Anda di halaman 1dari 16

PETUNJUK SEDERHANA

CARA MENULIS
JURNAL BELAJAR
UNTUK PEMENUHAN TAGIHAN
PROGRAM BERMUTU

Oleh
Teuku Alamsyah
Konsultan Program BERMUTU
Provinsi Aceh

Better Education through Reformed


Management and
Universal Teacher Upgrading
Desember
2010
Pengantar

Apa yang harus ditulis untuk memenuhi tagihan Jurnal Belajar (JB) dan
Kajian Kritis? Itulah hal yang dibahas dalam tulisan ini. Tanpa bermaksud
menggurui pembaca, karena memang guru, tulisan sederhana ini diharapkan
dapat sedikit membantu Ibu dan Bapak Guru pada kelompok-kelompok kerja
Program BERMUTU di Kota Banda Aceh, Pidie, dan Aceh Tamiang.
Pengalaman yang penulis dapatkan dari hasil pertemuan dengan para insan
pencerdas anak bangsa ini di kelompok-kelompok kerja BERMUTU telah
menginspirasi penulis untuk berbagi sedikit pengalaman dalam bentuk tulisan
sederhana yang ada di tangan pembaca saat ini.
Semua peserta pada setiap kelompok kerja diyakini memiliki modul
BBM dan suplemennya. Isi tulisan sederhana ini pada dasarnya juga bersumber
dari BBM BERMUTU dan suplemennya dengan sedikit perubahan gaya
penyampaian. Uraian dalam panduan ini sebenarnya lebih diutamakan kepada
Ibu dan Bapak Guru yang baru tahun pertama bergabung dengan Program
BERMUTU. Sementara itu, Ibu dan Bapak Guru peserta Program BERMUTU
tahun kedua tentunya pengalaman di tahun pertama dapat diimplementasikan
lebih baik pada tahun kedua ini. Mereka diyakini sudah lebih terampil dan
sudah lebih dalam menulis JB ataupun Kajian Kritis.
Yang terpikir oleh penulis pada saat menulis hal yang sederhana ini
adalah apakah Ibu dan Bapak Guru pada kelompok-kelompok kerja sudah mulai
menulis JB dan Kajian Kritis? Apa kesulitan yang mereka hadapi? Apa yang
dapat kami lakukan untuk membantu? Apakah mereka memang butuh bantuan?
Beranjak dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis berupaya menampilkan
JB lengkap dengan isinya berdasarkan hasil renungan penulis dan tentunya
sangat imajiner. Oleh karena itu, penulis sangat yakin bahwa peserta yang
sempat membaca tulisan ini hanya akan melihat isi contoh JB yang dimuat di
sini sekadar sebagai sebuah contoh.
Sebuah harapan yang terpateri, semoga tulisan sederhana ini dapat
menjadi masukan bagi Ibu dan Bapak Guru pada KKG dan MGMP dalam
menulis JB dan Kajian Kritis. Saat kegiatan di kelompok kerja berakhir 16 x
pertemuan, semoga tagihan JB dan Kajian Kritis dapat terpenuhi di samping
tagihan-tagihan yang lain tentunya.
Kita takkan pernah bisa menulis andai kita tak pernah mencoba dan tak
pernah memulainya. Mulailah dengan sebuah kata, Pada suatu hari...

Wasalam

Teuku Alamsyah
1. Jurnal Belajar
Tentang Jurnal Belajar (JB)
 JB merupakan rekaman refleksi dan hasil pengamatan serta pemikiran
peserta didik.
 JB umumnya disusun berdasarkan pengalaman nyata pada saat mengikuti
suatu pembelajaran
 JB umumnya ditulis sebagai apresiasi terhadap pembelajaran
 JB merupakan komentar peserta didik terhadap pembelajaran yang bisa
berupa ketertarikannya terhadap materi yang disampaikan, keterpahaman
dan ketidakpahamannya terhadap materi sampai adanya temuan baru
peserta didik yang mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh
gurunya

Jurnal Belajar dalam Hubungannya dengan


Tagihan Program BERMUTU
Dalam hubungannya dengan tagihan yang harus dipenuhi oleh peserta
kelompok kerja (KKG/MGMP), JB mengarah kepada refleksi atau komentar
yang ditulis oleh setiap peserta pada setiap akhir pertemuan kelompok kerja
mulai dari kegiatan inservice sampai dengan akhir pertemuan rutin (16 x
pertemuan). Artinya, pada setiap akhir pertemuan kelompok kerja, setiap
peserta harus menuliskan pengalaman belajar yang diperolehnya pada
pertemuan tersebut.
Sebagai contoh, kelompok kerja penerima DBL tahun pertama kegiatan
dimulai dengan inservice selama 3 hari. Selama 3 hari pada setiap akhir
pertemuan, setiap peserta harus menuliskan pengalaman yang diperolehnya
pada pertemuan tersebut. Dengan demikian, ketika kegiatan inservice berakhir,
setiap peserta sudah menyelesaikan 3 buah JB. Sebaiknya, penulisan JB
dilakukan langsung pada akhir pertemuan dengan menyisakan waktu lebih
kurang 10-15 menit. Disarankan ketua kelompok kerja dapat menyiapkan
kertas khusus untuk penulisan JB dan map tempat menyusun JB peserta
sehingga setiap JB peserta dapat terdokumentasikan dengan baik.
Di sisi lain, sangat tidak disarankan peserta menulis JB seminggu atau
bahkan sebulan kemudian karena detail-detail yang didapat pada saat pertemuan
sudah banyak terlupakan. Hal lain yang juga sangat tidak disarankan adalah
peserta menulis ulang JB yang sudah ditulis oleh teman. Dengan kata lain, JB
sangat bersifat personal dan dalam konteks tagihan program, JB merupakan
tagihan individu. Dalam penulisan JB tidak berlaku istilah, “Tolong pinjamkan
JB yang sudah kamu tulis, aku tak sempat nulis. Nanti pasti kukembalikan.
Pinjam sebentar saja!” Jawaban yang paling bijak jika ada permintaan seperti
itu adalah “Mari kita pikirkan langkah apa yang akan kita tempuh untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi yang baru disampaikan oleh
narasumber!”. “Oh, ya bagaimana kalau besok kita coba masuk Perpustakaan
Wilayah sekitar 1 jam karena di sana pasti banyak materi tentang PAKEM!”

Apa saja yang Harus Dituliskan dalam JB?


Isi JB peserta KKG/MGMP mencakup hal-hal sebagaimana terlihat
dalam tabel berikut.

Isi Jurnal Belajar Peserta KKG/MGMP


Pengalaman belajar Peserta KKG/MGMP menuliskan
pengalaman belajarnya pada
pertemuan itu
Materi yang telah dipahami Peserta KKG/MGMP menuliskan
topik-topik atau materi yang telah
dipahaminya
Materi yang belum dipahami dengan Peserta KKG/MGMP menulis topik-
menyebutkan alasan dan kendalanya topik atau materi yang belum dipahami
disertai dengan alasan yang logis
Usaha/cara mengatasinya Peserta KKG/MGMP menuliskan
cara-cara mengatasi kendala atau
hambatan yang dihadapinya seperti
bertanya kepada teman sejawat, dosen,
kepala sekolah ataupun memanfaatkan
berbagai sumber lain
Upaya Pengayaan Peserta KKG/MGMP menuliskan
upaya yang akan dilakukannya untuk
memantapkan pengetahuannya
terhadap materi yang disampaikan
(menulis kegiatan belajar yang yang
akan dilakukannya dari sumber lain)
Apakah Tujuan Jurnal Belajar dalam Konteks
BERMUTU?
Dalam konteks BERMUTU, JB di samping sebagai salah satu tagihan program,
juga melalui JB diharapkan antara lain:

 guru peserta BERMUTU menjadi terbiasa mengungkapkan


pengalamannya secara tertulis. Dengan cara ini, guru akan terbiasa
menulis yang dimulai dari hal-hal sederhana hingga ke hal-hal yang lebih
kompleks;
 guru peserta BERMUTU mengetahui bagian-bagian atau topik-topik
yang sudah terpahami dan topik-topik yang belum terpahami yang
dibahas pada setiap pertemuan serta upaya yang dilakukan untuk
memantapkan pemahaman terhadap materi dimaksud.

Bagaimanakah Format Jurnal Belajar?


Format JB pada dasarnya dapat dikembangkan sendiri oleh setiap kelompok
kerja. Yang penting diperhatikan adalah JB yang ditulis menyangkut atau
berkenaan dengan pengalaman belajar yang diperoleh, materi yang sudah
terpahami, materi yang belum terpahami, upaya yang dilakukan untuk
memahaminya, serta pengayaan yang dilakukan agar penguasaan terhadap suatu
materi menjadi semakin mantap.
Agar adanya keseragaman, berikut ini ditampilkan contoh JB dengan model A ,
B, dan C.

Contoh Model A

Nama Guru Peserta : Halimatus Sa’diah


Kelompok Kerja : KKG Gugus Tanjung Harapan
Hari/Tanggal/ : Sabtu, 6 Desember 2010
Pertemuan : Rutin ke-2
Materi : Identifikasi Masalah PTK
Narasumber/Fasilitator : Teuku Alamsyah

Jurnal Belajar ke-5

1. Pengalaman Belajar
Pada pertemuan rutin ke-2 program BERMUTU, banyak hal baru yang saya
dapatkan. Selama 12 tahun menjadi guru, baru hari ini saya mendapatkan
pencerahan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam
pembelajaran. Pemikiran dan pemahaman saya terhadap sebuah pembelajaran
menjadi semakin nyata. Saya semakin sadar bahwa sebuah pembelajaran tidak
pernah terlepas dari adanya masalah. Hanya terkadang kita, para guru, kurang
menyadarinya. Hari ini, pikiran saya menjadi lebih terbuka. Mengidentifikasi
masalah dalam pembelajaran dapat dimulai dengan menulis case study. Inilah
yang menjadi inti materi yang disampaikan oleh narasumber, yaitu penulisan
case study untuk mengidentifikasi masalah.

2. Materi yang Telah Saya Pahami


Saya memperhatikan setiap detail materi yang disampaikan oleh narasumber
mulai dari konsep masalah (apa yang disebut masalah) dalam sebuah
pembelajaran, bagaimana mengenali adanya masalah dalam pembelajaran, apa
yang telah dilakukan oleh seorang guru untuk mengatasi masalah dalam
pembelajarannya, masalah yang yang bagaimana yang harus ditangani dengan
segera dan masalah yang bagaimana pula yang dapat ditunda penanganannya.
Selain itu, narasumber juga menjelaskan bahwa masalah-masalah yang dihadapi
oleh guru dalam pembelajaran, sebaiknya ditulis sebagai sebuah pengalaman
pembelajaran agar dapat berguna bagi kita sendiri dan berguna bagi orang lain.
Pengalaman pembelajaran yang dituliskan oleh seorang guru atau dosen, inilah
yang dikenal sebagai case study.
Materi berikutnya tentang case study yang disampaikan oleh narasumber dapat
saya pahami dengan baik termasuk unsur-unsur utama yang harus termuat
dalam sebuah case study dan cara menuangkan pengalaman menjadi sebuah
case study yang di dalamnya seakan ada ruh yang membuat case study terasa
sebagai sebuah kehidupan. Saya dapat menggarisbawahi pokok-pokok materi
yang sudah saya pahami dengan baik pada pertemuan itu adalah sebagai berikut.
 Konsep masalah dalam konteks pembelajaran
 Cara mengidentifikasi masalah
 Sumber/penyebab timbulnya masalah
 Masalah esensial dan masalah tidak esensial dalam pembelajaran
 Konsep case study
 Unsur-unsur case study
 Contoh case study

3. Materi yang Belum Saya Pahami dan Alasannya


Pada sesi pertemuan itu, ada beberapa bagian dari materi yang disampaikan
yang belum sepenuhnya dapat saya pahami dengan baik. Topik-topik atau
pokok-pokok materi dimaksud adalah sebagai berikut.
 Cara memulai untuk menulis case study
 Apa saja yang harus dituliskan dalam case study
 Pada bagian mana case study harus diakhiri tulisannya
Pada intinya yang belum saya pahami adalah saya belum bisa menulis case
study sebagaimana disampaikan oleh narasumber. Saya merasa hampir semua
sesi pembelajaran saya bermasalah. Masalah yang saya hadapi dapat dikatakan
mulai dari penguasaan materi, penguasaan strategi, dan bahkan saya belum
sepenuhnya mampu menyusun RPP dengan benar. Saya bingung masalah yang
mana yang harus saya tuliskan sebagai case study.
Ketika sesi tanya jawab, saya tidak tega untuk bertanya karena banyak sekali
yang harus saya tanyakan. Itulah sebabnya saya memilih berdiam diri dan
berupaya mencerna semua yang disampaikan oleh teman-teman dan narasumber
pada sesi tanya jawab tersebut. Saya telah berupaya dengan segenap
kemampuan yang ada.

4. Usaha/Cara Mengatasinya
Saya bertekad akan berupaya maksimal untuk memahami materi identifikasi
masalah (dengan cara menulis case study), yang disampaikan oleh
narasumber pada pertemuan rutin ke-2 tersebut. Langkah yang akan saya
tempuh adalah sebagai berikut.
 Merenung di keheningan malam tentang masalah-masalah yang saya
hadapi dalam pembelajaran selama saya menjadi guru
 Mencatat masalah-masalah tersebut pada buku catatan yang saya siapkan
khusus untuk itu
 Mencoba memulai menulis case study sebagai sebuah draf awal
 Menjumpai narasumber untuk berkonsultasi lebih lanjut sambil
memperlihatkan draf case study yang saya buat
 Membiasakan diri untuk menulis walaupun masih tersendat-sendat.
5. Upaya Pengayaan
Upaya pengayaan yang akan saya lakukan untuk memaksimalkan pemahaman
saya terhadap case study sebagai langkah identifikasi masalah antara lain adalah
sebagai berikut.
 Mencari contoh-contoh case study yang pernah ditulis oleh orang lain
baik yang sudah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan.
 Membaca dengan penuh perhatian contoh-contoh case study dalam modul
BBM BERMUTU dan membuat catatan-catatan singkat sehingga
diperoleh suatu pemahaman yang lebih utuh tentang case study.
Contoh Model B

Nama Guru Peserta : Halimatus Sa’diah


Kelompok Kerja : KKG Gugus Tanjung Harapan
Hari/Tanggal/ : Sabtu, 6 Desember 2010
Pertemuan : Rutin ke-2
Materi : Identifikasi Masalah PTK
Narasumber/Fasilitator : Teuku Alamsyah

Jurnal Belajar ke-5

Pengalaman Belajar Pada pertemuan ke-2 dengan topik Identifikasi Masalah PTK,
saya mendapatkan pemahaman baru bahwa pembelajaran
yang kita laksanakan sebenarnya tidak terlepas dari adanya
masalah. Hanya bagaimana cara kita mengidentifikasi
masalah dalam pembelajaran, menurut narasumber dapat
dilakukan melalui menulis pengalaman pembelajaran atau
case study.
Materi yang Sudah Dalam pertemuan yang berlangsung dari pukul 14.00 s.d.
Saya Pahami 18.00 WIB tersebut, materi-materi yang sudah saya pahami
adalah sebagai berikut.
 Konsep masalah dalam konteks pembelajaran
 Cara mengidentifikasi masalah
 Sumber/penyebab timbulnya masalah
 Masalah esensial dan masalah tidak esensial dalam
pembelajaran
 Konsep case study
 Unsur-unsur case study
 Contoh case study

Materi yang Belum Materi-materi yang belum saya pahami dengan baik pada
Saya Pahami dan pertemuan tersebut adalah sebagai berikut.
Alasannya  Cara memulai untuk menulis case study
 Apa saja yang harus dituliskan dalam case study
 Pada bagian mana case study harus diakhiri tulisannya
Pada intinya yang belum saya pahami adalah saya belum bisa
menulis case study sebagaimana disampaikan oleh
narasumber. Alasannya adalah saya merasa hampir semua
sesi pembelajaran saya bermasalah. Masalah yang saya hadapi
dapat dikatakan mulai dari penguasaan materi, penguasaan
strategi, dan bahkan saya belum sepenuhnya mampu
menyusun RPP dengan benar. Saya masih bingung masalah
yang mana yang harus saya tuliskan sebagai case study.
Selain itu, yang paling utama adalah saya belum terbiasa
menulis.
Usaha/Cara Cara yang akan saya tempuh untuk mengatasi masalah
Mengatasinya tersebut adalah sebagai berikut.
 Merenung di keheningan malam tentang masalah-
masalah yang saya hadapi dalam pembelajaran selama
saya menjadi guru
 Mencatat masalah-masalah tersebut pada buku catatan
yang saya siapkan khusus untuk itu
 Mencoba memulai menulis case study sebagai sebuah
draf awal
 Menjumpai narasumber untuk berkonsultasi lebih lanjut
sambil memperlihatkan draf case study yang saya buat
 Membiasakan diri untuk menulis walaupun salah-salah

Upaya Pengayaan Upaya pengayaan yang akan saya lakukan untuk


memaksimalkan pemahaman saya terhadap case study sebagai
langkah mengidentifikasi masalah antara lain adalah sebagai
berikut.
 Mencari contoh-contoh case study yang pernah ditulis
oleh orang lain baik yang sudah dipublikasikan maupun
yang belum dipublikasikan.
 Membaca dengan penuh perhatian contoh-contoh case
study dalam modul BBM BERMUTU dan membuat
catatan-catatan singkat sehingga diperoleh suatu
pemahaman yang lebih utuh tentang case study.
Contoh Model C

Nama Guru Peserta : Halimatus Sa’diah


Kelompok Kerja : KKG Gugus Tanjung Harapan
Hari/Tanggal/ : Sabtu, 6 Desember 2010
Pertemuan : Rutin ke-2
Materi : Identifikasi Masalah PTK
Narasumber/Fasilitator : Teuku Alamsyah

Jurnal Belajar ke-5


Pengalaman Belajar Pada pertemuan ke-2 dengan topik Identifikasi Masalah PTK,
saya mendapatkan pemahaman baru bahwa pembelajaran
yang kita laksanakan sebenarnya tidak terlepas dari adanya
masalah. Bagaimana cara kita mengidentifikasi masalah
dalam pembelajaran, menurut narasumber dapat dilakukan
melalui menulis pengalaman pembelajaran atau case study.
Materi yang Sudah  Konsep masalah dalam konteks pembelajaran
Saya Pahami  Cara mengidentifikasi masalah
 Sumber/penyebab timbulnya masalah
 Masalah esensial dan masalah tidak esensial dalam
pembelajaran
 Konsep case study
 Unsur-unsur case study
 Contoh case study

Materi yang Belum  Cara memulai untuk menulis case study


Saya Pahami dan  Apa saja yang harus dituliskan dalam case study
Alasannya  Pada bagian mana case study harus diakhiri tulisannya

Alasan utamanya adalah saya belum terbiasa menulis

Upaya Pengayaan  Mencari contoh-contoh case study yang pernah ditulis


oleh orang lain baik yang sudah dipublikasikan maupun
yang belum dipublikasikan.
 Membaca dengan penuh perhatian contoh-contoh case
study dalam modul BBM BERMUTU dan membuat
catatan-catatan singkat sehingga diperoleh suatu
pemahaman yang lebih utuh tentang case study.
Format Model Mana yang Harus Digunakan oleh
Guru KKG/MGMP?
Ada beberapa catatan terhadap pertanyaan tersebut.

 Setiap kelompok kerja bebas menentukan model yang mana yang


digunakan untuk JB pada kelompok kerjanya.
 Diharapkan setiap guru peserta pada setiap kelompok kerja menggunakan
format yang sama.
 Hal yang esensial bukan pada formatnya, melainkan pada isi JB itu
sendiri
 Setiap kelompok kerja dapat menggunakan format/model selain yang
ditawarkan dalam panduan sederhana ini.
 Model yang ditawarkan dalam tulisan sederhana ini intinya adalah apa
yang harus ditulis oleh guru peserta setelah mengikuti kegiatan
pertemuan di kelompok kerjanya.
 Setiap kelompok kerja yang penulisan JB-nya sudah berjalan dengan
pola, format, ataupun model yang agak berbeda dengan format yang
dibahas dalam tulisan ini, silakan melanjutkan sebagaimana model yang
telah diterapkan sejak awal pada kelompok kerjanya.
 Kepada kelompok kerja yang sama sekali belum memulai penulisan
jurnal belajar disarankan dengan segera memulainya dengan mengacu
kepada salah satu model yang ditawarkan dalam tulisan ini.
 Pilihlah model yang dianggap paling mudah.

Apakah Kegiatan Inservice juga Harus Ditulis


Jurnal Belajar?
 Pengalaman yang didapat pada kegiatan inservice harus ditulis dalam JB.
 Kalau hasil kegiatan inservice belum ditulis dalam JB, silakan renungkan
kembali apa dan bagaimana kegiatan inservice berlangsung, kemudian
tulis dalam JB.
Kalau Saya Tidak Hadir pada Keg. Pertemuan,
Apakah Saya Harus Menulis JB?
 Ya! Guru peserta yang kebetulan tidak hadir pada suatu pertemuan
kelompok kerja tetap harus menulis JB. Isinya tentang ketidakhadirannya,
alasan tidak hadir, upaya apa yang akan dilakukan untuk memahami
materi yang disampaikan oleh narasumber pada saat guru yang
bersangkutan tidak hadir.
 Menulis JB yang terkait dengan ketidakhadiran sebaiknya tidak
menggunakan bentuk tabel, tetapi langsung bentuk narasi sebagaimana
contoh di bawah ini.
 Untuk cerita ketidakhadiran sebetulnya kurang tepat disebut JB, tetapi
agar dokumen JB dapat beralur secara teratur, peserta yang tidak hadir
tetap harus menulis.

Contoh:

1. Pengalaman Belajar

Pada pertemuan rutin ke-2 dengan topik identifikasi masalah PTK, saya tidak
bisa hadir. Waktu itu, ketika saya akan berangkat dari rumah, turun hujan yang
sangat lebat. Saya tidak berani ambil risiko mengendarai sepeda motor dalam
kondisi hujan lebat tersebut. Sambil menunggu hujan reda, saya tertidur di teras
rumah. Ketika terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul 17.30. dan teman-
teman saya di kelompok kerja pasti sedang bersiap-siap untuk pulang. Memang,
saya merasa rugi karena hari ini tidak mendapatkan pengalaman baru yang
disampaikan oleh narasumber.

2. Materi yang Sudah Saya Pahami

Materi tentang identifikasi masalah memang sudah saya pahami sedikit dari
hasil membaca BBM BERMUTU tadi malam. Namun, masih banyak hal yang
belum saya pahami. Yang sudah saya pahami tentang identifikasi masalah
adalah untuk melakukan PTK, seorang guru harus tahu dulu apa masalah yang
dihadapinya dalam pembelajaran. Cara menemukan masalah dalam
pembelajaran, itulah yang namanya identifikasi masalah.
3. Materi yang Belum Saya Pahami dan Alasannya

Jelas masih sangat banyak materi yang belum saya pahami. Saya tidak bisa
menguraikan di sini karena tidak tahu secara persis apa saja yang disampaikan
oleh narasumber pada saat kegiatan berlangsung.

4. Usaha/Cara yang Akan Saya Tempuh

Usaha yang akan saya tempuh adalah nanti malam selesai salat magrib, saya
akan ke rumah teman saya yang kebetulan hadir pada pertemuan tadi. Saya akan
minta teman saya menjelaskan tentang hal-hal/materi yang disampaikan oleh
narasumber, tugas mandiri apa yang harus diselesaikan, dan hal-hal lain yang
terkait dengan pertemuan hari itu. Saya juga akan memfotokopi materi-materi
yang disampaikan oleh narasumber (jika narasumber memberikan materi
pengayaan).

5. Upaya Pengayaan

Jika ada tugas mandiri, saya akan menyelesaikan tugas mandiri dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang berasal dari media cetak
maupun yang berasal dari media elektronik.

Selamat menulis JB pada akhir setiap pertemuan kelompok


kerja. Yakinlah bahwa itu bukan pekerjaan berat andai kita
tidak berniat menulis JB seminggu kemudian atau bahkan
sebulan kemudian. Semoga gagasan Bapak/Ibu Guru mengalir
seperti air ketika Bapak/Ibu Guru menuliskannya, Amin ya
rabbal alamin! Wasalam!

JURNAL BELAJAR PROGRAM BERMUTU


MKKS TEUKU PANGLIMA POLEM BANDA ACEH

Nama Peserta
Hari/Tanggal
Pertemuan
Materi
Narasumber

Jurnal Belajar ke-

1. Pengalaman
Belajar

2. Materi yang Sudah


Saya Pahami

3. Materi yang Belum


Saya Pahami dan
Alasannya
4. Usaha/Cara yang
Akan Saya Tempuh

5. Upaya Pengayaan

Anda mungkin juga menyukai