Anda di halaman 1dari 120

PENGUATAN KELEMBAGAAN

PERANGKAT DAERAH
YANG MENANGANI
SUB URUSAN JASA KONSTRUKSI

Drs. Makmur Marbun, M.Si


Direktur Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Daerah
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

Batam, 19 Agus tus 2019


PERAN STRATEGIS KEMENDAGRI
Menjamin keberlangsungan
• pelayanan & pemberdayaan
masyarkat
• pembangunan daerah
UU NO. 23 TAHUN 2014 POROS • Demokrasi
Pemerintahan & Politik • penegakan hukum dan
ttg PEMDA Dalam Negeri
MDN melakukan pembinaan dan pengawasan kesatuan bangsa
umum penyelenggaraan pemda secara nasional

berlandaskan Komitmen bersama &


• Penjabaran Visi, Misi, dan Program partisipasi masyarakat
sesuai dgn agenda prioritas NAWA Gubernur, bupati/walikota
CITA Presiden RI Jokowi-JK dlm Melaksanakan program
Perpres 2 Thn 2015 ttg RPJMN 2015- secara efektif, efisien, bersih Mengelola dan memecahkan
2019; berwibawa dlm rangka berbagai isu strategis
• Penjabaran Program Operasional memperkokoh NKRI
KEMENDAGRI
• Koordinasi antar K/L secara terpadu
SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH YG
BERSIH, EFEKTIF DAN DEMOKRATIS

2
3
KEBIJAKAN PEMERINTAH JOKOWI-JK
Tahun 2014-2019

NAWA CITA
1. Pembatalan Perda
DEREGULASI
2. Pembatalan Permendagri

2
KEBIJAKAN
POKOK PP 18 TAHUN 2016:
1. Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran
2. Integrasi Kelembagaan, Sistem Merit dan Perbaikan
Pelayanan Publik menuju Dynamic Government
DEBIROKRATISASI 3. Mempertegas fungsi Dinas dan Badan
4. KDH dapat menyesuaikan besaran Perangkat
Daerah.

Meningkatkan investasi dan daya saing Nasional 4


ARAHAN PRESIDEN RI

“Membangun hubungan tata kelola pemerintah


pusat dan daerah yang lebih efektif, efisien,
taat kepada hukum, mempercepat reformasi
birokrasi, dalam upaya penguatan otonomi
daerah”
Joko Widodo
Presiden RI
LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF

PRESIDEN
PUSAT
Kementerian/LPNK
Sebagian
Koordinasi Urusan Koordinasi

KEMENDAGRI
Tanggungjawab

DAERAH PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

DESA
6
Perbandingan Jumlah Daerah Otonom
N Sebelum Desentralisasi 1999
Dengan Sesudah Desentralisasi 1999
K
R 8
Luas Wilayah
1.916.862,20 km2

I (30,7%)
181
Jumlah Penduduk
261.142.385 Jiwa
(77,3%)
34
(57,6%)
1.541
(28,1%)
2.544
(42,8%)
15.123
(25,2%)

7
FOKUS PEMBANGUNAN

$ Pembangunan
Infrastruktur Ekonomi
Fokus
Pemerintah

& Pembangunan
Infrastruktur Sosial

• Infrastruktur ekonomi, antara lain : jalan, bandara, pelabuhan, perkeretaapian, toll laut, dll
• Infrastruktur sosial, antara lain : sekolah, pasar, rumah sakit, dll

8
KEBIJAKAN DESENTRALISASI
DARI MASA KE MASA

1999
UU 22/1999
Dominan
Desentralisasi
2004
1945 UU 32/2004
1959 1974 mencari
UU 1/1945 keseimbangan
Dominan
1957 UU 5/1974
Presidential
Sentralisasi Dominan
UU 1/1957 Edict 6/1959
1903 1948 1965 Sentralisasi
Dominan Dominan
Desentralisatie UU 22/1948 Desentralisasi Sentralisasi
UU 18/1965
Wet 1903 Dominan Dominan
Dominan Desentralisasi Desentralisasi
Sentralisasi
UU 23/2014
Efektivitas dan
efisiensi
penyelenggaraan
Pemda

2014

9
TUJUAN OTONOMI DAERAH
(UU 23 Tahun 2014)

URUSAN
INSTRUMEN KDH DAN OTONOMI
UNTUK MENCAPAI DPRD DAERAH

1. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ASN PADA


PERANGKAT
2. MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DAERAH
PERANGKAT
DAERAH

3. MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH TATA KELOLA

PARTISIPASI
MASYARAKAT
BINWAS

Keberhasilan pencapaian Tujuan Otda sangat ditentukan oleh KDH, DPRD, beserta
perangkat Daerah dan ASN pada Perangkat Daerah.
10
STRATEGI MEMPERBESAR RUANG FISCAL
MELALUI PENATAAN PERANGKAT DAERAH DALAM PP 18/2016

Belanja Terjadi inefisiensi :


Belanja
OPD
Belanja
Barang & Belanja aparatur > belanja publik
Jasa Pegawai Modal

Belanja Belanja Belanja Pilihan Moderat,


OPD Barang &
Jasa Pegawai
Modal
belanja aparatur = belanja publik

Lebih mengutamakan belanja


Belanja
Belanja
Belanja modal untuk publik dibanding
OPD Barang
& Jasa
Pegawai
Modal belanja aparatur, dgn mengecilkan
organisasi sebagai strategi
antisipasi
11
DASAR HUKUM& TUJUAN
PENATAAN, PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PERANGKAT DAERAH

DASAR HUKUM Tujuan Penataan Perangkat Daerah


1.Membentuk perangkat daerah yang rasional,
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang proporsional, efektif dan efisien, sehingga
Pemerintahan daerah tepat fungsi dan tepat ukuran;
2.Meningkatkan kualitas pelayanan publik,
melalui pengurangan belanja pegawai dan
PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang memperbesar belanja modal.
Perangkat Daerah

Tujuan Pembinaan dan Pengendalian


Permendagri Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pedoman Pembentukan dan 1.Untuk meningkatkan kemampuan Daerah dalam
Klasifikasi Cabang Dinas dan UPT penataan perangkat Daerah yang tepat fungsi, dan
Daerah sinergis secara berkelanjutan menuju perangkat
Daerah yang modern
Permendagri Nomor 99 Tahun 2018 2.Untuk menjamin penataan Perangkat Daerah yang
tentang Pembinaan dan Pengendalian dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-12
Perangkat Daerah. undangan
DASAR PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
(Psl 208, Psl 217 dan Psl 219 UU 23/2014 JO PP 18/2016)

KEPALA DAERAH DAN DPRD DALAM MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAn


dibantu oleh Perangkat Daerah (Pasal 208)

URUSAN Pasal 217 UU 23/2014:


PEMERINTAHAN Dinas dibentuk untuk melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi
URUSAN URUSAN kewenangan Daerah.
WAJIB & TIDAK SETIAP PENUNJANG
PILIHAN URUSAN
DIBENTUK DALAM
ORGANISASI Pasal 219 UU 23/2014:
TERSENDIRI Badan dibentuk untuk melaksanakan
Diwadahi dalam Diwadahi dalam
DINAS BADAN
fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan yang menjadi
UPT DINAS UPT BADAN kewenangan Daerah.

13
LEMBAG A T ER T EN T U
(U U 23/ 2014 JO Psl 46 (5) PP 18/ 2016)

KETENTUAN PASAL 231 UU 23/2014 :


Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan
memerintahkan pembentukan lembaga tertentu di
Daerah, lembaga tersebut dijadikan bagian dari
Perangkat Daerah yang ada setelah dikonsultasikan
kepada Menteri dan menteri yang menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang pendayagunaan aparatur
negara

Contoh :
• Unit Kerja Pengadaan Barang & Jasa (UKPBJ)
Melekat Pada Perangkat
• Sekretariat Komisi Informasi Daerah Daerah Yang Ada
• Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia
• Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh), dsb
14
LINGKUNGAN HIDUP

15
URUSAN PEMERINTAHAN
( Pasal 9 s.d Pasal 26)

ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM

Sepenuhnya menjadi Dibagi antara Kewenangan Presiden


kewenangan Pemerintah Pemerintah Pusat & sebagai Kepala Pemerintahan
Pusat provinsi & kab/kota.

6 Urusan Meliputi:
6 Urusan
• politik luar negeri Pemerintahan Wajib • pembinaan wawasan kebangsaan &
• pertahanan Pelayanan Dasar ketahanan nasional
• keamanan • pembinaan persatuan dan kesatuan
bangsa
• yustisi 18 Urusan • pembinaan kerukunan antarsuku &
• moneter dan fiskal Pemerintahan Wajib intrasuku, umat beragama, ras, dan
nasional Non Pelayanan Dasar golongan lainnya guna
• Agama mewujudkan stabilitas kemanan
lokal, regional, dan nasional
Pemerintah Pusat: 8 Urusan • Konflik sosial
• melaksanakan sendiri Pemerintahan Pilihan. • koordinasi pelaksanaan tugas
• melimpahkan kpd • pengembangan kehidupan
Instansi Vertikal di demokrasi
Daerah atau gubernur • pelaksanaan semua Urusan
pemerintahan yg bukan merupakan
sebagai wakil
kewenangan Daerah
Pemerintah
URUSAN PEMERINTAHAN KONKURENWAJIB PELAYANAN DASAR
( Pasal 11 UU 23/2014)

Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Wajib Urusan Pemerintahan


Wajib Pelayanan Dasar Non Pelayanan Dasar Pilihan
6 URUSAN 18 URUSAN
1. Tenaga Kerja 8 URUSAN
1. Pendidikan 1. Kelautan dan
2. Pemberdayaan
2. Kesehatan Perempuan & perikanan
3. Pekerjaan umum Pelindungan Anak
3. Pangan 2. Pariwisata
dan penataan
4. Pertanahan 3. Pertanian
ruang 5. Lingkungan Hidup 4. Kehutanan;
4. Perumahan rakyat 6. Administrasi 5. Energi dan sumber
dan kawasan Kependudukan &
Pencatatan Sipil daya mineral;
permukiman
7. Pemberdayaan 6. Perdagangan;
5. Ketenteraman, Masyarakat dan Desa 7. Perindustrian; dan
ketertiban umum, 8. PP & KB 8. Transmigrasi.
dan pelindungan 9. Perhubungan
masyarakat 10.Kominfo
6. Sosial. 11.Koperasi dan UKM
12.Penanaman Modal
13.Kemenpora
14.Statistik
15.Persandian
16.Kebudayaan
17.Perpustakaan
18.Kearsipan. 17
SUMBER DAYA AIR;

AIR MINUM;

PERSAMPAHAN;

AIR LIMBAH;

SUB URUSAN PU & DRAINASE;

PENATAAN RUANG PERMUKIMAN;

BANGUNAN GEDUNG;
PENATAAN BANGUNAN &
LINGKUNGANNYA;
JALAN;

JASA KONSTRUKSI;

PENATAAN RUANG
KEWENANGAN JASA KONSTRUKSI
Dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Terkait Jasa Konstruksi

PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA


1. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan pelatihan tenaga 1. Penyelenggaraan pelatihan
Pelatihan tenaga kerja ahli konstruksi tenaga terampil konstruksi
konstruksi percontohan 2. Penyelenggaraan sistem informasi 2. Penyelenggaraan sistem
2. Pengembangan sistem jasa konstruksi cakupan daerah informasi jasa konstruksi cakupan
informasi jasa konstruksi provinsi Daerah kabupaten/kota
cakupan nasional 3. Penerbitan izin usaha jasa
3. penerbitan izin usaha jasa konstruksi nasional (non kecil dan
konstruksi asing kecil)
4. pengembangan standar 4. Pengawasan tertib usaha, tertib
kompetensi kerja dan penyelenggaraan dan tertib
pelatihan jasa konstruksi pemanfaatan jasa konstruksi
PERUMPUNAN PERANGKAT DAERAH

1 Penggabungan Urusan
Pemerintahan

3
a) Kedekatan karakteristik Urusan
Pengabungan urusan
Pemerintahan; dan/atau pemerintahan paling banyak 3
b) Keterkaitan antar penyelenggaraan (tiga) urusan pemerintahan
Urusan Pemerintahan.

