Anda di halaman 1dari 83

Dr.

Eng Asep Sofyan, MT


Dosen Teknik Lingkungan ITB
Email: asepsofyan@gmail.com
Update Kegiatan UNFCCC
Pertemuan COP UNFCCC 1995-2022

• 1995 – COP 1 di Berlin, Jerman. Selanjutnya rutin diadakan


pertemuan COP setiap tahun.
• 2013 – COP 19 di Warsawa. Isu utama: memajukan Platform Durban,
Dana Iklim Hijau dan Keuangan Jangka Panjang, Kerangka Warsawa
untuk REDD Plus dan Mekanisme Internasional Warsawa untuk
Kerugian dan Kerusakan. Di bawah Platform Durban, Para Pihak
sepakat untuk menyerahkan INDC (Intended Nationally Determined
Contributions/ kontribusi yang ditentukan secara nasional), jauh
sebelum konferensi Paris.
Pertemuan COP UNFCCC 1995-2022

• 2014 - COP 20 di Lima, Peru. Para Pihak mengadopsi 'Lima Call for
Action', yang menguraikan elemen-elemen kunci dari perjanjian yang
akan datang di Paris.
• 2015 – COP 21 di Paris. Negosiasi intensif berlangsung di bawah Ad
Hoc Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP) 2012-
2015 dan puncaknya pada adopsi Perjanjian Paris oleh COP pada 12
Desember 2015.
Pertemuan COP UNFCCC 1995-2022

• 2016 - COP 22 diadakan di Marrakech. Isu utama : kelangkaan air,


kebersihan air, dan keberlanjutan terkait air, masalah utama di
negara berkembang dunia, termasuk banyak negara Afrika. Isu fokus
lainnya adalah kebutuhan untuk mengurangi emisi rumah kaca dan
memanfaatkan sumber energi rendah karbon.
• 2017 - COP 23 diadakan di Bonn. Isu utama : membahas Kyoto
Protokol, pengaturan implementasi Perjanjian Paris, dan dukungan
sains dan metodologi terhadap keputusan COP.
Pertemuan COP UNFCCC 1995-2022

• 2018 – COP 24 diadakan di Katowice, Polandia. Isu utama : membahas


Kyoto Protocol, finalisasi implementasi aturan Perjanjian Paris,
‘Translating Climate Finance Needs into Action’ dan ‘Economic
Diversification’
• 2019 – COP 25 diadakan di Madrid, Spanyol. Isu utama : membahas
Kehilangan dan Kerusakan akibat Dampak Perubahan Iklim, Rencana
Aksi Gender, Rencana Adaptasi Nasional, dan Paris Committee on
Capacity-building
Pertemuan COP UNFCCC 1995-2022

• 2021 – COP 26 diadakan di Glasgow, Skotlandia. Isu utama : Negara-


negara mengambil keputusan kolektif untuk membatasi kenaikan
suhu global hingga 1,5 derajat.
• 2022 – COP 27 akan diadakan di Sharm el-Sheikh, Mesir dari tanggal 6
– 18 November 2022. Agenda utama akan membahas kolaborasi
antar negara dalam pengurangan emisi gas rumah kaca yang
membantu mengurangi kemiskinan dan menjamin keberlanjutan
melalui transisi ekonomi net-zero economy.
Net-Zero Economy

• Kesepakatan COP 26 tahun 2021, semua negara sepakat untuk


membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat menggunakan
skenario Net Zero 2050.
• Dengan menggunakan skema Network for Greening the Financial
System (NGFS), dapat diperkirakan besarnya biaya ekonomi dan sosial
selama fase transisi net-zero.
• Transisi net-zero akan menyebabkan pergeseran permintaan, alokasi
modal, biaya, dan pekerjaan yang signifikan.
Net-Zero Economy

• Pergeseran permintaan (demand): produk tinggi emisi akan


mengalami penurunan permintaan sedangkan produk rendah emisi
akan mengalami peluang pertumbuhan baru.
• Pada tahun 2050 volume produksi minyak bumi diperkirakan akan
turun 55% dan gas turun 70% dan batubara tidak akan diproduksi
lagi (McKinsey, 2022).
• Permintaan kendaraan berbahan bakar fosil akan turun drastis
digantikan oleh kendaraan listrik yang akan terus naik
permintaannya sampai tahun 2050 (McKinsey, 2022).
Net-Zero
Economy
• Dari tahun 2021-
2050, belanja modal
barang rendah
karbon akan terus
naik dari 30% (tahun
2021) menjadi 75%
(tahun 2050).
(McKinsey, 2022)
Net-Zero
Economy
• Biaya indutri baja,
semen, dan
pembangkit akan
naik.
• Harga mobil listrik
akan terus turun.
(McKinsey, 2022)
• Peluang dan
jumlah pekerjaan
sektor tinggi-
emisi akan
menurun
• Peluang dan
jumlah pekerjaan
sektor rendah-
emisi akan naik.

(McKinsey, 2022)
Update Laporan IPCC
• IPCC (Intergovernmental Panel Climate
Change) merupakan panel ilmiah yang terdiri
dari para ilmuwan perubahan iklim dari
Laporan IPCC seluruh dunia yang didirikan pada 1988.
• Laporan terakhir dari IPCC adalah laporan ke-
enam pada tahun 2022
Peta Interaktif IPCC : https://bit.ly/Peta_Iklim
Definisi Perubahan Iklim
• Perubahan iklim disebabkan oleh
pemanasan global.
• Pemanasan global disebabkan oleh
kenaikan gas rumah kaca (GRK).
• GRK dihasilkan oleh aktivitas
manusia khususnya sejak revolusi
industri abad ke-19.
Gas Rumah Kaca
• Istilah Gas Rumah Kaca diambil dari
fenomena rumah kaca, untuk
membuat tanaman lebih hangat,
dibuatlah rumah kaca.
• Radiasi sinar matahari sebagian
diserap (absorb) oleh gas-gas yang
dikenal sebagai gas rumah kaca.
• Gas rumah kaca yang utama adalah
CO2, CH4, N2O, dan uap air.
• Tanpa ada GRK suhu bumi akan
sangat dingin, yaitu -18 0C
Efek Gas Rumah Kaca

Tanpa GRK -180C Dengan GRK 150C

Secara alamiah, GRK bermanfaat untuk bumi, tanpa ada GRK suhu bumi akan turun dari
hangat (15 0C) menjadi sangat dingin (-18 0C).
• Penyerapan (absorb)
inframerah di bumi
menyebabkan suhu bumi
meningkat.
Radiasi dari Matahari dan Bumi
• Suhu matahari sekitar
6.000 K (5.726 C), suhu
bumi sekitar 288 K (15 C)
• Radiasi matahari = 0,5
micrometers (shortwave)
• Radiasi bumi = 10
micrometers (longwave)
• Penyerapan (absorb)
inframerah di bumi
menyebabkan suhu bumi
meningkat.
Spektrum Elektromagnetik Matahari
Paleoclimatologi mempelajari iklim di masa lalu, menunjukkan ada siklus
suhu bumi jutaan tahun yang lalu, namun kenaikan suhu dalam 200 tahun
terakhir diakibatkan oleh aktivitas manusia.
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2022
IPCC, 2022
Mitigasi
Perubahan
Iklim
Mitigasi GRK
Definisi Strategi
Setiap tindakan yang diambil untuk • Teknologi Rendah-Karbon
secara permanen menghilangkan atau
mengurangi risiko jangka panjang dan
bahaya perubahan iklim terhadap • Manajemen Sisi Permintaan
kehidupan manusia
• Sumber Energi Alternatif
Intervensi antropogenik untuk
mengurangi sumber atau meningkatkan
kadar gas rumah kaca • Menurunkan Emisi Negatif
Regulasi Nasional
Net Zero Emission
• Net Zero Emission (NZE) merupakan
salah satu program UNFCCC dibawah
kesepakatan Paris Agreement 2015.
• Program NZE bertujuan untuk
mengurangi jumlah GRK yang
dikeluarkan aktivitas manusia
semaksimal mungkin sehingga pada
tahun 2060 kecepatan penyerapan
GRK sama dengan kecepatan emisi
GRK
Saat ini bumi telah
mengalami
pemanasan 1 0C
(ada di rentang 0,8
– 1,2 0C)
dibandingkan
jaman pra industri
dan diprediksi
akan mencapai 1,5
0C pada tahun

2030-2052 jika
tingkat emisi GRK
terus seperti
sekarang.

IPCC, 2018
Contoh NZE di Sektor Energi
• Penggantian operasi pembangkit listrik konvensional yang menggunakan
batu bara seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi
pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
• Menambah komposisi co-firing pada PLTU sebelum masuk pada tahap
retired
• Penambahan jumlah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan
pembangkit berbasis Variable Renewable Energy (VRE) pada remote
area yang belum terhubung dengan jaringan listrik utama (grid).
Net Zero Emission vs Carbon Neutral
• Konsep Net Zero Emission dan Carbon Neutral mirip, namun
ada perbedaan:
• Ruang lingkup Carbon Neutral fokus pada pengurangan
karbon sedangkan Net Zero Emission untuk pengurangan
seluruh GRK (CO2, CH4, N2O).
• Target Carbon Neutral pada keseimbangan antara karbon
yang dikeluarkan dengan karbon yang diserap sedangkan
target Net Zero Emission sampai dampak perubahan iklim
hilang.
Net Sink FOLU 2030
• Sektor kehutanan memiliki porsi
terbesar didalam target penurunan
emisi GRK sebesar 59,76% di tahun
2030.
• Pemerintah mengakselerasi
penurunan emisi GRK menuju Net
Sink FOLU yang dituangkan dalam
dokumen Long Term Strategy Low
FOLU (forest and other land uses) Net Sink atau FOLU
Carbon Climate Resilience (LTS- Carbon Net Sink adalah adalah keadaan ketika sektor
LCCR). lahan dan hutan menyerap lebih banyak karbon
daripada yang dilepaskannya.
• Sektor yang menjadi tanggung
jawab Indonesia untuk
mengurangi emisi karbon berasal
dari sektor kehutanan, energi,
limbah, industri dan pertanian.
• Adapun sektor kehutanan paling
besar berkontribusi terhadap
penurunan emisi mencapai 49%.
Pada tahun 2030, semua sektor
akan mencapai puncak emisinya.
• Namun pada waktu bersamaan
Indonesia ditargetkan akan
mencapai penyerapan bersih (net
sink) karbon sektor kehutanan dan
lahan.
• Pada tahun 2030, sektor kehutanan dan lahan ditargetkan
akan mencapai net sink FoLU 2030. Artinya sektor kehutanan
dan lahan mampu menyerap CO2 dari keberadaan hutan.
Semakin luas hutan yang terjaga dengan baik, akan
memberikan kekuatan bagi Indonesia untuk menurunkan
emisi dan bisa mencapai target net zero emission pada 2060
atau lebih cepat.
• FOLU net sink bertujuan menyerap karbon yang lebih banyak
dibanding emisi di sektor kehutanan dan penggunaan lahan
(seperti dari pembukaan hutan, deforestasi, degradasi, dan
kebakaran hutan).
• Dari target emisi sebesar 29% pada 2030 yang tertuang
dalam NDC, sektor kehutanan dan lahan harus menurunkan
emisi sebesar 17%, dan energi sebesar 11%. Jika kedua
sektor ini diakumulasikan sudah mencapai 28%, artinya
sektor lain bisa lebih leluasa dalam menurunkan emisinya.
Pajak Karbon
di Dunia
Carbon Tax and ETS
Carbon Tax Implementation in Various Countries
Pajak Karbon
di Indonesia
Kemenkeu, 2021
Kemenkeu, 2021
Kemenkeu, 2021
Kemenkeu, 2021
Kemenkeu, 2021
Kemenkeu, 2021
Dasar Hukum Pajak Karbon di Indonesia
Kemenkeu, 2021
Kemenkeu, 2021
Adaptasi
Perubahan
Iklim
Interaksi antar sistem

IPCC, 2022
IPCC, 2022
IPCC, 2022
IPCC, 2022
Global and regional risks for increasing levels of global warming

IPCC, 2022
Global and regional risks for increasing levels of global warming

IPCC, 2022
Respon Adaptasi

IPCC, 2022
IPCC, 2022
IPCC, 2022
Terima kasih,

Informasi lebih
lanjut:

www.ecoedu.id

Anda mungkin juga menyukai