Anda di halaman 1dari 25

PEMBAGIAN KEWENANGAN

PEMBINAAN JASA
KONSTRUKSI
PUSAT DAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
® Ditjen Otonomi Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN
Fungsi pemerintahan
Adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang
 pelayanan
menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan  pemberdayaan
 pembangunan
dan/atau susunan pemerintahan untuk
mengatur dan mengurus fungsi-fungsi
tersebut yang menjadi kewenangannya
dalam rangka:
 melindungi,
 melayani,
 memberdayakan, dan
 menyejahterakan masyarakat
® Ditjen Otonomi Daerah

Anatomi
Urusan Pemerintahan

Urusan
Pemerintahan

Urusan
Urusan Konkuren
Absolut

o Politik LN; Pilihan Wajib


o Pertahanan;
o Kemanan;
o Yustisi;
o Moneter; Non Yandas Pelayanan Dasar

o Agama;
NSPK SPM
® Ditjen Otonomi Daerah

Kriteria Pembagian
Urusan Pemerintahan

Pembagian urusan pemerintahan berdasarkan kriteria:

Kriteria Pembagian UP

Akuntabilitas
Eksternalitas
Efisiensi
bhw tingkatan pemerintahan
bahwa tingkatan pemerintahan yg paling dekat dgn dampak
ditujukan untuk
yg terkena dampak dari tsblah yg berwenang atas
mengakomodasikan
Urusan Pemerintahan tsb yg urusan pemerintahan
tuntutan globalisasi
berwenang atas urusan tsb termaksud.
yaitu mendorong
pemerintahan yang efisien
dan berdaya saing

 Kriteria eksternalitas dan akuntabilitas dimaksudkan untuk mengakomodasikan


tuntutan demokrasi,
 Kriteria efisiensi untuk memenuhi tuntutan ekonomis yaitu menciptakan
pemerintahan yang efisien dan berdaya saing
® Ditjen Otonomi Daerah

Pusat
Berwenang membuat NSPK, melakukan pembinaan, pengawasan,
monev dan fasilitasi kpd daerah. Sebagai pelaksana, Pusat
melaksanakan urusan-urusan pemerintahan yang berskala atau
berdampak nasional atau internasional

Kewenangan
dlm Provinsi
UP
Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan
yang berdampak satu Provinsi atau lintas Kab/Kota dalam
NSPK yang ditetapkan Pusat

Kab/Kota
Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan
yang berdampak lokal, hanya dalam wilayah yang bersangkutan,
dalam NSPK yang ditetapkan Pusat
® Ditjen Otonomi Daerah

Urgensi NSPK
Dalam Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
PP 38/2007 menyatakan bahwa perlu disusun Kebijakan yang disebut
sebagai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) sebagai sarana
untuk memperjelas urusan yang dilaksanakan oleh tiap tingkatan
pemerintahan, agar tidak terjadi overlap atau tumpang-tindih, tarik-
menarik, dan kekosongan

NSPK
Merupakan salah satu kebijakan nasional yg mengatur pedoman penyelenggaraan
urusan pemerintahan yg bersifat umum & mengikat Pemerintah, Pemda Prov dan
Pemda Kab/Kota.

5
® Ditjen Otonomi Daerah

Kewajiban Tingkatan Pemerintahan


Terhadap NSPK

Menteri/
Pemda Prov. &
Pimpinan Pemda Kab/Kota
LPNK dlm melaks.
Menetapkan urusan
NSPK untuk
pelaksanaan
NSPK pemerintahan
wajib & pilihan
urusan wajib berpedoman
kepada NSPK
dan urusan
pilihan

6
Pembagian Kewenangan Pembinaan
Jasa Konstruksi
Pusat Dan Daerah
® Ditjen Otonomi Daerah

DASAR HUKUM
UU 18/1999 UU 32/2004
Tentang Jasa Konstruksi Tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 35 Pasal 10 ayat (1) “Pemerintahan


