Anda di halaman 1dari 44

ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH TAHUN ANGGARAN 2023


Oleh:

R I K I E , SSTP, MSi
(Kasubdit pada Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah,
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUDA
SURAT KPK N0.8 TAHUN 2021
PENCEGAHAN KORUPSI TERKAIT PROSES PERENCANAAN
DAN PENGANGGARAN APBD

• Tahapan dan Jadwal proses perencanaan dan penganggaran APBD


dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan PP;
• Usulan proses perencanaan yang berasal dari masyarakat melalui
• Mengingatkan Potensi musrenbang, dari perangkat daerah, dan dari anggota DPRD berupa
Terjadinya Tindak pokok-pokok pikiran (Pokir) hasil reses, disampaikan sebelum RKPD
Pidana Korupsi dalam ditetapkan yang mengacu kepada RPJMD;
proses penyusunan dan • Proses perencanaan terintegrasi dengan proses penganggaran APBD,
penganggaran APBD setiap proses tersebut beserta hasilnya berupa dokumen perencanaan
dan dokumen penganggaran, terdokumentasi dalam sistem Aplikasi;
• Seluruh jajaran pemda agar menghindari transaksi penyuapan,
pemerasan, gratifikasi, dan seluruh potensi benturan kepentingan
dalam proses perencanaan dan penganggaran dalam APBD; dan
• KPK akan melakukan pemantauan dalam proses perencanaan dan
penganggaran APBD TA 2022, Perubahan TA 2021, serta akan
mengambil langkah-langkah konkrit, jika dalam proses tersebut
ditemukan adanya tindakan yang melanggar PP yang berlaku.
PRINSIP UMUM

disusun sesuai kebutuhan


penyelenggaraan Urusan
Penerimaan Daerah merupakan rencana
disusun dengan Pemerintahan daerah yang menjadi Penerimaan Daerah yang terukur secara
mempedomani KUA PPAS kewenangan Daerah dan kemampuan rasional yang dapat dicapai untuk setiap
Pendapatan Daerah sumber Penerimaan Daerah dan
yang didasarkan pada RKPD berdasarkan pada ketentuan PUU

mempunyai fungsi otorisasi, Pengeluaran Daerah merupakan


perencanaan, pengawasan, rencana Pengeluaran Daerah sesuai
dengan kepastian tersedianya dana
alokasi, distribusi, dan atas Penerimaan Daerah dalam jumlah
stabilisasi yang cukup

Semua Penerimaan Daerah


dan Pengeluaran Daerah Setiap Pengeluaran Daerah harus
memiliki dasar hukum yang
dalam bentuk uang
melandasinya
dianggarkan dalam APBD
Penerimaan Daerah Pengeluaran Daerah
a. Pendapatan Daerah
PERDA a. Belanja Daerah
b. Penerimaan Pembiayaan Daerah b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
STRUKTUR APBD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN


Belanja Operasi
Pendapatan Asli Daerah Penerimaan Pembiayaan
➢ B. Pegawai
➢ Pajak Daerah ➢ SiLPA
➢ B. Barang & Jasa
➢ Pencairan Dana Cadangan
➢ Retribusi Daerah ➢ B. Bunga
➢ Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg
➢ Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg ➢ B. Subsidi Dipisahkan
Dipisahkan ➢ B. Hibah ➢ Penerimaan Pinjaman Daerah
➢ Lain –lain PAD yg Sah ➢ B. Bantuan Sosial ➢ Penerimaan Kembali Pemberian
Pendapatan Transfer Belanja Modal Pinjaman Daerah

➢ B. M. Tanah ➢ Penerimaan Pembiayaan Lainnya


➢ Transfer Pemerintah Pusat
Sesuai Ketentuan PUU
➢ Transfer Antar Daerah ➢ B. M. Peralatan & Mesin
Pengeluaran Pembiayaan
➢ B. M. Gedung & Bangunan
Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah ➢ Pembentukan Dana Cadangan
➢ B. M. Jalan, Jaringan & Irigasi
➢ Hibah ➢ Penyertaan Modal Daerah
➢ B. M. Aset Tetap Lainnya
➢ Dana Darurat ➢ Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang
Jatuh Tempo
➢ Lain-Lain Pendapatan Sesuai PUU Belanja Tidak Terduga
➢ Pemberian Pinjaman Daerah
Belanja Transfer
➢ Pengeluaran Pembiayaan Lainnya
➢ B. Bagi Hasil
TAHAPAN DAN JADWAL PENYUSUNAN APBD
EVALUASI APBD
HAL HARUS DICERMATI DALAM
PENYUSUNAN APBD

