PELAKSANAAN ANGGARAN
KINERJA PEMERINTAH
Peningkatan
Akuntabilitas
kualitas
Pemberian Penghargaan
Terutama menentukan pemberian
apresiasi dalam bentuk finansial
04
dan/atau non-finansial atas
pencapaian kinerja anggaran
Pelaksanakan Evaluasi Kinerja Anggaran Melibatkan
Kementerian/ Lembaga;
Efektivitas pelaksanaan
Evaluasi Kinerja Anggaran,
01 02 03 ditentukan oleh sinergi pihak-
pihak terkait
Menteri Pihak-pihak
Keuangan lain, yang
Evaluasi Kinerja meliputi
Anggaran dilaksanakan
akademisi,
oleh Menteri Keuangan
melalui Direktorat pakar, dan
Jenderal Anggaran praktisi.
Pasal 4 & 6
Manfaat Pengukuran & Evaluasi Kinerja
PROSES
KELUARAN
Ukuran kegiatan dari segi (OUTPUT)
kecepatan dan ketepatan Sesuatu yang diharapkan langsung
pelaksanaan kegiatan yang dapat diperoleh dari suatu kegiatan
menggambarkan % yang dapat berwujud maupun tidak
pencapaian hasil kegiatan berwujud
Substansi Yang Dievaluasi
Proses penilaian kemajuan pelaksanan kegiatan terhadap Proses penilaian atas pencapaian tujuan dan pengungkapan
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan kendala baik saat penyusunan maupun implementasi kebijakan
Menyediakan informasi dalam menilai tindakan yang tepat Hasilnya digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan
untuk meningkatkan kinerja penyusunan rencana dan anggaran pada tahun yang akan datang.
Akan memberikan informasi tingkat pencapaian kinerja Memberikan informasi kemajuan/keberhasilan program berupa
yang telah dilaksanakan efektivitas pencapaian sasaran dan efisiensi biaya program
Hasilnya menjadi umpan balik manajemen untuk memperbaiki Memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas
kinerja secara berkelanjutan kinerja kebijakan dari sisi efisiensi dan efektivitas
Memberi informasi atas identifikasi dan analisis Evaluasi efisiensi pemanfaatan input (pembandingan realisasi
kelemahan program/kegiatan & rencana) Evaluasi efektivitas ketepatan output
(pembandingan output & target rencana)
Urgensi Evaluasi Kinerja Anggaran
Posisi Strategis Monitoring Evaluasi Kinerja
Fungsi
Peningkatan
Akuntabilitas Proving Improving Kualitas
Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L : Rangkaian aktivitas terintegrasi dalam rangka mereviu,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran belanja pada kementerian negara/Iembaga
Meliputi :
Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN
Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L yang dilakukan oleh masing-masing Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku PA
Pelaksanaan :
Tingkat Eselon I
Dihitung berdasarkan rata-rata dari nilai kinerja anggaran atas aspek manfaat dan
implementasi tingkat eselon I/program & rata-rata nilai kinerja anggaran tingkat satuan
kerja/kegiatan lingkup kewenangan eselon I/ progam terkait.
Dihitung berdasarkan rata-rata dari nilai kinerja anggaran atas aspek implementasi
tingkat satuan kerja/kegiatan terkait
Pengelompokan Nilai Kinerja Anggaran
> 90 : sangat baik
> 80 - 90 : baik
> 60 – 80 : cukup
> 50 – 60 : kurang
50 : sangat kurang
2.a Nilai kinerja Bobot atas aspek manfaat & aspek implementasi:
anggaran atas
aspek manfaat &
aspek
implementasi
tingkat eselon
I/program
Sumber: Direktorat
Jendral Anggaran
Kementerian
Keuangan
TERIMA
KASIH
Diskusi
1. apa sajakah permasalahan yang terjadi dalam monitoring dan evaluasi
pelaksanaan anggaran belanja kementrian/lembaga?
2. ijin menanyakan terkait kertas kerja evaluasi, Apakah tujuan dari adanya
Kertas Kerja Evaluasi?
3. Mohon penjelasan mengenai tahapan yang ada pada Evaluasi Kinerja
Anggaran atas Aspek Implementasi?
