Anda di halaman 1dari 44

PENGAWASAN DANA DEKONSENTRASI

LINGKUP KEMENTERIAN DALAM


NEGERI
Disajikan Oleh
SUDARJO, SE, MM, CRGP, CPRM
PPUPD Ahli Madya pada Inspektorat Jenderal Kemendagri

pada
Rapat Pembahasan terkait Mekanisme Joint pemeriksaan , Wewenang dan
Tanggung Jawab K/L Pusat dalam Pemeriksaan Dana Dekonsentrasi dan DAK
di Metland Hotel Cirebon
Cirebon, 18 Desember 2022
A.GAMBARAN UMUM

B.BINWAS PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

C.PEMERIKSAAN/AUDIT KEGIATAN
DEKONSENTRASI

2
A.GAMBARAN UMUM

3
GAMBARAN UMUM SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH PUSAT
THE ULTIMATE RESPONSIBILITY
PEMEGANG KEKUASAAN LIES UPON THE PRESIDENT
PEMERINTAHAN PSL 4 PRESIDEN (Tanggung Jawab Utama terletak
(1) UUD 1945 pada Presiden)

KORBINWAS
UMUM
KEMENDAGRI PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN

KORBINWAS Desentralisasi Dekonsentrasi


TEKNIS K/L
WAKIL
KDH GUBERNUR
OTONOM + PEMERINTAH
Konkure
PUSAT DUAL ROLE
n&
KOORDINASI, Umum
PEMBINAAN,
PENGAWASAN
KDH BUPATI/
BUPATI/
OTONOM
WALIKOTA
WALIKOTA

APARAT
APARAT
KEWILAYAHAN
KEWILAYAHAN Tugas Pembantuan
RAISON D'ETRE

GWPP

Keseimbangan Hubungan
Pemerintah Pusat Dan
Pemerintah
(Integrated Daerah
Prefectoral System)

8.506
Kel.
7.266
Kec. Update Olah Data
per Desember 2021
PERANGKAT GUBERNUR

Pasal 2 Ayat (1) PP 33/2018:


Gubernur dalam menyelenggarakan tugas dan
wewenang sebagai wakil Pemerintah Pusat
dibantu oleh perangkat gubernur.

Permendagri 12/2021
Mengatur struktur organisasi, tata
laksana perangkat gubernur.
PERANGKAT GUBERNUR

Melaporkan
pelaksanaan tugas
PRESIDEN MENDAGRI dan wewenang GUBERNUR

PERANGKAT GUBERNUR
SEKDA PERANGKAT DAERAH

SEKRETARIAT SEKRETARIS
GUBERNUR Perangkat Daerah Yang Memiliki Tusi
Bersesuaian melaksanakan tusi sebagai
perangkat gubernur
B. BINWAS PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

11
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 373 s.d 378, UU 23 2014

Gubernur Sebagai Wakil


Kemendagri melaksanakan Pembinaan Pemerintah Pusat
Umum Penyelenggaraan Urusan Melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Daerah penyelenggaraan urusan pemerintahan
Kemendagri melaksanakan pembinaan dan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota
pengawasan urusan pemerintahan daerah.
Termasuk pelaksanaan urusan pemerintahan
Hubungan Gubernur sebagai Wakil
daerah yang dibiayai melalui DAK Fisik.
Pemerintah Pusat dengan Bupati/Walikota
bersifat hierarkis fungsional
12
KEGIATAN DEKONSENTRASI OLEH KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
Tugas dan Wewenang GWPP terkait PEMBIAYAAN
pelaksanaan DAK GWPP
Pendanaan tugas dan
“Memberikan rekomendasi kepada wewenang Gubernur sebagai
Pemerintah Pusat atas usulan DAK
pada Kab/Kota di wilayahnya” Wakil Pemerintah Pusat
(GWPP) dibebankan pada
(UU 23 Tahun 2014 Pasal 91 ayat 4)
APBN
(UU 23 Tahun 2014 pasal 91 ayat 5)

