Anda di halaman 1dari 9

Pembuatan Peta Kontur Topografi dan Peta Kelerengan Kabupaten Timor

Tengah Selatan (TTS) Menggunakan Arc GIS 10.3

oleh

Oskar Oematan

I. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat berpengaruh pula terhadap


pemetaan. Pemetaan secara konvensional mengalami pergeseran karena munculnya
peta digital. Peta digital semakin dibutuhkan dalam berbagai bidang, hal ini juga
diiringi dengan perkembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan
Jauh (PJ) sebagai pendukung dalam pembuatan peta.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dirancang
untuk bekerja dengan data yang berreferensi spasial atau berkoordinat geografi. SIG
dapat diasosiasikan sebagai peta yang berorde tinggi yang juga mengoperasikan dan
menyimpan data non spasial. Secara umum SIG menyediakan fasilitas-fasilitas untuk
mengambil, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta menyediakan hasil
baik dalam bentuk grafik maupun dalam bentuk tabel, namun demikian fungsi
utamanya adalah untuk mengelola data spasial (Star dan Estes, 1990 dalam Barus
dan Wiradisastra, 2000).

Di bidang kehutanan, aplikasi SIG sudah berkembang antara lain dalam bidang
monitoring dan inventori, untuk mempelajari kebakaran hutan, kegiatan rehabilitasi
hutan, kegiatan konservasi dan keanekaragaman hayati, hidrologi, penelitian
perubahan iklim. Dengan tersedianya basis data spasial, akan semakin mendukung
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan kehutanan.

Salah satu jenis peta digital yang mempunyai peran penting di bidang kehutanan
yaitu peta kontur topografi karena sebagai dasar bagi pengembangan peta-peta
tematik lainnya. Menurut Sagala (1994) peta topografi adalah peta yang
menggambarkan seluruh unsur topografi yang nampak di permukaan bumi baik
unsur alam maupun unsur manusia. Dalam peta topografi digunakan garis kontur
yang berguna untuk memberikan informasi relatif tentang relief.

Menurut (BPS,2016) luas wilayah Kabupaten TTS adalah 3955,36 km2. Secara
astronomi posisi Kabupaten TTS terletak pada 9’26’ – 10’10’ LS dan 124’49’01” –
124’04’00” BT. Topografi wilayah Kabupaten TTS terdiri dari daerah yang relatif
datar hingga perbukitan. Pembuatan peta kontur topografi dan kelerengan ini
diharapkan dapat memberikaninformasi mengenai kondisi wilayah Kabupaten TTS
secara spasial. Dalam makalah ini dijelaskan tentang langkah-langkah pembuatan
peta topografi berdasarkan SIG.

II. Pembuatan Peta Kontur Topografi dan Peta Kelerengan


a. Data Yang Digunakan

Untuk pembuatan peta kontur topografi diawali dengan menyiapkan data kontur dari
citra SRTM (Shuttle Radar Topography Mission). Data SRTM merupakan data elevasi
muka bumi yang dihasilkan dari satelit yang diluncurkan oleh NASA. Menurut Van Zyl
(2001), SRTM merupakan produk penginderaan jauh yang menghasilkan DEM (Digital
Elevation Model) dunia dengan resolusi spasial 30 m dan 90 m. Data ini bisa diperoleh
secara gratis lewat situs resmi USGS earthexplorer.usgs.gov.
b. Software Yang Digunakan

Pembuatan peta kontur topografi ini menggunakan software ArcGis 10.3. ArcGIS
adalah salah satu software yang dikembangkan ESRI (Environment Science and
Research Institute) dan dirilis pada tahun 2000. Saat ini produk terakhir ESRI adalah
ArcGIS versi 10 yang dirilis tahun 2010.

a. Langkah Pembuatan Peta Kontur Topografi


1. Pembuatan peta kontur diawali dengan menyiapkan data SRTM Kabupaten
TTS.
Gambar 1. Data SRTM Kabupaten TTS

2. Kemudian klik Spatial Analyst → Surface Analysis → Contour. Pada


pembuatan peta kontur ini digunakan interval (Contour Interval) 50 meter.
Setelah itu klik OK, maka garis kurva kontur dengan interval 50 meter akan
tampil dalam peta.

Gambar 2. Pemilihan interval kontur


Klik 2x pada jendela Layers yang terletak di bagian paling kiri, pilih
General kemudian Layer Name diganti dengan nama TTS kontur50 m. Pada
bagian Layer Properties, pilih tab Display untuk menentukan prosentase
Transparent (dipilih 60%) dan diakhiri dengan OK.
Warna garis kontur bisa diubah dengan cara klik gambar garis di bawah
tulisan TTS kontur 50 m pada jendela Layers, lalu diubah sesuai yang
dikehendaki.
3. Setelah melewati langkah tersebut, untuk menghasilkan peta kontur
Kabupaten TTS maka caranya adalah dengan menghilangkan tanda cheklist
di samping tulisan SRTM TTS.

Gambar 3. Peta Kontur Kabupaten TTS


b. Pembuatan Peta Kelerengan
1. Diawali dengan menyiapkan file data kontur yang telah dibuat sebelumnya
pada program Arc Map.
2. Kemudian pilih ikon Arctoolbox windows.
3. Selanjutnya pilih 3D Analyst-Raster Interpolation-Topo to
raster.
4. Data kontur dimasukkan ke dalam kolom input raster,
kemudian disimpan pada kolom output raster.Pilih OK.

Gambar 4. Mempersiapkan data kontur untuk pembuatan peta kelerengan


5. Data kontur yang berupa garis sekarang sudah diubah kedalam bentuk
gambar atau raster. Untuk mendapatkan kelerengan pilih 3D analyst-Raster
surface-slope. Data rasteryang telah dibuat dimasukkan ke dalam kolom
input raster. Untuk output measurement pilih persen. Z factor diganti
menjadi0.5 (default 1), kemudian pilih OK.

Gambar 5. Data kontur dalam bentuk raster


6. Langkah selanjutnya adalah membagi kelas lereng dengan cara pilih 3D
analyst-Raster reclass-reclassify.

Gambar 6. Pembagian kelas lereng


7. Memasukkan data raster,kemudian dipilih classify, dengan metode natural
breaks, dijadikan lima kelas. Pada kolom breaks value, klik tanda persen.
Batas kelas dikelompokkan menjadi 8, 15, 25, 45, dan 100. Artinya kelas
yang dibuat terdiri dari 5 kategori yaitu 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-45% dan
> 45%.
Gambar 7. Pengelompokan kelas lereng menjadi 5 kelas
8. Setelah itu pilih OK.
9. Kelas lereng yang telah dibuat masih dalam bentukraster, untuk mengolah
lebih lanjut maka perlu diubah menjadi bentuk feature dengan cara memilih
arctoolbox-conversion tools-from raster-raster to polygon.Kemudian pilih
OK.

Gambar 8. Proses mengolah kelas lereng ke dalam bentuk feature


10. Untuk mengetahui perbedaan tiap kelas, tampilan bisa diubah melalui klik
kanan pada layer yang sudah dalam bentuk feature dengan cara pilih
Properties → Simbology → Categories.
11. Untuk tampilan yang lebih halus bisa dengan menggunakan tools cartografi-
generalization-smooth polygon. Smooth tolerance diisi dengan jarak
minimal yang akan digunakan sebagai dasar menghaluskan. Kemudian pilih
OK.
III. Peta Kelerengan Kabupaten TTS
Pembuatan peta kelerengan ini berdasarkan pada peta kontur yang berisi
informasi tentang ketinggian tempat. Kelerengan memberikan gambaran
mengenai beda tinggi antar muka permukaan bumi. Setelah melalui langkah-
langkah pembuatan peta, maka dihasilkan peta kelerengan Kabupaten TTS
seperti yang terdapat pada gambar 9 berikut ini :

Gambar 9. Peta kelerengan Kabupaten TTS


Secara geografis, Kabupaten TTS berbatasan dengan kabupaten-kabupaten lain
yaitu :
Sebelah utara : Kabupaten TTU (Timur Tengah Utara)
Sebelah barat : Kabupaten Kupang
Sebelah timur : Kabupaten TTU dan Kabupaten Belu
Sebelah selatan : Laut Timor
Sedangkan secara topografis, Kabupaten TTS terletak pada ketinggian antara 44-
1480 m dpl dengan wilayah yang terendah berada di Kecamatan Boking (44 m
dpl) dan wilayah tertinggi di Kecamatan Fatumnasi (1480 m dpl). Sekitar 43,75%
wilayah Kabupaten TTS terletak pada ketinggian kurang dari 500 m dpl,
15,625% terletak di antara ketinggian 500 m dpl hingga 700 m dpl dan 40,625%
berada pada ketinggian di atas 700 m dpl (BPS NTT, 2016).
Kemiringan lereng di Kabupaten TTS bervariasi, wilayah dengan lereng datar (0-
8%) tersebar di pinggiran (daerah pantai), lereng agak curam (15-25%)
mendominasi wilayah ini, sedangkan lereng landai, curam hingga sangat curam
terletak wilayah tengah.
Pengklasifikasian kelas lereng di Kabupaten TTS yang mengacu pada Perdirjen
BPDASPS No : P.3/V-SET/2013 tentang Pedoman Identifikasi Karakteristik
Daerah Aliran Sungai disajikan pada tabel di bawah ini :

Luas Persentase
Kelas lereng Kategori
(km2) (%)
0 - 8% Datar 581,04 14,81
8 - 15% Landai 934,36 23,81
15 - 25% Agak curam 1897,70 48,36
25 - 45% Curam 211,77 5,4
> 45% Sangat curam 359,80 9,17
Tabel 1. Kelas kemiringan lereng di Kabupaten TTS
Berdasarkan peta kelerengan Kabupaten TTS (gambar 9), kelas kemiringan
lereng 15-25% (agak curam) paling dominan yang mencakup luasan 1897 km2
atau 48,36% dari total wilayah. Sedangkan kelas kemiringan lereng 25-45%
memiliki luasan paling kecil yaitu 211,77 km2.
IV. PENUTUP
Peta topografi bisa dijadikan dasar untuk peta tematik yang bisa
digunakan dalam berbagai bidang. Pembuatan peta topografi dan peta
kelerengan wilayah Kabupaten TTS diharapkan menjadi acuan untuk
penggunaan lahan yang optimal sesuai karakteristik wilayah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Perhutanan Sosial Nomor : P.3/V-SET/2013
Barus, B. Wiradisastra, US.2000. Sistem Informasi Geografi, Sarana Manajemen
Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
BPS. 2016. Kabupaten TTS dalam Angka 2016. BPS Provinsi NTT

ESRI.2006. ArcGIS 9 : Using ArcGIS Desktop, New York : ESRI United States of
America

Sagala, P. 1994. Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.


Jakarta
Van Zyl. 2001. The Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) : a breakthrough in
remote sensing of fotography. Acta Astronautica. 48(5-12):559-565

Anda mungkin juga menyukai