4. Mohon izin penyaji untuk menjelaskan ulang mengenai perbedaan konsep
output dan outcome beserta contohnya, terima kasih
5. Apakah rendahnya penyerapan anggaran menunjukkan efisiensi
penggunaan anggaran? Apa dampak dari rendahnya penyerapan anggaran
tersebut?
1. Monitoring bervariasi, sesuai dengan kondisi dan situasi, dimana jika ada kasus dalam pelaksanaan
anggaran. Secara umum prosedurnya sama, tp untuk monev ketika terjadinya kasus akan berbeda
pendekatannya antarkasus yg terjadi. Misal korupsi yang dilakukan berjamaah, monevnya akan berbeda
dengan korupsi yg dilakukan sendirian. A. SPJ kegiatan tidak lengkap, b. SPJ lengkap namun terlambat
dokumen pendukungnya, c. pedoman acuan pelaksanaan anggaran tidak lengkap. Jadi yang awalnya mau
melakukan monev malah jadinya melakukan konsultasi dengan petugas monev.
2. KKE berisi poin2 bagaimana evaluator mengukur/melakukan evaluasi, sebagai dokumen pendukung sebagai
dasar penentuan hasil evaluasi. Tujuan lain sebagai rumusan temuan permasalahan karena berisi data dan
fakta yang dianggap relevan, ditulis lengkap hingga kesimpulan perumusan temuan permasalahan.
Mendukung untuk perumusan rekomendasi
3. Tahap evaluasi anggaran atas aspek implementasi, dimulai sejak disahkannya DIPA. Tahapan menurut PMK
22 tahun 2021 meliputi
• tahap persiapan,
• pengumpulan data,
• pengukuran dan penilaian,
• analisis,
• penyusunan rekomendasi,
• pelaporan.
Secara umum, evaluasi harus memperhatikan dasar hokum, kebijakan peraturan perundang2an, kebijakan
dalam pelaksanaan program, kegiatan, anggaran, pedoman penyusunan anggaran. Kemudian menceritakan
proses anggaran itu sendiri, misalnya pembentukan DIPA s.d. DIPA final untuk dilaksanakan. Laporan ttg
realisasi anggaran, membandingkan anggaran dg realisasi pelaksanaannya (3E ekonomi, efisien,
efektivitas).
4. Perbedaan konsep output dan outcome
output dicapai dengan jangka pendek berupa hasil dari suatu kegiatan baik barang maupun jasa/layanan,
outcome berupa kebermanfaatan/dampak dari output tersebut, efek jangka panjang yang diterima dari
pelaksanaan kegiatan tersebut. Misalnya jembatan sebagai output pembangunan jembatan, dan
kebermanfaatan jembatan itu sebagai outcome dari kegiatan tersebut. Pada output ada siapa yg
memproduksi, siapa sasarannya,
Contoh output adalah angka kemiskinan dengan outcome berupa kebermanfaatan dari angka tersebut.
Outcome tergantung pada output. Output, outcome, impact misalnya ekonomi meningkat, kesejahteraan
meningkat dengan adanya jembatan. Impak jarang diukur, karena tidak hanya dipengaruhi oleh satu
aktifitas, banyak factor yang mempengaruhinya. Misalnya peningkatan ekonomi, tidak hanya karena adanya
pembangunan jembatan, tp ada factor lain misalnya adanya pasar, sekolah, dll.
5. Untuk lebih proporsional dalam melihat penyerapan anggaran, lihat target penyerapan anggaran dan
realisasi kegiatan dengan penyerapan anggaran tersebut. Penyerapan anggaran yg rendah menunjukkan
kurang baiknya perencanaan anggaran. Organisasi mestinya mengoptimalkan anggaran yg ada. Juga sulit
mencapai visi misi tujuan organisasi, penyerapan anggaran tidak optimal. Sehingga bermuara pada
bagaimana organisasi mempertanggungjawabkan kepada public, akuntabilitas dan transparansi.
Self blocking dilakukan untuk merealokasi anggaran yang kurang prioritas untuk dialokasikan ke kegiatan
yang prioritas yang masih kekuangan anggaran. Dampaknya adanya saldo anggaran yg mengendap pada
K/L, siasia tidak terpakai.
Perlu dilihat lagi apakah rendahnya penyerapan anggaran karena adanya kegiatan yg belum dilaksanakan
atau karena adanya efisiensi.