Dalam rangka memberikan


Merupakan bagian dari
rekomendasi atas usulan DAK
Kabupaten/Kota, telah dialokasikan anggaran kementerian yang
dana dekonsentrasi kepada GWPP menyelenggarakan urusan
dalam rangka pembinaan pemerintahan dalam negeri
(PP 33 Tahun 2018 pasal 4 ayat 2)
perencanaan DAK Kabupaten/Kota
yang dialokasikan melalui Ditjen
Bina Administrasi Kewilayahan. 1
3
PEMETAAN MENU KEGIATAN DAK
Melakukan pemetaan klasifikasi,
kodefikasi dan nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan
Ditjen Bina
Bangda Keuangan Daerah untuk menu
Ditjen Bina Keuda kegiatan DAK Fisik dan Non Fisik
Kementerian/Lem (Setelah ditetapkan Juknis DAK)
baga Pembina Hasil pemetaan dituangkan
DAK dalam SIPD sebagai acuan bagi
Daerah untuk tagging kegiatan
DAK
Pemetaan menu kegiatan DAK Tahun 2022 telah
selesai dilaksanakan untuk semua bidang DAK Fisik
dan Non Fisik.
14
RINCIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAK

Sosialisasi Arah Agar usulan Program dan Kegiatan DAK sesuai dengan kebijakan
Kebijakan Dana Alokasi pembangunan daerah dengan memperhatikan pemenuhan SPM,
Khusus pencapaian target pembangunan nasional dan percepatan
pembangunan di daerah tertinggal
Finalisasi rekomendasi seluruh usulan kegiatan DAK Kabupaten/Kota
Finalisasi Rekomendasi untuk kemudian dilakukan verifikasi kelengkapan serta kesesuaian
Usulan DAK antara program dan kegiatan pembangunan daerah melalui DAK,
kesesuaian dengan kewenangan daerah Kabupaten/Kota, pemerataan
pembangunan di wilayah provinsi serta kewajaran rancangan usulan
dana sesuai standar biaya daerah.
Analisis Usulan dan Melaksanakan rapat internal analisis usulan dan penyusunan laporan
Penyusunan Laporan hasil finalisasi Rekomendasi Usulan DAK Kab/Kota dan laporan
hasil Finalisasi akuntabilitas pelaksanaan dekonsentrasi.
Rekomendasi Usulan
DAK
TANTANGAN PELAKSANAAN DAK DI
DAERAH
Usulan DAK yang disampaikan daerah belum
mencerminkan prioritas daerah dan belum
sepenuhnya mendukung prioritas nasional

Belum optimalnya pengawasan dan


pengendalian dalam perencanaan,
pelaksanaan dan kepatuhan pelaporan DAK

Rendahnya daya serap yang diakibatkan


permasalahan pengadaan barang/jasa,
keterlambatan proses administrasi

Keterlambatan penetapan Petunjuk Teknis


(juknis), Petunjuk Pelaksanaan (juklak), dan
Petunjuk operasional (jukops)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