(1) Pemerintah melakukan pembinaan jasa daerah menyelenggarakan urusan
konstruksi dalam bentuk pengaturan, pemerintahan yang
pemberdayaan, dan pengawasan menjadi kewenangannya, .......”
(6) Sebagian tugas pembinaan sebagaimana Pasal 21 dan 22 tentang Hak dan
dimaksud pd ayat (1) dapat dilimpahkan Kewajiban Daerah
kpd Pemda yg diatur lebih lanjut dg PP

PP 30/2000 PP 38/2007
Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pem. Provinsi Dan Pem
Jasa Konstruksi
Kab/Kota
Lingkup pengaturan pembinaan jasa
konstruksi: Melaksanakan pembinaan sesuai dgn
 bentuk pembinaan,
urusan jasa konstruksi, meliputi:
 pihak yang dibina,
1. Pengaturan;
 penyelenggara pembinaan,
 pembiayaan yang diperlukan untuk
2. Pemberdayaan;
pelaksanaan pembinaan
3. Pengawasan
@ Ditjen Otonomi Daerah

Urusan Sub Bidang jasa Konstruksi


yang menjadi Kewenangan Daerah

Provinsi Kab/Kota
Pengaturan Pengaturan
Pelaks Kebijakan pembinaan jas-kons yg tlh ditetapkan Pelaks Kebijakan pembinaan jas-kons yg tlh ditetapkan

Pemberdayaan Pemberdayaan
1. Pengembangan SI-Jakons di Kab/Kota 1. Pengembangan SI-Jakons di Kab/Kota
2. Litbang Jakons di Kab/Kota 2. Litbang Jakons di Kab/Kota
3. Pengemb. SDM Jakons di Kab/Kota 3. Pengembangan SDM Jakons di Kab/Kota
4. Peningk Kemampuan Teknologi Jakons di Kab/Kota 4. Peningk Kemmpan Teknologi Jakons di Kab/Kota
5. Pelaks Pelatihan, Bimtek & Penyuluhan Jakons 5. Pelaks Pelatihan, Bimtek & Penyuluhan Jakons
6. Pelaks pemberdayaan thd LPJK daerah dan 6. Penerbitan Perizinan Usaha Jasa Konstruksi.
asosiasi di prov. yg bersangkutan.

Pengawasan
1. Pengawasan Tata Lingkungan dalam Wil Kab/kota
Pengawasan
2. Pengawasan sesuai kewenangannya utk terpenuhinya
1. Pengawasan tata lingkungan yang bersifat lintas penyelenggaraan Jakons.
kabupaten/kota.
2. Pengawasan sesuai kewenangannya utk terpenhinya
tertib penylegraan Jakons.
3. Pengawasan terhadap LPJK daerah & asosiasi di
provinsi yang bersangkutan
@ Ditjen Otonomi Daerah
Pembagian Urusan
Sub Bidang jasa Konstruksi
(RUU 32/2004, Hasil Rapat Panja terakhir, 11 September 2014)

Pusat
a. Penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja konstruksi percontohan.
b. Pengembangan sistem informasi jakon cakupan nasional.
c. Penerbitan izin usaha jasa konstruksi asing.
d. Pengembangan standar kompetensi kerja & jakon.
e. Pengembangan pasar dan kerja sama konstruksi luar negeri.

Provinsi
a. Penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli konstruksi.
b. Penyelenggaraan sistem informasi jakon cakupan Daerah provinsi.

Kab/Kota
a. Penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi.
b. Penyelenggaraan sistem informasi jakon cakupan Daerah kabupaten/kota
c. Penerbitan izin usaha jasa konstruksi nasional (nonkecil dan kecil).
d. Pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa
konstruksi.
® Ditjen Otonomi Daerah

KELOMPOK SASARAN DAN TUJUAN PEMBINAAN


Pihak yang Dibina Tujuan Pembinaan
Penyedia 1. Usaha orang perseorangan; dilakukan untuk meningkatkan
Jasa 2. Badan usaha yang berbadan hukum pemahaman dan kesadaran akan hak dan
atau pun yang bukan berbadan kewajibannya
hukum.
Pengguna 1. Instansi Pemerintah Pusat dan dilakukan untuk menumbuhkan
Jasa Pemerintah Daerah; pemahaman dan kesadaran akan hak dan
2. Orang perseorangan; kewajiban pengguna jasa dalam pengikatan
3. Badan usaha yang berbadan hukum dan
atau pun yang bukan berbadan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
hukum.

Masyarakat Bagian dari masyarakat yg mempunyai dilakukan utk menumbuhkan pemahaman


Jasa kepentingan dan/atau kegiatan yg akan peran strategis jasa konstruksi dlm
Konstruksi berhubungan dgn usaha & pekerjaan pembangunan nasional, kesadaran akan
jasa konstruksi hak dan
kewajiban guna mewujudkan tertib usaha,
tertib penyelenggaraan, dan tertib
pemanfaatan
® Ditjen Otonomi Daerah

PEMBINAAN TERHADAP PENYEDIA JASA


Kriteria Uraian Ket
Tujuan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan
hak dan kewajibannya
Penyelenggara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Kewenangan Mencakup: Pengaturan; Pemberdayaan; Pengawasan
Pembinaan pusat  Yang dilakukan scr berjenjang (Pasal 6 PP 30/2000)
 Telah terbagi di dalam PP 38/2007

Lingkup a. pengembangan SDM di bidang jasa konstruksi;


pembinaan b. peningkatan kemampuan teknologi jasa konstruksi;
daerah prov dan c. pengembangan sistem informasi jasa konstruksi;
kab/kota untuk d. penelitian dan pengembangan jasa konstruksi;
melaks tugas e. pengawasan tata lingkungan yang bersifat lintas Kab/Kota
otda

Cara Pembinaan Provinsi dan Kab/Kota: Diatur dlm


1. melaksanakan kebijakan pembinaan jas- konstruksi; PP 30/2000
2. menyebarluaskan peraturan per-UU-an jas-kons; Dan PP
38/2007
3. melaksanakan pelatihan, bimteks & penyuluhan;
4. melaksanakan pengawasan sesuai dengan kewenangannya
untuk terpenuhinya tertib penyelenggaraan pekerjaan jasa
konstruksi
Khusus Kab/Kota ditambahkan :
a. menerbitkan perizinan usaha jasa konstruksi;
® Ditjen Otonomi Daerah

PEMBINAAN TERHADAP PENGGUNA JASA


Kriteria Uraian Keterangan
Tujuan untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran Diatur dlm PP
akan hak dan kewajiban pengguna jasa dalam 30/2000
pengikatan dan penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi
Penyelenggara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Cara Pembinaan 1. memberikan penyuluhan tentang peraturan Diatur dlm PP
perundang-undangan jasa konstruksi; 30/2000
2. memberikan informasi tentang ketentuan Dan PP
keteknikan, keamanan, keselamatan dan 38/2007
kesehatan kerja serta tata lingkungan setempat;
3. menyebarluaskan ketentuan perizinan
pembangunan;
4. melaksanakan pengawasan untuk terpenuhinya
tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan
jas-kons
® Ditjen Otonomi Daerah

PEMBINAAN TERHADAP MASYARAKAT


Kriteria Uraian Keterangan
Tujuan dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman Diatur dlm PP
akan peran strategis jas-kons dl pembangunan nasional, 30/2000
kesadaran akan hak & kewajiban guna mewujudkan tertib
usaha, tertib penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan

Penyelenggara Pemerintah Kab/Kota Diatur dlm PP


30/2000
Cara Pembinaan 1. memberikan penyuluhan tentang peraturan per-UU-an jasa Diatur dlm PP
konstruksi; 30/2000
2. memberikan informasi tentang ketentuan keteknikan, Dan
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan PP 38/2007
tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat;
3. meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap
kewajiban pemenuhan tertib penyelenggaraan konstruksi
dan tertib pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi;
4. memberikan kemudahan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan pengawasan untuk turut serta mencegah
terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan
kepentingan dan keselamatan umum.
® Ditjen Otonomi Daerah

PEMBIAYAAN PEMBINAAN

APBN dilaksanakan melalui:


- Kantor pusat;
- Kantor Daerah (Balai Jasa
Kewenangan Pembinaan

Pusat Konstruksi);

- APBN (melalui Dekonsentrasi


& TP)
- APBD Provinsi
Provins
i

- APBN (melalui tugas


pembantuan)
- APBD Kab/Kota
Kab/
Kota
® Ditjen Otonomi Daerah

TATA LAKSANA DAN ORGANISASI PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI

Pelaksanaan Pembinaan
(Pasal 12 PP 30/2000)

Dapat dilaksanakan oleh Pemda sendiri

Dapat dilaksanakan bersama-sama dg LPJK


Nasional/Provinsi;
@ Ditjen Otonomi Daerah

Unit Kerja (SKPD)


Fungsi Jasa Konstruksi sebagai bagian dari Bidang
Kelembagaan

Urusan Pekerjaan Umum harusnya dapat dipastikan


terwadahi dalam sub unit SKPD

Tim Pembina Jasa Konstruksi (TPJK)


o Fungsi Koordinasi Lintas SKPD, Lintas Eselonitas,
Lintas Kepentingan kurang efektif jika hanya
dilaknakan oleh Unit SKPD Jasa Konstruksi.
o Memerlukan kelembagaan Ad-hoc dibawah kendali
Sekretariat Daerah berupa TPJK.
o Unit SKPD sebagai Sekretariat TPJK
® Ditjen Otonomi Daerah

Uraian
Tugas

Tugas Unit Kerja Monev Pembinaan Jasa Laporan Pembinaan


Pembina Jakon Konstruksi Jasa Konstruksi

a. Dilakukan secara
a. Lap yg disusun unit kerja yang
a. menyusun rencana dan berkala oleh unit ditunjuk Menteri disampaikan
program pelaksanaan pembina jasa kpd Menteri;
pembinaan; konstruksi; b. Lap yg disusun unit kerja yg
b. melaksanakan pembinaan; b. Dijadikan sebagai ditunjuk Gub disampaikan kpd
Gub dan Menteri;
c. melakukan pemantauan masukan bagi c. Lap yg disusun unit kerja yang
(monitoring) dan evaluasi; penyusunan rencana ditunjuk Bup/Walikota
d. menyusun laporan pembinaan disampaikan kpd
pertanggungjawaban Bupati/Walikota dgn tembusan
kpd Gub & Menteri.
® Ditjen Otonomi Daerah

OUTPUT KINERJA PENYELENGGARAAN JASA


KONSTRUKSI
1. Ketersediaan Pengaturan Pelaksanaan Kebijakan Jasa Konstruksi.
2. Terlaksananya pengembangan kapasitas usaha dan kelembagaan jasa konstruksi di
daerah.
3. Terwujudnya pengawasan dlm rangka tertib penyelenggaraan usaha &tata
lingkungan (mslnya dlm hal pengadaan barang & jasa).
4. Terlaksananya pembinaan SDM konstruksi
5. Terlaksananya pembinaan kompetensi dan keahlian tenaga konstruksi di daerah.

• Sesuai prinsip Anggaran Berbasis Kinerja, maka untuk mendukung kinerja ini perlu didukung
dengan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran yang diarahkan pada pencapaian target
kinerja dimaksud.
• Keterbatasan anggaran daerah, harus diantisipasi dengan pola-pola pendekatan melalui
peningkatan peran dan pemberdayaan masyarakat jasa konstruksi serta dukungan alokasi
dana dari pemerintah.
® Ditjen Otonomi Daerah

SPM – JASA KONSTRUKSI


Merupakan standar minimal terkait dengan kualitas dari Jenis layanan jasa konstruksi
kepada masyarakat yang harus diberikan/dijamin keberdaan penyelenggaraannya oleh
Pemerintah Daerah

Peraturan Lama Peraturan Baru


Permen PU No. 14 Tahun 2010 Permen PU No. 1 Tahun 2014

Kab/ Prov.
Kab/
Kota Kota
SIPJAK SIPJA
IUJK SIPJAKI IUJK
100% I KI
100% 100% 100%
2014 60%
2014 2019 2019
2019
PEMBIAYAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
JASA KONSTRUKSI
1. Pastikan bahwa urusan jasa konstruksi sudah memiliki Nomenklatur kode program,
kegiatan dan rekening.
2. Lampiran Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, terkait Urusan Bidang Pekerjaan Umum
belum telah memuat memuat daftar 30 program, kegiatan dan rekening namun tidak
satupun yang terkait Jasa Konstruksi.
3. Daerah diberikan peluang “mengembangan program dan kegiatan beserta kode
rekeningnya sesuai kebutuhan obyektif, nyata dan sesuai karakteristik daerah”.

Diperlukan Nomenklatur Baru program dan


kegiatan beserta kode rekening

1 03 xx 31 Program Pembinaan Jasa Konstruksi


1 03 xx 31 001 Kegiatan pengembangan kapasitas usaha dan kelembagaan jasa konstruksi
1 03 xx 31 002 Kegiatan Pengawasan penyelenggaraan usaha dan tata lingkungan
1 03 xx 31 003 Kegiatan pembinaan SDM konstruksi
1 03 xx 31 004 Kegiatan pembinaan kompetensi dan keahlian tenaga konstruksi di daerah.
® Ditjen Otonomi Daerah

Monitoring Pelaksanaan Urusan Jasa Konstruksi di Daerah

1. Pembagian urusan bidang jasa konstruksi antara Pemerintah, Provinsi dan


Kab/Kota masih menimbulkan banyak persepsi dlm implentasinya, mengingat
ketidakjelasan target sasarannya dan lingkup kewenangannya;
2. Dampak dari ketidakjelasan pembagian urusan menyebabkan tanggung jawab
pembinaan jasa kosntruksi kurang efektif dan akuntabel;
3. Fungsi dari unit kerja yg membidangi jasa konstruksi belum tertampung
didalam organisasi perangkat daerah, shg berdampak pd tidak tertampungnya
perencanaan dan penganggaran pembinaan jasa konstruksi di Daerah;
4. Belum semua daerah membentuk Tim Pembina Jasa Konstruksi (TPJK),
sehingga fungsi-fungsi koordinasi pembinaan jasa konstruksi kurang efektif
didalam pelaksanaannya;
5. Berbagai kebijakan nasional terkait jasa konstruksi kurang terinformasikan dan
ditindaklanjuti dgn baik oleh daerah, termasuk kebijakan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) sub bidang jasa konstruksi
® Ditjen Otonomi Daerah

Simpulan Langkah-langkah Optimalisasi Pelaksanaan Urusan Jasa


Konstruksi
1. Kementerian PU perlu menyusun dan menetapkan NSPK sbg tindaklanjut
dari amanat PP 30/2000 dan PP 37/2008 yang masih diperlukan daerah utk
efektifitas pelaksanaan urusan jasa konstruksi terutama terkait dgn:
 Kejelasan pembagian pembagian urusan dan kelompok sasaran
pembinaan antara provinsi dan kabupatan/kota ;
 Penegasan unit yang melaksanakan fungsi jasa konstruksi
 Penegasan kembali terkait peran, fungsi dan tugas TPJK;
 Mekanisme monitoring dan pelaporan agar lebih terinci ;
 Penggunaan nomenklatur program dan kegiatan bidang jasa konstruksi
2. Mengawal penyusunan revisi UU 32 tahun 2004 dan revisi PP 38 tahun 2007
serta revisi PP 41 tahun 2007 untuk memastikan penguatan jasa konstruksi;
3. Memastikan pencapaian SPM sub bidang jasa konstruksi sudah dapat
dilaksanakan oleh seluruh kab/kota pada tahun 2014;
4. Pembinaan melalui mekanisme APBN (Dekonsentrasi dan TP) secara
bertahap seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mendorong penguatan
pembinaan jasa konstruksi di daerah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai