalam arti hipotesis-hipotesis. Menurut Sudibyo (1987) akuntansi merupakan
teknologi, sehingga harus diperlakukan sebagai teknologi. Teknologi digunakan untuk
mengendalikan variabel-variabel alam 
 sosial untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih
baik. Apabila akuntansi diarahkan menjadi , maka seharusnya  akuntansi, bebas dari
nilai sosial 
 tidak bersifat normatif. c  semestinya tidak mempengaruhi secara langsung
terhadap praktik-praktik akuntansi, karena  tidak mengendalikan variabel-variabel yang
diteorikan. 
 
    (1940) juga mendefinisikan akuntansi sebagai teknologi.
Meskipun demikian, terdapat pendapat yang menyatakan akuntansi diarahkan ke dalam ilmu
murni.

Perekayasaan akuntansi merupakan proses pemikiran 


 pemilihan standar 
 praktik
yang sesuai dengan lingkungan dimana praktik akuntansi tersebut diterapkan. Produk dari
perekayasaan akuntansi adalah standar dari praktek-praktek akuntansi yang sesuai untuk
lingkungan negara yang bersangkutan, hal tersebut berkaitan dengan transfer teknologi akuntansi
dari Amerika Serikat.

Akuntansi pada dasarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktik. Perumusan 
akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk memberikan logika penalaran tentang aktivitas
akuntan atau apa yang akan dilakukan oleh akuntan. Dengan kata lain, perubahan prinsip
akuntansi terjadi terutama karena adanya berbagai upaya yang dilakukan untuk memecahkan
berbagai masalah akuntansi 
 merumuskan rerangka teoritis untuk praktek akuntansi
(Belkaoui, 1993).


c 
Berikut ini merupakan definisi  menurut para ahli.
1. Zimmerman (1986) mendefinisikan  sebagai kumpulan variabel-variabel yang saling
terkait 
hipotesis untuk menjelaskan 
 memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi
di dunia nyata.
2. Suwardjono (1989) mendefinisikan  sebagai berikut:
a. Sebagai lawan dari praktek.
b. Sebagai pembenaran (
 
 ).
c. Sebagai penjelasan ilmiah (  
 ).
d. Sebagai model.
3. c  menurut Hendriksen 
 Van Breda (1992) sebagai berikut: ³.... Seperangkat prinsip-
prinsip yang saling terkait ( 
), yang bersifat hipotesis, konseptual 
 pragmatis yang
membentuk rerangka referensi umum untuk bidang pengetahuan tertentu (   ).

ãc 
 

Hendriksen 
 Van Breda (1992) mendefinisikan  akuntansi sebagai
berikut:´....penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas ( 
   
 ) yang memberikan rerangka referensi umum untuk mengevaluasi praktek akuntansi

 memberikan pedoman dalam mengembangkan praktek 
 prosedur akuntansi yang baru´.
Definisi tersebut dapat dilihat bahwa ³  akuntansi´ tidak lepas dari praktek akuntansi karena
tujuan utamanya adalah menjelaskan praktek akuntansi berjalan 
 memberikan dasar bagi
pengembangan praktek tersebut.

Macfoedz (1996) mendefinisikan  akuntansi sebagai konsep, standar, mode,


hipotesis 
 metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari disiplin filosofi akademi 

keilmuan untuk menjelaskan 
 memprediksi fenomena bisnis.

Asumsi dasar merupakan basis dalam proses keseluruhan  akuntansi. Asumsi dasar
akan digunakan untuk menyusun konsep akuntansi. Konsep akuntansi yang baik akan
menghasilkan standar yang baik. Dari standar selanjutnya diturunkan menjadi metode, kemudian
praktik akuntansi yang harus mengacu kepada standar yang dibuat.

Prekripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah khusus, 


yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan model-model yang khusus. Secara umum,
fungsi utama dari  akuntansi adalah untuk memberikan rerangka pengembangan ide-ide
baru 
 membantu proses pemilihan akuntansi (Mathews and Perera, 1993). Lebih lanjut
mereka mengatakan bahwa  memiliki karakteristik sebagai berikut: a) memiliki   
 A b) konsisten secara internalA c) menjelaskan 
/atau memprediksi fenomenaA d)
menyajikan hal-hal yang idealA e) referen yang ideal untuk mengarahkan praktekA 
 e)
membahas masalah 
 memberikan solusi.

Meskipun berbagai pendapat  akuntansi telah banyak dikembangkan, namun tidak
satupun dari  tersebut yang mampu menjelaskan secara tuntas 
 menyeluruh tentang apa
yang dinamakan ³ ´ akuntansi. Belkaoui (1993) juga mengakui pendapat tersebut. Dia
mengatakan ³harus diakui bahwa sampai saat ini tidak ada  akuntansi yang bersifat
komprehensif´ (p 56). c  yang sekarang muncul dari pemakaian pendekatan yang berbeda,
bukannya dihasilkan dari satu  tunggal yang komprehensif. Komite dari Y 
Y 
 Y 
  (AAA, 1997 : 1-2) juga menyatakan hal yang sama yaitu tidak 
akuntansi tunggal yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan pemakai, yang ada dalam literatur
akuntansi keuangan bukanlah  akuntansi, tetapi koleksi  yang digambaran sesuai
dengan perbedaan pemakainnya.
Peranan  dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan  yang digunakan
dalam ilmu pasti (
 ), dimana dalam ilmu pasti  dikembangkan dari hasil
observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai ( 
  
), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. c 
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek
akuntansi.
Perlunya  
 praktek dapat dilihat dari praktek berikut. Berlawanan dengan
bidang bahasa, meteorologi atau kimia, akuntan dapat mengubah praktek relatif lebih mudah.
Oleh karena itu, masalah yang dihadapi akuntan adala mengetahui bagaimana praktek akuntansi
seharusnya dikembangkan di masa mendatang. Sanksi yang berkaitan dengan implementasi
kebijakan akuntansi menjadi sangat penting dalam memahami bidang akuntansi, karena praktek
memungkinkan untuk diubah agar sesuai (cocok) dengan .
Hal inilah yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain sebaik apapun 
yang dihasilkan, jika  tersebut tidak sesuai dengan fenomena empiris, maka  tersebut
akan diganti oleh  lain yang lebih cocok dengan fenomena tersebut (Ijiri, 1971).c 
akuntansi dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika dibandingkan dengan - 
lain seperti matematika atau fisik. Asasannya, bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang
spesifik bukannya dikembangkan secara sistematik dari  yang terstruktur (Chambers,
1994).
c  akuntansi yang dihasilkan pada periode Pacioli sampai awal abad sembilan belas.
Berbagai usulan tentang  muncul, tetapi tidak satupun yang menempatkan akuntansi pada
cara-cara yang sistematis (Goldberg, 1949). Meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai
ilmu pengetahuan murni, akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu sosial ( 
). Seperti halnya ilmu sosial lainnya, konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran
yang sifatnya universal. Konsep akuntansi mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana
akuntansi dipraktekkan (Glautier and Underdown, 1994).
Jadi jelas bahwa  yang selama ini dikembangkan memiliki sudut pandang yang
berbeda 
 kadang bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan sejarah
perkembangan  akuntansi.
ï 

 
c 
 

c  akuntansi dapat diklasifikasikan berdasarkan metoda penalaran yang digunakan,


sistem bahasa yang digunakan, 
 tujuan perumusan.

 

c 
      




Atas dasar metode penalaran yang digunakan,  akuntansi dapat dirumuskan dari
berbagai pendekatan yang berbeda yaitu: a) deduktifA b) induktifA etikalA c) sosiologiA d)
A 
 elektik (Belkaoui, 1993). Pada pembahsan ini lebih ditekankan pada pendekatan
dedukif 
 induktif dengan alasan bahwa pendekatan ini sering digunakan dibanding dengan
empat pendekatan yang lain.
1. Pendekatan Deduktif
Validitas  yang dikembangkan melalui pendekatan ini, sangat tergantung pada
kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi 
 menghubungkan dengan tepat berbagai
komponen proses akuntansi dalam urutan yang logis. Kesalahan dalam menentukan tujuan 

kemampuan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut, akan menghasilkan konklusi yang salah.
Perumusan  akuntansi yang didasarkan pada pendekatan deduktif, dimulai dari
proposisi akuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai pedoman

 dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi.

Secara umum, langkah yang digunakan dalam merumuskan  akuntansi adalah
sebagai berikut: (a) menentukan tujuan pelaporan keuanganA (b) memilih 

 akuntansi
yang sesuai dengan kondisi , politik 
 sosiologi, (c) menentukan prinsip akuntansiA

(e) mengembangkan teknik akuntansi (Belkaoui, 1993).

Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan hal yang paling penting karena tujuan
yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda 
 akan menghasilkan prinsip yang
berbeda pula. Apabila tujuan telah ditetapkan, beberapa definisi 
 asumsi dapat dibuat.
Peneliti kemudian mengembangkan logika yang terstrukur untuk mencapai tujuan tersebut,
berdasarkan definisi 
 asumsi yang dibuat.
Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk merumuskan struktur 
yang konsisten, terkoordinasi, lengkap 
 setiap tahapan berjalan secara logis. Dengan cara
demikian, konsistensi internal (
  
) antar preposisi dapat tercapai. Lebih lanjut
dapat dikatakan bahwa setiap prinsip dapat diuji logika kebenarannya 
 dapat digunakan
untuk menentukan apakah digunakan sebagai standar dalam mengevaluasi berbagai praktek
akuntansi (Salmonson, 1969).

Kelemahan pendekatan deduktif didasarkan pada postulat 


 tujuan tertentu yang
kemungkinan salah. Apabila hal ini terjadi, otomatis prinsip yang dihasilkan juga sala. Di
samping itu, pendekatan deduktif juga terbukti sering menghasilkan prinsip yang terlalu teoritis
sehingga tidak dapat diterapkan dalam praktek. Implikasinya, pendekatan ini kurang teruji dalam
praktek.
2. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil
observasi 
 pengukuran yang terinci.    (1953) bahwa prinsip akuntansi dapat
dihasilkan secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan akuntansi. Hal
ini didukung (Moonitz) mengatakan bahwa observasi terhadap data akuntansi kelihatan lebih
tepat dengan pendekatan induktif. Pendapat ini juga didukung oleh Schrder (1962 : 645) yang
menyatakan bahwa perumusan  akuntansi dapat dilakukan secara induktif dengan cara
mengobservasi data keuangan yang dihasilkan dari transaksi bisnis.
Kesimpulannya, proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data keuangan
yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi tersebut, kemudian dilakukan
generalisasi 
 dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi sesuai hubungan yang ada. Langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut: (a) mencatat semua observasiA (b) menganalisis 

mengklasifikasikan hasil observasi, sehingga dapat dirumuskan berbagai kesamaan 

ketidaksamaanA (c) hasil observasi kemudian digeneralisasiA 
(d) pengujian terhadap
generalisasi (Belkaoui, 1993).
Keuntungan uama pendekatan induktif adalah bahwa pendekatan ini didasarkan pada
kebebasan dimana perumusan  akuntansi tidak dibatasi oleh struktur atau model yang telah
diyakini/disiapkan sebelumnya. Jadi pihak yang mengobservasi memiliki kebebasan untuk
mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan dengan tujuanyang akan dicapai.
Kelemahannya yaitu: (1)   dipengaruhi oleh ide-ide yang tidak disadari tentang
jenis hubungan yang diamati (unsur bias)A 
 (2) generalisasi data yang digunakan dalam
observasi cenderung berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Konsekuensinya, kesimpulan yang dibuat dari hasil generalisasi kemungkinan besar salah hanya
karena data yang pening justru tidak diobservasi.

 

 


 




c  dapat diekspresikan dalam wujud kata atau tanda ( ). Dalam filsafat
pengetahuan, studi tentang tanda dikenal dengan istilah    .     dibagi menjadi
tiga bagian, sintaktik ( 

 ), semantik (   ), 
 pragmatik ( 
  
 ).

1). Sintaktik (



 )

Berhubungan dengan logika internal dari dunia abstrak, logika internal yang konsisten
dikemukakan dalam bentuk pernyataan terstrukur yang dapat berupa: pernyataan abstrak dengan
tata bahasa baku 
 pernyataan logika matematik. Pernyataan dalam bentuk bahasa yang
terstrukur, misalnya ³apabila permintaan suatu barang naik, maka harga barang itu akan
cenderung ikut naik´. Sedangkan pernyataan logika matematika atau dalam bentuk model-model
misalnya: Y = a + bX, atau persamaan dasar akuntansi A = K + E.

Atas dasar tersebut perlu 


 
   atau 

   , yaitu dengan atribut atau
simbol-simbol abstrak sebagai berikut:
(a) Y = a + bX

Keterangan:

Y = variabel dependen

a = bilangan konstan

b = koefisien
X = variabel independen

2). Semantik ( 


 )

Semantik pada gambar di atas digambarkan dalam garis yang dihubungkan dengan kotak-
kotak persegi, hubungan ini memusatkan perhatiannya pada peristiwa, obyek atau gejala yang
sesungguhnya terjadi dengan semua karakteristiknya.

Berdasarkan pernyataan logika matematik atau model-model pada tingkat sintaktik


tersebut di atas, dapat dihubungkan dengan fakta empirik yang ada di dunia nyata ( ),
dengan menetapkan definisi operasionalnya, sebagai berikut:

(a) Misalnya, memprediksikan jumlah penjualan (Y) pada tahun yang akan datang, berdasarkan
data historis penjualan yang tersedia di perusahaan dalam 5 tahun sebelumnya, maka
penjelasannya sebagai berikut:

Y = a + Bx

Keterangan:

Y = Jumla penjualan yang diprediksikan sebagai varibel dependen

a = Konstanta

b = Koefisien

X = Data historis penjualan 5 tahun sebelumnya, sebagai variabel

independen atau variabel bebas/pengarus.

Bilangan konstan atau koefisiennya dapat ditentukan dengan pendekatan : (1) 


, (2) 

  (3) regresi, tergantung pada karakteristik data yang tersedia 
 tujuan yang ingin
dicapai. Apabila semua data sudah dimasukkan dalam notasi yang sesuai, maka dapat ditentukan
jumlah prediksi penjualannya (Y), yang dapat dipakai sebagai dasar penetapan kebijaksanaan
penjualan pada masa yang akan datang.
3). Pragmatik ( 
   )

Aspek pragmatik cukup berperan dalam bidang penelitian ilmu-ilmu sosial, seperti:
sosiologi, psikologi, antropologi, 
 akuntansi. Hubungan pragmatik, berkaitan dengan perilaku
individu atau kelompok kepentingan sebagai akibat dari adanya situasi tertentu, atau tersedianya
informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi. Apabila suatu
hipotesis pada tingkat sintaktik dilakukan pengujian (

) validitasnya dengan fakta empirik,
hasilnya bisa sama atau berbeda, bahkan bisa ditolak.

Supaya lebih mudah dipahami selanjutnya akan diberikan contoh dalam aplikasi
akuntansi sebagai berikut:

(1) c  Sintaktik

c  sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi 


 memprediksi
bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan
peristiwa tertentu. Dengan demikian  ini berkaitan dengan struktur proses pengumpulan data

 pelaporan keuangan.

Interpretasi  akuntansi atas dasar sintaksis dapat digambarkan sebagai berikut: input
semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi 
 pertukaran yang dicatat dalam jurnal 

buku besar perusahaan. Tranaksi tersebut kemudian dimanipulasi (dibagi 
 dijumlah) atas
dasar alasan 
 asumsi-asumsi akuntansi kos historis. Contohnya akuntan menganggap bahwa
inflasi tidak perlu dicatat 
 nilai pasar (nilai wajar) aset 
 utang dihiraukan. Akuntan
kemudian menggunakan konsep pembukuan berpasangan (  
) 
 prinsip-prinsip
akuntansi kos historis untuk menghitung laba 
 rugi 
neraca saldo. Dalil atau prinsip
individu diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan cara mengecek kebenaran
perhitungan 
 manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi kos historis telah dipraktekkan sejak
dahulu sampai sekarang.

(2) c  Semantik (Interpretasi)


c  semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek atau peristiwa)

 istilah atau simbol yang mewakilinya. Jadi  ini memberikan penjelasan mengenai
definisi operasional dari praktek akuntansi. Struktur akuntansi, meskipun dapat dirumuskan
secara logis, tidak akan berarti sama sekali apabila simbol atau istilah yang menggambarkan
peristiwa atau pengukuran tidak berkaitan secara empiris dengan fenomena dunia nyata. Oleh
karena itulah,  yang berkaitan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan
arti bagi proposisi akuntansi. Dengan cara demikian, konsep interpretasi yang dibuat akuntan
diartikan sama oleh pemakai informasi akuntansi.

(3) c  Pragmatik (Perilaku)

c  ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku


pengambilan keputusan. Jadi  pragmatik dimaksudkan untuk mengukur 
 mengevaluasi
pengaruh , psikologi, 
 sosiologi pemakai terhadap alternatif prosedur akuntansi dam
media pelapornya.

(3.1) Pendekatan Pragmatik-Deskriptif

Metoda ini paling universal 


 tua, kemungkinan adalah pemakaian pragmatik
deskriptif. Atas dasar metoda ini, perilaku akuntansi diamati terus menerus dengan tujuan untuk
meniru prosedur 
 prinsip-prinsip akuntansi. Proses seperti ini merupakan pendekatan induktif
yang digunakan untuk mengembangkan  akuntansi.

Ada beberapa kritik yang ditujukan pada pendekatan tersebut yaitu (1) tidak ada penilaian
yang logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan akuntan. Tidak alasan untuk
membenarkan bahwa akuntan mencatat rekening tertentu dengan cara yang seharusnya
dilakukan, 
 tidak ada pertimbangan analitis terhadap kualitas tindakan atau rekening yang
dibuatnyaA (2) metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan, karena
pendekatannya tidak berujung pangkal. Argumennya, teknik-teknik akuntansi tidak pernah
dipermasalahkan atau diragukan karena teknik-teknik tersebut terus-menerus digunakan oleh
para pendukung pragmatikA 
(3) perhatian cenderung dipusatkan pada perilaku-perilaku
akuntan, bukan pada pengukuran atribut-atribut perusahaan seperti aset, utang, pendapatan 

lain-lain.
Atas dasar kenyataan tersebut Sterling (1970) berkesimpulan bahwa pendekatan
pragmatik tidak sesuai untuk penyusunan  akuntansi. Kesimpulan tersebut dikaitkan dengan
 normatif tentang bagaimana akuntansi seharusnya dikerjakan, bukannya  positif yang
menjelaskan atau memprediksi di dunia nyata.

(3.1) Pendekatan Pragmatik-Psikologis

Pendekatan pragmatis yang kedua adalah mengamati reaksi pemakai laporan keuangan.
Akuntan memanipulasi transaksi akuntansi menurut aturan-aturan sintaktik yang berbeda dengan
yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan (contoh: adanya sistem akuntansi inflasi
yang berbeda). Laporan tersebut kemudian disimpulkan oleh pemakai.

Dilihat dari aspek bahasa, rerangka teoritis akuntansi dapat saja terpusat pada salah satu
unsur  tersebut: sintaktik (struktur), semantik (interpretasi) 
 pragmatik (perilaku).
Namun demikian, Hendriksen 
 Van Breda (1992) berpendapat bahwa rerangka 
akuntansi yang lengkap seharusnya memiliki tiga komponen  di atas.

!

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Definisi  akuntansi merupakan perdebatan panjang antara akademisi 
 praktisi. Para
ahli mendefinisikan akuntansi baik sebagai seni, komunikasi, aktivitas jasa maupun sebagai
teknologi.
2. Zimmerman (1986) mendefinisikan  sebagai kumpulan variabel-variabel yang saling
terkait 
hipotesis untuk menjelaskan 
 memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi
di dunia nyata. Menurut Macfoedz (1996)  akuntansi sebagai konsep, standar, model,
hipotesis 
 metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari disiplin filosofi akademi 

keilmuan untuk menjelaskan 
 memprediksi fenomena bisnis.
3. Peranan  dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan  yang digunakan dalam
ilmu pasti (
 ), dimana dalam ilmu pasti  dikembangkan dari hasil
observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai ( 
  
), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. c 
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek
akuntansi.
4. c  akuntansi diklasifikasikan berdasarkan metoda penalaran yang digunakan, sistem
bahasa yang digunakan 
 tujuan perumusan.

"c c 
Ahmed Riahi ± Belkaoui. 2001. c Y 
 . Jakarta : Salemba Empat
Suwarjono. 2006. c Y 
 . Yogyakarta : BPFE UGM
Harahap, Sofyan Safri. 2007. c Y 
 . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Watts and Zimmerman. 1982.  
Y 
. Alabama University

Anda mungkin juga menyukai