PENDANAAN GWPP
PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI KEPADA GWPP
(PP NOMOR 19 TAHUN 2022 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PEMBANTUAN)
PELIMPAHAN KETENTUAN
Pasal 5
Pasal 3
Penyelenggaraan Dekonsentrasi Kepada
1)Pemerintah Pusat dapat GWPP harus memenuhi ketentuan :
melimpahkan sebagian Urusan a.lebih efektif dan efisien dilaksanakan
Pemerintahan yang menjadi oleh GWPP;
kewenangannya kepada GWPP b.daerah memiliki pelaksana yang lingkup
berdasarkan asas dekonsentrasi. tugas dan fungsinya sama dengan Urusan
2)Urusan Pemerintahan yang Pemerintahan yang didekonsentrasikan;
dilimpahkan kewenangan c.daerah memiliki sarana dan prasarana
Pemerintah Pusat yang dilaksanakan serta personel untuk menyelenggarakan
oleh K/L.
BENTUK dekonsentrasi; dan
d.tidak memerlukan biaya pendamping
Pasal 4 DEKON
2) Pembinaan umum dan teknis dari daerah.
dilakukan dalam bentuk fasilitasi, PERENCANAAN &
1)Penyelenggaraan
kepada GWPP meliputi:
Dekonsentrasi konsultasi, pendidikan
pelatihan serta penelitian dan
dan
PENDANAAN
Pasal 6
a.Binwas umum dan teknis pengembangan sesuai dengan 1)Perencanaan Dekonsentrasi kepada GWPP
terhadap: ketentuan perUU-an dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
1. penyelenggaraan Urusan 3) Pengawasan umum dan teknis perUU-an mengenai sistem perencanaan
Pemerintahan yang menjadi dilakukan dalam bentuk reviu, pembangunan nasional dan sinkronisasi
kewenangan daerah monitoring, evaluasi, pemeriksaan, proses perencanaan dan penganggaran
kab/kota; dan dan bentuk pengawasan lainnya pembangunan nasional.
2. Tugas Pembantuan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
dilaksanakan oleh daerah 2)Penganggaran Dekonsentrasi Kepada
perUU-an. GWPP dilaksanakan sesuai dengan
PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI KEPADA GWPP
(PP NOMOR 19 TAHUN 2022 TENTANG DEKONSENTRASI DAN
PENETAPAN TUGAS PEMBANTUAN) BMN
Pasal 7 Pasal 8
1)Penyelenggaraan Dekonsentrasi 1)Barang yang dibeli atau diperoleh dari
kepada GWPP berupa pembinaan dan penyelenggaraan Dekonsentrasi kepada
pengawasan umum dan teknis GWPP merupakan BMN dan dikelola serta
ditetapkan dengan Peraturan dipertanggungjawabkan sesuai dengan
Menteri/LPNK. ketentuan perUU-an mengenai pengelolaan
2)Penyelenggaraan Dekonsentrasi BMN.
kepada GWPP berupa pelaksanaan
KOORDINASI 2)BMN digunakan sebagai penunjang
tugas dan wewenang
3) Peraturan GWPP ttg
Menteri/LPNK ditetapkan
Dekon
Pertanggungjawaban dan
penyelenggaraan Dekonsentrasi kepada
dengan Peraturan Menteri Dalam
Binwas umum dan teknis ditetapkan
Negeri.
GWPP. Laporan
1) Penyelenggaraan Dekon Kepada GWPP harus
setelah berkoordinasi dengan
Menteri Dalam Negeri. dipertanggungiawabkan dan dilaporkan
4) Peraturan Menteri Dalam Negeri ttg kepada Presiden oleh Menteri Dalam Negeri
Dekon Tugas dan Wewenang GWPP dengan ketentuan:
ditetapkan setelah a. GWPP mempertanggungjawabkan dan
WAKTUberkoordinasi
PENETAPAN melaporkan penyelenggaraan Dekon Kepada
dengan Menteri Keuangan.
5) Peraturan Menteri/LPNK dan Peraturan GWPP kepada Menteri Dalam Negeri dengan
Menteri Dalam Negeri ditetapkan paling tembusan disampaikan kepada Menteri
lambat bulan November untuk PPN/Bappenas, Menteri Keuangan dan
penyelenggaraan Dekon kepada GWPP
Pasal 10 menteri/kepala LPNK; dan
Pelaporan penyelenggaraan
TA berikutnya. b. menteri/kepala LPNK terkait
Dekonsentrasi Kepada GWPP
6) Peraturan Menteri/LPNK dan Peraturan mempertanggungjawabkan dan melaporkan
menggunakan sistem pelaporan
Mendagri disampaikan kepada GWPP penyelenggaraan Dekon Kepada GWPP sesuai
elektronik yang terintegrasi sesuai
sebagai dasar penetapan Kep. Gubernur dengan kewenangan masing-masing kepada
dengan ketentuan per-UU-an
mengenai pelaksanaan Dekon Kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.
mengenai sistem pemerintahan
2011 8 Tugas dan Wewenang 2021 8 Tugas dan Wewenang
2016 1 Tugas dan Wewenang
1 Satker 133 Satker (alokasi awal 83,4M)
1 Satker
2012 8 Tugas dan Wewenang 2017 1 Tugas dan Wewenang 2022 9 Tugas dan Wewenang
1 Satker 1 Satker 133 Satker
Alokasi awal 76 M refocusing
2013 1 Tugas dan Wewenang 2018 1 Tugas dan Wewenang menjadi 55,2 M
1 Satker 1 Satker
2023 22 Tugas dan Wewenang
2014 1 Tugas dan Wewenang 2019 1 Tugas dan Wewenang 133 Satker
1 Satker 1 Satker Alokasi 72 Miliar

2015 1 Tugas dan Wewenang 2020 8 Tugas dan Wewenang


1 Satker 133 Satker (Refoccusing Pandemi)
2022

34 Provinsi 9 TUGAS DAN WEWENANG


1. Monitoring dan evaluasi
KEMENDAGRI kerjasama
133 Satker 2. Evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan
Pelimpahan dan 3. Memberikan rekomendasi
Penugasan Urusan Membiayai 9 tugas kepada pemerintah pusat
Pemerintahan Lingkup dan wewenang yang 4. Pengawasan perda
Kementerian Dalam telah tercantum
5. Mengevaluasi kinerja
Negeri TA 2022 dalam KRISNA + 46
pelayanan publik
Tugsas & Wewenang
6. Koordinasi Binwas
yg dilimpahkan
Dibiayai 7. Koordinasi kegiatan
Alokasi Anggaran pemerintahan dan
Rp. 55 APBN melalui dana
dekonsentrasi &
pembangunan antar
daerah
MILYAR dilaksanakan oleh 8. Monitoring dan evaluasi
pencapaian SPM
Satker Biropem,
Bappeda, 9. Koordinasi pelaksanaan
Inspektorat dan pembangunan kawasan
DPMPTSP perbatasan
DEKONSENTRASI GWPP

1. SETDA
Sekretariat perangkat gubernur sebagai wakil pemerintah
pusat di provinsi
2. Monitoring dan evaluasi kerja sama yang dilaksanakan daerah
kab/kota
KEMENDAGRI 3. Evaluasi LPPD kab/kota
4. Pengawasan terhadap Perda kab/kota
5. Koordinasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan antar
daerah
BAPPEDA
1. Memberikan rekomendasi atas usulan DAK kabupaten/kota di
wilayahnya
1. SATKER SETDA 2. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas
2. SATKER BAPEDA pembantuan di daerah kabupaten/kota
3. Koordinasi Pembangunan Kawasan Perbatasan berdasarkan
3. SATKER Pedoman yang ditetapkan Pemerintah
INSPEKTORAT
4. SATKER DMPTSP INSPEKTORAT
Monitoring, Evaluasi dan Supervisi terhadap penyelenggaraan
pemerintahan kab/kota yang ada di wilayahnya (Pengawasan
capaian SPM)

DPMPTSP
Mengevaluasi kinerja pelayanan publik pemerintah daerah
kabupaten/kota terkait penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan
1. SETDA
1. Monitoring dan evaluasi kerjasama yang dilaksanakan daerah 3. Koordinasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan antar
kabupaten/kota dalam satu provinsi; daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dan antar daerah
kabupaten/kota di wilayah satu provinsi (Melalui peningkatan
Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN daya saing wilayah berbasis kawasan dan strategis nasional);
Pembina : DITJEN BINA ADWIL (Subdit Kerja Sama, DKTPKS Adwil)
Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN
Dasar Hukum : Pasal 368 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014 Pembina : DITJEN BINA ADWIL (Subdit Kawasan Khusus Lingkup I, Dit.
Pedoman teknis : Waskoban)
1.PP 28 tahun 2018 ttg kerjasama daerah,
2.permendagri 22 tahun 2020 ttg tata cara kerjasama daerah dengan daerah lain dan Dasar Hukum : Pasal 91 ayat (4) UU Nomor 23 Tahun 2014
kerjasama daerah dengan pihak ketiga Output yang diharapkan:
Output yang diharapkan: Laporan Koordinasi, Supervisi dan Asistensi kegiatan
Laporan dan rekomendasi kerjasama daerah kabupaten/kota pemerintahan dan pembangunan antara Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota dan antar Daerah kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan dan Pengembangan Wilayah Berbasis
Kawasan dan Strategis Nasional

2. Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 4. Pengawasan terhadap Peraturan Daerah kabupaten/kota.
(ELPPD) daerah kabupaten/kota; Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG HUKUM DAN ORGANISASI
Pembina : DITJEN OTDA (Dit. Produk Hukum Daerah)
Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN
Pembina : DITJEN OTDA (Subdit Evaluasi Kinerja, EKPD Otda) Dasar Hukum : Pasal 91 ayat (2) UU Nomor 23 Tahun 2014
Pedoman teknis :
Dasar Hukum : Pasal 70 ayat (3) UU Nomor 23 Tahun 2014 1.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Pedoman teknis : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
1.Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Produk Hukum Daerah
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Output yang diharapkan:
Output yang diharapkan: Laporan pengawasan terhadap Perda kabupaten/kota.
Laporan hasil evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota
2. BAPPEDA 3. INSPEKTORAT 4. DPMPTSP
1. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan 1. Monitoring, evaluasi dan supervisi terhadap 1. Evaluasi kinerja pelayanan publik
tugas pembantuan di daerah kabupaten/kota; penyelenggaraan pemerintahan kabupaten/kota pemerintah daerah kabupaten/kota terkait
Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG PERENCANAAN yang ada di wilayah satu provinsi (Pengawasan penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan.
Pembina : DITJEN BINA ADWIL (Subdit Tugas Pembantuan, DKTPKS Capaian SPM);
Adwil) Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG HUKUM DAN
Dasar Hukum : Pasal 91 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014 Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG PENGAWASAN ORGANISASI
Pedoman teknis : Pembina : INSPEKTORAT JENDERAL (Wilayah IV) Pembina : DITJEN BINA ADWIL (Subdit Pelayanan
1.PP 28 tahun 2018 ttg kerjasama daerah, Umum, DKTPKS Adwil)
2.permendagri 22 tahun 2020 ttg tata cara kerjasama daerah dengan daerah Dasar Hukum : Pasal 91 ayat (2) UU Nomor 23 Tahun
lain dan kerjasama daerah dengan pihak ketiga
2014 Dasar Hukum : Pasal 352 ayat (2) UU Nomor 23
Output yang diharapkan:
Laporan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Tugas Pembantuan
Pedoman teknis : Tahun 2014
Kabupaten/Kota 1.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman teknis :
2. Memberikan rekomendasi atas usulan DAK kabupaten/kota Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan 1.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2021 tentang
di wilayah provinsi; Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah;
Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG PERENCANAAN
Output yang diharapkan: 2.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun
Pembina : DITJEN BINA BANGDA Laporan monitoring evaluasi penyelenggaraan 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu
Dasar Hukum : Pasal 91 ayat (4) UU Nomor 23 Tahun 2014 pemerintahan daerah kabupaten/kota Pintu Daerah,
Pedoman teknis : Output yang diharapkan:
1.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 117 Tahun 2017 tentang Tata Cara Laporan evaluasi kinerja pelayanan publik yang
Pengusulan dan Verifikasi Usulan Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota
melalui Dana Alokasi Khusus Fisik dibidang perizinan
Output yang diharapkan:
Laporan dan rekomendasi DAK Kabupaten/Kota
3. Mengoordinasikan pelaksanaan pembangunan kawasan
perbatasan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
Pelaksana : UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN
Pembina : DITJEN BINA ADWIL (Subdit Batas Negara dan Pulau-Pulau Terluar, Dit.
Waskoban)
Dasar Hukum : Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, Pasal 10 Ayat (2)
Output yang diharapkan:
Laporan pelaksanaan pembangunan Kawasan Perbatasan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

EVALUASI PELAPORAN
 LAPORAN MANAJERIAL
(pencapaian target keluaran (kinerja), kendala
yang dihadapi dan saran tindak lanjut)

 LAPORAN AKUNTABILITAS
(realisasi anggaran, catatan atas laporan
keuangan dan barang)

 LAPORAN TEKNIS
(pertanggungjawaban kegiatan (Rapat),
pembiayaan (Pagu dan Mak), dokumen
administrasi, laporan/rekomendasi hasil
kegiatan (Rapat).

 LAPORAN AKHIR
(pelaksanaan tugas dan wewenang GWPP, meliputi
laporan manajerial dan akuntabilitas serta
BENTUK LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TUGAS DAN
WEWENANG
(Permendagri 12/2021
PELAKSANAAN TUGAS ttg Peraturan Pelaksana PP 33/2018)
DAN WEWENANG PERMASALAHAN DAN
GUBERNUR SEBAGAI ISU STRATEGIS
WAKIL PEMERINTAH berisi tentang
PUSAT permasalahan dan isu
berisi tentang hasil strategis yang dihadapi
pelaksanaan tugas dan dalam pelaksanaan
wewenang GWPP yang tugas dan wewenang
disusun berdasarkan Unit GWPP.
Kerja pelaksana.

BAB BAB
BAB I BAB II BAB III
IV V

PENDAHULUAN
meliputi hal-hal yang LAPORAN PENUTUP
menjadi dasar AKUNTABILAS A.Kesimpulan
pelaksanaan tugas dan PENGGUNAAN B.Saran.
wewenang GWPP dan ANGGARAN
gambaran umum
wilayah provinsi.
A.Dasar Hukum
Lampiran-
B.Gambaran Umum lampiran
Wilayah Provinsi
C.Struktur Organisasi
Sasaran Penyusunan Indeks

Tujuan:
“Indeks penilaian kinerja gubernur disusun
dengan tujuan untuk memberikan standart
penilaian kinerja terhadap Gubernur
sebagai wakil pemerintah pusat dalam
melaksanakan 46 tugas dan wewenangnya
sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan.”
INDIKATOR KINERJA GWPP

1. Aspek Pelaksanaan memiliki Bobot 40%


2. Aspek Hasil dan Pelaporan memiliki
Bobot 60%

Masing-masing indicator di jabarkan dalam


rincian Sub Indikator dengan nilai sesuai
dengan beban masing-masing sub indicator
yang disepakai bersama dengan UKE I
pembina

Indeks Penilaian Kinerja GWPP akan


dilakukan secara otomatis melalui Sistem
Pelaporan GWPP
(sip.gwpp.kemendagri.go.id)
INDEKS PENILAIAN KINERJA GWPP

Tugas dan wewenang Tugas dan wewenang Tugas dan wewenang Tugas dan wewenang Tugas dan wewenang
Unit Kerja Bidang Unit Kerja Bidang Hk. Unit Kerja Bidang Unit Kerja Bidang Unit Kerja Bidang
Pemerintahan Dan Organisasi Keuangan Perecanaan Pengawasa
PENILAIAN
ASPEK

Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator

Nilai Kinerja Unit Nilai Kinerja Unit Nilai Kinerja Unit Nilai Kinerja Unit Nilai Kinerja Unit
Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja

KINERJA GUBERNURNilai
SEBAGAI WAKIL
Kinerja GWPP/ PEMERINTAH PUSAT
Provinsi
SISTEM PELAPORAN GWPP

SISTEM DIBANGUN UNTUK MEMPERMUDAH PROSES PENYAMPAIAN LAPORAN, DAN


01
PENILAIAN ATAS KINERJA GWPP  UNTUK MENDUKUNG SISTEM PEMERINTAHAN
BERBASIS ELEKTRONIK (SPBE) DAN TARGET SATU DATA APARATUR SIPIL NEGARA
(ASN) SESUAI PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2019 TENTANG SATU DATA INDONESIA

02
DATA BASE PELAPORAN KEGIATAN DEKONSENTRASI GWPP

03 SISTEM PELAPORAN TERINTEGRASI DENGAN PENILAIAN INDEKS KINERJA


GWPP

04 MONITORING PELKASANAAN 46 TUGAS DAN WEWENANG GWPP


(FOKUS PENILAIAN PADA KEGIATAN YANG DIDANAI)

05 MASING-MASING UNIT KERJA MEMILIKI HAK AKSES TERHADAP SISTEM


PELAPORAN
C. PEMERIKSAAN/AUDIT KEGIATAN
DEKONSENTRASI

33
PEMERIKSAAN/pemeriksaan KEGIATAN
DEKONSENTRASI
Pemeriksaan atau pemeriksaan kegiatan dekonsentrasi,
dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi
lingkup Kementerian Dalam Negeri, meliputi:
1. LAPORAN MANAJERIAL
(pencapaian target keluaran (kinerja), kendala yang dihadapi
dan saran tindak lanjut).
2. LAPORAN AKUNTABILITAS
(realisasi anggaran, catatan atas laporan keuangan dan
barang).
3. LAPORAN TEKNIS
(pertanggungjawaban kegiatan (Rapat), pembiayaan (Pagu
dan Mak), dokumen administrasi, laporan/rekomendasi hasil
kegiatan (Rapat).
4. LAPORAN AKHIR
(pelaksanaan tugas dan wewenang GWPP, meliputi laporan
PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
Bentuk Pertanggungjawaban kegiatan dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh
Gubernur selaku penerima dana dekonsentrasi, wajib melaksanakan penyusunan
laporan pertanggungjawaban yang terdiri dari:
1.Laporan Manajerial
Merupakan bentuk pelaporan kinerja kegiatan dan dan aggaran dari pelaksanaan
kegiatan dekonsentrasi di daerah. laporan manajerial memuat informasi terkait
perkembangan realisasi penyerapan anggaran, pencapaian kinerja dan target
keuangan, kendala yang dihadapi dan rencana tindak lanjut. Laporan manajerial
tersebut yang akan menjadi dasar penilaian atau objek pemeriksaan yang akan
dilaksanakan oleh pemeriksaan or dari Inspektorat Bidang Kinerja Kelembagaan.

•Laporan akuntabilitas
Terdapat 2 laporan akuntabilitas yang harus disusun oleh Gubernur selaku penerima
dana dekonsentrasi, pertama penyusunan Laporan Keungan yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Kedua adalah Laporan Barang Milik Negara yang terdiri dari Laporan Barang Milik
Negara, Laporan Barang Persediaan, dan Catatan atas Laporan Barang Milik Negara.
Laporan akuntabilitas merupakan dokumen yang akan menjadi objek pengawasan
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Bidang Administrasi Umum dalam pelaksanaan
kegiatan pengawasan kegiatan dekonsentrasi
PENGAWASAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pengawasan


kegiatan Dekonsentrasi, yaitu:
1.Pengawasan kegiatan dekonsentrasi lingkup Kementerian Dalam Negeri
dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri selaku
APIP di Kementerian Dalam Negeri. Pengawasan tersebut meliputi
pengawasan keuangan dan pengawasan kinerja.

2.Bentuk kegiatan pengawasan yang dilakukan dapat berbentuk


pemeriksaan atau pemeriksaan , reviu, pemantauan dan/atau evaluasi
terhadap pengelolaan dana dekonsentrasi. Dalam pelaksanaan
pengawasannya, Inspektorat Jenderal juga dapat malakukan pengawasan
dekonsentrasi dengan bekerja sama melakukan pemeriksaan atau joint
pemeriksaan dengan BPKP.

3.Output dari kegiatan pengawasan tersebut adalah Laporan Hasil


Pengawasan (LHP) yang nantinya akan disampaikan kepada Penanggung
Jawab pengelola Dekonsentrasi baik di pusat maupun di daerah.
TAHAPAN PEMERIKSAAN/AUDIT KEGIATAN DEKONSENTRASI

1. Tahap Perencanaan
Pada Tahap Perencanaan yang merupakan bagian terpenting dalam
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan adalah membuat perencanaan
kegiatan pemeriksaan.
Tujuan utama dari tahapan ini adalah salah satunya untuk memberikan
kejelasan mengenai tujuan pemeriksaan dan penugasan pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Selain itu pada tahapan ini juga bertujuan untuk memperoleh pemahaman
awal yang memadai atas entitas yang akan diperiksa dan informasi-
informasi pokok lainnya yang akan diperlukan selama kegiatan di
tahapan pelaksanaan pemeriksaan.

Langkah-langkah dalam tahapan perencanaan pemeriksaan adalah sebagai


berikut:
• Inspektur sebagai pemberi penugasan, memberikan disposisi penugasan
kepada Supervisor/Dalnis untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan
dekonsentrasi.
Lanjutan..............

2. Selanjutnya membentuk tim pemeriksaan dekonsentrasi yang terdiri dari


1 Supervisor/Dalnis 1 Ketua Tim dan beberapa Anggota Tim yang akan
melakukan kegiatan pemeriksaan dekonsentrasi dan menyerahkan daftar
tim pemeriksaan kepada Inspektur.
3. Supervisor/Dalnis menugaskan Ketua Tim dan Anggota Tim untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai objek pemeriksaan yang akan
dilaksanakan pemeriksaan.
4. Ketua Tim selanjutnya melaksanakan penyusunan Program Kerja
pemeriksaan yang nantinya akan diserahkan kepada Supervisor/dalnis
untuk direviu.
5. Setelah melakukan reviu Program Kerja Pemeriksaan, Supervisor/Dalnis
menugaskan tim untuk menyusun konsep Surat Tugas dan surat pengantar
kegiatan pemeriksaan.
6. Ketua tim bersama anggota tim melakukan penyusunan konsep Surat
Tugas pemeriksaan Dekonsentrasi dan surat pengantar kegiatan
pemeriksaan yang ditujukan kepada pemeriksaan. Konsep surat Tugas
pemeriksaan tersebut terdiri dari Surat Tugas atas pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan dekonsentrasi.
Lanjutan..............

2. Tahap Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.
Pada tahapan inilah tim pemeriksaan melakukan serangkaian kegiatan
pemeriksaan dokumen kegiatan penyelenggaraan dekonsentrasi yang
telah dilaksanakan.
Tujuan dari tahapan pelaksanaan pemeriksaan adalah untuk melakukan
serangkaian kegiatan perolehan bukti, dan melakukan pengujian
terhadap bukti tersebut untuk menentukan kegiatan tersebut sudah
sesuai dengan kriteria atau belum dan mengidentifkasi hambatan yang
terjadi.

Langkah-langkah dalam tahapan pelaksanaan pemeriksaan adalah sebagai


berikut:
• Inspektur menyampaikan surat pengantar beserta lampirannya kepada
auditi yang menjadi instrumen kelengkapan kegiatan pemeriksaan
kegiatan dekonsentrasi.
Lanjutan..............

b. Selanjutnya tim pemeriksa yang terdiri dari Penanggung Jawab,


Supervisor/Dalnis, Ketua Tim dan Anggota melakukan Entry Meeting
dengan Pimpinan OPD yang menjadi Objek Pemeriksaan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi terkait
pelaksanaan kegiatan audit kepada auditi.
Informasi tersebut diantaranya informasi umum mengenai kegiatan
dekonsentrasi, sampel yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pemeriksaan, perolehan dokumen sesuai dengan daftar dokumen yang
diminta dalam surat pengantar, dan permohonan penggunaan ruangan
untuk digunakan sebagai pelaksanaan penelaahan dan pengujian
dokumen.

c. Kegiatan selanjutnya adalah mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan


dekonsentrasi. Pada kegiatan ini ketua tim dan anggota tim
mengumpulkan data atau dokumen terkait yang akan digunakan dalam
pengujian dan penelaahan.
Lanjutan..............

d. Kemudian pelaksanaan pemeriksaan fisik kas dan Stock Opname persediaan.


Kedua kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan
pengumpulan data atau bukti yang harus dilaksanakan oleh tim pemeriksa.
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan pemeriksaan fisik tersebut adalah untuk
mengetahui total kas dan persediaan yang dimiliki satker hingga dilaksanakan
audit tersebut. Selain itu kegiatan pemeriksaan tersebut juga dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui Control satker atas penggunaan uang kas dan
persediaan

e. Kegiatan selanjutnya adalah mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan


dekonsentrasi. Pada kegiatan ini ketua tim dan anggota tim mengumpulkan
data atau dokumen terkait yang akan digunakan dalam pengujian dan
penelaahan dan pengujian atas dokumen-dokumen yang telah didapatkan.

f. Melakukan wawancara dan permintaan keterangan yang diperlukan. Pada


kegiatan ini, tim pemeriksa melakukan wawancara atau meminta keterangan
tambahan terkait anomali atau dokumen tambahan yang dirasa perlu untuk
dimintai keterangan. Wawancara dilakukan kepada pejabat yang bertanggung
jawab atas masing-masing kegiatan yang dilakukan.
Lanjutan..............

g. Setelah selesai melaksanakan pengujian atas dokumen atau bukti lainnya yang
didapatkan selama proses pengujian, kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh
tim pemeriksa adalah melakukan penyusunan dokumen resume hasil audit atau
notisi audit. Tujuan dari penyusunan dokumen tersebut adalah untuk
menampung seluruh hasil kegiatan audit baik berupa praktek positif maupun
temuan-temuan lainnya yang ditemukan.

h. Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh tim pemeriksa dekonsentrasi adalah


melaksanakan kegiatan Exit Meeting. Tujuan dilaksanakannya Exit Meeting
adalah untuk meminta klarifikasi kepada pihak auditi mengenai temua-temuan
yang ditemukan tim pemeriksa selama pelaksanaan pemeriksaan di lapangan.

i. Pada pertemuan tersebut, pihak auditi dapat memberikan tanggapan dari


temuan yang ditemukan oleh Tim Pemeriksa dan nantinya akan dituangkan
kedalam Berita Acara Pembahasan atas Resume Hasil Audit.
Lanjutan..............
3. Tahap Pelaporan
Tahapan terakhir dalam pelaksanaan pemeriksaan dekonsentrasi adalah Tahap
pelaporan hasil pemeriksaan .

Pada tahapan pelaporan pemeriksaan ini langkah-langkahnya sebagai berikut:


• Tim Pemeriksa melakukan penyusunan konsep laporan hasil pemeriksaan/audit.
• Konsep laporan hasil pemeriksaan/pemeriksaan disampaikan kepada Tim melalui
Supervisor/Dalnis untuk dilaksanakan reviu atas konsep laporan tersebut.
• Selanjutnya Supervisor/Dalnis menyampaikan hasil reviu konsep laporan hasil
pemeriksaan kepada Inspektur Inspektur untuk meminta tanda tangan persetujuan
atas konsep laporan hasil pemeriksaan.
• Selanjutnya setelah dilakukan penandatanganan oleh Inspektur Inspektur, Tim
untuk menyusun surat penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Final kepada
pemeriksaa.
• Surat penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan kepada pemeriksaan diserahkan
kepada Supervisor/Dalnis untuk direviu dan hasil reviu memo tersebut akan
diserahkan kepada Inspektur untuk penandatanganan.
• Selanjutnya adalah penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan final bersama dengan
surat penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan disampaikan kepada pemeriksaan,
dan bagian Tata Usaha untuk dilakukan pengarsipan dokumen.
SEKIAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai