KEUANGAN
DAERAH
Dipresentasikan oleh:
JONI KHAIDIR (1513004))
1
PENDAHULUAN
Reformasi Sistem Keuangan Negara
Reformasi di dalam manajemen keuangan negara diawali dengan diberlakukannya UU No. 17/2003 t
entang Keuangan Negara, UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15/2004 te
ntang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Paket UU tersebut setidak
nya mengandung tiga kaidah manajemen keuangan negara, yaitu orientasi pada hasil, profesionalita
s, serta akuntabilitas dan transparansi.
Keuangan negara menurut UU No. 17/2003 adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat din
ilai dengan uang, serta segala sesuatu, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan milik
negara terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
APBN/D merupakan inti pengurusan umum dan anggaran negara/daerah. Anggaran negara/daerah
memiliki fungsi, di antaranya:
1. Pedoman bagi pemerintah dalam mengelola negara/daerah selama periode tertentu
2. Alat pengawas kebijakan yang dipilih pemerintah bagi masyarakat
3. Alat pengawas kemampuan pemerintah dalam menjalankan kebijakan bagi masyarakat
Tata Usaha
Daerah
Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam anggaran pemerintah adalah aspek
perencanaan, aspek pengendalian, serta aspek transparansi dan akuntabilitas p
ublik.
Pengukuran Kinerja
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH DAE
RAH Medium Term Expenditure Framework (MTEF)
Adalah adanya penyelarasan perumusan kebijakan pengeluaran dengan kemam
puan penyediaan dana dan pengeluaran pemerintah yang lebih mencerminkan
prioritas pemerintah, memelihara kelanjutan fiskal dan meningkatkan disiplin fisk
al, meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dengan penganggaran
serta mendorong pengalokasian sumber dana agar lebih rasional dan realistis.
Unified Budget
MTEF
Konsolidasi anggaran
Efisiensi alokasi
operasional dan Implikasi finansial antarwaktu/periode
anggaran investasi kebijakan saat ini di
tahun yang akan
datang
Performance Based
Budgeting
Biaya terendah untuk Standar Biaya
menghasilkan barang/ Perhitungan harga
jasa satuan keluaran
Hubungan, UB, PBB, dan MTEF
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH DAE
RAH
Prinsip dan Kebijakan Penyusunan APBD
Prinsip dasar dalam menyusun APBD:
1. Partisipasi masyarakat, pengambilan keputusan dalam proses penyusunan
dan penetapan sedapat mungkin melibatkan partisipasi masyarakat
2. Transparansi dan akuntabilitas anggaran, APBD dapat menyajikan informasi
secara terbuka dan mudah diakses masyarakat
3. Disiplin anggaran, a) pendapatan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dapat dicapai, sedangkan belanja mrp batas tertinggi pengeluaran b
elanja, b) penganggaran pengeluaran hrs didukung adanya kepastian kecuk
upan penerimaan, c) semua penerimaan dan pengeluaran dalam tahun ang
garan yang bersangkutan hrs dianggarkan dlm APBD dan dilakukan melalui
rekening kas umum daerah
4. Keadilan anggaran, dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat
5. Efisiensi dan efektivitas anggaran, dana yg tersedia harus dimanfaatkan seb
aik mungkin utk peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
6. Taat asas, penyusunan APBD tidak bertentangan dgn peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan perda lainnya
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH DAE
RAH
Kebijakan Penyusunan APBD didasarkan pada struktur APBD yang terdiri dari:
1. Pendapatan Daerah, meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar, serta merupakan hak d
aerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daer
ah
2. Belanja Daerah, mencakup semua pengeluaran uang dari rekening kas umu
m daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, dan merupakan kewajiban
daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarann
ya kembali oleh daerah
3. Pembiayaan Daerah, meliputi semua penerimaan uang yang perlu dibayar k
embali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun a
nggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH DAE
RAH
Pendapatan Daerah
A. Pendapatan Asli Daerah:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Derah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
B. Dana Perimbangan :
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah :
1. Dana Darurat dari Pemerintah
2. Hibah
3. Bantuan Keuangan
4. Bagi hasil dari Provinsi
5. Dana Penyesuaian
6. Dana otsus
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH DAE
RAH
Belanja Daerah
A. Belanja Langsung:
1. Belanja pegawai
2. Belanja barang & jasa
3. Belanja Modal
EVALUASI
DOKUMEN POKOK
PENGANGGARAN PERDA APBD RAPBD RKA-SKPD
DAERAH PENJABARAN
APBD
ANGGARAN
DPA-SKPD
KAS
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Subsistem Pengeluaran
SPP-LS SPM-LS SP2D
SPD
SPJ
Deskripsi kegiatan
SPD dibuat oleh BUD dalam rangka manajemen kas daera
h. SPD digunakan untuk menyediakan dana bagi tiap-tiap S
KPD, yaitu untuk mengisi:
1. Uang Persediaan (UP)
2. Ganti Uang Persediaan (GU)
3. Tambah Uang Persediaan (TU)
4. Pembayaran gaji (LS gaji) ataupun pembelian barang m
odal (LS barang dan jasa)
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Deskripsi kegiatan
1. Berdasarkan SPD atau dokumen lain yg dipersamakan,
bendahara mengajukan SPP kepada PA/KPA melalui P
PK-SKPD
2. SPP diajukan dgn SPD sebagai dasar jumlah yg dimint
a untuk dibayarkan kepada SKPD
3. SPP terdiri atas
a) SPP-UP, digunakan untuk mengisi uang persediaa
n tiap SKPD. Pengajuan UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun
b) SPP-GU, dilakukan untuk mengganti uang persedi
aan yang sudah terpakai dan diajukan ketika UP h
abis
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Deskripsi kegiatan
1. Proses penerbitan SPM merupakan tahap lanjutan pen
gajuan SPP
2. Proses ini dimulai dengan pengujian atas SPM yang dia
jukan, baik dari sisi kelengkapan dokumen maupun keb
enaran pengisiannya
3. SPM diterbitkan jika
a) Pengeluaran tidak melebihi pagu anggaran
b) Didukung kelengkapan dokumen sesuai peratura
n
4. Waktu pelaksanaan penerbitan SPM:
a) Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPP diterim
a
b) Jika ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sej
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Deskripsi kegiatan
1. SP2D adalah surat yang digunakan untuk mencairkan d
ana lewat bank yg ditunjuk setelah SPM diterima BUD
2. SP2D adalah spesifik, satu SP2D dibuat utk satu SPM
3. SP2D diterbitkan jika
a) Pengeluaran tidak melebihi pagu anggaran
b) Didukung kelengkapan dokumen sesuai peratura
n
4. Waktu pelaksanaan penerbitan SP2D:
a) Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterim
a
b) Jika ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sej
ak diterima SPM
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Pelaksanaan Belanja UP
Deskripsi kegiatan
1. Dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan belanj
a, PPTK harus melampirkan dokumen-dokumen pendu
kung penggunaan anggaran
2. Dokumen penggunaan anggaran diberikan kepada ben
dahara pengeluaran sebagai dasar bagi bendahara pen
geluaran untuk membuat Surat Pertanggung-jawaban
(SPJ)
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Pelaksanaan Belanja UP
3. Bendahara pengeluaran berdasarkan dokumen yg diber
ikan PPTK mencatat pelaksanaan belanja dalam:
a) BKU pengeluaran
b) Buku pembantu pengeluaran per rincian objek
c) Buku pembantu kas tunai
d) Buku pembantu simpanan/bank
e) Buku pembantu panjar
f) Buku pembantu pajak
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Pertanggungjawaban Pengeluaran
Deskripsi kegiatan
1. SPJ merupakan dokumen yang menjelaskan penggun
aan dari dana-dana yang dikelola oleh bendahara peng
eluaran
2. Secara administratif, bendahara pengeluaran wajib me
mpertanggungjawabkan penggunaan uang UP/GU/TU
kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD, paling lamba
t tanggal 10 bulan berikutnya
3. Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan UP, dok
umen laporan pertanggungjawaban yg disampaikan me
ncakup:
a) BKU pengeluaran
b) ringkasan pengeluaran per rincian objek
c) Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas negara
d) Register penutupan kas.
SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN
DAERAH
Pertanggungjawaban Pengeluaran
Pembantu
Deskripsi kegiatan
1. Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggara-ka
n penatausahaan pengeluaran yg mjd tanggung jawabnya
2. Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyampaikan LP
J pengeluaran kepada bendahara pengeluaran, paling lamba
t tanggal 5 bulan berikutnya
3. Bendahara pengeluaran pembantu dpt ditunjuk berdasarkan
pertimbangan tingkatan daerah, besar SKPD, besar jumlah
uang yg dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau r
entang kendali, dan pertimbangan objektif lainnya
4. Dalam proses penatausahaan, buku pengeluaran pembantu
mencatat transaksi-transaksi dalam buku:
a) BKU pengeluaran
b) Buku pajak PPN/PPh
c) Buku pembantu panjar.
4
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Hubungan Standar dan Sistem Akuntansi
Standar Akuntansi
1. Basis Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerin-
tah adalah basis akrual.
2. Pembukuan Berpasangan Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persa-
maan dasar akuntasi yaitu: Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana.
3. Dana Tunggal, kegiatan akuntansi yang mengacu pada undang-undang APBN se-
bagai landasan operasional.
4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan
di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor
pusat instansi maupun di daerah.
5. Bagan Akun Standar SAPP menggunakan akun standar yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
6. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) SAPP mengacu pada Standar Akuntansi
Pe-merintahan dalam melakukan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkap-an terhadap transaksi keuangan entitas pemerintah pusat.
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
SAPP terdiri atas:
SiAP SAI
PENGANGGARAN
PERTANGGUNGJAWABAN
BAB XI Akuntansi Keuangan
5
BAB IV Penyusunan APBD Daerah
BAB V Penetapan APBD BAB XII Pertanggungjawaban
(Permendagri 13 tahun 2006) Pelaksanaan APBD
(Permendagri 13 tahun 2006)
PELAKSANAAN &
PENATAUSAHAAN
BAB VII Pelaksanaan APBD
BAB IX Pengelolaan Kas
BAB X Penatusahaan Keuangan
Daerah
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
1. Pasal 1 UU 17/2003 (UU Keuangan Negara) Dasar Hukum
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksana-
kan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
2. Pasal 70 ayat (2) UU No. 1 Tahun 2004 (Perbendaharaan Negara)
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanak
an selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008
3. PP No 71 Tahun 2010 (Standar Akuntansi Pemerintahan)
Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP berbasis akrual, entitas pelaporan dapat
menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah TA 2010.
4. Pasal 7 ayat (3) PP No 71 Tahun 2010 (Standar Akuntansi Pemerintahan)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual pada pemda diatur dengan Permendagri
Permendagri 64/2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemda
Pasal 10 ayat (1) PMDN 64/2013 Perkada yang mengatur Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dan Perkada
yang mengatur SAPD ditetapkan paling lambat tanggal 31 Mei 2014.
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
Pengertian Akuntansi Berbasis Akrual (PP No 71 Tahun 2010)
Basis akrual adalah basis akuntansi dimana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi
diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi
tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.
Dalam konteks daerah, pengakuan dan pencatatan transaksi akuntansi pada basis
akrual adalah sebagai berikut:
Pendapatan diakui/dicatat pada saat timbulnya hak dan tidak semata-mata pada saat
kas masuk ke kas daerah
Belanja diakui/dicatat pada saat timbulnya kewajiban atau tidak selalu pada saat kas
keluar dari kas daerah
Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai
yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
Perbedaan Antara SAP Berbasis Akrual dan Kas Menuju Akrual
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual: SAP Berbasis Akrual:
Komponen LKPD terdiri dari 4 laporan (LRA, Komponen LKPD terdiri dari 7 laporan (LRA,
Neraca, LAK, dan CaLK); Laporan Perubahan SAL, LO, Neraca, LPE,
LAK, dan CaLK);
Pendapatan, belanja dan pembiayaan di- Pendapatan, belanja dan pembiayaan diakui
akui dan dicatat pada saat kas diterima dan dicatat pada saat timbulnya hak dan
/dikeluarkan; kewajiban tanpa memperhatikan kas
diterima/dikeluarkan;
Penyajian aset dalam neraca belum Penyajian aset dalam neraca mencerminkan
mencerminkan nilai bersih karena belum nilai bersih dengan memperhitungkan
memperhitungkan penyusutan dan penyisihan penyusutan dan penyisihan piutang;
piutang;
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
Manfaat Akuntansi Berbasis Akrual
Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
daerah;
BASIS
KAS
LRA SILPA/SIKPA
Laporan
Perubahan SAL
BASIS
AKRUAL
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
7
SKPD Pendapatan-LRA 1
LRA
Belanja
Pendapatan-LO 2 C
5
Beban LO LPE a
PP 71/ Permen-
Kas & Setara Kas L
dagri
2010 64/2013 Piutang 3 K
Persediaan
Neraca
**)
Aset Tetap &
Penyusutan
Aset Lainnya
Kewajiban
Koreksi Kesalahan
Konsolidasi
Definisi di
Laporan Pemda
PP 71/2010
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
Pendapatan-LRA 7
PEMDA 1 4
Belanja LRA SAL
PP Transfer
71/201 Pembiayaan
0 C
Pendapatan-LO 2 5 a
Permen Kebijakan Beban LO LPE L
dagri Akt & Kas & Setara Kas K
64/2013 SAPD
Piutang
Persediaan 3
Lap. Keu PPKD Neraca **)
Lap. Keu SKPD
Pemda Inv. Jk Panjang
6
*) LAK disusun berdasarkan hasil Aset Tetap & Peny LAK *)
analisis arus masuk dan keluar Dana Cadangan Transaksi
kas.
**) CaLK merupakan penjelasan Aset Lainnya Transitoris
deskriptif atas keseluruhan Kewajiban ***)
laporan.
Koreksi Kesalahan Konsolidasi
***) Transaksi Transitoris dapat
berupa Potongan Pajak, ReStatement
Penyetoran Pajak, PPh21, dll. Laporan Keuangan
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
1 Analisis Transaksi dengan bukti Transaksi
2 Jurnal
SIKLU (Posting)
3 Buku Besar
S
4 Neraca Saldo (Trial Balance)
AKUNT
ANSI 5 Kertas Kerja (Work Sheet)
7 8 11
Akun Trial Balance Penyesuaian TB as adjusted LRA LO Neraca
1 4 8 1
s/d 9 5 9
12 2
6
Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup LRA Jurnal Penutup LO
9 6 3
10 (Posting) (Posting) 13
Meskipun ada dua basis akuntansi yaitu kas (LRA) dan akrual (LO da
n Ne-raca), namun hanya 1 persamaan akuntansi yang digunakan. K
arena un- sur ekuitas terbentuk dari transaksi kas (realisasi anggar
an) dan transaksi yg bersifat akrual. Sehingga persamaan yg diguna
kan untuk dasar pencatatan sbb :
SIMULASI JURNAL
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL
(PP 71 TAHUN 2010)
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
SIMULASI Pembelian Gedung
Penyajian di Neraca
Persediaan 150.000.000
Laporan Operasional
Beban persediaan 350.000.000
Laporan Realisasi Anggaran
Belanja barang 500.000.000
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH
SIMULASI Investasi
Pada 31 Desember 2012, terdapat pendapatan pajak yang belum dibayar namun
telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajaknya sebesar Rp 200.000.000.
Jurnal angggaran belum dimasukkan dalam LRA karena kasnya belum diterima. Akan
dimasukkan sebagai pendapatan LRA pada tahun 2013 saat pendapatan tersebut
diterima.
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur 6
mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang di-
lakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi ke-
uangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan
suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alo-
kasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan
pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akun-
tabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercaya-
kan kepadanya.
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel
dan transparan, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) wajib
menyampaikan laporan keuangan yang mencakup:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan kinerja pemerintah
daerah sebagai penyusun dan pelaksana APBD. Laporan reali-
sasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan
pemakaian sumberdaya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah
baik pusat maupun daerah, yang menggambarkan perbanding-
an antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pe-
laporan. Pelaporan mencerminkan kegiatan keuangan pe-
merintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap pelak-
sanaan APBD. Dengan demikian, Laporan Realisasi Anggaran
menyajikan pendapatan pemerintah daerah selama satu perio-
de, belanja, surplus/defisit, pembiayaan dan sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran.
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
2. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ke-
uangan entitas ekonomi pada suatu saat (tanggal) tertentu. La-
poran ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang
dapat dipercaya mengenai aktiva, utang, dan ekuitas dana.
3. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas pada tanggal pe-
laporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan
pengambilan keputusan.
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar t
erinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam La
poran Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Ter
masuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah peny
ajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Per- nyataa
n Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengun
gkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar ata
s laporan keuangan, seperti kewajiban kontijensi dan komitmen-
komitmen lainnya
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
Mekanisme dan prosedur pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
7
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 yang di-
uraikan lebih terperinci dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Secara umum mekanisme dan prosedur pertanggungjaaban pelak-
sanaan APBD meliputi: Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Semester I, Laporan Tahunan, Penetapan Raperda Per-
tanggungjawaban Pelaksanaan APBD, dan Evaluasi Raperda ten-
tang pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksa-
naan APBD.
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Semester I