2 Perumpunan Urusan Pemerintahan


a) Pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga, serta pariwisata;
b) Kesehatan, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pengendalian penduduk
dan keluarga berencana, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil serta pemberdayaan
masyarakat dan Desa;
c) Ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, sub urusan ketenteraman dan
ketertiban umum dan sub urusan kebakaran;
d) Penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, perindustrian, perdagangan, energi dan
sumber daya mineral, transmigrasi, dan tenaga kerja;
e) Komunikasi dan informatika, statistik, dan persandian;
f) Perumahan dan kawasan permukiman, pekerjaan umum dan penataan ruang, pertanahan,
perhubungan, lingkungan hidup, kehutanan, pangan, pertanian, serta kelautan dan
perikanan; dan
g) Perpustakaan dan kearsipan
20
PEMBENTUKAN
PERANGKAT DAERAH
1. Urusan Pemerintahan 4. Efektivitas,
yang menjadi 5. Pembagian habis
Kewenangan Daerah, tugas,
2. Intensitas Urusan 6. Rentang kendali, 1 ASAS PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
Pemerintahan dan 7. Tata kerja yang
Potensi Daerah, jelas dan
3. Efisiensi, 8. Fleksibilitas 1. memperoleh informasi tentang intensitas
pemerintahan wajib dan potensi urusan

PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN


2 pemerintahan pilihan
2. beban kerja penyelenggaran urusan
pemerintahan

TIPE PERANGKAT DAERAH 3 DALAM HAL KEMAMPUAN DAN KETERSEDIAN


APARATUR TERBATAS, TIPE PERANGKAT
DAERAH DAPAT DITURUNKAN

1. umum dengan bobot 20% 4 KRITERIA TIPELOGI PERANGKAT DAERAH


2. teknis dengan bobot 80%
1. jumlah penduduk;
KRITERIA VARIABEL UMUM 5 2. luas wilayah; dan
3. jumlah anggaran pendapatan dan
belanja Daerah
Ditetapkan berdasarkan beban tugas utama pada
setiap urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah provinsi dan daerah 6 KRITERIA VARIABEL TEKNIS
kabupaten/kota serta fungsi penunjang urusan
pemerintahan 21
AZAS PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
(Pasal 2 PP 18/2016 tentang Perangkat Daerah)

Adalah “Perangkat Daerah hanya


Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
1 Daerah. dibentuk untuk melaksanakan Urusan
Pemerintahan berdasarkan asas otonomi
Intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi dan Tugas Pembantuan”.
2. Daerah

Efisiensi Adalah “Penentuan jumlah dan susunan


3 Perangkat Daerah didasarkan pada
volume beban tugas untuk melaksanakan
Efektivitas
4 suatu Urusan Pemerintahan atau volume
beban tugas untuk mendukung dan
5
Pembagian habis tugas menunjang pelaksanaan Urusan
Pemerintahan.
Rentang kendali
6

Tata kerja yang jelas; dan


7

Fleksibilitas
8
22
FUNGSI PERANGKAT DAERAH

Dinas Daerah merupakan Badan Daerah


pelaksana fungsi inti (operating melaksanakan fungsi
core) yang melaksanakan tugas penunjang (technostructure)
dan fungsi sebagai pembantu yang melaksanakan tugas
kepala Daerah dalam dan fungsi sebagai
melaksanakan fungsi mengatur pembantu kepala Daerah
dan mengurus sesuai bidang dalam melaksanakan fungsi
Urusan Pemerintahan yang mengatur dan mengurus
diserahkan kepada Daerah, untuk menunjang
baik urusan wajib maupun kelancaran pelaksanaan
urusan pilihan fungsi inti (operating core).

23
T I PE L O G I D I NA S D A N B A D A N

➢ DINAS/BADAN TIPE A APABILA HASIL PERHITUNGAN NILAI VARIABEL LEBIH


DARI 800 (DELAPAN RATUS);
➢ DINAS/BADAN TIPE B APABILA HASIL PERHITUNGAN NILAI VARIABEL LEBIH
DARI 600 (ENAM RATUS) SAMPAI DENGAN 800 (DELAPAN RATUS);
➢ DINAS/BADAN TIPE C APABILA HASIL PERHITUNGAN NILAI VARIABEL LEBIH
DARI 400 (EMPAT RATUS) SAMPAI DENGAN 600 (ENAM RATUS).

➢ MENJADI BIDANG APABILA HASIL PERHITUNGAN NILAI VARIABEL LEBIH DARI


300 (TIGA RATUS) SAMPAI DENGAN 400 (EMPAT RATUS);
➢ MENJADI SUBBIDANG ATAU SEKSI PADA BIDANG APABILA HASIL
PERHITUNGAN NILAI VARIABEL KURANG DARI ATAU SAMA DENGAN 300 (TIGA
RATUS)

24
PELAKSANA FUNGSI DINAS/BADAN

DINAS/BADAN

CABANG DINAS UPT DINAS/BADAN

➢melaksanakan Urusan Peme- ➢melaksanakan kegiatan teknis


rintahan bidang pendidikan dan operasional dan/atau kegiatan
Urusan Pemerintahan yang hanya teknis penunjang tertentu.
diotonomikan kepada Daerah
provinsi ➢bersifat mandiri dan mendukung
tugas teknis tertentu dari satu atau
➢tidak mempunyai unit organisasi lebih fungsi Dinas/Badan.
terendah, kecuali sekretariat.
25
JABATAN PERANGKAT DAERAH
PROVINSI KAB/KOTA
• kepala dinas Daerah provinsi / eselon • kepala dinas Daerah kab/kota / eselon
IIa atau jabatan pimpinan tinggi IIb atau jabatan pimpinan tinggi
pratama pratama
• sekretaris dinas Daerah provinsi tipe A • sekretaris dinas Daerah kab/kota tipe
dan tipe B, kepala bidang,/eselon IIIa A dan tipe B/eselon IIIa atau jabatan
atau jabatan administrator. administrator.
• Kepala cabang dinas Daerah provinsi • Kepala Bidang/ eselon IIIb atau
tipe A, kepala UPT dinas provinsi tipe A/ jabatan administrator.
eselon IIIb atau jabatan administrator.
• Kepala subbagian, kepala seksi, dan
• Kepala subbagian, kepala seksi, kepala kepala UPT dinas/eselon IV atau
cabang dinas Daerah provinsi, dan jabatan pengawas.
kepala UPT dinas tipe B/eselon IV atau
jabatan pengawas.
26
PE M BE NT UK A N UPT D A N C A BA NG D INA S
( Ps l 1 9 , Ps l 2 2 d a n Ps l 4 1 PP 1 8 / 2 0 1 6 )

UPT : CABANG DINAS:


• Pada dinas dan Badan dapat • Cabang dinas dapat dibentuk di
dibentuk UPT dinas untuk kab/kota hanya untuk urusan yang
melaksanakan kegiatan teknis diotonomikan kepada daerah provinsi :
operasional dan/atau kegiatan teknis 1. Kehutanan
penunjang tertentu; 2. Energi dan Sumber Daya Mineral
3. Kelautan
• Teknis operasional adalah Yang 4. Pendidikan Menengah
langsung berhubungan dengan
masyarakat • Tujuan dibentuk Cabang dinas: untuk
• Teknis penunjang tertentu adalah percepatan dan efisiensi pelayan
yang mendukung tugas organisasi publik urusan pemerinta-han.
induk
27
PEMBENTUKAN UPT DINAS
Pada dinas dapat dibentuk • UPT dinas tipe A untuk
UPT dinas untuk melaksana- mewadahi beban kerja
kan kegiatan teknis yang besar; dan
operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang • UPT dinas tipe B untuk
tertentu yang membutuh- mewadahi beban kerja
kan satu kesatuan yang kecil.
manajemen dalam penye-
lenggaraannya
Pembentukan UPT Pembentukan UPT
Kriteria klasifikasi UPT dinas dan dinas Daerah dinas Daerah
tata cara pembentukan UPT dinas Provinsi kabupaten/kota
diatur lebih lanjut dengan peraturan ditetapkan melalui ditetapkan dengan
Menteri Dalam Negeri setelah peraturan Peraturan Bupati/Wali
mendapat pertimbangan tertulis gubernur kota setelah
dari menteri terkait dan menteri setelah dikonsultasikan
yang menyelenggarakan Urusan dikonsultasikan secara tertulis kepada
Pemerintahan di bidang aparatur secara tertulis gubernur SWPP
negara dengan MDN 28
Organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
Pengertian kegiatan teknis penunjang tertentu pada Dinas atau Badan Daerah

Berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas atau


Kedudukan kepala Badan sesuai dengan bidang urusan pemerintahan atau
penunjang yang diselenggarakan

UPTD Fungsi
Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu

KELAS A: DIBENTUK APABILA


1. Lingkup tugas dan fungsinya meliputi dua bidang fungsi dinas/badan atau Wilayah kerja
lebih dari 1 kab/kota (untuk prov) dan 1 Kecamatan (untuk Kab/Kota)
2. Jumlah jam kerja efektif 15.000 jam kerja per tahun (untuk Prov) dan 10.000 jam kerja
efektif per tahun (untuk Kab/Kota)
Klasifikasi
KELAS B: DIBENTUK APABILA
1. Lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 fungsi dinas/badan pada dinas/badan atau
Wilayah kerjanya hanya 1 kabupaten/kota (untuk Prov) dan 1 kec (untuk Kab/kota)
2. Jumlah jam kerja efektif antara 6000 s/d kurang dari 15.000 jam/th (untuk Prov) dan
5.000 – 10.000 jam/th (untuk Kab/Kota).
Apakah Kriteria Pembentukan UPTD?
Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
Kegiatan teknis Operasional kegiatan teknis penunjang tertentu dari urusan
Pemerintahan yg bersifat pelaksanaan dan menjadi
tanggung jawab dari dinas/badan instansi induknya

Penyediaan barang dan/atau jasa yg diperlukan oleh


Penyedia barang dan/ jasa masyarakat dan/atau oleh perangkat daerah lain yg
berlangsung secara terus menerus
Memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan
Kontribusi, manfaat langsung nyata kepada masyarakat dan/atau dalam
dan nyata penyelenggaraan pemerintahan

Tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai,


Sumber Daya pembiayaan, sarana dan prasarana; (P3D)

Tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan


Jabatan Fungsional Teknis tugas dan fungsi UPT yang bersangkutan
Memiliki SOP dalam melaksanakan tugas teknis
SOP operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang
tertentu
Memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah
Keserasian hubungan Propinsi dengan Pemerintah Kabupaten/kota
NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH
YANG MELAKSANAKAN URUSAN PUPR

31
1. Dinas Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan penataan ruang dapat memiliki 2 (dua) bidang
lebih banyak dari ketentuan yg berlaku bagi dinas/badan lain.
(Pasal 72 & Pasal 89 PP No. 18/2016)
KEKHUSUSAN DALAM
PP 18/2016 2. Dalam hal perhitungan nilai variabel Urusan Pemerintahan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang memperoleh
nilai 951 (sembilan ratus lima puluh satu) sampai dengan 975
(sembilan ratus tujuh puluh lima), Urusan Pemerintahan
tersebut dapat diwadahi dalam 2 (dua) dinas/badan tipe B,
dan dalam hal memperoleh nilai di atas 975 (sembilan ratus
tujuh puluh lima) dapat diwadahi dalam 2 (dua) dinas/badan
tipe A. (Pasal 73 & Pasal 90 PP No. 18/2016)

32
PEDOMAN NOMENKLATUR

Pasal 124 Ayat (1)


PP 18/2016 Pasal 124 Ayat (3)
Pada saat PP ini mulai
berlaku, untuk pertama kali,
PP 18/2016
penetapan pedoman Dalam hal pedoman
nomenklatur Perangkat nomenklatur Perangkat
Daerah oleh Daerah belum ditetapkan
Kementerian/LPNK & sampai batas waktu
pelaksanaan pemetaan UP sbgmana ayat (1), kepala
oleh Pemda bersama dgn Daerah dapat menetapkan
Kementerian/LPNK nomenklatur Perangkat
diselesaikan paling lambat 2 Daerah dengan Perkada
bln sejak PP ini diundangkan.
NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH YANG MELAKSANAKAN URUSAN PU PR
(PERMENDAGRI NOMOR 106/2017)

Permendagri lahir sebagai amanat Pasal 109 PP Nomor 18 Tahun 2016 ----->
ditetapkan Permendagri yang mengatur pedoman nomenklatur unit kerja dinas
yang melaksanakan urusan pemerintahan yg diselenggarakan oleh lebih dari
1 kementerian/ lembaga pemerintahan non kementerian

Dinas Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang melaksanakan urusan


pekerjaan umum dan penataan ruang, dapat memiliki 2 (dua) bidang lebih
banyak dari ketentuan yg berlaku bagi dinas/badan lain. Namun apabila
terbentuk 2 Dinas, maka ketentuan ini tidak berlaku

Daerah Yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum &


Penataan Ruang, dalam hal hasil pemetaan urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum & penataan ruang memiliki nilai di atas 975, dapat dibentuk paling banyak 2
(dua) Dinas berupa Dinas Tipe A

Dalam hal hasil pemetaan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum &
penataan ruang memiliki nilai 951 sampai dengan 975, dapat dibentuk paling
banyak 2 (dua) Dinas berupa Dinas Tipe B

34
NOMENKLATUR 2 (DUA) DINAS
(Pendekatan Beban Kerja Sektoral & Pendekatan Rumpun Kompetensi Berdasarkan Permendagri Nomor 106/2017)

DINAS .
DINAS SUMBER DAYA DINAS SUMBER DAYA DINAS SUMBER DAYA
SUMBER DAYA AIR &
AIR & BINA MARGA AIR, BINA MARGA & AIR, CIPTA KARYA &
BINA KONSTRUKSI TATA RUANG BINA KONSTRUKSI
DINAS CIPTA KARYA,
BINA KONSTRUKSI DAN DINAS CIPTA KARYA & DINAS BINA MARGA & DINAS BINA MARGA,
TATA RUANG TATA RUANG BINA KONSTRUKSI CIPTA KARYA & TATA
RUANG

35
“Dalam hal Pemda telah menetapkan
Peraturan Kepala Daerah ttg nomenklatur,
tugas, fungsi, dan tata kerja Dinas Provinsi,
Pasal 19 Kabupaten/Kota, perlu menyesuaikan dengan
Peraturan Menteri ini paling lambat 6 (enam)
Permendagri 106/2017 bulan sejak diundangkan”

Permendagri 106/2017 diundangkan pada


13 November 2017

36
PERMASALAHAN KELEMBAGAAN
PASCA PP 18/2016

1. Nomenklatur Dinas dan Badan yang bervariasi dan tidak sesuai


dengan perumpunan yang diatur dalam ketentuan PP 18/2016.

2. Keterlambatan K/L dalam menetapkan pedoman nomenklatur


Perangkat Daerah sehingga Daerah menetapkan sendiri dengan
Perkada (Pasal 124 Ayat (3) PP 18/2016)
3. Nomenklatur Perangkat Daerah yang ditetapkan dengan Perkada
belum menyesuaikan dengan peraturan yang telah dikeluarkan
oleh K/L.
Perlu Evaluasi
4. Tipelogi Dinas dan Badan melebihi hasil pemetaan.

5. Masih terdapat tumpang tindih tugas dan fungsi pada beberapa


Dinas.

6. Kewenangan Berdasarkan UU 23/2014 berbeda dengan UU


Sektoral (contoh: kewenangan sub-urusan penerbangan), yang
berdampak pada perubahan kelembagaan.

37
Profil OPD Jasa Konstruksi Provinsi
Data OPD Provinsi berdasarkan Jumlah 22 Provinsi
Eselon setingkat
eselon 3

Setara
Es.3 4 Provinsi
15%
setingkat
eselon 4
Setara
9% Es.4
3 Provinsi non
12% Non struktural
64%
Struktural

Belum Ada 5 Provinsi


belum
terdapat OPD

Fokus : 5 Provinsi yang belum memiliki OPD Jasa Konstruksi


(Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, DKI, dan Papua Barat)
Profil OPD Jasa Konstruksi Kab/Kota
Data OPD Kab/Kota berdasarkan 112 Kab/Kota
Jumlah Eselon setingkat
eselon 3

170 Kab/Kota
setingkat
22%
eselon 4
Setara Es.3
43%
Setara Es.4
Non Struktural 11 Kab/Kota
Belum Ada
non struktural
33%
2%
221 Kab/Kota
belum
terdapat OPD

Fokus : 221 Kab/Kota (43%) yang belum memiliki OPD Jasa Konstruksi
SE Mendagri kepada Gubernur
Nomor 601/4409/SJ tanggal 31 Mei 2019
Hal Penguatan Kelembahaan Perangkat
Daerah yang Menyelenggarakan Sub
Urusan Jasa Konstruksi
SE Mendagri kepada Bupati/Walikota
Nomor 601/4410/SJ tanggal 31 Mei 2019
Hal Penguatan Kelembahaan Perangkat
Daerah yang Menyelenggarakan Sub
Urusan Jasa Konstruksi
EVALUASI
PENATAAN PERANGKAT DAERAH
PASCA PP 18/2016

42
1 Perpres tentang Penjabat
1 Sekretaris Daerah

16 Permendagri dan Beberapa Peraturan


K/L tentang Pedoman Nomenklantur
2 Tahun 2 Perangkat Daerah telah ditetapkan;

Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Provinsi dan 416 Kabupaten dan 98
Kota telah menyesuaikan perangkat
18 Tahun 2016 3 daerah dengan PP 18 Tahun 2016;
diberlakukan
34 Provinsi dan beberapa Kabupaten/Kota telah
menyesuaikan UPTD sesuai dengan Permendagri No.
4 12 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Klasifikasi
Cabang Dinas dan UPTD;
Perpres 3 Tahun 2018 tentang Penjabat Sekretaris Daerah

Permendagri Nomor 95 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Aceh;

Permendagri Nomor 97 Tahun 2016 ttg Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta;

Permendagri Nomor 100 Tahun 2016 ttg Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Dan Kabupaten/Kota;
Permendagri Nomor 104 Tahun 2016 ttg Pedoman Nomenklatur Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Kabupaten Kota;
Permendagri Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi Dan Daerah
PERPRES & Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Fungsi Penunjang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan;

PERMENDAGRI Permendagri Nomor 8 Tahun 2017 ttg Kelembagaan Pemerintah Daerah D.I Yogyakarta;

TURUNAN PP NOMOR Permendagri Nomor 9 Tahun 2017 tentang Perangkat Daerah Provinsi Papua Dan Provinsi Papua Barat;

18 TAHUN 2016 Permendagri Nomor 12 Thn 2017 ttg Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan UPTD;

Permendagri Nomor 106 Tahun 2017 ttg Perangkat Daerah Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang;

Permendagri Nomor 107 Tahun 2017 ttg Pedoman Nomenklatur Inspektorat Daerah Provinsi Dan Kabupaten/Kota;

Permendagri Nomor 108 Tahun 2017 ttg Kompetensi Pemerintahan.

Permendagri Nomor 120 Tahun 2017 ttg UPT Dinas Dukcapil Kab./Kota

Permendagri Nomor 140 Tahun 2017 ttg UPT Pedoman Noemnklatur BNPP Daerah

Permendagri RI Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pembinaan dan Penataan Perangkat Daerah

Permendagri Nomor 112 Tahun 2018 tentang UKPBJ di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kab./Kota

Permendagri Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perangkat Daerah yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidan Kesbangpol
44
8 PERMENDAGRI YANG SEDANG DALAM PROSES PENYUSUNAN
NO JUDUL POSISI KETERANGAN
1. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses Finalisasi
Pedoman Nomenklatur Sekretariat Daerah Provinsi Dan
Kabupaten/Kota

2. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses Finalisasi


Perangkat Daerah Bidang Satuan Polisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran
3. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses -
Perangkat Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Desa
4. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses Substansi ditarik ke materi PP tentang
Kesulitan Geografis Kewenangan Daerah Provinsi di Laut dan
Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan
5. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses -
Pedoman Nomenklatur Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
6. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses -
Pedoman Nomenklatur Kecamatan
7. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses
Pedoman Nomenklatur Penggantian Pegawai ASN di
Lingkungan Pemerintah Daerah
8. Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Dalam Proses
Pedoman Mutasi PNS antar Kabupaten/Kota, dan antar
Provinsi

45
PERBANDINGAN JUMLAH STRUKTURAL (ESELONERING)
PERANGKAT DAERAH PROVINSI PP 18/2016 DAN PP 41/2007
PERBANDINGAN TOTAL ESELONERING
PERANGKAT DAERAH PROVINSI PP 18/2016 DAN PP 41/2007

8412
PP 41/2007 PP 18/2016
(44,397) (38,684)
jabatan jabatan

5046
Jumlah struktur sesuai PP 18/2016

2297
2094
1676

1627
1603

1541
1391
1363

1322

1244

1245

1218
1199
1194

1172
1169
1166
1162
1149

1122

1121
1109

1087

1075
1070

1063
1044

1039
1029
1015
995

993
970

968
962
954

948
936
935

930
927
926

926
921
909

908

907
898

895
862

857
851

850
836

836

831
829
828
806

719
706
704
686

686
684
638

46
JUMLAH JABATAN STRUKTURAL (ESELONERING) PERANGKAT DAERAH PROVINSI
SELURUH INDONESIA BERDASARKAN PP 18/2016

25190
(65,03%)
Kewenangan Gubernur sesuai PP
18/2016:
1. Dapat menurunkan tipelogi Perangkat
Daerah dari hasil pemetaan
2. Menggabungkan urusan
pemerintahan daerah paling banyak 3
7913
(20,43%) urusan pemerintahan sesuai dengan
perumpunan
2428
1382 1396 (6,27%)
38 (3,6%) 386 (3,6%)
(0,098%) (1%)

I.B II.A II.B III.A III.B IV.A IV.B

47
JUMLAH TIPOLOGI DINAS PROVINSI
BERDASARKAN PP 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
43

Dinas Tipe A Dinas Tipe B Dinas Tipe C


33
31
28
27
26 26 26 26 26 26
25 25
24 24
23 23
22 22

18 18

13 13
12
11
10
8
7
6 6
5 5 5 5 5 5
4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2
1 1 1 11 11 1 1

Catatan: Untuk Dinas PUPR dan Pertanian dapat dibentuk 2 Dinas sehingga jumlahnya lebih dari 34 48
VARIASI NOMENKLATUR DINAS DAN BADAN PASCA PP 18/2016
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PEMERINTAHAN PROVINSI A B C

1. Pendidikan Dinas Pendidikan 18 17 1 -


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 14 14 - -
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 1 1 - -
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 1 1 - -
2. Kesehatan Dinas Kesehatan 34 31 3 -
3. Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 22 14 8 -
dan Penataan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumberdaya Mineral 1 1 - -
Ruang
Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi 2 2 - -
Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang 1 1 - -
Dinas Pekerjaan Umum Bina marga dan Tata Ruang 1 1 - -
Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan tata ruang 1 1 - -
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang 2 2 - -
Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air 1 1 - -
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan 1 - 1 -
Dinas Ciptakarya dan SDA 1 1 - -
Dinas SDA dan Bina Marga 1 - 1 -
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air 1 1 - -
Dinas Pengairan 1 1
49
Lanjutan ..
URUSAN JUMLAH TIPOLOGI
NO NOMENKLATUR
PEMERINTAHAN PROVINSI A B C NON
4. Perumahan Rakyat dan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman 13 6 4 3
Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat 1 1 - -
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan ruang, Perumahan dan Kawasan 1 1 - -
Pemukiman
Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan 6 4 2 -
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya 1 1 - -
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup 1 1 - -
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman 5 2 1 2
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan 2 1 1 -
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan SDA 1 1
5. Ketentraman, Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja 25 21 3 1
Umum dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 3 2 1 -
Perlindungan
Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran 3 3 - -
Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayah Hisbah 1 1 - -
Dinas Kebakaran 1 - 1 -
Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Kebakaran 1 1 - -
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 1 - - - 1
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 10 - - - 10
Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam kebakaran 1 - - - 1 50
Lanjutan ..
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PEMERINTAHAN PROVINSI
A B C
6. Sosial Dinas Sosial 26 23 2 1
Dinas Sosial, Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak 1 1 - -
Dinas Sosial, Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1 1 - -
7. Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi 18 16 2 -
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk 1 1 - -
Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral 2 2 - -
Dinas Tenaga Kerja 3 3 - -
8. Pemberdayaan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 15 10 5
Perempuan dan
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk 7 7 - -
Perlindungan Anak
dan Keluarga Berencana
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat 1 1 - -
Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk 3 3 - -
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana 1 1 - -

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan 1 1 - -


Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Administrasi 1 1 - -
Kependudukan Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk dan KB

51
Lanjutan ..
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PEMERINTAHAN PROVINSI
A B C
9. Pangan Dinas Ketahanan Pangan 9 7 2 -
Dinas Pangan 5 3 2 -
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan 3 3 - -
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan 1 1 - -
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kelautan 2 2 - -
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 1 - 1 -
Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura 1 1 - -
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura 1 1 - -
10. Pertanahan Dinas Pertanahan 1 - 1 -
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang 1 1 - -
11. Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup 20 15 5 -
Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Lingkungan - - -
Hidup
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6 6 - -
Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan 7 2 - -
Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup 1 1 - -
52
Lanjutan ..
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PROVINSI
PEMERINTAHAN A B C
12. Administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 13 7 3 3
kependudukan dan Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Pengendalian penduduk 4 2 2 -
Pencatatan Sipil dan KB
Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan KB 1 1 - -

Dinas Registrasi kependudukan 1 1 - -


Dinas Kependudukan Pemberdayaan perempuan dan 1 1 - -
Perlindungan Anak
13. Pemberdayaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 23 21 3 -
Masyarakat dan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Administrasi 2 2 - -
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan 1 1 - -
Perlindungan Anak
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Aceh 1 1 - -
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung 1 1 - -
14. Pengendalian Dinas Pengendalian penduduk Dan keluarga berencana 2 1 1
penduduk Dan
keluarga berencana Dinas Pengendalian penduduk, keluarga berencana Kependudukan 2 2 - -
dan Pencatatan Sipil
53
Lanjutan ..
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PEMERINTAHAN PROVINSI
A B C
15. Perhubungan Dinas Perhubungan 33 22 11 -
16. Komunikasi dan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik 4 3 1 -
Informatika Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian 4 3 1 -
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik 7 6 1 -
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian 2 1 1 -
Dinas Komunikasi dan Informatika 14 12 2 -
17. Koperasi, Usaha kecil Dinas Koperasi, Usaha kecil dan Menengah 24 22 2 -
dan Menengah Dinas Koperasi, UMKM 2 2 - -
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 1 1 - -
Dinas Koperasi Usaha Kecil 2 1 1 -
18. Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan PTSP 29 22 7 -
Dinas Penanaman Modal, ESDM dan Transmigrasi 1 1 - -
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu - - - -
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 1 1 - -

54
Lanjutan ..
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PEMERINTAHAN PROVINSI
A B C
19. Statistik - - - -
20. Persandian - - - -
21. Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 9 8 1 -
Dinas Kebudayaan 6 5 1 -
22. Perpustakaan Dinas Perpustakaan 1 1 - -
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah 25 22 3 -
23. Kearsipan Dinas Kearsipan 1 1 - -
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 5 4 1 -
24. Kelautan dan Dinas Kelautan dan Perikanan 29 26 3 -
Perikanan
25. Pariwisata Dinas Pariwisata 16 12 4 -
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1 1 - -

55
Lanjutan ..
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PEMERINTAHAN PROVINSI
A B C
26. Pertanian Dinas Pertanian dan ketahanan pangan 2 2 - -
Dinas Pertanian 9 8 1 -
Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura 6 6 - -
Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan 3 2 1 -
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura 2 2 - -
Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan 1 1 - -
Dinas Pertanian dan Perkebunan 2 2 - -
Dinas Perkebunan dan Peternakan 4 4 - -
Dinas Perkebunan 7 7 - -
Dinas Peternakan 1 1 - -
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 7 6 1 -
Dinas Ketahanan Pangan, Kelauatan dan Pertanian 1 1 - -
Dinas Perkebunan dan Holtikultura 1 1 - -
27. Kehutanan Dinas Kehutanan 27 25 1 1
Dinas Kehutanan dan Perkebunan 1 1 - -

56
Lanjutan ..
NO URUSAN NOMENKLATUR JUMLAH TIPOLOGI
PEMERINTAHAN PROVINSI
A B C
28. ESDM Dinas Energi dan SDM 29 26 3 -
29. Perdagangan Dinas Perdagangan 6 3 3 -
Dinas Perdagangan, Koperasi UKM 1 1 - -
Dinas Perdagangan dan Perindustrian 2 2 - -
Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM 1 - 1 -
30. Perindustrian Dinas Perindustrian dan Energi 1 1 - -
Dinas Perindustrian 7 5 2 -
Dinas Perindustrian dan Perdagangan 19 19 - -
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM 2 2 - -
31. Transmigrasi Dinas Transmigrasi 2 2 - -
Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja 3 3 - -
32. Kepemudaan dan Dinas Kepemudaan dan Olahraga 31 26 5
Olahraga

57
PROGRAM PRIORITAS BIDANG KELEMBAGAAN
DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH

1 Evaluasi Perangkat Daerah berdasarkan Permendagri Nomor 99 Tahun 2018 tentang


Pembinaan dan Pengendalian Penataan Perangkat Daerah;

2 Penataan Kelembagaan dan Pengisian Kepegawaian UKPBJ berdasarkan Permendagri


Nomor 112 Tahun 2018

3 Penyelesaian Permendagri turunan dan pelaksanaan dari PP 18 Tahun 2016;

4 Layanan fasilitasi, konsultasi dan penyelenggaraan Bimbingan Teknis dalam rangka


penguatan penataan kelembagaan dan kepegawaian perangkat daerah;

5
Fasilitasi dan pelaksanaan layanan secara elektronik (online) penerbitan surat
persetujuan Mendagri dalam penataan perangkat daerah dan penggantian pejabat di
lingkungan pemerintah Provinsi dan Kab./Kota;

6 Penyelesaian permasalahan kasus kepegawaian daerah Provinsi dan Kab./Kota;

7 Pengembangan sistem informasi kepegawaian pada perangkat daerah

58
ISU KELEMBAGAAN DAERAH

Jumlah dan besaran organisasi


Belanja birokrasi lebih besar
cenderung menggunakan pola
dari belanja publik
maksimal

Pembentukan SKPD tidak Kecenderungan pencantuman


selalu sesuai dengan klausul amar pembentukan
kebutuhan dan potensi kelembagaan dalam UU
daerah sectoral

Kecenderungan kementerian
sektor mendesak Pemerintah
Daerah untuk membentuk
kelembagaan
ISU AKTUAL
PENATAAN
PERANGKAT DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA
60
PENGUATAN INSPEKTORAT DAERAH
DALAM REVISI PP 18 TAHUN 2016
PENGUATAN KELEMBAGAAN INSPEKTORAT DAERAH
DALAM REVISI PP18/2016

1. INDEPENDENSI INSPEKTORAT DAERAH

2. FUNGSI KOORDINASI PENCEGAHAN KORUPSI

MEKANISME PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEJABAT INSPEKTORAT


3. DAERAH

SISTEM PELAPORAN, YANG MEMEMUNGKINKAN LANGSUNG KEPADA MENDAGRI,


4. GUBERNUR, DAN BUPATI/WALIKOTA

5. PENAMBAHAN SATU INSPEKTUR PEMBANTU UNTUK INVESTIGASI

6. PENINGKATAN KELAS JABATAN INSPEKTORAT DAERAH

62
EVALUASI TUGAS DAN FUNGSI

Tidak memuat
pelaksanaan
urusan
pemerintahan
yang bukan
kewenangannya

Apabila terdapat pembagian


tugas dan fungsi yang
EVALUASI menyimpang dari ketentuan ini,
TUGAS DAN maka Pemerintah Daerah
FUNGSI WAJIB melakukan penyesuaian
Tidak tumpang dengan ketentuan ini.
tindih dengan
tugas dan fungsi
perangkat
daerah lainnya
EVALUASI TATA KERJA

Kepala Perangkat Daerah


bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah melalui Sekda,
kecuali ditentukan lain oleh
perundang-undangan
Gubernur dan Bupati / Walikota
menyampaikan hasil evaluasi
EVALUASI besaran organisasi, tugas, dan
TATA KERJA fungsi serta tata kerja Perangkat
Daerah kepada Menteri Dalam
Negeri RI.
Hubungan kerja antara Perangkat
Daerah dengan Perangkat
Daerah Lain bersifat
koordinatif.
MONITORING & EVALUASI

JALUR MONITORING DAN EVALUASI


TINGKAT TINGKAT TINGKAT
KEMENTERIAN PROVINSI KABUPATEN/KOTA

MENTERI
BUPATI /
DALAM GUBERNUR
WALIKOTA
NEGERI
ARAH KEBIJAKAN PENATAAN
RUMAH SAKIT DAERAH
DALAM REVISI PP NOMOR 18 TAHUN 2016

66
MASUKAN TERHADAP
KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT DAERAH

Menindak lanjuti Surat Menteri Sekretaris Negara


Nomor B-404/M.Sesneg/D-1/HK.02.03/03/2019 tanggal
26 Maret 2019 dan Pertemuan Sekjen Kemendagri
dengan Sekjen Kemenkes Tanggal 14 Februari 2019
dalam upaya menyikapi dinamika
penyelenggaraan urusan pemerintahan
bidang kesehatan di Daerah

BENTUK JABATAN
KELEMBAGAAN DIREKTUR

Jabatan
UPTD Fungsional

Menjadi Menjadi

Perangkat Jabatan
Daerah RSD Struktural

67
KRONOLOGIS PEMBAHASAN REVISI PP 18/2016
TERKAIT KELEMBAGAAN RSD

4 APRIL 2019
26 MARET 2019 29 MARET 2019
Pertemuan Tim Teknis
Inisiasi Deputi Hukum Rapat pertama Tim Teknis di Hotel bertempat di Ruang
dan Peraturan Aryaduta, difasilitasi oleh Rapat Biro Hukum dan
Perundang-Undangan, Direktorat Fasilitasi Kelembagaan Organisasi, Kemendagri.
Kemensesneg untuk dan Kepegawiaan Perangkat
melakukan pertemuan Derah, Ditjen Otda. Dihadiri oleh HASIL PERTEMUAN
dengan mengundang Kepala Biro Hukum dan Organisasi Setelah dilakukan
Kemendagri, Kemenkes, Direktur Pemerintahan pencermatan terhadap
KemenPANRB, Dalam Negeri Kemensetneg, dan 2 APRIL 2019 peraturan perundang-
Kemenkes. Kemenkum-HAM. KemenPAN dan undangan yang terkait,
RB berhalangan hadir. Pertemuan Tim Teknis disimpulkan bahwa
HASIL PERTEMUAN bertempat di Ruang Perubahan bentuk
Disepakati bahwa untuk HASIL PERTEMUAN Rapat Biro Hukum dan kelembagaan RSD
mencari solusi bentuk Disepakati bahwa Kementerian Organisasi, Kemendagri. menjadi Perangkat
kelembagaan RSD akan Kesehatan diminta untuk Daerah tidak sesuai,
dibahas oleh Tim Teknis mempersiapkan draft Perubahan HASIL PERTEMUAN bertentangan dengan
yang terdiri dari para PP Nomor 18 Tahun 2016 terkait RSD diusulkan menjadi Undang-Undang Nomor
pejabat eselon 2 dan 3 kelembagaan RSD sesuai dengan Dinas terpisah dengan 5 Tahun 2014 tentang
dari Kementerian terkait. yang diharapkan Dinas Kesehatan. ASN.
68
KRONOLOGIS PEMBAHASAN REVISI PP 18/2016
TERKAIT KELEMBAGAAN RSD (LANJUTAN)
24 MEI 2019
Dilaksanakan pertemuan untuk
8 MEI 2019 memfinalisasi rancangan revisi
Peraturan Pemerintah Nomor 18
Rapat di Hotel Acacia, membahas Tahun 2016, bertempat di Hotel
alternatif solusi terhadap status Aryaduta dan dihadiri oleh
kelembagaan RSD, dihadiri oleh Kemenkopolhukam, Kemenkes,
Kemenkes, Kemensetneg, KemenkumHAM, Kemensetneg
KemenPAN dan RB, dan Kemendagri.
KemenkumHAM, dan Kemendagri
(Ditjen Otda dan Ditjen Keuda) HASIL PERTEMUAN
penyempurnaan dari pengaturan
HASIL PERTEMUAN terkait dengan keotonoman RSD
RSD tetap sebagai UPTD dengan pada aspek perencanaan,
kemandirian: pelaksanaan dan
(1) Kemandirian dalam pertanggungjawaban keuangan.
pengelolaan keuangan; Untuk itu, Direktorat Jenderal
(2) Sumber Daya Manusia, dan Keuangan Daerah akan
(3) Pemanfaatan dan merumuskan substansi
Penatalaksanaan Barang Milik pengaturan terkait keotonoman
Daerah. pengelolaan keuangan.

69
ALASAN RSD TIDAK DAPAT MENJADI PERANGKAT DAERAH

“jabatan pimpinan tinggi pratama” meliputi direktur, kepala biro,


asisten, deputi, sekretaris direktorat jenderal, sekretaris inspektorat
Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf c jenderal, sekretaris kepala badan, kepala pusat, inspektur, kepala balai
1 besar, asisten sekretariat daerah provinsi, sekretaris daerah
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
kabupaten/kota, kepala dinas/kepala badan provinsi, sekretaris
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan jabatan lain yang setara”
“jabatan pimpinan tinggi pratama” adalah sekretaris daerah
Penjelasan Pasal 115 ayat (1) Undang- kabupaten/kota, kepala dinas provinsi, dan kepala dinas
2
Undang Nomor 5 Tahun 2014 kabupaten/kota. Pada pasal ini ditekankan bahwa Perangkat
Daerah kabupaten/kota dipimpin oleh Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama.
Jenjang Jabatan Struktural (Eselonering)
3
Direktur Rumah Sakit tidak dapat
diseragamkan untuk seluruhnya setingkat Tidak mungkin jabatan Direktur RSD kelas B dan
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) C sama kedudukan jabatan struktural dengan
mengingat jenjang jabatan Direktur Rumah jabatan Direktur RSD kelas A.
Sakit didasarkan pada klasifikasi Rumah Sakit
PRINSIP PERUBAHAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN RSD
(DALAM RANCANGAN REVISI PP 18/2016)

1. Penguatan Kelembagaan UPTD Khusus dari Dinas Kesehatan

Direktur RSD
PRINSIP
bertanggung jawab
PERUBAHAN 2. Jabatan Direktur kepada Kepala Dinas
DAN Kesehatan
PENGUATAN
Dalam bentuk Laporan
KELEMBAGAAN STRUKTURAL, pertanggungjawaban
RSD Sesuai dengan pelaksanaan
Kelas RSD

3. Otonomi Yang diberikan 1. Pengelolaan Keuangan dan Barang & Jasa


2. Kepegawaian

DETIL PENJELASAN PENGUATAN KELEMBAGAAN RSD DIPAPARKAN DI SLIDE BERIKUTNYA


KEOTONOMIAN RUMAH SAKIT DAERAH
(PASAL 21 AYAT (2) RANCANGAN REVISI PP NO. 18/2016)

RSD MERUPAKAN UNIT ORGANISASI BERSIFAT KHUSUS


DAN UNIT LAYANAN YG PROFESIONAL

MEMILIKI OTONOMI
DALAM

1. PENGELOLAAN
KEUANGAN dan BARANG 2. PENGELOLAAN
MILIK DAERAH BIDANG KEPEGAWAIAN
72
PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN RSD
(PASAL 21A AYAT (1) RANCANGAN REVISI PP NO. 18/ 2016)

PENGELOLAAN
KEUANGAN
BERTANGGUN
DALAM G JAWAB
KEPADA
KEPALA DINAS
DIREKTUR PENGELOLAAN URUSAN
RUMAH SAKIT BARANG MILIK DAERAH BIDANG
DAERAH KESEHATAN

PENGELOLAAN
BIDANG KEPEGAWAIAN
73
JENIS OTONOMI RSD DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN & BARANG MILIK DAERAH
(PASAL 21B AYAT (1) RANCANGAN REVISI PP NO. 18/2016)

OTONOMI DALAM:

PELAKSANAAN 1. PERENCANAAN
OTONOMI

2.
2. PELAKSANAAN

MENETAPKAN
DIREKTUR RSD 3. PERTANGGUNGJAWABAN

SELAKU KPA (KUASA PENGGUNA


ANGGARAN DAN KPB (KUASA
PENGGUNA BARANG)
(PASAL 21B AYAT (2) DRAFT REVISI PP
NO. 18 TAHUN 2016)
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN BARANG MILIK DAERAH
74
TUGAS DAN WEWENANG DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH
(PASAL 21B AYAT (3) RANCANGAN REVISI PP NO. 18/2016)

SELAIN SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)


MEMILIKI TUGAS DAN WEWENANG:

KHUSUS 1 DAN 2
1 Menyusun rencana kerja dan anggaran
DISAMPAIKAN

KEPADA
2 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran

DIREKTUR 3 Menandatangani surat perintah membayar


RUMAH SAKIT
Mengelola utang dan piutang daerah yang menjadi
DAERAH 4 tanggung jawabnya TIM TAPD
MELALUI
5
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit Pejabat
yang dipimpinnya Pengelola
Menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan Keuangan
BERLAKU JUGA BAGI 6 pejabat penatausahaan keuangan Daerah UTK
RSD YG TELAH DIVERIFIKASI
MENERAPKAN POLA Menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang dipimpinnya
7 dalam rangka pengelolaan keuangan daerah
(PASAL 21B AYAT
KEUANGAN BLUD (4) DRAFT REVISI
75
PP NO. 18 THN 2016)
TANGGUNGJAWAB PELAKSANAAN ANGGARAN RSD
(PASAL 21C RANCANGAN REVISI PP 18/2016)

BERTANGGUNG-
MELAKSANAKAN JAWAB SECARA
BELANJA SESUAI FORMAL DAN
DOKUMEN MATERIAL ATAS
DIREKTUR
RUMAH SAKIT PELAKSANA PELAKSANA
DAERAH ANGGARAN (DPA) ANGGARAN DAN
BELANJA RSD

76
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN RSD
(PASAL 21D RNCANGAN REVISI PP NO. 18/2016)

MERUPAKAN SELANJUTNYA
DISAJIKAN
DALAM

LAPORAN KEUANGAN
BAGIAN DINAS PENYELENGGARA
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KINERJA URUSAN BIDANG
RUMAH SAKIT DAERAH
RUMAH SAKIT DAERAH KESEHATAN
(DINAS KESEHATAN)

77
KEOTONOMAN PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
(PASAL 21E RANCANGAN REVISI PP NO. 18/2016)

LINGKUP KEWENANGAN

PENGANGKATAN

PEMINDAHAN

APARATUR
DIREKTUR PEMBINAAN SIPIL
RUMAH SAKIT NEGARA
DAERAH (ASN)
PEMBERHENTIAN

SESUAI PERATURAN PERUNDANG-


UNDANGAN YANG BERLAKU KEPADA PEJABAT
YANG BERWENANG
(PYB)
78
JENIS DAN KLASIFIKASI RUMAH SAKIT DAERAH PROVINSI
(PASAL 65 RANCANGAN REVISI PP NO. 18/2016)

JENIS
RUMAH
SAKIT
DAERAH
PROVINSI
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT
UMUM KHUSUS

KELAS A KELAS B KELAS C KELAS A KELAS B

Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi rumah sakit daerah provinsi diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
79
JENIS DAN KLASIFIKASI RUMAH SAKIT DAERAH KAB/KOTA
(PASAL 84 RANCANGAN REVISI PP NO. 18/2016)

JENIS
RUMAH
SAKIT
DAERAH
KAB/KOTA
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT
UMUM KHUSUS

KELAS A KELAS B KELAS C KELAS D KELAS A KELAS B

Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi rumah sakit daerah Kab./Kota diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
80
PENATAAN KESBANGPOL
BerdasarkanPermendagri
Nomor11 Tahun2019
DASAR HUKUM PENATAAN PERANGKAT DAERAH KESBANGPOL

PP N0.18 TAHUN 2016 (Pasal 122)


• Perangkat Daerah Kesbangpol tetap melaksanakan tugasnya dengan
pembiayaan melalui APBD sampai dengan peraturan perundang-
undangan tentang urusan pemerintahan umum diundangkan

PERMENDAGRI NO. 11 TAHUN 2019


• PERANGKAT DAERAH YANG MELAKSANAKAN URUSAN
PEMERINTAHAN DI BIDANG KESBANGPOL

TUJUAN:
• KEPUTUSAN MENDAGRI NO. 100-440 TAHUN 2019 TTG EVALUASI KELEMBAGAAN
UNTUK MEMBERIKAN KEPASTIAN PERANGKAT DAERAH YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG
HUKUM PELAKSANAAN TUPOKSI KESBANGPOL
PERANGKAT DAERAH YANG SAAT • KEPUTUSAN MENDAGRI NO. 100-441 TAHUN 2019 TTG NOMENKLATUR PERANGKAT
INI MELAKSANAKAN URUSAN DAERAH YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KESBANGPOL
KESBANGPOL
PERMASALAHAN
KESBANGPOL DI DAERAH SAAT INI

BADAN, KANTOR, BAGIAN,


KETIDAKJELASAN KEDUDUKAN KESBANGPOL DI DAERAH PASCA
1 RESTRUKTURISASI PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN PP 18 TAHUN 2016 DAN SUB-BAGIAN

TIDAK ADANYA ATURAN YANG TEGAS DAN JELAS MENGENAI


2 TUGAS DAN FUNGSI KESBANGPOL
PERLU
PENGUATAN
KELEMBAGAAN
MELALUI
KETIDAKSESUAIAN STRUKTUR ORGANISASI DENGAN PEDOMAN YANG
3 KEBUTUHAN TEGAS DAN JELAS

4 PROGRAM STRATEGIS TIDAK TERAKOMODIR

DITERBITKAN
PERMENDAGRI NO. 11 TAHUN 2019
PENGUATAN KELEMBAGAAN
KESBANGPOL DI DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI
NOMOR 11 TAHUN 2019

1. ASPEK 2. 3. STRUKTUR 4. TUGAS


5. TATA KERJA
PENGATURAN KEDUDUKAN ORGANISASI DAN FUNGSI
DALAM PELAKSANAAN
TUGASNYA MEMILIKI
HUBUNGAN
STRUKTURAL,FUNGSIONAL
TUGAS DAN
KEDUDUKAN DENGAN KEPALA DAERAH
KEDUDUKAN, KESBANGPOL
BESARAN FUNGSI AKAN
STRUKTUR STRUKTUR DISESUAIKAN
TETAP SEBAGAI
ORGANISASI DENGAN TUGAS
ORGANISASI PERANGKAT
AKAN FUNGSI DITJEN
BERKOORDINASI SECARA
BERJENJANG MULAI DARI
DAERAH YANG
TUGAS DAN BERTANGGUNGJ
DISESUAIKAN POLPUM SERTA KAB/KOTA, PROVINSI
SAMPAI DENGAN PUSAT
FUNGSI AWAB KEPADA
DENGAN DISESUAIKAN
KEBUTUHAN DENGAN
SERTA TATA KEPALA DAERAH
MELALUI PELAKSANAAN
KERJA MELALUI
EVALUASI TUGAS EKSISTING HUBUNGAN KOORDINASI
KESBANGPOL SEKRETARIS DENGAN INSTANSI
KELEMBAGAAN SAAT INI DI
DAERAH VERTIKAL SERTA
DAERAH FORKOPIMDA
BENTUK DAN PENETAPAN KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH KESBANGPOL
(PASAL 2 DAN PASAL 3 PERMENDAGRI 11/2019)

PD KESBANGPOL
“TETAP” MELAKSANAKAN TUPOKSI SAMPAI SESUAI PASAL 122 PP
1 YANG TELAH
PER-UU MENGENAI PELAKSANAAN URUSAN 18/2016
DIBENTUK
PEMERINTAHAN UMUM DIUNDANGKAN
BERDASARKAN PP
41/2007

PD KESBANGPOL YANG BERBENTUK “BADAN” SEBELUM DITETAPKAN


2
PROV/KAB/KOTA DIBERLAKUKANNYA PP 18/2016 MENJADI “BADAN”

PD KESBANGPOL YANG BERBENTUK “KANTOR” SEBELUM DITETAPKAN


3
KAB/KOTA DIBERLAKUKANNYA PP 18/2016 MENJADI “KANTOR”

PD KESBANGPOL YANG SEMULA BERBENTUK “BADAN” DITETAPKAN


4
KAB/KOTA NAMUN SETELAH DIEBRLAKUKAN PP MENJADI “BADAN”
18/2016 “DIHAPUS”
PD KESBANGPOL DITETAPKAN
5 YANG BERBENTUK “KANTOR” SETELAH
KAB/KOTA MENJADI “KANTOR”
DIBERLAKUKAN PP 18/2016”, DIHAPUS
BENTUK DAN PENETAPAN KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH KESBANGPOL (LANJUTAN)
(PASAL 2 DAN PASAL 3 PERMENDAGRI 11/2019)

PD KESBANGPOL
DITETAPKAN MENJADI
6 KAB/KOTA YG DALAM BENTUK “BADAN” SEBELUM “BADAN” DAN TERPISAH
BERGABUNG DG PD DIBERLAKUKANNYA PP 18/2016 DG PD URUSAN
URUSAN
PEMERINTAHAN LAIN
PEMERINTAHAN LAIN

PD KESBANGPOL DITETAPKAN MENJADI


7 KAB/KOTA YG YANG BERBENTUK “KANTOR” SEBELUM “KANTOR” DAN TERPISAH
BERGABUNG DG PD DIBERLAKUKANNYA PP 18/2016 PD YG MELAKSANAKAN
URUSAN URUSAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN LAIN LAIN
YANG BERBENTUK “SUB BAGIAN/SUB
PD KESBANGPOL BIDANG/SEKSI” SEBELUM DIBENTUK MENJADI
8 KAB/KOTA “KANTOR”
DIBERLAKUKANNYA PP 18/2016

DAPAT MEMBENTUK
DALAM HAL PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA BELUM MEMBENTUK KESBANGPOL KANTOR/BADAN

PENETAPAN PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH DITETAPKAN DENGAN “PERATURAN DAERAH”


KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KESBANGPOL
(PASAL 4, PASAL 5, PASAL 6 PERMENDAGRI 11/2019)

BERADA DIBAWAH DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA


KEDUDUKAN KESBANGPOL GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA MELALUI “SEKRETARIS
PROV/KAB/KOTA DAERAH”

TUGAS BADAN KESBANGPOL MEMBANTU GUB/BUPATI/WALIKOTA DALAM


MELAKSANAKAN TUGAS DIBIDANG KESBANGPOL

FUNGSI BADAN KESBANGPOL PROV/KAB/KOTA

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik.


2. Pelaksanaan kebijakan, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan ideologi
Pancasila dan wawasan kebangsaan, penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi,
pemeliharaan ketahanan ekonomi, sosial dan budaya, pembinaan kerukunan antarsuku dan intra suku,
umat beragama, ras, dan golongan lainnya, fasilitasi organisasi kemasyarakatan, serta pelaksanaan
kewaspadaan nasional dan penanganan konflik sosial di wilayah provinsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pelaksanaan fasilitasi FORKOPIMDA.
SUSUNAN ORGANISASI KESBANGPOL
(PASAL 7, PASAL 8, PASAL 6 PERMENDAGRI 11/2019)

1 BADAN KESBANGPOL DIPIMPIN OLEH “KEPALA BADAN”

SUSUNAN ORGANISASI • 1 SEKRETARIAT DAN PALING BANYAK 4 BIDANG


KESBANGPOL • SEKRETARIAT TERDIRI DARI 3 SUB BAGIAN
PROV/KAB/KOTA • BIDANG TERDIRI ATAS 2 SUB BIDANG

2 KANTOR KESBANGPOL DIPIMPIN OLEH “KEPALA KANTOR”

SUSUNAN
ORGANISASI TERDIRI ATAS 1 SUBBAGIAN TU DAN PALING BANYAK 3 SEKSI

3 Bagi Badan/Kantor KESBANGPOL jumlah bidang/seksi sesuai jumlah pada


badan/kantor sebelumnya dengan
Kabupaten/kota yang sebelumnya bergabung
penyesuaian nomenklatur bidang/seksi
dengan Urusan Pemerintahan lain sebelum yang melaksanakan Urusan
diberlakukannya PP 18 Tahun 2016 Pemerintahan di bidang KESBANGPOL
EVALUASI KELEMBAGAAN KESBANGPOL
(PASAL 20 PERMENDAGRI 11/2018)

• UNTUK melakukan penataan perangkat daerah guna mengakomodasi


dinamika perkembangan pelaksanaan tugas dan fungsi termasuk untuk
peningkatan status kelembagaan Kesbangpol dari “kantor” menjadi
“badan”, dapat dilakukan evaluasi kelembagaan

• Evaluasi sebagaimana dimaksud meliputi:


1. Besaran Organisasi
2. Tugas dan Fungsi
3. Tata Kerja
• EVALUASI dilakukan melalui penghitungan beban kerja yang ditetapkan berdasarkan
karakteristik daerah provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri atas kriteria variabel
umum dan kriteria variabel teknis.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BINWAS TERHADAP
MENDAGRI
BINWAS KESBANGPOL PROVINSI

GUBERNUR BINWAS TERHADAP


SBG GWPP KESBANGPOL KAB/KOTA

APBD PROVINSI SAMPAI DENGAN PERATURAN


KESBANGPOL PER-UU TENTANG PELAKSANAAN
PEMBIAYAAN

PROVINSI PEMERINTAHAN UMUM DIUMUMKAN

APBD KAB/KOTA SAMPAI DENGAN


KESBANGPOL PERATURAN PER-UU TENTANG
KAB/KOTA PELAKSANAAN PEMERINTAHAN UMUM
DIUNDANGKAN
PEMBENTUKAN UKPBJ
BERDASARKAN PERMENDAGRI
NOMOR 112 TAHUN 2018
Pasal 75 ayat (1) Perpres No. 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
mengamanatkan dibentuknya UKPBJ
PERMENDAGRI Pemerintah yang melaksanakan fungsi
pengoordinasian pelaksanaan tugas, pelayanan
NOMOR 112 TAHUN 2018 administratif dan pembinaan ASN di bidang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota

BAHWA PERMENDAGRI NO. 99 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ULP BARANG/JASA PEMERINTAH
DI LINGKUNGAN PROV/KAB/KOTA SUDAH TIDAK SESUAI DENGAN DINAMIKA PERKEMBANGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

92
KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PBJP

Menjadi lembaga yang permanen, struktural, dan


1 independen

2 Anggota kelompok kerja pemilihan telah diangkat sebagai Pejabat


Fungsional PPBJ dan/atau memiliki kompetensi PBJ

Perluasan peran :

3 tidak saja terbatas sebagai penyelenggara proses pemilihan


penyedia, namun mampu menjadi pembina stakeholder dan
sebagai pusat informasi pengadaan barang/jasa pemerintah

4 Memiliki anggaran dan insentif yang memadai


PEMBENTUKAN UKPBJ
Pasal 2

membentuk UKPBJ ditetapkan dengan


GUBERNUR Daerah Provinsi PERGUB

BUPATI/ membentuk UKPBJ ditetapkan dengan


WALIKOTA Daerah Kab./Kota PERBUP/PERWALI

untuk melaksanakan tugas dan fungsi


UKPBJ di lingkungan pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.

94
TUGAS, FUNGSI DAN KEDUDUKAN UKPBJ
Pasal 3 s.d. Pasal 4

TUGAS FUNGSI KEDUDUKAN


1. Pengelolaan Pengadaan
Barang/Jasa 1. Menjadi agen pengadaan sesuai dengan ketentuan
Menyelenggarakan 2. Pengelolaan fungsi layanan yang diatur oleh instansi pemerintah yang berwenang
dukungan pengadaan pengadaan secara elektronik
barang/jasa pada 3. Pembinaan SDM dan
melakukan pembinaan di bidang pengadaan barang/jasa
Kelembagaan Pengadaan pemerintah.
pemerintah provinsi dan Barang/Jasa
kabupaten/kota. 4. Pelaksanaan Pendampingan, 2. Merupakan unsur pendukung penyelenggaraan
Konsultasi, dan/atau Bimbingan
Teknis
pemerintahan yang berbentuk struktural.
5. Pelaksanaan tugas lain yang 3. Berkedudukan di bawah sekretariat daerah dan
diberikan oleh Kepala Daerah yang
berkaitan dengan tugas dan bertanggungjawab kepada sekretaris daerah melalui
fungsinya.
asisten yang melaksanakan fungsi di bidang
administrasi pembangunan.

95
KLASIFIKASI DAN BENTUK KELEMBAGAAN UKPBJ
Pasal 5 s.d. Pasal 7

KLASIFIKASI UKPBJ KELEMBAGAAN UKPBJ

Kelas A apabila total skor UKPBJ Provinsi


variabel > 800 Biro : mewadahi Kelas A
Bagian : mewadahi Kelas B
Kelas B apabila total skor
variabel < 800
UKPBJ Kab/Kota
Bagian : mewadahi Kelas A
Dapat diturunkan pewadahan
dari Kelas A menjadi Kelas B. Subbagian : mewadahi Kelas B

96
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN UKPBJ
Pasal 20

ASPEK KELEMBAGAAN ASPEK PENGADAAN BARANG/JASA

MENDAGRI MENDAGRI
DIRJEN OTDA ITJEN
Pembinaan Pengawasan
Pembinaan
teknis
PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH PROVINSI KEPALA
GUBERNUR GUBERNUR LEMBAGA
Pembinaan Pengawasan

PEMERINTAH KAB./KOTA PEMERINTAH KAB./KOTA


KEPEGAWAIAN UKPBJ
PROVINSI, KAB./KOTA
P a s a l 11

PEJABAT PIMPINAN
TINGGI
PEGAWAI TETAP
PEJABAT DI UKPBJ, BUKAN ADHOC
ADMINISTRASI DARI UNIT KERJA LAIN

PEJABAT WAJIB MEMILIKI


KOMPETENSI
FUNGSIONAL PEMERINTAHAN

PELAKSANA

36
PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN UKPBJ
Pasal 21

Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah provinsi dan kabupaten/kota;
Pembiayaan
dibebankan pada:
Sumber pendapatan lain yang sah
dan tidak mengikat.

99
KETENTUAN LAIN
Pasal 22

“ Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini, tidak berlaku


bagi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang telah
diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri


mengenai perangkat daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.

100
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 23

Pengaturan Unit Layanan Pengadaan dan


Layanan Pengadaan Secara Elektronik
menjadi UKPBJ

dilakukan paling lama akhir bulan


Desember Tahun 2018

101
NO PROVINSI SKOR PERSETUJUAN MENDAGRI TANGGAL KELAS
1 Aceh 950 A
2 Sumatera Utara 940 Nomor 061/253/OTDA 14-Jan-19 A
3 Sumatera Barat 880 Nomor 061/963/OTDA 11-Feb-19 A
4 Riau 840 Nomor 060/205/OTDA 11-Jan-19 A
5 Kepulauan Riau 960 Nomor 061/710/OTDA 30-Jan-19 A
6 Jambi 850 Nomor 061/228/OTDA 11-Jan-19 A
7 Sumatera Selatan 940 Nomor 061/384/OTDA 18-Jan-19 A
8 Bangka Belitung 870 Nomor 060/748/OTDA 31-Jan-19 A
9 Bengkulu 680 Nomor 060/214/OTDA 11-Jan-19 B
10 Lampung 870 Nomor 060/1543/OTDA 12-Mar-19 A
11 DKI Jakarta Badan
12 Jawa Barat A
13 Banten 940 Nomor 061/1505/OTDA 11-Mar-19 A
14 Jawa Tengah A
15 Yogyakarta A
16 Jawa Timur 1000 Nomor 061/1521/OTDA 11-Mar-19 A
17 Bali 890 Nomor 061/10039/OTDA 31-Dec-18 A
18 Nusa Tenggara Barat A
19 Nusa Tenggara Timur 820 A
20 Kalimantan Barat 930 Nomor 060/1517/OTDA 11-Mar-19 A
21 Kalimantan Tengah 890 Nomor 061/211/OTDA 11-Jan-19 A
22 Kalimantan Selatan 900 Nomor 061/921/OTDA 08-Feb-19 A
23 Kalimantan Timur -
24 Kalimantan Utara 810 A
25 Sulawesi Utara 840 Nomor 060/1146/OTDA 19-Feb-19 A
26 Sulawesi Barat 740 Nomor 060/2754/OTDA 15-May-19 B
27 Sulawesi Tengah 970 Nomor 061/9969/OTDA 21-Dec-18 A
28 Sulawesi Tenggara 900 Nomor 060/530/OTDA 23-Jan-19 A
29 Sulawesi Selatan 970 Nomor 061/825/OTDA 04-Feb-19 A
30 Gorontalo 880 Nomor 060/527/OTDA 23-Jan-19 A
31 Maluku 690 Nomor 060/752/OTDA 31-Jan-19 B
32 Maluku Utara A
33 Papua Barat 820 Proses penandatanganan rekomendasi A
34 Papua A
AKSI PENCEGAHAN KORUPSI 2019-2020
DITJEN OTONOMI DAERAH BIDANG KELEMBAGAAN
UKURAN KEBERHASILAN % DATA
NO AKSI CATATAN
B3, B6, B9, B12, B15, B18, B21, B24 CAPAIAN DUKUNG
1 2 6 7 8 9
1 Peningkatan B3 Diterbitkannya Permendagri tentang Pembentukan 100% Permendagri Ditandatanganinya Permendagri
profesionalitas dan UKPBJ di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi oleh Mendagri
modernisasi dan Kabupaten/Kota.
Pengadaan Barang
dan Jasa B6 Jumlah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang telah 100% Pergub/Perb Khususnya bagi 34 Daerah
Membentuk UKPBJ Struktural. up/Perwali Provinsi dan 514
Kabupaten/Kota

B9 Daerah Provinsi yang telah Mengisi Pejabat 100% Surat Khususnya bagi 171 Daerah
Struktural dan Fungsional di Setiap UKPBJ. Persetujuan Provinsi/Kabupaten/Kota yang
Kemendagri melaksanakan Pilkada Serentak
Tahun 2018.

B12 Daerah Provinsi yang telah Mengalihkan seluruh 100% Khususnya bagi 171 Daerah
Anggota Pokja Pengadaan Barang dan jasa di Provinsi/Kabupaten/Kota yang
Lingkungan Pemetintah Daerah menjadi Pejabat melaksanakan Pilkada Serentak
Tahun 2018.
Fungsional UKPBJ.

103

PEMBINAAN DAN
PENGENDALIAN PENATAAN
PERANGKAT DAERAH
BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 99 TAHUN 2018

104
TUJUAN PEMBINAAN & PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Pa s a l 1

Tujuan Pembinaan
Untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam penataan perangkat daerah yang tepat
fungsi, tepat ukuran dan sinergis secara berkelanjutan menuju perangkat daerah yang
modern.

Tujuan Pengendalian
Untuk menjamin penataan perangkat daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

105
PEMBINAAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Pasal 2

PROVINSI KABUPATEN/KOTA

MENDAGRI
monitor
MENDAGRI
GWPP
Pembinaan
Penataan Perangkat Pembinaan
Daerah Penataan Perangkat
Daerah
PROVINSI
KAB./KOTA

Pembinaan paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun anggaran.

106
GWPP BerdasarkanHasil Monev
Pasal 2 ayat (4)

Mendagri melakukan Pembinaan Penyelenggaraan


Tidak melakukan
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota sesuai dengan
pembinaan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Mendagri melakukan Pembinaan Penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah kabupaten/kota sesuai dengan
Belum mampu
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
melakukan pembinaan
berkoordinasi kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat.
RUANG LINGKUP PEMBINAAN
Pasal 4 s/d Pasal 7

1. besaran organisasi Perangkat Daerah


2. susunan Perangkat Daerah
Struktur 3. perumpunan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Organisasi daerah
4. tugas dan fungsi Perangkat Daerah
5. tata kerja Perangkat Daerah

Budaya pengembangan nilai, sikap, dan perilaku yang mendukung


Organisasi kinerja Perangkat Daerah.

pembaharuan terhadap proses kerja untuk meningkatkan


Inovasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi
Organisasi Perangkat Daerah.

“Setiap pemerintah daerah wajib menyusun kebijakan mengenai budaya organisasi yang menjadi pedoman
penyusunan budaya organisasi masing-masing Perangkat Daerah berdasarkan nilai, sikap, dan perilaku”
1 FASILITASI
Pasal 9
Dilaksanakan melalui:
a. bimbingan teknis
b. Seminar/lokakarya
c. rapat kerja
d. penyediaan software dan hardware

BENTUK PEMBINAAN
2 KONSULTASI
Untuk mendapatkan:
a. petunjuk
b. pertimbangan
c. pendapat terhadap permasalahan yang
PENATAAN Pasal 10 mendesak dan belum diatur dalam ketentuan
PERANGKAT DAERAH peraturan perundang-undangan
Langsung : hasil konsultasi dituangkan secara tertulis dalam
berita acara hasil konsultasi yang ditandatangani oleh
pejabat yang memberikan konsultasi
Tidak langsung : berupa surat, hasil konsultasi dibuat
dalam surat jawaban
✓ Paling lama 15 hari kerja, apabila lebih maka Daerah
mengambil keputusan atas prakarsa sendiri berdasarkan azas
otonomi Daerah
✓ Hasil konsultasi dijadikan bahan masukan penataan Perangkat
Daerah oleh Pemda
Lanjutan..
a. perencanaan;

3
b. monitoring dan pengendalian;
c. penjaminan mutu layanan;
Penilaian terhadap d. standar operasional prosedur;
PENILAIAN 1. tata laksana e. pendidikan dan pelatihan;
2. Budaya Organisasi f. analisis kebijakan dan pemecahan masalah;
Pasal 13 3. Informasi Organisasi g. manajemen sumber daya yang terukur;
4. Tingkat kematangan organisasi h. manajemen resiko;
i. pengukuran kinerja;
j. pengembangan inovasi layanan; dan
k. budaya organisasi.

4 PENGHARGAAN
Pasal 14
Diberikan kepada daerah yang memperoleh nilai tertinggi
Pada hari Otonomi Derah oleh Mendagri
PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Pasal 15 ayat (1) s.d. ayat (3)

PROVINSI KABUPATEN/KOTA

MENDAGRI
monitor
MENDAGRI
GWPP
Pengendalian
Penataan Perangkat Daerah
Pengendalian
Penataan Perangkat Daerah

PROVINSI
KAB./KOTA
EVALUASI KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

Terhadap:
Dilaksanakan pada saat
1. Perda tentang pembentukan dan
✓ pelaksanaan Penataan
EVALUASI Perangkat Daerah; dan susunan Perangkat Daerah; dan
✓ penataan Perangkat Daerah 2. Rancangan Perkada tentang
Pasal 17 s/d Pasal 19
telah ditetapkan pembentukan dan klasifikasi
cabang dinas dan UPTD

2. Evaluasi Struktur Organisasi


a. besaran organisasi;
b. susunan Perangkat Daerah;
c. pewadahan dan perumpunan;
1.evaluasi produktivitas dan efisiensi. d. tugas dan fungsi; dan
e. tata kerja Perangkat Daerah.

Hasil
Dijadikan bahan Penataan Perangkat Daerah provinsi, kabupaten/kota
SE Mendagri Nomor 060/3027/OTDA
Hal Evaluasi Kelembagaan Perangkat
Daerah sesuai dengan Permendagri 99
Tahun 2018
Ta n g g a l 2 9 M e i 2 0 1 9

113
PEMBINAAN &
PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
a. pembagian urusan
pemerintahan
1 UU NO 23 THN 2014
b. kelembagaan daerah
BINWAS c. kepegawaian perangkat
PP 12 THN 2017 TTG PEMBINAAN DAN Ruang Lingkup daerah
2 PENGAWASAN PENYELENGGARAAN UMUM
d. keuangan daerah
PEMDA
e. pembangunan daerah
f. pelayanan publik di daerah
g. kerjasama daerah
h. kebijakan daerah
MENDAGRI KOORDINATOR BINWAS PENYELENGGARAAN i. kepala daerah & DPRD
PEMDA SECARA NASIONAL (Psl.8 ayat (3) UU 23/2014
j. pembinaan lainnya
sesuai peraturan
3 PP 18/2016 PEMBINAAN DAN
Arah Kebijakan
PENGENDALIAAN OPD (PSL 110)
Tdk blh ada non job (kecuali sanksi pidana),
4 UU No.10 THN 2016 IZIN TERTULIS MENDAGRI dan demosi. Promosi JPT hasil seleksi terbuka
KETENTUAN penggantian pejabat menjelang dg rekomendasi KASN.
6 bln berakhir masa jabatn KDH.
6 bln sblum Pilkada dan setelah pelantikan Tindak lanjut ▪ Inmendagri No 820/640/Sj tgl 26/10/2015 ttg Mutasi Pegawai olh Penjabat KDH
▪ Inmendagri No. 061/2911/SJ/2016 tindak lanjut PP 18/2016
Psl 71 ayat 2
Psl. 162 ▪ SE Mendagri No. 821/969/SJ tgl 12 Feb 2018 ttg Penggantian Pejabat ol eh Pj,
Plt, Pjs KDH pd Daerah yg Menyelenggarakan Pilkada

MENJAMIN NETRALITAS ASN 115


PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHANDAERAH
(PERMENDAGRI NO 110 TAHUN 2017)

WAS PEMDA

MENDAGRI
-Pengawasan Umum dan teknis
“Secara Nasional dikoordinasikan MENDAGRI”
-Penjatuhan sanksi administrasi

MENTERI (K/L) KDH DPRD GWPP MASYARAKAT


Pengawasan Teknis ✓ Pengendalian Pemda ✓ Pelaksanaan Perda/Perkada Pengawasan Umum & ✓ Sbg bentuk partisipasi
✓ Pengawasan ✓ Peraturan perundang- teknis Kab/ Kota serta dalam pemerintahan
Perangkat Daerah undangan sanksi ✓ Pengawasan pelayanan
✓ Tindak Lanjut Hasil publik
Pemeriksaan LKPD oleh BPK

116
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

A. Pembagian Urusan Pemerintahan,


dengan sasaran: B. Kelembagaan Daerah,
dengan sasaran:
Evaluasi penyerahan Personil, Perlengkapan, 1. Pelaksanaan/tindaklanjut hasil evaluasi
Pembiayaan dan Dokumen (P3D) sebagai organisasi perangkat daerah; dan
tindak lanjut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2. Evaluasi penjabaran uraian jabatan
2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu sesuai dengan Perkada SOTK.
berupa evaluasi P3D terhadap sub urusan
pemerintahan yang dialihkan antar tingkatan
pemerintahan, dengan fokus sasaran
penyerahan aset.

Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
117
117
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
C. Kepegawaian Daerah, D. Keuangan Daerah, E. Perencanaan Pembangunan Daerah,
dengan sasaran: dengan sasaran: dengan sasaran:
1. Penerapan sistem aplikasi e-budgeting dan
1. Penerapan sistem seleksi sistem aplikasi e-reporting; 1. Penerapan sistem aplikasi e-planning;
terbuka untuk Jabatan 2. Kebijakan pengelolaan pajak daerah dan 2. Penyusunan/penetapan dan perubahan
retribusi daerah untuk menunjang dokumen rencana pembangunan
Pimpinan Tinggi;
Pendapatan Asli Daerah; daerah (RPJMD dan RKPD) dan rencana
2. Penempatan PNS dalam
3. Kebijakan transparansi Pengelolaan Hibah kerja Perangkat Daerah (Renstra PD dan
Jabatan Administrasi dan dan Bantuan Sosial; Renja PD) tepat waktu;
Pengawas. 4. Kebijakan transparansi Pengadaan Barang 3. Konsistensi program dan kegiatan
3. Pendidikan dan pelatihan dan Jasa; dalam dokumen perencanaan dan
bagi Kepala Daerah, DPRD, 5. Kebijakan pengalokasian Belanja Perjalanan penganggaran;dan
dan PNS; dan Dinas; dan 4. Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap
4. Pembinaan Jabatan 6. Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap tindak lanjut hasil klarifikasi Rencana
tindak lanjut hasil evaluasi Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), hasil
Fungsional khususnya Peraturan Daerah tentang Anggaran reviu APIP dan pelaksanaannya.
binaan Kementerian Dalam Pendapatan dan Belanja Daerah
Negeri. (APBD)/Perubahan APBD dan
pelaksanaannya.

Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan118Daerah Tahun 2018
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

F. Pelayanan Publik Daerah, G. Kebijakan Daerah, H. Pengawasan Lainnya,


dengan sasaran: dengan sasaran: dengan sasaran:
1. Informasi, standar dan maklumat
pelayanan publik; 1. Pembentukan produk hukum 1. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
2. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu daerah; dan Keuangan Desa;
Pintu (PTSP); 2. Pelaksanaan kebijakan inovasi 2. Koordinasi, supervisi dan pencegahan
3. Pembinaan dan Pengawasan daerah guna peningkatan korupsi;
Gubernur sebagai Wakil kinerja pemerintahan daerah. 3. Verifikasi Aksi Pencegahan dan
Pemerintah Pusat terhadap
Pemberantasan Korupsi Daerah/Anti
Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN); Korupsi; dan
4. Informasi Penyelenggaraan 4. Pengawasan Berakhirnya Masa Jabatan
Pemerintahan Daerah;dan Kepala Daerah.
5. Pelaksanaan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (EPPD).

119

Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
Terima Kasih
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

120

Anda mungkin juga menyukai