Anda di halaman 1dari 32

SISTEM INFORMASI DAN DATA INDEKS KERENTANAN

(SIDIK)

Disampaikan pada Webinar “SIDIK: Tool Kunci Program Adaptasi Perubahan Iklim”

Jakarta, 30 September 2021

Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
GAS RUMAH KACA
KONSENTRASI CO2 DI ATMOSFER
PEMANASAN GLOBAL
KENAIKAN SUHU UDARA

Proyeksi kenaikan rerata suhu udara global Laju kenaikan suhu (historis dan proyeksi) di Indonesia
Sumber: IPCC AR5, 2014 Sumber: Indonesia Third National Communication to UNFCCC, 2017
PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM
INDONESIA

suhu permukaan yang cenderung meningkat namun lebih rendah daripada kenaikan suhu global,
menggunakan RCP 4.5 kenaikan sebesar 1.5°C sedangkan global mencapai 2°C

curah hujan cenderung lebih kering pada musim kemarau namun lebih basah selama musim penghujan
dan masa peralihan

rerata suhu permukaan laut mengalami kenaikan 0.25°C/dekade menggunakan RCP 4.5

tinggi muka laut naik 0.6 - 1.2 cm/tahun;

salinitas 0.3 ± 0.2 psu/dekade

tinggi gelombang naik 1 - 1.5 m.


Sumber : Indonesia Third National Communication (2017)
RISIKO DAN DAMPAK
Risiko dan/atau Dampak pada Sistem Alam dan Manusia
Potensi Risiko pada Kenaikan Suhu 1.5°C dan 2°C Profil bencana hidrometeorologi di Indonesia: (A) Jumlah
kejadian bencana periode 2009 – 2019 dan (B) rata-rata
kerugian per satu kali kejadian bencana (Sumber: BNPB,
2019)
KOMITMEN GLOBAL DAN NASIONAL
• Indonesia meratifikasi Paris Agreement
Indonesia meratifikasi melalui Undang-Undang nomor 16 Tahun
Protokol Kyoto melalui 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement
Undang-Undang nomor 17 to The United Nations Framework
Tahun 2004 tentang Convention on Climate Change
Pengesahan Kyoto Protocol to
Rio Earth Summit
The United Nations • Indonesia menyampaikan First Nationally
Framework Convention on Determined Contribution (NDC) kepada
UNFCCC established Climate Change UNFCCC

1992 1997 2004 2015 2016

Kyoto Protocol adopted Paris Agreement adopted


Merupakan komitmen global pertama untuk Perjanjian Paris untuk pertama
menurunkan emisi GRK. Secara singkat, Protokol kalinya membawa semua negara
Kyoto membatasi emisi GRK dari negara-negara dalam menghadapi perubahan
maju (Annex I). iklim. Dengan ambisi membatasi
Periode pertama komitmen (2008-2012) laju kenaikan suhu rata-rata
global di bawah 2°C dan
Periode Kedua komitmen (2013-2020) membatasi lebih jauh pada 1.5°C
UPDATED NDC DAN LTS-LCCR

Fitur Kunci:
• pendetilan program
dan aksi adaptasi, Fitur Kunci:
• elaborasi kerangka • Proyeksi emisi puncak
kerja transparansi di tahun 2030
dan means of
• FOLU net sink 2030
implementation,
• penambahan bagian • Target net zero
yang menjadi entry emission (NZE) di
point visi jangka tahun 2060 atau lebih
panjang perubahan cepat
iklim
KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL
NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: MITIGASI

KOMITMEN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM


Mitigasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam upaya menurunkan tingkat emisi gas rumah
kaca sebagai bentuk upaya penanggulangan dampak
perubahan iklim. (UU 32/2009 tentang Perlindungan
KEHUTANAN ENERGI dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

5 KATEGORI
SKENARIO
SEKTOR
PERTANIAN Penurunan emisi Gas
IPPU CM1 29% dibandingkan
skenario BaU
Rumah Kaca (GRK) dengan
834 juta ton upaya sendiri

Penurunan emisi Gas


LIMBAH CM2 ~41% dibandingkan
skenario BaU
Rumah Kaca (GRK) dengan
1.080 juta ton bantuan internasional
KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL
NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM


KOMITMEN

Adaptasi adalah upaya yang dilakukan untuk Komitmen adaptasi Indonesia bertujuan untuk menciptakan masyarakat
meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan dan ekosistem yang berketahanan terhadap risiko dan dampak
diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman perubahan iklim pada tahun 2030.
iklim dan kejadian iklim ekstrem sehingga potensi
kerusakan akibat perubahan iklim berkurang,
peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim
dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul
akibat perubahan iklim dapat diatasi (UU 32/2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup)
KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL
UPDATED NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI

PROGRAM KUNCI

KETAHANAN EKONOMI Pertanian & perkebunan berkelanjutan


Pengelolaan daerah aliran sungai
Ketahanan ekonomi, memastikan bahwa risiko perubahan terintegrasi
iklim tidak mengganggu perekonomian nasional.
Penurunan deforestasi & degradasi
Hal ini dicapai dengan pembangunan rendah emisi gas hutan
rumah kaca (GRK) dan ketahanan sistem pangan, air, Konservasi lahan
dan energi melalui penerapan 6 program kunci. Pemanfaatan lahan terdegradasi untuk
energi terbarukan
Perbaikan efisiensi energi & pola
konsumsi
KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL
UPDATED NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI
PROGRAM KUNCI

Membangun sistem peringatan dini, kampanye


KETAHANAN SOSIAL DAN SUMBER kesadaran publik & program kesehatan masyarakat
PENGHIDUPAN Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan untuk mengamankan akses sumber daya
Ketahanan sosial & sumber penghidupan alam
memastikan dampak perubahan iklim tidak Meningkatkan secara cepat program kesiap-siagaan
mengganggu sistem sosial dan sumber kehidupan menghadapi bencana
masyarakat. Identifikasi wilayah sangat rentan dalam perencanaan
& tata guna lahan
Hal ini dicapai melalui penerapan 4 program
kunci yang dapat mengurangi kesenjangan dan Peningkatan permukiman masyarakat, penyediaan
kebutuhan dasar & pembangunan prasarana tahan
dampak terhadap masyarakat miskin.
iklim
Pencegahan dan resolusi konflik
KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL
UPDATED NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI

PROGRAM KUNCI

KETAHANAN EKOSISTEM DAN


LANSEKAP Konservasi dan restorasi ekosistem
Perhutanan sosial
Ketahanan ekosistem & lanskap memastikan bahwa
Perlindungan kawasan pesisir
ekosistem darat, pesisir dan laut beserta lanskapnya
terlindungi dari dampak perubahan iklim. Pengelolaan daerah aliran sungai
terintegrasi
Hal ini dicapai melalui penerapan 5 program kunci agar
jasa ekosistem tetap tersedia bagi masyarakat dalam Kota berketahanan iklim
mendukung ketersediaan pangan, air & energi.
ADAPTASI DALAM UU PPLH NO 32 TAHUN 2009
Pasal 10
Pasal 15 ; 1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan
RPPLH memuat bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
Kajian Lingkungan
rencana tentang: terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
Hidup Strategis dan/atau program.
(KLHS) 2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau evaluasi:
a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana
pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka
a. pemanfaatan dan/atau pencadangan menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan
sumber daya alam; b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.

b. pemeliharaan dan perlindungan kualitas


dan/atau fungsi lingkungan hidup; Pasal 16 ; Kajian lingkungan
hidup strategis (KLHS)
c. pengendalian, pemantauan, serta
memuat kajian diantaranya: a. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
pendayagunaan dan pelestarian sumber
daya alam; dan untuk pembangunan;
b. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
c. kinerja layanan/jasa ekosistem;
d. adaptasi dan mitigasi terhadap Kajian Kerentanan d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
perubahan iklim.
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim; dan
f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Proses penyusunan aksi adaptasi perubahan iklim wilayah dan/atau sektor
P.33/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016
Konsep Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim

DAMPAK

PROSES SOSIAL-
IKLIM EKONOMI

Keragaman Sosial-
iklim Ekonomi

RISIKO Aksi Adaptasi


Perubahan & Mitigasi
iklim
Tata Kelola

Emisi dan
Perubahan Lahan
Sumber: IPCC (2014)
KONSEP ANALISIS KERENTANAN DAN RISIKO IKLIM
(PERMEN LHK P.7/2018)

KERENTANAN

JENIS BAHAYA
Keterpaparan RISIKO
Sensitivitas X

Kapasitas Adaptasi
Indikator Indikator Pemilihan Fokus
• Demografi Aksi Lokasi
• tata guna lahan atau laut
• mata pencaharian Wil. Daratan: Wil. Laut:
• Kesejahteraan • Suhu udara • SPL
• Curah hujan • Gelombang
Historis

• Infrastruktur
• sumberdaya air • Aspek biofisik • Salinitas
• Pendidikan • Tutupan lahan • TML
• Kesehatan
Program
• kelembagaan masyarakat
Historis & Proyeksi, min. 30 tahun
Adaptasi
• Dst.
KERENTANAN
“The propensity or predisposition to be adversely affected” (IPCC, 2014)
“kecenderungan suatu sistem untuk mengalami dampak negatif yang meliputi sensitivitas
terhadap dampak negatif dan kurangnya kapasitas adaptasi untuk mengatasi dampak
negatif” (P.33/2016)
KETERPAPARAN
Lokasi geografis yang berbeda akan terpapar oleh bahaya iklim yang berbeda pula, dengan
keragaman frekuensi dan intensitas

BAHAYA PERUBAHAN IKLIM LOKASI TERPAPAR


SENSITIVITAS
Jika suatu sistem diperkirakan terdampak oleh proyeksi perubahan iklim, dapat dikatakan
bahwa sistem tersebut sensitif terhadap perubahan iklim

Faktor-faktor yang berpengaruh


KAPASITAS ADAPTASI
Kapasitas adaptasi mencerminkan lebih atau kurangnya suatu sistem mampu menyesuaikan diri.

Faktor-faktor :
SISTEM INFORMASI DAN DATA INDEKS KERENTANAN
(S I D I K)

• Informasi kerentanan & risiko


http://sidik.menlhk.go.id • Prioritas lokasi dan pilihan aksi
• Mainstreaming API
2012 2016 2019
Simulasi model dampak Sistem Informasi dan Data Sistem Informasi dan Data
perubahan iklim: Indeks Kerentanan: Indeks Kerentanan:
- Offline - Data PODES 2014 - Data PODES 2018
- Cakupan wilayah: Kab. - Fitur baru: penambahan - Menggunakan 21
Bekasi indikator, data eksternal indikator kerentanan

Sistem Informasi dan Data Sistem Informasi dan Data


Indeks Kerentanan: Indeks Kerentanan:
- Online - Terintegrasi dengan data
- Cakupan wilayah: Nasional kerentanan kebakaran
- Data PODES 2011 hutan dan lahan
- Menggunakan 9 indikator 2015 2018
kerentanan
Contoh Indikator dalam SIDIK
Kode
Faktor Indikator Deskripsi
PODES
Mengambarkan posisi relatif desa dalam kaitan kemudahan untuk terpapar
keragaman dan perubahan iklim (desa pesisir, lembah, dataran tinggi dll).
Letak
Keterpaparan Geografis desa Desa yang dekat garis pantai memiliki keterpaparan tinggi dengan bahaya 304
robs, lereng dengan longsor, lembah peluang banjir dll

Mengambarkan tingkat sensitifitas sumber pendapatan suatu keluarga


terhadap kondisi iklim. Wilayah yang sumber pendapatan utama
penduduknya lebih banyak dari kegiatan pertanian, yang relatif lebih
Sumber sensitif terhadap kondisi iklim. Adanya anomali iklim akan sangat
Sensitivitas Penghasilan menentukan besar penghasilan masyarakatnya sehingga wilayah yang 402, 403
Utama mayoritas sumber pedapatan masih dari sektor pertanian saja akan lebih
sensitif terhadap perubahan iklim dibanding wilayah yang sumber
pendapatannya bukan dari kegiatan pertanian

Fasilitas Menggambarkan tingkat kemudahan masyarakat untuk mengakses sumber 1112


Perkreditan pendanaan dan kebutuhan kehidupan. Banyak sedikitnya fasilitas ini
Kemampuan
menggambarkan kondisi kelembagaan yang ada di desa ini. Semakin banyak
Adaptif Fasilitas 1113
desa memiliki fasilitas ini secara relatif memiliki kemampuan adaptif yang
Koperasi lebih baik
INDIKATOR KETERPAPARAN DAN SENSITIVITAS

kepadatan penduduk  sumber penghasilan


utama 
sumber bahan bakar  sumber air bersih 


fasilitas buang air besar

tingkat kemiskinan 
jenis tempat buang
sampah  topografi sebagian besar
wilayah desa 
INDIKATOR KAPASITAS ADAPTASI

infrastruktur jalan  industri kecil dan mikro 


sarana dan prasarana
fasilitas kesehatan  ekonomi Rp

fasilitas kredit yang


fasilitas pendidikan  diterima warga 

fasilitas listrik 
lembaga keuangan 
kegiatan pelestarian
lingkungan 
kelembagaan masyarakat  kegiatan sosial 
komunikasi  jaminan kesehatan

PENGHITUNGAN INDEKS DAN PENGKELASAN

+0.50
5 Kategori

Tinggi
Indikator
Exposure
Keterpaparan
Indeks
Sangat Tinggi Rendah

-0.15 0 +0.15
Keterpaparan
dan Sensitivitas
(IKS)

IKS
Indikator Sedang
Vulnerability Sensitivity
Sensitivitas

Tinggi Sangat

Rendah
Rendah

-0.50
Indikator Indeks
Adaptive
Capacity Kapasitas Kapasitas
Adaptasi -0.50 -0.15 0 +0.15 +0.50
Adaptasi (IKA)
Rendah IKA Tinggi
PENGKELASAN RISIKO (R) DALAM SIDIK

H dalam SIDIK adalah nilai peluang terjadinya bencana banjir dan kekeringan

Keterangan :
1. VVL : Very Very Low
2. VL : Very Low
3. L : Low
4. L-M : Low to Medium

5. M : Medium
6. M-H : Medium to High
7. H : High
8. VH : Very High
9. VVH : Vey-Very High
100%

20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%

10%

0%
ACEH
BALI
BANTEN
BENGKULU
DI YOGYAKARTA
DKI JAKARTA
GORONTALO
JAMBI

Keterangan: Berdasarkan data Potensi Desa 2018


JAWA BARAT
JAWA TENGAH
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH

sangat rendah
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
rendahKEPULAUAN BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
sedang

LAMPUNG
Provinsi

MALUKU
tinggi

MALUKU UTARA
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
sangat tinggi

PAPUA
PAPUA BARAT
RIAU
SULAWESI BARAT
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI UTARA
Distribusi Tingkat Kerentanan Desa Per

SUMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
SUMATERA UTARA
MEMBACA PETA KERENTANAN SIDIK
FAKTOR PENENTU KERENTANAN
CONTOH PENGEMBANGAN INDIKATOR
1. Hu’u
HIGH
9.
LOKAL
Doropeti
2. Marada 10. Sorinomo
3. Potu 11. Tambora
4. Nowa 12. Nangamiro
5. Malaju 13. Nangakara
6. Dorokobo 14. Kadindi barat
7. Nusajaya 15. Soritatanga
8. Sukadamai

MEDIUM
1. Daha 33. Mumbu
2. Rasabou 34. Bakajaya
3. Cempi Jaya 35. Rababaka
4. Adu 36. Serakapi
5. Sawe 37. Mbuju
6. Jala 38. Taropo
7. Jambu 39. Kramat
8. Lune 40. Lasi
9. Ranggo 41. Kiwu
10. Lepadi 42. Ta'a
11. Temba Lae 43. Kempo
12. Mbawi 44. Soro
13. Dorebara 45. Konte
14. Kandai Satu 46. So Nggajah
15. Karijawa 47. Tolo Kalo
16. Bada 48. Soro Barat
17. Bali 49. Kwangko
18. Dorotangga 50. Nangatumpu
19. Oo 51. Banggo
20. Karamabura 52. Soriutu
21. Kareke 53. Doromelo
22. Mangge Asi 54. Lanci Jaya
23. Sorisakolo 55. Tanju
24. Riwo 56. Kampas Meci
25. Madaprama 57. Tekasire
26. Bara 58. Anamina
27. Wawonduru 59. Beringin Jaya ADAPTIVE CAPACITY INDICATORS EXPOSURE AND SENSITIVITY INDICATORS
28. Matua 60. Pekat 1. Electricity Facilities 13. Health Insurance 1. Poverty Rate 10. The ratio of the number of buildings on the
29. Montabaru 61. Kadindi 2. Educational Facilities 14. The existence of lakes / reservoirs / dams 2. The main source of income for most of riverbank
30. Kandai Dua 62. Calabai 3. Health Facilities 15. Ease of reaching the hospital the population 11. Number of families in slums
31. Simpasai 63. Karombo 4. Road Infrastructure 16. Early warning system 3. Village Topography 12. Number of buildings in slums
32. Saneo 5. Institutional in the village 17. The ratio of health workers to the number 4. Fuel Sources 13. Location of village area to forest
6. Communication Network of HHs
5. Latrine Facilities 14. A place for managing waste
7. Small and Micro Industries 18. Ratio of health insurance recipients to the
6. Trash Can 15. The ratio of sufferers of climate related
8. Economic Infrastructure population
LOW 9. Credit Facilities Received by the community 19. Number of spring sources 7. Clean water diseases
1. Woko 3. Mangge Nae 10. Financial Institutions 20. Evacuation route 8. Population Density 16. Ratio of patients who die from climate diseases
11. Social Activities 21. Disaster management community groups 9. The ratio of the number of HHs living on 17. Ratio of people with disabilities
2. Katua 12. Environmental Conservation Activities the riverbanks 18. Waste Management Institution
CONTOH PENGEMBANGAN INDIKATOR
1.
2.
Tanjung Luar
Pijot
71. Kotaraja
72. Tetebatu
LOKAL
HIGH
141. Pohgading
142. Batuyang
3. Selebung Ketangga 73. Kembang Kuning 143. Pringgabaya
4. Batu Putik 74. Montongbaan Selatan 144. Labuhan Lombok
5. Ketapang Raya 75. Gelora 145. Teko
6. Pijot Utara 76. Darma Sari 146. Pohgading Timur
7. Setungkep Lingsar 77. Tetebatu Selatan 147. Pringgabaya Utara
8. Danerase 78. Jeruk Manis 148. Tanak Gadang
9. Montong Belae 79. Sikur Selatan 149. Anggaraksa
10. Pulau Maringkik 80. Sikur Barat 150. Gunung Malang
11. Pemongkong 81. Paok Motong 151. Seruni Mumbul
12. Pandan Wangi 82. Masbagik Selatan 152. Telaga Waru
13. Sekaroh 83. Masbagik Timur 153. Ketangga
14. Wakan 84. Masbagik Utara 154. Selaparang
15. Ekas Buana 85. Danger 155. Sapit
16. Kwang Rundun 86. Lendang Nangka 156. Perigi
17. Batu Nampar Selatan 87. Masbagik Utara Baru 157. Mekar Sari
18. Pene 88. Lendang Nangka Utara 158. Puncak Jeringo
19. Sukadamai 89. Kumbang 159. Kalijaga
20. Seriwe 90. Rempung 160. Kembang Kerang
21. Paremas 91. Pringgasela 161. Aikmel
22. Rumbuk 92. Jurit 162. Aikmel Utara
23. Rumbuk Timur 93. Pengadangan 163. Kalijaga Selatan
24. Suangi Timur 94. Aikdewa 164. Kalijaga Timur
25. Songak 95. Jurit Baru 165. Aikmel Barat
26. Sukarara 96. Pringgasela Selatan 166. Toya
27. Pengkelakmas 97. Pengadangan Barat 167. Kalijaga Tengah
28. Borok Toyang 98. Pringgasela Timur 168. Bagik Nyaka Santri
29. Pejaring 99. Timbanuh 169. Aik Prapa
30. Montong Beter 100. Setanggor 170. Keroya
31. Mengkuru 101. Jantuk 171. Aikmel Timur
32. Pematung 102. Dasan Lekong 172. Mamben Lauq
33. Jero Gunung 103. Sukamulia 173. Mamben Daya
34. Tanak Kaken 104. Sukamulia Timur 174. Wanasaba
35. Kembang Are Sampai 105. Paok Pampang 175. Karang Baru
36. Gerisak Semanggleng 106. Setanggor Selatan 176. Bebidas
37. Gelanggang 107. Nyiur Tebel 177. Tembeng Putik
38. Surabaya 108. Anjani 178. Wanasaba Lauk
39. Lepak 109. Tebaban 179. Mamben Baru
40. Gereneng 110. Kerongkong 180. Beriri Jarak
41. Montongtangi 111. Bagik Payung 181. Bandok
42. Menceh 112. Suralaga 182. Wanasaba Daya
43. Lepak Timur 113. Bagik Payung Selatan 183. Otak Rarangan
44. Surabaya Utara 114. Gerung Permai 184. Jineng
45. Gereneng Timur 115. Tumbuh Mulia 185. Karang Baru Timur
46. Lenting 116. Bintang Rinjani 186. Sembalun Bumbung
47. Jenggik 117. Paok Lombok 187. Sembalun Lawang
48. Rarang 118. Dames Damai 188. Sajang
49. Santong 119. Waringin 189. Bilok Petung
50. Sukadana 120. Bagikpayung Timur 190. Sembalun
51. Rarang Selatan 121. Denggen 191. Sembalun Timba Gading
52. Lando 122. Kelayu Jorong 192. Lenek Baru
53. Rarang Tengah 123. Kembang Sari 193. Kalijaga Baru
54. Leming 124. Majidi 194. Sukarema
55. Embung Raja 125. Rakam 195. Lenek Lauq
56. Kalianyar 126. Sekarteja 196. Lenek Pesiraman
57. Embung Kandong 127. Sandubaya 197. Lenek Kali Bambang
58. Rarang Batas 128. Kelayu Selatan 198. Lenek
59. Pandan Duri 129. Penedagandor EXPOSURE AND SENSITIVITY INDICATORS
199. Lenek Daya 1. Poverty Rate 15. Number of Malaria sufferers
60. Kilang 130. Labuhan Haji MEDIUM ADAPTIVE CAPACITY INDICATORS
200. Lenek Duren 2. The main source of income for 16. Number of sufferers who die from malaria
61. Montong Betok 131. Teros 1. Sepit 15. Peresak 29. Padamara 1. Electricity Facilities 16. Number of Small Industrial Environments
201. Sambelia most of the population 17. Number of people with disabilities in the village:
62. Pringgajurang 132. Tanjung 2. Keruak 16. Kuang Baru 30. Dasan Borok 2. Educational Facilities 17. Number of Small Industrial Villages 3. Village Topography blind
202. Belanting
63. Perian 133. Surya Wangi 3. Senyiur 17. Gunung Rajak 31. Gapuk 3. Health Facilities 18. Number of village cooperatives in operation 4. Fuel Sources 18. Number of people with disabilities in the village:
203. Obel Obel
64. Jenggik Utara 134. Ijobalit 4. Road Infrastructure 19. Number of village cooperatives that buy / sell 5. Latrine Facilities Deaf
204. Sugian 4. Mendana Raya 18. Rensing 32. Pancor 6. Trash Can 19. Number of people with disabilities in the village:
65. Pesanggrahan 135. Korleko 5. Institutional agricultural products / production
205. Labuhan Pandan 5. Batunampar 19. Bungtiang 33. Khusus Kota Selong 6. Communication 20. Number of village cooperatives that provide 7. Clean water mute
66. Pringgajurang Utara 136. Kerta Sari 206. Dara Kunci 8. Population Density 20. Number of people with disabilities in the village:
6. Sukaraja 20. Rensing Raya 34. Kelayu Utara 7. Small and Micro Industries Business Loans
67. Lendang Belo 137. Banjar Sari 207. Bagik Manis 9. Location of Village / Kelurahan deaf-mute
7. Jerowaru 21. Boyemare 35. Denggen Timur 8. Economic Infrastructure 21. Number of village cooperatives conducting Areas towards Forests 21. Number of people with disabilities in the village:
68. Semaya 138. Tirtanadi 208. Dadap
69. Montongbaan 139. Korleko Selatan
8. Sepapan 22. Gadung Mas 36. Bagik Papan 9. Credit Facilities Received by Citizens other activities 10. The existence of Lake / Reservoir bodily disabilities, paralysis / abnormalities /
209. Madayin 9. Suangi 23. Rensing Bat 37. Apitaik 10. Financial Institutions 22. Number of Small Industry and Craft Industry / Situ / Dam incompleteness of limbs
70. Loyok 140. Geres 210. Senanggalih 11. Number of patients with 22. Number of people with disabilities in the village:
10. Sakra 24. Suradadi 38. Kerumut 11. Social Activities Cooperatives
211. Padak Guar vomiting / diarrhea mental disability, mental retardation
11. Kabar 25. Terara 39. Suela 12. Environmental Conservation Activities 23. Number of Savings and Credit Cooperatives 12. Number of patients who die 23. The number of people with ex-mental illness,
12. Keselet 26. Selagik 40. Suntalangu 13. Health Insurance that are still active / operating from vomiting / diarrhea experiencing obstacles / disturbances in controlling
Kembang Kerang Daya 14. Habits and community involvement in 24. Number of other cooperatives that are still 13. Number of Dengue Fever emotions and social control
VERY LOW 13. Sakra Selatan 27. Sikur 41.
mutual cooperation activities active / operating sufferers 24. Number of people with disabilities in the village:
1. Ketangga Jeraing 14. Moyot 28. Kesik 42. Lenek Ramban Biak 14. Number of sufferers who die physical-mental disability, i.e. physical disability (blind,
15. Number of Industrial Centers 25. Convenience to reach the hospital from dengue fever deaf, mute, deaf-mute or disability) and mental
disability (mental retardation or disability)
MENGOPTIMALKAN SIDIK

Tambahkan indikator Kerentanan

Gunakan data eksternal

Integrasikan Peta Kerentanan dengan peta lain

Anda mungkin juga menyukai