Anda di halaman 1dari 58

Wujudkan ASN Pro Hijau Mendukung SDGs

Paulus Tallulembang
Training Specialist
Global Green Growth Institute (GGGI)
Highlights:
• Sekilas tentang GGGI
• Komitmen Global (SDGs dan Paris Agreement)
• Implementasi Komitmen di Level Nasional
• Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Pro Hijau)
• ASN Agen Perubahan Pro Hijau (Role Model)
• Gaya Hidup Berkelanjutan
Cara Mudah Mengingat SDGs
Sekilas tentang GGGI
Tentang GGGI
Kantor Pusat GGGI

Global Green Growth Institute (GGGI) adalah sebuah


organisasi internasional (antar pemerintah) yang Seoul
didirikan untuk mendukung dan mempromosikan
model pertumbuhan ekonomi yang dikenal sebagai
"pertumbuhan ekonomi hijau".

Ban – Ki moon Frank Rijsberman


(President & Chair of GGGI (Director-General GGGI)
Visi dan Misi

Visi
Menciptakan dunia yang tangguh melalui
pertumbuhan ekonomi hijau yang kuat, inklusif dan
berkelanjutan .

Misi
Mendukung negara-negara anggota GGGI untuk
beralih menuju model pertumbuhan ekonomi hijau
dengan mengembangkan dan menerapkan strategi-
strategi untuk secara bersamaan mewujudkan
penurunan tingkat kemiskinan, inklusivitas sosial,
keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
Negara Anggota dan Lokasi Operasional

Berkantor pusat
di Seoul,
Republik Korea,
GGGI memiliki 39
anggota, dengan
lokasi operasional
di 33 negara

Negara Anggota Lokasi Operasional


Angola, Australia, Burkina Faso, Kamboja, Kosta Burkina Faso, Cambodia, China, Colombia, Costa
Rika, Denmark, Ekuador, Ethiopia, Fiji, Guyana, Rica, Ethiopia, Fiji, Guyana, Hungary, India,
Hongaria, Indonesia, Yordania, Kirgizstan, Kiribati, Indonesia, Jordan, Kiribati, Lao PDR, Mexico,
Republik Korea, Laos, Meksiko, Mongolia, Norwegia, Mongolia, Morocco, Mozambique, Myanmar,
Organisasi Negara-negara Karibia Timur, Pantai Nepal, OECS, Papua New Guinea, Peru,
Gading, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Philippines, Qatar, Rwanda, Senegal, Thailand,
Qatar, Rwanda, Senegal, Sri Lanka, Thailand, Tonga, Tonga, Uganda, United Arab Emirates, Vanuatu,
Uni Emirat Arab, Inggris, Uganda, Uzbekistan, Viet Nam
Vanuatu, Vietnam, Colombia
Komitmen Global
(SDGs dan PA/NDC)
SDGs dan Paris Agreement

Nationally
Protokol Kesepakatan Paris Determined
Konvensi Kyoto (1997) (2015) Contribution
Perubahan Iklim (NDC)
(UNFCCC) Copenhagen
Accord (2009)
Bersifat
Mengikat Aichi Target

KTT Bumi Konvensi Cartagena


(1992), Rio Keanekaragaman Biosafety
Hayati (UNCBD) Protocol
de Jeneiro.
(UNCED) Nagoya Genetic
Resource

Agenda 21

17 Tujuan
Pembangunan Rio +10 Rio +20 UN-SDGs
Deklarasi Rio Pembangunan
Berkelanjutan (2002) (2012) (2015)
UN-MDGs Berkelanjutan
(2000) (SDG)
Prinsip-prinsip
Kehutanan
The Connections

Distribution of NDC activities in relation to the 17 SDGs (SEI, 2019)


The Strongest 6 Connections

Energi bersih dan terjangkau (SDG 7) terkait dengan


akses ke energi dan langkah-langkah efisiensi energi
dengan tujuan utama perubahan iklim untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca.
Menjaga Ekosistem Darat (SDG 15) mencerminkan
peran ekosistem, pengelolaan hutan dan
penggunaan lahan dalam mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim.
Mengakhiri kelaparan (SDG 2) memperjelas bahwa
keberlanjutan dan climate-smart agriculture
dipandang sebagai solusi utama dalam perjuangan
untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata di bawah
2°C.
Kota dan komunitas yang berkelanjutan (SDG 11)
berkaitan dengan kegiatan iklim yang berfokus pada
perencanaan kota dan transportasi umum.
Akses air bersih dan sanitasi (SDG 6) berkaitan
dengan kegiatan iklim yang berfokus pada efisiensi
air dan pengelolaan ekosistem air.
Kemitraan untuk mencapai tujuan (SDG 17)
menyoroti pentingnya memberikan dukungan
keuangan, transfer teknologi, dan pembangunan
kapasitas bagi negara-negara yang paling
membutuhkannya - khususnya Negara-negara
Tertinggal (LDC) dan Negara-Negara Berkembang
Pulau Kecil (SIDS).
Implementasi Komitmen di Level Nasional
SDGs & NDC di Indonesia
SDGs
17 Goals,
169 Targets,
241 Indicators

319 INDIKATOR NASIONAL

5 sektor & proporsi (Dokumen NDC Indonesia


menurunkan emisi GRK 29% BAU di tahun 2030:
Indikator Indikator Indikator Nasional
Nasional yang Nasional ke sebagai tambahan
85 selaras dengan
165 Global sebagai
69 dari indikator
indikator global Indikator proksi global

RENCANA AKSI NASIONAL

RENCANA AKSI DAERAH


Potensi Indonesia Nilai Karbon
ENERGY SECTOR
PLTU menyumbang 75,2% emisi dari
pembangkit listrik tenaga batubara (penurunan
& perdagangan karbon PLTU):
• 20 unit PLTU > 400 MW nilai cap 0,918 ton
CO2/MWh, 52 unit PLTU 100-400 MW nilai
cap 1,013 ton CO2/MWh, dan 12 unit PLTU
mulut tambang 100-400 MW nilai cap 1,094
ton CO2/MWh.
• Uji coba Cap & trade: 28 transaksi transfer
karbon sebesar 42.455,42 ton CO2, harga
karbon rata-rata US$ 2 per ton
• Voluntary carbon standar, 4.500 ton CO2,
€3/ton
• kredit karbon skema PPE sebanyak 22.248,1
FOLU SECTOR ton CO2 dengan harga Rp 4.000 per ton

Hutan Tropis terbesar ketiga di dunia: Lahan gambut terluas di dunia;


• 125.9 juta hektar • 7.5 juta hektar
• Menyerap emisi karbon sebesar 25,18 miliar ton • Menyerap emisi karbons 55 miliar ton
Hutan Mangrove: • Total menyerap emisi karbon 113.18 gigaton
• 3.31 juta hektar
• Potensi pendaptan USD 565.9 miliar atau
• Menyerap emisi karbon 950 tons karbon per hektar
(33 juta karbon semua hutan mangrove di Indonesia). setara dengan Rp. 8,000 triliun (price USD 5
Challenges
5 kontributor Emisi terbesar di Kebakaran Hutan, konflik lahan dan
Indonesia (Mton) perkebunan
Kurangnya pengetahuan dan informasi
Limbah Indust Rendahnya harga karbon (USD 2.1/ton)
88

Pertanian
Pengaturan masih sektoral
110.5 Skema pasar karbon domestik
Mekanisme perdagangan karbon global
Kehutanan
647

Energi
453.2

Kehutanan Energi Pertanian Limbah Industri


KOMITMEN : K R P
KEBIJAKAN Tujuan:
• Mengurangi emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri (BAU)
dan 41% dengan bantuan internasional
• Net Zero Emission by 2060 or sooner
• FOLU Net Sink 2030

PERATURAN PERATURAN
PEMERINTAH PRESIDEN
Undang-Undang (PP) (Perpres)

PP # 45/2004: Perpres # 16/2015:


UU # 32/2009:
Perlindungan Hutan KLHK-Direktorat PPI
Perlindungan & Pengelolaan LH
PP # 46/2016: Perpres # 77/2018:
UU # 16/2016:
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS BPDLH
Pengesahan Paris Agreement
PP # 46/2017: Perpres # 98/2021:
UU # 11/2020: Instrumen Ekonomi Lingkungan Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon
Cipta Kerja untuk Pencapaian Target Kontribusi yang
PP # 23/2021: Ditetapkan Secara Nasional dan
UU # 07/2021:
Penyelenggaraan Kehutanan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca
Harmonisasi Peraturan Perpajakan
dalam Pembangunan Nasional
PRENCANAAN

RAN GRK dan RAN API LOW CARBON DEVELOPMENT PLAN


RAD level Provinsi dan Kabupaten . BAPPENAS (beberapa provinsi), fokus
pada 6 bidang: Energi Berkelanjutan,
Pembangunan Pemulihan Lahan
Berkelanjutan, Penanganan Limbah,
Pengembangan Industri Hijau,
Inventarisasi & Rehabilitasi Ekosistem
Pesisir, dan Laut

RPJMN 2020-2024 National Energy General Plan (RUEN)


Prioritas #6:Membangun Lingkungan K. ESDM, juga pada level daerah melalui
Hidup, Meningkatkan Ketahanan RUED .
Bencana, dan Perubahan Iklim

REDD+ Net Sink FOLU 2030 Electricity Supply Business Plan (RUPTL)
REED+:6 aksi mitigasi: pengembangan By 2030, bauran energi terbarukan
hutan tanaman industri, pengelolaan dalam sistem kelistrikan akan
hutan lestari, rehabilitasi hutan, mencapai 24,8%
pengelolaan lahan gambut termasuk
mangrove, dan peningkatan peran
konservasi keanekaragaman Hayati
Net Sink FOLU 2030: Energi, Kehutanan,
Limbah, IPPU, Pertanian
Perhatian Pemerintah Indonesia:
• Lebih banyak kewenangan kepada pemerintah daerah dalam kegiatan perdagangan karbon
PROGRAM • Meningkatkan peran masyarakat adat dalam pelestarian hutan (Hutan Bukit Panjang Rantau
Bayur, Jambi, Carbon Market Plan Vivo)
• Menggunakan dana yang diperoleh dari kegiatan perdagangan karbon untuk penguatan dan
perlindungan masyarakat adat
• Harus menghormati hukum adat yang dapat membantu upaya pelestarian hutan dan lingkungan.

CCFF (Cimate Change ETM (Energy Transition


GREEN BUDGETING GREEN INVESTMENT CARBON PRICING Mechanism)
Financial Framework)
• State Budget (APBN) • Environmental Fund • Polluters-pay-principle. Meningkatkan infrastruktur
Merumuskan kebijakan
4.1% • IEL • Trading: Emission Trading energi dan mempercepat
dan strategi fiskal untuk
• Green Sukuk • Green Economy System (ETS) & Emission transisi energi bersih menuju
penggalangan dana di
• Budget Tagging (Sustainable Offsets Net Zero Emissions secara
luar APBN
Finance Roadmap) • Non-trade: Carbon tax adil dan terjangkau
Result-Based Payment
(RBP).
Pertumbuhan Ekonomi Hijau
di Indonesia
What is Green Growth?
Sedikitnya ada 13 definisi tentang green growth (Pertumbuhan Ekonomi Hijau) dari
UNESCAP, OECD dan World Bank.

GGGI menyatukan dalam satu definisi:

Green Growth = Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan


secara lingkungan dan inklusif secara sosial
Lima Target Hasil dari Pertumbuhan Ekonomi Hijau

Pertumbuhan Ketersediaan Pertumbuhan Ketahanan sosial, Pengurangan emisi


ekonomi yang layanan ekosistem yang adil dan ekonomi, dan gas rumah kaca
berkelanjutan yang sehat dan inklusif lingkungan
produktif
Pro Hijau dan SDGs:

Ekonomi rendah karbon: rendah


emisi dan polusi
Lingkungan yang
Berkelanjutan
Hemat sumber daya: air, energi,
hutan, mineral, dan sumber daya
alam lainnya

PRO Hijau
Pembangunan yang mengedepankan
keadilan dan kesetaraan: kelompok marjinal
Inklusi Secara
dan rentan, gender, hak-hak dasar,
Sosial
pengentasan kemiskinan, keterlibatan publik,
dll.
Peran Pro Hijau bagi Indonesia:

• Di tingkat global, PRO Hijau menjadi sangat strategis untuk mencapai


target Nationally Determined Contribution dalam Kesepakatan Paris dan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs pada tahun 2030.

• Pada tataran nasional, PRO Hijau dapat mendorong pencapaian


Pembangunan Rendah Karbon (PRK) Indonesia, mencapai agenda
Prioritas Nasional Enam (PN 6) dalam RPJMN 2020-2024.
Pentingnya Pro Hijau - Ekonomi
• Mengapa terjadi pertumbuhan ekonomi tetapi kemiskinan dan degradasi
lingkungan hidup tetap terjadi? Sebuah paradoks dimana pertumbuhan
ekonomi tidak sepenuhnya menyelesaikan isu-isu pembangunan.

• Pembangunan yang hanya menitik-beratkan pada pertumbuhan


ekonomi semata mengabaikan faktor sosial menyebabkan tidak terjadi
pemerataan manfaat pertumbuhan ekonomi.

• Manfaat pembangunan hanya dirasakan oleh kelompok tertentu


sedangkan terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang kurang
menikmati hasil pembangunan, bahkan malah menjadi korban dari
pembangunan.

• Bukan kesejahteraan yang dicapai, namun pertumbuhan ekonomi tinggi


yang mengeksploitasi bumi justru melahirkan masalah-masalah sosial
dan lingkungan
Pentingnya Pro Hijau - Sosial

Pembangunan yang berbasis Pro Hijau menyediakan inklusi sosial secara luas
dengan melibatkan dan memberdayakan masyarakat miskin dan
terpinggirkan (marjinal) sehingga memiliki akses dan kontrol yang sama atas
sumber daya alam untuk dapat menguasai faktor produksi.

Faktor produksi (yang melibatkan masyarakat miskin) disinergikan untuk


menciptakan nilai tambah (value added), yang agregasinya merupakan
produk domestik bruto (PDB).

Inklusi sosial yang telah menjadi bagian dalam struktur ekonomi menjadi
modal yang kuat untuk mendongkrak daya lenting (resilience) terhadap
dampak ekonomi akibat Covid-19.
Pentingnya Pro Hijau - Lingkungan

Beberapa hasil penelitian dampak perubahan iklim terhadap Kesehatan manusia:


• Selain penyakit penyerta dan jumlah paparan virus (Covid-19), tingkat polusi udara juga
berpengaruh pada risiko kematian pasien. Risiko kematian akibat infeksi lebih besar
terjadi pada pasien yang daerahnya sudah berpolusi tinggi sebelum pandemi.

• Perubahan iklim menyebabkan hewan hidup beradaptasi sehingga penyakit pada


hewan (zoonosis) berpindah kepada manusia

• Pembangunan yang berbasis Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth) dapat


mengurangi polusi sehingga dapat meningkatkan ketahanan secara medis sebagai
modal utama mengembalikan produktivitas masyarakat untuk pemulihan ekonomi.
Pro Hijau & Pandemi Covid-19

Pendemi COVID-19 merupakan sebuah


ANTITHESIS, yaitu klimaks dari kerusakan
biodiversitas sekaligus antiklimaks alami bagi
bumi untuk ‘pulih’ dari kerusakan yang
dilakukan selama ini oleh manusia.

Ini saatnya kita harus segera mengakhiri era antroposen untuk mengurangi dominasi manusia sebagai aktor
utama yang telah mengubah ekosistem dan iklim bumi menuju paradigma pembangunan yang menopang
pertumbuhan ekonomi (PRO HIJAU) dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem ekonomi, ekosistem
biofisik, dan ekosistem sosial yang dilakukan secara terintegrasi, inklusif, dan berkelanjutan.
GGGI di Indonesia

Kolaborasi dimulai tahun 2013 dibawah koordinasi Kementerian Perencanaan


Pembangunan Nasional/BAPPENAS untuk mendukung Indonesia mencapai pertumbuhan
ekonomi hijau yang inklusif secara sosial, menjaga keberlanjutan lingkungan dan
menggunakan sumber daya dengan efisien

Mendukung Indonesia untuk Membantu dalam mengakses dana Mendampingi Indonesia agar dapat
mewujudkan agenda prioritas serta membentuk sarana dan menghasilkan pertumbuhan
nasional, serta komitmen global instrumen pendanaannya ekonomi hijau, dengan mendorong
terhadap Tujuan Pembangunan investasi dan merancang proyek-
Berkelanjutan (Sustanaible proyek ekonomi hijau yang
Development Goals/SDGs) dan memberikan manfaat sosial,
Kontribusi yang Ditetapkan secara lingkungan dan ekonomi
Nasional (Nationally Determined
Contributions/NDC)
Sekilas tentang GGP

Program Pertumbuhan Hijau


(Green Growth Program/GGP)
antara Pemerintah Indonesia dan
GGGI menjembatani celah
pendanaan dan meningkatkan
aliran investasi untuk proyek hijau
yang bankable, serta mengatalisasi
peningkatan pengetahuan dan
kapasitas
Program Pertumbuhan Hijau
FASE I FASE II FASE III
2013 - 2015 2015 - 2020 2021 - 2025

Unit Penyelenggara:

KEMENTERIAN LINGKUNGAN
HIDUP & KEHUTANAN LANSKAP PERENCANAAN
REPUBLIK INDONESIA BERKELANJUTAN HIJAU

PE NYADARTAHUAN & ENERGI


PENINGKATAN KAPASITAS TERBARUKAN

KEMENTERIAN ENERGI &


SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

• KEK SEI MANGKEI


PROGRAM KOTA HIJAU & • KEK BITUNG
DI PROVINSI KEK • KEK MANDALIKA
• KEK MALOY
PAPUA PAPUA KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTAN
BARAT UTARA SELATAN TIMUR TENGAH

INVESTASI
HIJAU

KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pelatihan Pro Hijau

Mewujudkan PRO Hijau secara


masif, diperlukan inisiatif dan usaha
secara terstruktur dan sistematis.
Salah satunya melalui penguatan
kapasitas untuk ASN sebagai
subyek utama dalam merumuskan
kebijakan, menyusun strategi, dan
menyusun program kerja
….Pelatihan Pro Hijau…

Pelatihan Pro Hijau, Launching 22 Juli 2020


Prinsip Pelatihan Pro
Hijau
Misi : Pelatihan Pro Hijau dapat menjangkau 4 juta ASN

Pengetahuan
Membuka wawasan dan
menumbuhkan gagasan (Head)
tentang pertumbuhan ekonomi
hijau

Kesadaran Aksi
Hati nurani (Heart)
peserta tergugah dan Melakukan perubahan melalui
melahirkan empati tindakan nyata (Hand) dalam
terhadap isu-isu Pro lingkup kerja dan kehidupan
Hijau sehari-hari
GGP Phase II - Key achievements – Capacity building

E-learning
platform

Capable
institutions scale
up green growth 38
GGP3-SL

GGP Fase 3 untuk Lansekap Berkelanjutan (GGP3-SL)


mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengarusutamakan
komitmen NDC ke dalam rencana dan kebijakan
pembangunan, memanfaatkan investasi dalam aksi mitigasi
Pengurangan Emisi dari Degradasi dan Deforestasi (REDD+)
dan memperkuat kapasitas kementerian/lembaga dan
pemangku kepentingan utama.

GGP3-SL diimplementasikan melalui tiga alur kerja:


• Outcome 1: Pembuatan Kebijakan dan Perencanaan Hijau
• Outcome 2: Mobilisasi Investasi Hijau
• Outcome 3: Pengembangan pengetahuan dan kapasitas
Outcome 3: Pengembangan Pengetahuan & Kapasitas
ASN Agen Perubahan Pro Hijau
(Role Model)
Generasi Kunci Misi Penyelamatan Bumi
• Jumlah manusia memasuki era yang melebihi
kapasitas daya tampung bumi, pertumbuhan
penduduk yang pesat mencapai 7,8 milliar.

• Saya dan Anda adalah generasi kunci yang berada di


tengah-tengah transisi perubahan planet bumi yang
diterima dari generasi-generasi sebelumnya sekaligus
sebagai pelaku dan penentu keberlanjutan bumi untuk
siap diwariskan bagi generasi-generasi yang akan
datang.

• Cukup kita saja yang mengalami dahsyatnya dampak


kerusakan bumi sebagai akibat kegagalan tata kelola
sumber daya alam demi mengejar pertumbuhan
ekonomi yang tinggi semata.
Peran ASN untuk Pro Hijau

LAN RI didukung oleh GGGI,


telah mengambil langkah
inovatif dan proaktif untuk
mendukung tercapainya
komitmen Indonesia dalam
Kesepakatan Paris dan
SDGs/TPB melalui Pelatihan
Pro Hijau),

Bagaimana dengan Anda?


Tindakan Revolusioner untuk Menyelamatkan Planet

• Yang harus segara kita lakukan adalah Tindakan


dan Kecepatan pada Tingkat Revolusioner yaitu
perubahan yang menyeluruh dan mendasar pada
semua aspek secara bersama-sama dan selaras
menanggulangi perubahan iklim untuk
menyelamatkan bumi sebagai rumah kita semua.

• Contoh kongkrit:
- WI mengarusutamakan ilmu dan pengetahuan
Pro Hijau dalam pengajaran baik klasikal dan
non klasikal termasuk e-learning
- ASN: implementasi Pro Hijau di tempat kerja
(Agen Perubahan) misalnya Green Office
- Pribadi: Trendsetter
Peran ASN yang Strategis
• Pro Hijau dibangun berlandaskan arah pembangunan
Pemerintah Indonesia yang rendah karbon dan
ekonomi hijau yang berkelanjutan dan inklusif.
• ASN sebagai mata tombak pembuatan dan
implementasi kebijakan perlu memiliki paradigma
pembangunan baru ini agar kita tidak lagi melihat
pembangunan yang timpang antara ekonomi,
lingkungan, dan sosial.
• Dengan kompetensi Pro Hijau, kita akan memulai
menulis sejarah yang lebih hijau.
• Kita akan mengejar pembangunan dengan lebih
bertanggung jawab, memastikan kita dapat tumbuh
dengan kuat, maju, dengan kualitas hidup yang tinggi
bagi semua lapisan masyarakat.
Contoh Inisiatif Gerakan Hijau

HUTAN MASYARAKAT,
PERENCANAAN HIJAU, KLHS LAHAN ADAT ENERGI TERBARUKAN G-PRO

DAN MASIH
BANYAK LAGI
EKO-TOURISME GREEN OFFICE PROVINSI HIJAU
Gaya Hidup Berkelanjutan
Konsep Green Office

Manajemen
Sumber
Daya
Memastikan agar
proses internal
tempat bekerja

Green MEMINIMALISIR
DAMPAK NEGATIF
Office
terhadap alam dan
Perubahan Gerakan
Perilaku Kolektif manusia, dekat
maupun jauh
Mengapa Green Office?

Ekonomi Lingkungan Sosial


Lingkup Green Office?

Petunjuk Teknis Manusia Insfrastruktur


Langkah Menuju Green Office

• Tim khusus • Tata cara • Kebijakan

Regulasi
Institusional

Operasional
• Task Force • Prosedur • Peraturan untuk
administrasi Green Office
• Duta internal • Edukasi untuk
• Tim Outreach • Pengadaan barang staf
& jasa
• Tata cara interaksi
dengan pihak
eksternal
• Pengawasan &
evaluasi
Contoh Kontribusi GGGI?

• Green Office Report


• Green Event Checklist
• Green Procurement Checklist
• Carbon Emission Report (Operations & Travel)
• Carbon Offset untuk Perjalanan Dinas
• Sharing Session & Komunikasi
• Manajemen Sampah Kantor
• Lunchbox dan Tumbler
• GGGI Fit
Green Building
Green
Office/Event

Berakhirkah di
Green
Green Office? Community

Green City
Green Building
Green Funding
Office of Sustainability
Pergub DKI 38/2012

Green Consumerism
Menjadi Trendsetter

Institusi Pribadi
Keluarga
Teman
Sejawat

Kantor
Green Office
Kampanye Hijau &
Green Team
Edukasi
Green Event
Kegiatan Bersama
Green Certificate/Award
My “GREEN JOURNEY”
https://gggi.org/report/diary-of-a-green-soul-an-inspiring-
book-of-green-lifestyles-in-indonesia/

104 KG 68 KG
GREEN LIFESTYLE
• Membangun green lifestyle memang tidak mudah tapi jangan menyerah
• Prinsipnya sama denga usaha untuk menurunkan BB: Waktu, Disiplin, dan
Konsistensi sehingga bisa Berkelanjutan
• Sebagai ASN, diri kita merupakan “etalase” dimana setiap orang bisa melihat
dan membandingkan dengan sangat jelas antara apa yang kita katakan dan
apa yang kita lakukan
• Sebagai ASN, 3 hal untuk dapat mewujudkan green lifestyle:
1. Melakukan Perubahan (dimulai dari dalam diri sendiri, jangan katakan apa
yang harus dilakukan tetapi tunjukkanlah bagaimana melakukannya),
2. Menjadi Teladan (tindakan lebih berarti dari pada kata-kata yang diucapkan),
3. Memberikan Dampak (manfaatnya dirasakan oleh orang lain sehingga orang
lain mau melakukannya).

TRANSFORM TO BE TRANSFORMED!
There is an awesome opportunity…

“Jika Anda ingin diabadikan


zaman, jadilah trendsetter”

ASN sebagai trendsetter


Pro Hijau

What is your legacy for future generation?


Thank You

GGGI Indonesia
Jl. Taman Patra Raya No. 10, RT 5 RW 4,
Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta 12950
greengrowth.bappenas.go.id

Follow our Activities on


Facebook and Twitter

www.gggi.org

Anda mungkin juga menyukai