Anda di halaman 1dari 40

Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia

PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
DALAM PEMBENTUKAN
PRODUK HUKUM DAERAH
Direktur Produk Hukum Daerah

Hotel Claro Makassar, 22 Juli 2022

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id
5 PRIORITAS KERJA TAHUN 2019-2024

PENYEDERHANAAN BIROKRASI
PEMBANGUNAN SDM
▪ SDM yang pekerja keras, dinamis ▪ Penyederhanaan birokrasi menjadi 2
SDM BIROKRASI
level eselon
terampil, dan menguasai IPTEK;
▪ Mengundang talenta global. ▪ Peralihan jabatan struktural menjadi
fungsional

SIMPLIFIKASI
REGULASI

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSFORMASI EKONOMI


▪ Penghubung produksi dan distribusi INFRA- Daya saing manufaktur dan jasa modern
EKONOMI
▪ Mempermudah akses wisata STRUKTUR bernilai tambah tinggi
▪ Mendongkrak lapangan kerja
▪ Nilai tambah perekonomian

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 2
SIMPLIFIKASI REGULASI
PELAKSANAAN PRODUK HUKUM EXPIRED
DAERAH

PERENCANAAN OBESITAS

REVIEW TIDAK
SIMPLIFIKASI
IMPLEMENTATIF

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 3
PEMERINTAH DAERAH
NKRI dibagi atas daerah-daerah
Gubernur, Bupati, dan Walikota
provinsi dan daerah provinsi itu

1. 4.
masing-masing sebagai kepala
dibagi atas kab. dan kota, yang
pemerintah daerah provinsi, kab.
tiap-tiap provinsi, Kab., dan kota
dan kota dipilih secara
itu mempunyai pemerintahan
demokratis.
daerah, yang diatur dengan UU.

Pemerintahan daerah
Pemerintah daerah provinsi,
Pasal 18
menjalankan otonomi seluas-
daerah Kab. dan Kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas
2. UUD RI Tahun 1945
5. luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU
ditentukan sebagai urusan
otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintahan Pusat.

Pemerintahan daerah berhak


Pemerintahan daerah provinsi,

3. 6.
menetapkan peraturan daerah
daerah kab. dan kota memiliki
dan peraturan-peraturan lain
DPRD yang anggota-anggotanya
untuk melaksanakan otonomi dan
dipilih melalui pemilihan umum.
tugas pembantuan.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 4
TUJUAN PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

DISTRIBUSI REGIONAL PENINGKATAN


YANG MERATA DAN ADIL TERHADAP MENDORONG MENINGKAT MENUMBUHKAN
PELAYANAN PEMBERDAYAAN KAN PERAN SERTA PRAKARSA DAN
MASYARAKAT YANG MASYARAKAT MASYARAKAT KREATIVITAS
SEMAKIN BAIK

ADANYA SEBUAH MENDORONG MENJAGA HUBUNGAN YG MENGEMBANG


KEADILAN SECARA KEHIDUPAN YANG HARMONIS ANTARA PUSAT, KAN PERAN &
NASIONAL LEBIH DEMOKRATIS DAERAH, & ANTARDAERAH FUNGSI DPRD
DALAM KERANGKA
INTEGRITAS NEGARA
KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 5


3 KUNCI SUKSES PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH

Kepemimpinan Kontrol dan


Kepala Daerah Kapasitas Partisipasi
dan DPRD Pemerintah Masyarakat
Daerah

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 6
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL PERPROVINSI No. Provinsi 2021 2022 (T1)
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL TRIWULAN I-2022 1 Maluku Utara 16.4 29.63
2 Papua 15.11 13.33
3 Sulawesi Tengah 11.7 10.49
4 DI Yogyakarta 5.53 2.91
5 Kep. Babel 5.05 3.26
6 Kalimantan Barat 4.78 4.05
7 Sulawesi Selatan 4.65 4.27
8 Banten 4.44 4.97
9 Sulawesi Utara 4.16 3.86
10 Sulawesi Tenggara 4.1 5.07
11 Kalimantan Utara 3.98 4.53
12 Jawa Barat 3.74 5.61

5,01%
• Pertumbuhan ekonomi Nasional pada Triwulan I Tahun 2022 sebesar 13 Jambi 3.66 4.64
5,01 persen. 14 Sumatera Selatan 3.58 5.15
15 Jawa Timur 3.57 5.2
• Pada Tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 3,69%, 16 DKI Jakarta 3.56 4.63
meningkat dibandingkan tahun 2020, yang mengalami kontraksi 17 Kalimantan Selatan 3.48 3.49
pertumbuhan sebesar 2,07%. 18 Kepulauan Riau 3.43 2.83
• Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2021 didominasi 19 Kalimantan Tengah 3.4 7.32
20 Riau 3.36 4.72

3,69%
oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi
ekonomi sebesar 57,89% dengan pertumbuhan sebesar 3,66%. 21 Jawa Tengah 3.32 5.16
22 Sumatera Barat 3.29 3.64
23 Bengkulu 3.24 3.03
24 Maluku 3.04 3.69
25 Aceh 2.79 3.24
26 Lampung 2.79 2.96
27 Sumatera Utara 2.61 3.9
28
29
Sulawesi Barat
NTT
2.56
2.51
0.93
1.62
2022
(Triwulan 1)
30
31
Kalimantan Timur
Gorontalo
2.48
2.41
1.85
3.17 2021
32 NTB 2.3 7.76
33 Papua Barat -0.51 -1.01
34 Bali -2.47 1.46
ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Sumber Data: https://simreg.bappenas.go.id 7
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
6 18 8

WAJIB NONPELAYANAN
WAJIB PELAYANAN DASAR
DASAR
PILIHAN

1. Pendidikan 1. Tenaga Kerja 1. Kelautan dan perikanan


2. Pemberdayaan Perempuan &
2. Kesehatan Pelindungan Anak 2. Pariwisata
3. Pekerjaan umum dan 3. Pangan 3. Pertanian
penataan ruang 4. Pertanahan 4. Kehutanan;
4. Perumahan rakyat dan 5. Lingkungan Hidup 5. Energi dan sumber daya
6. Administrasi Kependudukan
kawasan permukiman & Pencatatan Sipil mineral;
5. Ketenteraman, ketertiban 7. Pemberdayaan Masyarakat 6. Perdagangan;
umum, dan pelindungan dan Desa 7. Perindustrian; dan
masyarakat 8. PP & KB 8. Transmigrasi.
9. Perhubungan
6. Sosial. 10. Kominfo
11. Koperasi dan UKM
12. Penanaman Modal
13. Kemenpora
14. Statistik
15. Persandian
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan
18. Kearsipan.

Pembagian Urusan memperhatikan keserasian hubungan antara susunan pemerintahan


dan kriteria eksternalitas, akuntabilitas serta efisiensi.
ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 8
PEMERINTAHAN DAERAH
PENYELENGGARA
URUSAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH DAERAH DPRD

KEMITRAAN SEJAJAR

“ UrusanPresiden
Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan
yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan
penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Pasal 1 angka 2 dan angka 5 UU 23 Tahun 2014 9
BENTUK HUBUNGAN KERJA DPRD DAN KEPALA DAERAH
DIDASARKAN ATAS KEMITRAAN YANG SEJAJAR

Penyampaian Bentuk lainya sesuai


Persetujuan
Persetujuan laporan keterangan Rapat konsultasi dengan ketentuan
terhadap kerja sama
bersama dalam pertanggung- DPRD dengan KDH peraturan
yang akan dilakukan
pembentukan perda jawaban kepada secara berkala perundang-
Pemerintah Daerah
DPRD undangan

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Pasal 207 UU 23 Tahun 2014 10


FUNGSI DPRD
a. membahas kebijakan umum a. Pelaksanaan Perda dan
a. Menyusun program APBD dan prioritas dan plafon
Perkada;
pembentukan Perda anggaran sementara yang
disusun oleh Kepala Daerah b. Pelaksanaan ketentuan
Inisiatif DPRD.
berdasarkan rencana kerja peraturan perundang-
b. Membahas Program
Pemda; undangan lain yang terkait
Pembentukan Perda insiatif
b. membahas rancangan Perda dengan penyelenggaraan
Pemda. tentang APBD; Pemerintahan Daerah; dan
c. Menetapkan Keputusan c. membahas rancangan Perda c. Pelaksanaan tindak lanjut
DPRD tentang Program tentang perubahan APBD; dan
hasil pemeriksaan laporan
Pembentukan 1 (satu) d. membahas rancangan Perda
tentang pertanggungjawaban keuangan oleh Badan
tahun.
pelaksanaan APBD. Pemeriksa Keuangan.

PEMBENTUKAN
PERDA
ANGGARAN PENGAWASAN

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Pasal 2 PP 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tatib DPRD 11
TUGAS & WEWENANG BAPEMPERDA
a. menyusun rancangan Propemperda yang memuat daftar urut rancangan Perda berdasarkan skala
prioritas pembentukan rancangan Perda disertai alasan untuk setiap tahun anggaran di lingkungan
DPRD;
b. mengoordinasikan perumusan Propemperda antara DPRD dan Pemda;
c. menyiapkan Ranperda yang berasal dari DPRD yang merupakan usulan Bapemperda berdasarkan
program prioritas yang telah ditetapkan;
d. melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Ranperda yang diajukan
anggota, komisi, atau gabungan komisi sebelum Ranperda disampaikan kepada Pimpinan DPRD;
e. mengikuti pembahasan Ranperda yang diajukan oleh DPRD dan Pemda;
f. memberikan pertimbangan terhadap usulan penyusunan Ranperda yang diajukan oleh DPRD dan Pemda
di luar Propemperda;
g. memberikan pertimbangan kepada Pimpinan DPRD terhadap Ranperda yang berasal dari Pemda;
h. mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan Ranperda
melalui koordinasi dengan komisi dan/atau Pansus;
i. memberikan masukan kepada Pimpinan DPRD atas Ranperda yang ditugaskan oleh badan musyawarah;
j. melakukan kajian Perda; dan
k. membuat laporan kinerja pada masa akhir keanggotaan DPRD dan menginventarisasi permasalahan
dalam pembentukan Perda sebagai bahan bagi komisi pada masa keanggotaan berikutnya.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Pasal 52 PP 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tatib DPRD 12
SISTEM PENDUKUNG DPRD

SEKRETARIAT DPRD
Penyediaan dan
Penyelenggaraan
Pengoordinasian Tenaga
Administrasi
❑ dibentuk untuk mendukung kelancaran Ahli yang diperlukan oleh
Kesekretariatan
pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD DPRD
provinsi/kab./kota.
❑ dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD
provinsi/kab./kota yang diangkat dan
diberhentikan dengan keputusan
Penyelenggaraan Fasilitasi Penyelenggaraan
gubernur/bupati/walikota atas
persetujuan pimpinan DPRD
Administrasi Keuangan Rapat DPRD
provinsi/kabupaten/kota setelah
berkonsultasi dengan pimpinan fraksi.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Pasal 201, 202 dan 205 UU 23 Tahun 2014 jis Pasal 9 dan 31 PP 18 Tahun 2016 13
PERAN SEKRETARIAT DPRD DALAM PENYUSUNAN PROPEMPERDA

Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas


dan wewenang DPRD provinsi/kab./kota.

Membantu melakukan inventarisasi


Penyelenggaraan Administrasi
ranperda yang akan ditetapkan dalam
Kesekretariatan. Propemperda berdasarkan skala prioritas.

Penyediaan dan Pengoordinasian Tenaga Ahli


yang diperlukan oleh DPRD.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 14
SEKRETARIS DPRD
• Sekretaris DPRD berbeda dibandingkan dengan unsur
perangkat daerah lainnya, karena pengangkatan Sekretaris
DPRD didasarkan pada pertimbangan kompetensi administratif
Kapabilitas Administratif
oleh Kepala Daerah dan pertimbangan politis oleh DPRD.
dalam memberikan
Dalam hal ini, Sekretaris DPRD dalam konteks penyelenggaraan
dukungan teknis
pemerintahan daerah memiliki posisi strategis, khususnya
administratif kepada DPRD
dalam mendukung efektivitas pelaksanaan fungsi-fungsi DPRD.
• Meskipun dalam melaksanakan tugasnya lebih sebagai
supporting system DPRD, namun peran Sekretaris DPRD relatif
Sensitifitas Politik dalam sentral dalam menjembatani hubungan antara DPRD dengan
membangun relasi yang Kepala Daerah, dengan tetap berpedoman pada azas-azas
harmonis antara Kepala penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan norma hukum
Daerah dan DPRD yang berlaku.
• Sukses tidaknya, baik tidaknya kinerja DPRD juga bergantung
pada profesionalitas dan kapasitas Sekwan.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 15
DATA JUMLAH PERDA DAN PERKADA PROVINSI TAHUN 2015 S.D. 2021
PASCA UU 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

450 3000
2786
403 2662
387
400
360 2432
348 2500
350 2215
2144
2090

300 284 2000

250 220
1500
200
164

150 1000
696
100
500
50

0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

2,166 PERDA 15,025 PERKADA


**Sumber Data Direktorat Produk Hukum Daerah, pertanggal 28 November 2021

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 16
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PERAN
KEMENDAGRI
DALAM
PENYUSUNAN
PRODUK
HUKUM
DAERAH

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id
KEMENDAGRI SEBAGAI KORBINWAS PEMDA
(BERDASARKAN PASAL 373 UU 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

8. Kebijakan Daerah

GWPP

508

GUBERNUR
ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 18
DASAR PEMBENTUKAN PERDA DAN PERKADA

Penyelenggaraan Otonomi
Daerah dan Tugas Pembantuan;
Untuk melaksanakan Perda;
Penjabaran lebih lanjut
ketentuan peraturan PERDA PERKADA
perundang-undangan; Pasal 236 Pasal 246 Kuasa Perundang-undangan.

Muatan lokal

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Pasal 236 dan Pasal 246 UU 23 Tahun 2014 19


MATERI MUATAN PERDA
Materi muatan peraturan daerah adalah materi yang dimuat dalam peraturan daerah
sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan Penjabaran lebih Muatan lokal sesuai


otda dan tugas lanjut ketentuan dengan ketentuan
pembantuan. perundang- peraturan
undangan yg lebih perundang-
tinggi. undangan.
01 02 03
Pasal 236 ayat (3) dan (4) UU Nomor 23 Tahun 2014
Jo Pasal 14 UU 12 Tahun 2011

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 20
ASAS PEMBENTUKAN PERDA ASAS MATERI MUATAN PERDA

a. pengayoman; Asas pembentukan dan


b. kemanusiaan;
a. Kejelasan tujuan; materi muatan Perda
c. kebangsaan;
b. Kelembagaan atau pejabat
d. kekeluargaan;
berpedoman pada
pembentuk yang tepat; ketentuan peraturan
e. kenusantaraan;
c. Kesesuaian antara jenis, perundang-undangan dan
f. bhinneka tunggal ika;
hierarki, dan materi muatan;
g. keadilan; asas hukum yang tumbuh
d. Dapat dilaksanakan;
e. Kedayagunaan dan kehasil-
h. kesamaan kedudukan dalam dan berkembang dalam
hukum dan pemerintahan; masyarakat sepanjang
gunaan;
i. ketertiban dan kepastian tidak bertentangan dengan
f. Kejelasan rumusan; dan
hukum; dan/atau
g. Keterbukaan. prinsip NKRI.
j. keseimbangan, keserasian,
dan keselarasan.
Pasal 237 Ayat (1) UU 23 Tahun 2014

Pasal 5 UU 12 Tahun 2011 Pasal 6 Ayat (1) UU 12 Tahun 2011

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 21
KOORDINASI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020
Pasal 176 angka 3 UU 11 Tahun 2020
yang mengubah ketentuan Pasal 251
UU 23 Tahun 2014
Agar tidak bertentangan dengan ketentuan penyusunan Perda dan Perkada berkoordinasi dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kementerian yang membidangi urusan pemerintahan
asas pembentukan peraturan perundang- dalam negeri dan melibatkan ahli dan/atau instansi
undangan yang baik, asas materi muatan vertikal di daerah yang menyelenggarakan urusan
peraturan perundang-undangan, dan putusan pemerintahan di bidang pembentukan peraturan
pengadilan. perundang-undangan.

Pasal 373 ayat (2)


dan Pasal 375 ayat (4)

Pembinaan dan Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pembinaan dan Pengawasan salah satunya dilakukan
pemerintahan kabupaten/kota dilakukan oleh terhadap penyusunan Kebijakan Daerah (Perda dan
Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat. Perkada).

Dalam penyusunan Perda dan Perkada


Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan
Gubernur (GWPP)

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 22
MEKANISME PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PERENCANAAN 1 8 PELAPORAN & MONITORING

PENYUSUNAN 2 7 PENGUNDANGAN

PEMBAHASAN (1) 3 6 PENETAPAN

FASILITASI 4 5 PEMBAHASAN (2)

Berdasarkan:
❑ UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
❑ Permendagri 80 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri 120
Tahun 2018 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 23
PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI
PROPEMPERDA AKP IKP
PEMBAHASAN
DENGAN DPRD
Penetapan &
NOREG Pengundangan

Pembicaraan Tk. I:
SKPD TIM PENYUSUN PENYUSUNAN 1. Penjelasan Gubernur
GUBERNUR dalam rapat paripurna
a. Harmonisasi mengenai Raperda.
1. Penjelasan/ Anggota:
b. Pembulatan 2. Pandangan umum
Keterangan 1. Gubernur
c. Pemantapan fraksi terhadap
2. Rancangan 2. Sekda
Raperda.
Perda 3. PD pemrakarsa konsepsi
3. Tanggapan dan/atau
4. PD yang membidangi
jawaban Gubernur
hukum
terhadap pandangan
5. PD terkait
umum fraksi
6. Perancang perundang-
undangan. Hasil harmonisasi,
pembulatan dan
Proses paraf pemantapan
persetujuan Tusi: konsepsi FASILITASI
SEKDA konsep akhir 1. Menyusun draft (draft Raperda) K/L melalui ePerda
VERIFIKASI KLARIFIKASI
Raperda Raperda
2. Melaporkan
perkembangan
dan/atau Pembicaraan Tk. II:
permasalahan dalam Konsep akhir 1. Pengambilan Persetujuan
penyusunan Raperda Raperda keputusan dalam rapat Bersama
paripurna.
2. Pendapat akhir
Gubernur

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 24
PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KAB./KOTA
PROPEMPERDA AKP IKP
PEMBAHASAN
DENGAN DPRD
Penetapan &
NOREG Pengundangan

Pembicaraan Tk. I:
SKPD TIM PENYUSUN PENYUSUNAN 1. Penjelasan Bupati/Wali
Kota dalam rapat
BUPATI/WALI KOTA paripurna mengenai
1. Penjelasan/ Anggota: a. Harmonisasi Raperda.
Keterangan 1. Bupati/Wali Kota b. Pembulatan 2. Pandangan umum
2. Rancangan 2. Sekda c. Pemantapan fraksi terhadap
Perda 3. PD pemrakarsa konsepsi Raperda.
4. PD yang membidangi 3. Tanggapan dan/atau
hukum jawaban Bupati/Wali
5. PD terkait Kota terhadap
6. Perancang perundang- pandangan umum fraksi
undangan. Hasil harmonisasi,
pembulatan dan
Proses paraf pemantapan
persetujuan Tusi: konsepsi FASILITASI melalui
SEKDA konsep akhir 1. Menyusun draft (draft Raperda) ePerda Provinsi VERIFIKASI KLARIFIKASI
Raperda Raperda
2. Melaporkan
perkembangan
dan/atau Pembicaraan Tk. II:
permasalahan dalam Konsep akhir 1. Pengambilan Persetujuan
penyusunan Raperda Raperda keputusan dalam rapat Bersama
paripurna.
2. Pendapat akhir
Bupati/Wali Kota

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 25
PENGUATAN PADA TAHAPAN PERENCANAAN PERDA DAN PERKADA
MELALUI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN ANALISA KEBUTUHAN
SE Mendagri Nomor 188.34/6458/OTDA tanggal 26 November 2019
TUJUAN
PENAJAMAN
PENGHARMONISASIAN

IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN AKP bertujuan untuk
mencegah obesitas
Penentuan skala
Perda dan
prioritas pembentukan
memperhatikan skala pembentukkan Perda
Perda disesuaikan
prioritas sesuai dengan prioritas
proses inventarisasi dengan amanat
dan seleksi usulan pembentukan Perda delegasi Peraturan dan kebutuhan daerah.
Terjadinya obesitas tema dan/atau judul yang diselenggarakan Perundang- Undangan.
produk hukum di Ranperda, secara bersama
daerah yang memperhatikan: antara Pemda dan Jumlah Propemperda
disebabkan oleh a. Urusan DPRD yang dibentuk oleh
perencanaan yang penyelenggaran DPRD bersama Pemda
tidak sesuai dengan Pemda. setiap tahun harus
kondisi daerah dan b. Urusan rasional, dihitung
PUU. penyelenggaraan berdasarkan jumlah
(peruuan sektoral) Perda yang diundangkan
c. Kebutuhan pada Tahun berkenaan
pembangunan ditambah 25% kali
daerah propemperda yang
d. Kebutuhan riil ditetapkan Tahun Download file SE dan Juknis AKP bit.ly/juknisAKP
masyarakat. sebelumnya.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 26
PRIORITAS PROPEMPERDA
PELAKSANAAN URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR DAN MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH
PRIORITAS I : TINGGI DENGAN BATASAN WAKTU

PELAKSANAAN URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR DAN MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH
PRIORITAS II : TINGGI TANPA BATASAN WAKTU

PELAKSANAAN URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR DAN YANG TIDAK MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN
PRIORITAS III : YANG LEBIH TINGGI

PELAKSANAAN URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR DAN MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH
PRIORITAS IV : TINGGI DENGAN BATASAN WAKTU

PELAKSANAAN URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR DAN MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH
PRIORITAS V : TINGGI TANPA BATASAN WAKTU

PELAKSANAAN URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR DAN YANG TIDAK MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN
PRIORITAS VI : YANG LEBIH TINGGI

PELAKSANAAN URUSAN PILIHAN DAN MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI DENGAN
PRIORITAS VII : BATASAN WAKTU

PELAKSANAAN URUSAN PILIHAN DAN MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI TANPA
PRIORITAS VIII : BATASAN WAKTU

PRIORITAS IX : PELAKSANAAN URUSAN PILIHAN DAN YANG TIDAK MENGANDUNG UNSUR PERINTAH PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 27
TATA CARA PENYUSUNAN PROPEMPERDA

Ranperda diluar
Penyusunan Propemperda Muatan Skala Prioritas Penetapan Propemperda

Penyusunan Propemperda Penyusunan Propemperda Penyusunan Propemperda Penyusunan dan Dalam keadaan tertentu,
dilaksanakan oleh DPRD memuat daftar Ranperda memuat daftar urutan yang penetapan Propemperda DPRD atau Kepala Daerah
dan Kepala Daerah yang didasarkan atas: ditetapkan untuk jangka dilakukan setiap tahun dapat mengajukan
1. perintah peraturan puu waktu 1 tahun berdasarkan sebelum penetapan Ranperda di luar
Dilakukan secara selektif
yang lebih tinggi; skala prioritas Ranperda tentang APBD. Propemperda karena
berdasarkan delegasi
2. rencana pembangunan pembentukan Ranperda. alasan:
langsung peraturan puu Propemperda yang telah
daerah; 1. mengatasi keadaan luar
yang lebih tinggi, disepakati (DPRD dan
3. penyelenggaraan otda Penyusunan dan biasa, konflik, atau
kebutuhan dunia usaha Pemda) ditetapkan dalam
dan TP; dan penetapan Propemperda bencana alam;
dan kebutuhan rapat paripurna DPRD dan
4. aspirasi masyarakat. mempertimbangkan 2. menindaklanjuti kerja
masyarakat. ditetapkan dengan Surat
realisasi Propemperda sama;
dengan Perda yang Keputusan DPRD. 3. perintah dari ketentuan
ditetapkan setiap tahun peraturan puu yang
dengan penambahan paling lebih tinggi;
banyak 25% dari jumlah 4. mengatasi keadaan
Ranperda yang ditetapkan tertentu lainnya.
pada tahun sebelumnya.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id Pasal 15 dan Pasal 16 Permendagri 120 Tahun 2018 28


INDEKS KEPATUHAN DAERAH TERHADAP PEMBENTUKAN PERDA
Menyiapkan pedoman bagi
Mengukur Tingkat Kepatuhan
Pemerintah Daerah dalam
(perspektif membangun kesadaran
melakukan pengukuran tingkat
hukum para regulator dan
kepatuhan daerah terhadap perda di
implementator) Daerah;
wilayahnya masing-masing.

Membentuk
Memastikan terselenggaranya Budaya Kesadaran
pembentukan dan implementasi Hukum baik di Meningkatkan Kinerja Binwas Perda;
Perda secara berkualitas; kalangan Pemda
maupun
masyarakat;

OBJEK PENGUKURAN IKD


ASPEK (2) VARIABEL (5) INDIKATOR (39)
REGULATOR IMPLEMENTATOR Kepatuhan penetapan bersama DPRD dan Pemerintah Daerah tentang
Propemperda
Perencanaan
Memastikan penyusunan a. Kesesuaian pengaturan antara Produk Hukum Daerah Kepatuhan dalam Pembentukan Propemperda dalam kerangka Analisa
Kebutuhan Perda dan/atau Kajian lainnya
Perda dan Perkada sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan;
Keterlibatan Pihak terkait sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan
dengan tahapan penyusunan Penyusunan
b. Kesesuaian pelaksanaan Produk Hukum Daerah Pembentukan Kepatuhan dalam Penyusunan Ranperda
dengan sasaran pembentukan Peraturan Perundang- Kepatuhan Pembicaraan Tingkat I dan Tingkat II dalam Pembahasan Ranperda
Pembahasan
Kepatuhan terhadap Fasilitasi/ Evaluasi Ranperda
Undangan; dan Kepatuhan terhadap Jangka Waktu Penetapan Ranperda
Penetapan
c. Kesesuaian antara peraturan perundang-undangan Kepatuhan terhadap Pemberian Nomor Register Perda
Pengundangan Kepatuhan terhadap Jangka Waktu Pengundangan Perda
yang lebih tinggi dengan kondisi di daerah.
Kepatuhan Penyebarluasan Propemperda yang telah ditetapkan
Sosialisasi dan Sosialisasi Kepatuhan Penyebarluasan Ranperda

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id
Pelaporan
Pelaporan
Kepatuhan Penyebarluasan Perda
Kepatuhan dalam penyampaian Perda yang telah diundangkan 29
KLARIFIKASI
Klarifikasi dilakukan atas:
Klarifikasi adalah pengkajian dan a. usulan dari Setiap Orang, kelompok orang,
penilaian terhadap Perda untuk pemerintahan daerah dan/atau instansi
mengetahui kesesuaian dengan lainnya; dan
peraturan perundang-undangan yang b. inisiatif dari Direktorat Jenderal Otonomi
lebih tinggi, kepentingan umum, Daerah melalui Direktorat Produk Hukum
dan/atau kesusilaan. Daerah dan/atau Biro Hukum provinsi atau
nama lainnya

Klarifikasi dilakukan dalam rangka Hasil evaluasi dalam bentuk


untuk mengukur tingkat rekomendasi kepada Pemda untuk
keberhasilan implementasi perda. mencabut atau memperbaiki perda.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 30
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

eperda.kemendagri.go.id

INTEGRASI DAN
IMPLEMENTASI
APLIKASI E-PERDA

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id
DASAR HUKUM PERPRES 39 TAHUN 2019
UU 23 TAHUN 2014 Tentang Satu Data Indonesia
Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 2
SDI bertujuan memberikan acuan pelaksanaan
Pasal 391 dan pedoman bagi Instansi Pusat dan instansi
Pemerintah Daerah wajib menyediakan Daerah dalam rangka penyelenggaraan tata
informasi Pemerintahan Daerah, yang dikelola kelola Data untuk mendukung perencanaan,
dalam suatu sistem informasi Pemerintahan pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian
Daerah. pembangunan.
Pasal 395
Pemerintah Daerah dapat menyediakan dan PERPRES 54 TAHUN 2018
mengelola informasi Tentang Strategi Nasional Pencegahan
Pemerintahan Daerah lainnya.
Korupsi
Terdapat 11 (sebelas) Aksi Pencegahan Korupsi
Cepat, Transparan dan Terintegrasi
Tahun 2019-2020 yang salah satunya terkait
PERPRES 95 TAHUN 2018 dengan Integrasi sistem perencanaan dan
Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis penganggaran berbasis elektronik;
Elektronik
Pasal 7 PERMENDAGRI 70 TAHUN 2019
Arsitektur SPBE Nasional bertujuan untuk
Tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
memberikan panduan dalam pelaksanaan
integrasi Proses Bisnis, data dan informasi, Jenis Informasi:
Infrastruktur SPBE, Aplikasi SPBE, dan Keamanan 1. Informasi Pembangunan Daerah;
SPBE untuk menghasilkan Layanan SPBE yang 2. Informasi Keuangan Daerah;
terpadu secara nasional. 3. Informasi Pemerintahan Daerah lainnya
(e-Perda)

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 32
eperda.kemendagri.go.id

APLIKASI E-PERDA
Tujuan Aplikasi e-Perda :
1. Mempercepat proses fasilitasi dan
koordinasi dalam hal penyusunan Produk
Hukum Daerah.
2. Melalui aplikasi e-Perda diharapkan dapat
lebih meningkatkan efektifitas dan
efisiensi, keterbukaan informasi, dan
mendorong terciptanya clean and good
governance.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 33
FASILITASI PRODUK HUKUM DAERAH Kecermatan dan
SEBELUM ADANYA E-PERDA ketepatan waktu
(SEBELUM TAHUN 2020) dalam proses
fasilitasi serta
“Fasilitasi adalah pembinaan secara tertulis Proses pengiriman keterbukaan
Produk Hukum Daerah berbentuk peraturan usulan dilakukan
terhadap materi muatan dan teknik penyusunan informasi
secara manual, merupakan isu
rancangan sebelum ditetapkan”.
melalui kunjungan yang kritis
-Permendagri 120 Tahun 2018 kerja, pos, dll
Proses
fasilitasi
membutuhkan
banyak waktu
dan biaya.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 34
INOVASI TATA KELOLA
PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
MELALUI APLIKASI E-PERDA
Kecepatan
Meminimalkan tatap
dan Ketepatan muka antar Pejabat
Sistem dapat diakses dimana
saja dan kapan saja, melalui
Pusat dengan Pejabat
jaringan internet. Daerah.

Keterbukaan Efisiensi
Informasi Menghemat biaya
Menyediakan informasi yang dan tenaga, pembatasan
lengkap,transparan dan kunjungan kerja dan kunjungan
akuntabel antar daerah.

Clean &
Satu Data
Good Governance Integrasi data Produk Hukum
Mendorong terciptanya Daerah se-Indonesia
clean and good governance

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 35
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR SERVER DAN STORAGE
INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH
• Data perencanaan pembangunan daerah
SPESIFIKASI DATA CENTER • Analisis dan profil pembangunan daerah
• Informasi Perencanaan pembangunan daerah,
Aplikasi e-Perda merupakan dst.

aplikasi yang siap pakai. INFORMASI KEUANGAN DAERAH


✓ Pemerintah Daerah Provinsi, • Informasi prencanaan anggaran daerah
Kabupaten dan Kota dapat • Informasi pelaksanaan dan
secara langsung mengakses penatausahaan keuangan daerah
• Informasi akuntansi dan pelaporan
layanan Aplikasi e-Perda. keuangan daerah
✓ Pemerintah Daerah tidak perlu • Informasi pertanggungjawaban
pelaksanaan keuangan daerah
menyiapkan anggaran untuk
• Informasi barang milik daerah
penyediaan server ataupun • Informasi keuangan daerah lainnya
membangun aplikasi yang
serupa di daerah. INFORMASI PEMERINTAH DAERAH LAINNYA
DATA CENTER PUSDATIN • Informasi LPPD
KEMENDAGRI • Informasi EPPD
• Informasi Perda (Aplikasi e-Perda)
• Informasi Binwas/Audit, dst.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 36
INTEGRASI APLIKASI E-PERDA

6. JDIHN 1. Biro Hukum Provinsi


Integrasi dengan Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN)

5. Komponen dan
Kementerian/Lembaga
2. Bagian Hukum Kabupaten/Kota
Koordinasi fasilitasi produk hukum daerah Cepat, Transparan dan Terintegrasi
dengan Komponen dan K/L terkait

4. Biro Hukum Kemendagri 3. SiOLA Kemendagri


Proses pemberian nomor register

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 37
LAYANAN APLIKASI E-PERDA
01 ANALISA KEBUTUHAN PERDA

02 PENYAMPAIAN PROPEMPERDA

03 E-FASILITASI

04 E-PERSETUJUAN

05 E-REGISTER
Cepat, Transparan dan Terintegrasi

06 E-KLARIFIKASI

07 E-KONSULTASI

08 INDEKS KEPATUHAN DAERAH

09 BANK DATA PRODUK HUKUM DAERAH

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 38
IMPLEMENTASI APLIKASI E-PERDA DALAM PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA
BERDASARKAN SE MENDAGRI NOMOR 188/1978/OTDA TANGGAL 17 MARET 2022
1. TUJUAN APLIKASI E-PERDA
Aplikasi e-Perda bertujuan untuk
mengakselerasi kecepatan pembinaan dan
2. PENGGUNAAN APLIKASI E-PERDA
dalam rangka pembinaan terhadap
pengawasan serta untuk meningkatkan
pembentukan produk hukum daerah
kualitas terhadap pembentukan produk
khususnya yang bersifat pengaturan (regeling)
hukum daerah terutama yang bersifat
harus menggunakan Aplikasi e-Perda
pengaturan (regeling), sehingga diharapkan
terhitung mulai tanggal 1 April 2022
dapat memberikan dampak terhadap
dan untuk petunjuk penggunaannya dapat
pembangunan daerah serta dapat
diunduh melalui tautan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
https://bit.Iy/TutoriaIAplikasiEperda.

3. BANK DATA NASIONAL 4. HELP DESK E-PERDA


Aplikasi e-Perda digunakan sebagai bank
data produk hukum daerah secara nasional Hal-hal teknis terkait akses dan
serta digunakan sebagai tools untuk pengoperasian Aplikasi e-Perda dapat
memastikan bahwa pembentukan produk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal
hukum daerah telah memenuhi asas Otonomi Daerah melalui Direktorat Produk
pembentukan dan asas materi muatan Hukum Daerah.
produk hukum daerah.

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id 39
TERIMA KASIH
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH

ditphd.kemendagri eperda.kemendagri.go.id

Anda mungkin juga menyukai