Dokumen perencanaan (RKPD) 2 3 Isu-isu strategis

Regulasi terbaru 1 4 Tahapan dan Jadwal Penyusunan


APBD

6 5
Usulan Perencanaan dari Masyarakat Hasil pengendalian dan evaluasi
(Pokir DPRD, Hibah dan Bansos) dalam Penyusunan RKA
1. REGULASI TERBARU
UU 11/ 2020 ttg Cipta Kerja Permendagri ttg Pedum RKPD Tahun
2023*

UU 1/ 2022 ttg HKPD Permendagri 59/2021 ttg Penerapan SPM

Permendagri Pedoman Penyusunan APBD TA 2023*


APBD
2023
Perpres 72/2021 ttg Percepatan
Kepmendagri 050-5889/2021 ttg
Penurunan Stunting
Hasil Verifikasi, Validasi dan
Pemutakhiran Nomenklatur
Perpres 75/2021 ttg Dana Bersama
SEB Mendagri-Ka.Bappenas ttg
Penanggulangan Bencana
Penyelarasan RPJMD dan RPJMN
Turunan UU Hubungan Keuangan Pusat dan
Daerah (HKPD)*
Inmendagri 70/2021 ttg Dokrenda
Ket: * akan diterbitkan
Bagi Daerah yang Masa Jabatan Kada
Berakhir Tahun 2022
Memastikan kesinambungan dan sinkronisasi kinerja, indikator kinerja, dan target
1 penyelenggaraan urusan dalam Permendagri 17/2021 (dilanjutkan dalam Pedum RKPD 2023)

Mempertimbangkan hasil dalev kinerja RPJMD, dan hasil dalev Renstra PD (hasil evaluasi
2 kinerja RKPD & Renja tahun sebelumnya [2020 dan 2021])

Memperhatikan konsistensi kinerja perencanaan sampai dengan kinerja penganggaran, serta


3 adanya keselarasan antardokumen perencanaan

Kesiapan penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045, kesiapan dukungan dan pengondisian tahun
4 politik persiapan Pemilu-Pilkada Serentak 2024

Mengutamakan penggunaan aplikasi SIPD dalam manajemen pemerintahan dan


5
pembangunan daerah
RKPD
DOKUMEN PERENCANAAN
SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

PERENCANAAN PENGANGGARAN

➢ PERPRES 18/2020 ➢ PP 12/2019


➢ PERPRES RKP 2021 ➢ PMDN 64/2020
➢ PMDN 86/2017 PMDN NO ➢ PMDN 77/2020
➢ PMDN 40/2020 90/2019 jo. ➢ PERDA POKOK-POKOK
KEPMEN NO
KEUDA
050-3708/2020

KUA &
RPJMD RKPD APBD
PPAS
TUJUAN SINKRONISASI/KONSISTENSI
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

1. Memastikan penyusunan program dalam RKPD telah berpedoman pada RPJMD.


2. Memastikan kegiatan dalam RKPD telah mengakomodasi Renja SKPD yang telah
disusun berdasarkan Renstra-SKPD.
3. Memastikan program dan kegiatan yang disusun dalam RKPD telah memuat indikator
dan target kinerja (outcome dan output), kelompok sasaran, lokasi dan pagu indikatif
serta prakiraan maju dan mendukung prioritas nasional
4. Memastikan KUA dan PPAS disusun berdasarkan RKPD sebagai landasan penyusunan
RKA-SKPD dalam rangka penyusunan RAPBD.
5. Memastikan hasil pelaksanaan APBD mencapai target yang ditetapkan dalam RKPD
dan RPJMD.
6. Memastikan pelaksanaan pengendalian dan evaluasi fokus pada pencapaian target
kinerja yang ditetapkan.
DASAR HUKUM SINKRONISASI
RKPD-KUA - PPAS & RAPBD

Pasal 17 ayat (2) Penyusunan RAPBD berpedoman pada RKPD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan
UU 17/2003 bernegara.
Pemerintah Daerah menyampaikan KUA tahun anggaran berikutnya sejalan dengan RKPD,
Pasal 18 ayat (1)
sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan Juni
UU 17/2003
tahun berjalan.

Berdasarkan KUA yang telah disepakati dengan DPRD, Pemerintah Daerah bersama DPRD
Pasal 18 ayat (3)
membahas PPAS untuk dijadikan acuan bagi setiap SKPD.
UU 17/2003

Pasal 25 ayat (2) RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD.


UU 25/2004
APBD disusun dengan mempedomani KUA PPAS yang didasarkan pada RKPD.
Pasal 23 ayat (2)
PP 12/2019
NILAI STRATEGIS RKPD
TAHAPAN PENYUSUNAN RKPD
Kewajiban Anggota DPRD
a. ....................
i. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui
kunjungan kerja secara berkala;
Pemberian
j. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan Kunjungan Kerja secara
pertanggungjawab
an secara moral
masyarakat; dan berkala: kewajiban

dan politis
k. Memberikan pertanggungjawaban secaar moral dan politis kepada anggota DPRD untuk

disampaikan pada konstituen di daerah pemilihannya. bertemu konstituennya

Pasal 108 dan Pasal 161 UU 23/2014


secara rutin pada setiap
setiap masa reses
masa reses, yang hasil
kepada pemlih di
pertemuannya
daerah
dilaporkan tertulis kpd
pemilihannya.
Penjelasan Pasal
RESES partai politik melalui
fraksinya di DPRD.
161 huruf k.
Menjaring Aspirasi Menyiapkan Disampaikan Penjelasan Pasal 161
pada Dapil Laporan Reses Dalam Paripurna huruf i

➢ Masa reses dipergunakan oleh anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok untuk
mengunjungi daerah pemilihannya guna menyerap aspirasi masyarakat.
➢ Anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok wajib membuat laporan tertulis atas hasil
pelaksanaan tugasnya pada masa reses, yang disampaikan kepada pimpinan DPRD dalam
rapat paripurna.
PERSIDANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ATAU PERSIDANGAN DAN RAPAT DPRD

• Pada awal masa jabatan keanggotaan, • Tahun Sidang DPRD dimulai pada saat pengucapan

tahun sidang DPRD Provinsi dimulai saat sumpah/jani Anggota DPRD;


• Tahun Sidang dibagi dalam 3 (tiga) masa persidangan.
pengucapan sumpah/jani anggota.
• Masa persidangan meliputi masa sidang dan masa reses,
• Tahun sidang dibagi dalam 3 (tiga) masa kecuali pada persidangan terakhir dari 1 (satu) periode
persidangan. keanggotaan DPRD, reses ditiadakan.
• Masa Persidangan meliputi masa sidang • Dalam masa persidangan bersamaan dengan pelaksanaan

dan masa reses kecuali pada persidangan tugas dan kewajiban DPRD yang diamanatkan oleh PP,
pelaksanaan reses dilaksanakan setelah selesainya
terakhir dari satu periode keanggotaan
pelaksanaan tugas dan kewajiban yang diamanatkan
DPRD Provinsi, masa reses ditiadakan
dalam PP
(Pasal 125 UU No.23/2014) (Pasal 87 PP 12/2018)
PERSIDANGAN DAN RAPAT DPRD
(Pasal 88 PP 12/2018)

• Masa reses anggota DPRD secara perorangan atau kelompok


• Masa Reses dilaksanakan paling lama 6 (enam) hari
dilaksanakan dengan memperhatikan: (1) waktu reses anggota
dalam 1 (satu) kali reses bagi DPRD Kab/Kota; dan
DPRD, anggota DPRD Provinsi dan Anggota DPRD Kab/Kota di
paling lama 8 (delapan hari dalam 1 (satu) kali
wilayah provinsi pada daerah pemilihan yang sama; (2) rencana kerja
reses bagi DPRD Provinsi.
pemda; (3) hasil pengawasan DPRD selama masa sidang; (4)
• Untuk daerah yang bercirikan kepulauan dan/atau
kebutuhan konsultasi public dalam pembentukan Perda.
yang memiliki kondisi alam yang sulit dijangkau,
• Anggota DPRD wajib melaporkan hasil pelaksanaan reses kepada
masa reses dapat ditambah paling lama 6 (enam)
pimpinan DPRD, paling sedikit memuat: (1) waktu dan tempat
hari dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi.
kegiatan reses; (2) tanggapan, aspirasi dan pengaduan dari
• Sekretaris DPRD mengumumkan agenda reses
masyarakat; (3) dokumentasi peserta dan kegiatan pendukung.
setiap anggota DPRD paling lambat 3 (tiga) hari
• Anggota DPRD yang tidak menyampaikan laporan tidak dapat
sebelum masa reses dimulai melalui saluran yang
melaksanakan reses berikutnya.
mudah diakses.
HUBUNGAN POKIR DALAM DOKRENDA
POKIR DPRD
(Pasal 178 Permendagri No.86/2017)

• Pokir DPRD diselaraskan dengan sasaran • Pokir DPRD, disampaikan paling lambat 1
dan prioritas pembangunan serta (satu) minggu sebelum Musrenbang RKPD
ketersediaan kapasitas riil anggaran.
dilaksanakan
• Hasil telaahan Pokir DPRD dirumuskan
• Pokir DPRD yang disampaikan setelah
dalam daftar permasalahan
melewati batas waktu, akan dijadikan bahan
pembangunan yang ditandatangani oleh
Pimpinan DPRD. masukan pada penyusunan perubahan RKPD
dasar perubahan APBD tahun berjalan atau
pada penyusunan RKPD tahun berikutnya
POKIR DPRD
DOKUMEN PENELAAHAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD
DIPEROLEH DARI HASIL SIDANG PARIPURNA DPRD,

LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN DALAM RANGKA PENELAAHAN POKOK-


POKOK PIKIRAN DPRD, ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT:

1 2 3
Inventarisasi jenis program/ Kaji pandangan dan
kegiatan yang diusulkan pertimbangan yang
DPRD dalam dokumen disampaikan berkaitan Indikator kinerja yang
rumusan hasil penelaahan diusulkan serta lokasi
dengan usulan program/ yang diusulkan.
Pokir DPRD tahun lalu dan kegiatan hasil penelaahan
dikelompokkan kedalam tersebut.
urusan SKPD.

4 Lakukan pengecekan dan 5


validasi oleh tim penyusun
RKPD yang berasal dari Rumuskan usulan program
SKPD terkait terhadap dan kegiatan yang dapat
kebutuhan lapangan dengan diakomodasikan dalam
mempertimbangkan asas rancangan awal RKPD.
manfaat, kemendesakan,
efisiensi dan efektivitas.
TABEL TB-57
RUMUSAN USULAN PRORGAM/KEGIATAN
HASIL PENELAAHAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD DAN VALIDASI
OV O …

No. Program/ Indikator Volume Lokasi Perangkat Validasi/


Kegiatan Kinerja Daerah Ket.
Terkait
1 2 3 4 5 6 7

1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
BANGGAR DPRD MEMBERIKAN SARAN DAN
PENDAPAT KEPADA KEPALA DAERAH SEBELUM
PENETAPAN RKPD

PADA TAHAPAN PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RKPD


• Perumusan Rancangan Akhir RKPD merupakan proses penyempurnaan Rancangan akhir RKPD
berdasarkan Berita Acara Kesepakatan Hasil Musrenbang RKPD.
• Banggar DPRD memberikan saran dan pendapat berupa POKIR DPRD kepada KDH sebelum
RKPD ditetapkan (Pasal 54 huruf a PP 12 Tahun 2018)
• Perumusan Rancangan akhir RKPD Provinsi merupakan proses penyempurnaan Rancangan akhir
RKPD berdasarkan masukan Berita Acara Kesepakatan Hasil Musrenbang RKPD Provinsi
• Rancangan akhir paling lambat pada akhir bulan Mei
• Rancangan akhir yang telah dibahas dijadikan bahan penyusunan Racangan Perkada RKPD
• Gubernur dan Bupati/Walikota menyampaikan Rncangan Perkada RKPD Kepada Mendagri melalui
Ditjen Bangda dan Kepada Gubernur melalui Kepala Bappedaa provinsi untuk difasilitasi. Dilakukan
paling lama 15 hari sejak dokumen diterima secara lengkap.
Badan Anggaran memberikan saran dan
pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD
kepada kepala daerah dalam
mempersiapkan rancangan anggaran
pendapatan dan belanja daerah sebelum
peraturan Kepala Daerah tentang rencana
kerja Pemerintah Daerah ditetapkan;

Pasal 54 huruf a PP 12/2018


TAHAPAN PENYUSUNAN RKPD

DPRD

Banggar DPRD
memberikan saran
dan pendapat berupa
POKIR DPRD kepada
KDH sebelum RKPD
ditetapkan
KUA DAN PPAS
KUA DAN PPAS

Kepala Daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS berdasarkan RKPD (target dan kinerja
yang tercantum dalam KUA/PPAS) dengan mengacu pada pedoman penyusunan APBD.

Muatan Rancangan KUA


a. kondisi ekonomi makro daerah; d. kebijakan Belanja Daerah;
b. asumsi penyusunan APBD; e. kebijakan Pembiayaan Daerah; dan
c. kebijakan Pendapatan Daerah; f. strategi pencapaian.

Tahapan Rancangan PPAS


Menentukan prioritas Program Menyusun capaian
Penentuan skala prioritas dan Kegiatan yang disinkronkan Kinerja, Sasaran, dan
pembangunan daerah dengan prioritas dan program Plafon Anggaran
nasional Sementara
JADWAL KUA DAN PPAS
(Pasal 16 PP 12/2018)

• Kepala Daerah menyusun Ran KUA dan Ran PPAS kepada DPRD paling lambat Minggu Kedua
Bulan Juli untuk dibahas dan disepakati bersama antara KDH dan DPRD.
• Kesepakatan Ran KUA dan Ran PPAS ditandatangani KDH dan pimpinan DPRD paling lambat
minggu kedua bulan Agustus.
• KUA dan PPAS yang telah disepakati KDH bersama DPRD menjadi pedoman bagi perangkat
daerah dalam menyusun RKA SKPD.
PEMBAHASAN RAN KUA DAN RAN PPAS
TIDAK SEPAKAT

Dalam hal KDH dan DPRD tidak menyepakati bersama Ran KUA dan Ran PPAS,
paling lama 6 (enam) minggu sejak Ran KUA dan Ran PPAS disampaikan kepada
DPRD, KDH menyampaikan Ran Perda tentang APBD kepada DPRD berdasarkan
RKPD, Ran KUA, dan Ran PPAS yang disusun KDH, untuk dibahas dan disetujui
bersama antara KDH dengan DPRD sesuai dengan ketentuan PP

Pasal 91 PP 12/2019
PEMBAHASAN KUA DAN PPAS
(Pasal 16 PP 12/2018)

• Pembahasan KUA dan PPAS dilaksanakan • Banggar melalukan Konsultasi dengan


oleh DPRD dan KDH setelah KDH Komisi untuk memperoleh masukan terhadap
menyampaikan KUA dan PPAS disertai program dan kegiatan yang ada dalam
dokumen pendukung. rancangan PPAS;
• Pembahasan Ran KUA dilaksanakan oleh • Pembahasan ran KUA, PPAS, dan Konsultasi
Banggar DPRD dan TAPD untuk disepakati dengan Komisi melalui rapat DPRD;
menjadi Kebijakan Umum APBD; • KUA dan PPAS yang telah mendapat
• Kebijakan Umum APBD menjadi dasar bagi persetujuan bersama ditandatangani oleh
Banggar DPRD bersama TAPD untuk KDH dan Pimpinan DPRD dalam rapat
membahas Ran PPAS. Paripurna.
PENAMBAHAN KEGIATAN BARU PADA KUA DAN PPAS
DILUAR RKPD
(Pasal 343 ayat 2 dan ayat 3)

2) Dalam hal terjadi penambahan kegiatan baru pada KUA dan PPAS yang tidak terdapat
dalam RKPD, perlu disusun berita acara kesepakatan kepala daerah dengan ketua
DPRD;
3) Penambahan kegiatan baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akibat terdapat
kebijakan nasional atau provinsi, keadaan darurat, keadaan luar biasa, dan perintah
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi setelah RKPD ditetapkan

Pasal 343 ayat (2) dan ayat (3) Permendagri 86 Tahun 2017
RKA-SKPD
PENYUSUNAN RKA SKPD
(Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 dan Pasal 98 PP 12/2019)

Kepala SKPD menyusun RKA SKPD berdasarkan KUA dan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) dan ayat (3)
(Kesepakatan KUA dan PPAS dibahas dan disepakati bersama KDH dan DPRD, dan kesepakatan menjadi pedoman bagi
Perangkat Daerah dalam Menyusun RKA-SKPD)

RKA SKPD disusun dengan pendekatan:


Ut Terlaksananya Penyusunan RKA dan terciptanya
Kerangka Pengeluaran Penganggaran Penganggaran Berdasarkan Kinerja Kesinambungan RKA-SKPD
Jangka Menengah Daerah Terpadu
Dilaksanakan dengan Dengan Dilaksanakan dengan memperhatikan:
menyusun perkiraan maju memadukan a. Keterkaitan antara pendanaan dengan Kepala SKPD Mengevaluasi Hasil Pelaksanaan Program
seluruh proses keluaran yang diharapkan dari kegiatan; dan Kegiatan 2 (dua) TA sebelumnya sampai dengan
perencanaan dan b. Hasil manfaat yang diharapkan; semester pertama TA berjalan.
penganggaran di c. Efisiensi dalam pencapaian hasil dan
Perkiraan maju berisi perkiraan lingkungan SKPD keluaran
kebutuhan anggaran untuk untuk menghasilkan 1. Evaluasi untuk menilai Program dan Kegiatan yang
program dan kegiatan yang Berpedoman pada: dilaksanakan atau belum diselesaikan TA sebelumnya
dokumen RKA
direncanakan dalam TA a. Indikator Kinerja; untuk dilaksanakan atau diselesaikan pada TA
berikutnya dari tahun anggaran b. Tolak ukur dan sasaran kinerja sesuai direncanakan atau 1 tahun berikutnya dari tahun yang
SAB; direncanakan.
yang direncanakan
c. Standar Harga Satuan; 2. Dalam hal Program dan Kegiatan merupakan tahun
d. Rencana Kebutuhan BMD; dan terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang
e. Standa Pelayanan Minimal. ditetapkan kebutuhan dananya harus dianggar pada
tahun yang direncanakan.
Lanjutan PENYUSUNAN RKA SKPD...
(Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 dan Pasal 98 PP 12/2019)

RKA SKPD memuat Rencana Pendapatan, Belanja, RKA SKPD juga memuat informasi mengenai Urusan
dan Pembiayaan untuk tahun yang direncanakan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Standar Harga
serta perkiraan maju untuk tahun berikutnya Satuan, dan Kinerja yang akan dicapai dari Program dan
Kegiatan.

Penambahan Kebutuhan Pengeluaran (belanja) di Luar KUA dan PPAS

Dalam hal terdapat penambahan kebutuhan pengeluaran akibat keadaan darurat termasuk belanja
untuk keperluan mendesak, Kepala SKPD dapat menyusun RKA SKPD diluar KUA dan PPAS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) dan ayat (3).

(Pasal 90 ayat (2) dan ayat (3) Kesepakatan KUA dan PPAS dibahas dan disepakati bersama KDH dan DPRD, dan
kesepakatan menjadi pedoman bagi Perangkat Daerah dalam Menyusun RKA-SKPD)
Lanjutan PENYUSUNAN RKA.....

▪ Kesesuaian dengan KUA & PPAS ▪ Capaian kinerja & indikator kinerja
TIDAK
RKA-SKPD A SESUAI ▪ Prakiraan maju yg telah disetujui TA ▪ ASB, SSH, RKBMD, & SPM
sebelumnya
▪ Sinkronisasi program dan kegiatan
▪ Dokumen perencanaan lainnya antar SKPD

RKA-SKPD B
PENYEMPURNAAN
VERIFIKASI
KDH menyampaikan paling lambat 60 hari sebelum 1 bulan
tahun anggaran berakhir.

RKA-SKPD C
PPKD TAPD KDH DPRD
RKA- KP ….
dst ….
SESUAI
PEMBAHASAN BERSAMA
Berpedoman pada:
SPKD • RKPD;
RANPERDA
APBD • KUA; dan
MENYUSUN • PPAS.
APBD
PEMBAHASAN APBD

• Kepala Daerah wajib mengajukan Ranperda tentang APBD • KDH wajib mengajukan Ranperda tentang APBD disertai
disertai penjelasan dan dokumen-dokumen penjelasan dan dokumen pendukung kepada DPRD paling
pendukungnya kepada DPRD sesuai dengan waktu yang lambat 60 (enam puluh) hari sebelum 1 (satu) bulan
ditentukan oleh ketentuan PP untuk memperoleh tahun anggaran berakhir untuk memperoleh persetujuan
persetujuan bersama. bersama antara KDH dan DPRD.
• KDH yang tidak mengajukan Ranperda tentang APBD (penjelasan dan dokumen pendukung antara lain nota
dikenai Sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak- keuangan, RKPD, KUA dan PPAS)
hak keuangannya yang diatur dalam ketentuan PP selama • KDH yang tidak mengajukan Ranperda tentang APBD
6 (enam) bulan. dikenai sanksi administratif sesuai ketentuan PP.
• Rancangan Perda dibahas KDH bersama DPRD dengan • Pembahasan Ranperda dilaksanakan oleh KDH dan DPRD
berpedoman pada RKPD, KUA dan PPAS untuk setelah KDH menyampaikan Ranperda tentang APBD
memperoleh persetujuan bersama. beserta penjelasan dan dokumen pendukung sesuai
• Atas dasar persetujuan bersama DPRD dan KDH, KDH ketentuan PP.
menyiapkan ran Perkada tentang penjabaran APBD dan • Pembahasan Ranperda tentang APBD berpedoman pada
ran dokumen pelaksanaan anggaran. RKPD, KUA dan PPAS

Pasal 311 UU 23/2014 Pasal 104 dan Pasal 105 PP 12/2019


PERSETUJUAN BERSAMA APBD

• Kepala Daerah wajib mengajukan Ranperda tentang APBD • KDH wajib mengajukan Ranperda tentang APBD disertai
disertai penjelasan dan dokumen-dokumen penjelasan dan dokumen pendukung kepada DPRD paling
pendukungnya kepada DPRD sesuai dengan waktu yang lambat 60 (enam puluh) hari sebelum 1 (satu) bulan
ditentukan oleh ketentuan PP untuk memperoleh tahun anggaran berakhir untuk memperoleh persetujuan
persetujuan bersama. bersama antara KDH dan DPRD.
• KDH yang tidak mengajukan Ranperda tentang APBD (penjelasan dan dokumen pendukung antara lain nota
dikenai Sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak- keuangan, RKPD, KUA dan PPAS)
hak keuangannya yang diatur dalam ketentuan PP selama • KDH yang tidak mengajukan Ranperda tentang APBD
6 (enam) bulan. dikenai sanksi administratif sesuai ketentuan PP.
• Rancangan Perda dibahas KDH bersama DPRD dengan • Pembahasan Ranperda dilaksanakan oleh KDH dan DPRD
berpedoman pada RKPD, KUA dan PPAS untuk setelah KDH menyampaikan Ranperda tentang APBD
memperoleh persetujuan bersama. beserta penjelasan dan dokumen pendukung sesuai
• Atas dasar persetujuan bersama DPRD dan KDH, KDH ketentuan PP.
menyiapkan ran Perkada tentang penjabaran APBD dan • Pembahasan Ranperda tentang APBD berpedoman pada
ran dokumen pelaksanaan anggaran. RKPD, KUA dan PPAS

Pasal 311 UU 23/2014 Pasal 104 dan Pasal 105 PP 12/2019


PERSETUJUAN BERSAMA APBD

✓ Kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun.

✓ DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD
sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun dikenai sanksi administratif berupa tidak
dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
selama 6 (enam) bulan.

✓ Sanksi tidak dapat dikenakan kepada anggota DPRD apabila keterlambatan penetapan
APBD disebabkan oleh kepala daerah terlambat menyampaikan rancangan Perda tentang
APBD kepada DPRD dari jadwal yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 312 UU 23/2014


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DPRD ZAMAN OLD
MENGGUNAKAN METODE MANUAL/KONVENSIONAL
DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI ANGGARAN

TIDAK DILENGKAPI DENGAN KETERSEDIAAN DATA


REAL-TIME YANG BISA MENDUKUNG FUNGSI
LEGISLASI

FUNGSI PENGAWASAN MASIH MENGGUNAKAN


METODE MANUAL
DPRD ZAMAN NOW
MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI DALAM MELAKSANAKAN
DAN MENGAWAL PROSES PERENCANAAN PENGANGGARAN

MEMILIKI DUKUNGAN DATA REAL-TIME YANG DAPAT


MENDUKUNG PENYUSUNAN KEBIJAKAN YANG LEBIH AKTUAL DAN
KOMPREHENSIF

MELAKSANAKAN FUNGSI PENGAWASAN (TERMASUK


PENGENDALIAN DAN EVALUASI PROGRAM) DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai