Anda di halaman 1dari 15

GEOMORFOLOGI

GEOMORFOLOGI
Menjelaskan bentuk, geometri, proses pembentukan dan unsur-unsur
geologi yang mengendalikan bentang alam (lanskap; landscape) ataupun bentuk
muka bumi (landform) serta menerapkannya dalam berbagai tujuan baik untuk
ilmu murni (Geologi, Geografi Fisik) maupun untuk aplikasinya (pertambangan,
perencanaan, lingkungan, dsb) dengan menggunakan metode interpretasi melalui
pengamatan langsung di lapangan, peta topografi, foto udara, maupun citra satelit.
GEOMORFOLOGI DAPAT DIPELAJARI MELALUI:
1. Pengamatan langsung di lapangan
2. Pengamatan tidak langsung:
- Peta topografi
- Foto udara
- Citra
3. Eksperimental di laboratrium
DESKRIPSI GEOMORFOLOGI
1. Cara empiris:
Bentuk, ukuran, posisi, warna berdasarkan fakta dan data yang telah ada
2. Cara eksplanatoris:
Berlatar belakang karakteristik objek pengamatan, berkaitan dengan genesa
dan atau proses
ALUR ANALISIS GEOLOGI

Observasi faktual : bentuk, relief, penyebaran, dimensi; batuan, struktur, dll.

Formulasi hipotesa : membuka kemungkinan hipotesa dengan proses induksi


dari hal yang khusus kehal yang umum, mengenal beberapa kualitas, karakter.

Deduksi dari fakta yang lain : mengolah dari yang umum ke yang khusus
dengan memperhatikan lebih banyak fakta.

Menguji hipotesa, mengeliminasi hal-hal yang tidak cocok : menentukan mana


fakta deduksi yang memang benar.

SEJARAH PENGEMBANGAN KONSEP GEOMORFOLOGI

Herodotus (485 ? 425 BC) : mengamati pertumbuhan lanau dan lempung dari
S. Nil; Egypt is the gift of the river than the wrath of Gods.

Aristotle (384 322 BC) : menelaah asal usul mata air : 1) dari resapan air
hujan ke dalam tanah, 2) dari kondensasi air atmosfir, 3) dari kondensasi air
juvenil; pasang/surut muka laut; pembentukan endapan aluvial.

Strabo (54 BC 25 AD) : timbul tenggelamnya daratan; gempa bumi ada


hubungannya dengan gunungapi; ukuran delta tergantung kepada kondisi aliran
sungai.

Ibn. Sina (980 1037) : gunung terbentuk oleh pengangkatan dan erosi;

Leonardo da Vinci (1452 1519) : lembah terbentuk oleh sungai. Sungai


membawa sedimen dan mengendapkannya; suatu pegunungan pernah menjadi
laut karena ditemukan fosil binatang laut di dalam batuan.

Button : (2707 1788) : erosi sungai mempunyai kemampuan mengurangi


tinggi gunung dan mengendapkan ke laut; umur bumi tidak dapat dihitung
seperti tertera pada hari-hari, kitab suci: tidak dapat di beberapa ribu tahun saja.

J. Hutton dan J. Playfair (1726 1797) : granit dari igneous origin (Plutonist);
The present is the key to the past; doctrin uniformitarianism.

W. M. Davis (1850 1934) : Geomorphic cycle, terjadi melalui tahap-tahap


perkembangan (stages of development yourth nature old stage); perbedaan
dalam bentang alam disebabkan oleh perbedaan struktur geologi, proses-proses
geomorfologi dan tahap-tahap perkembangannya.
HUTTON & PLAYFAIR :

James Hutton (1726 1797) :

Plutonists granit berasal dari pembekuan magma X (Neptunists granit


berasal dari batuan sedimen melalui proses ultra metamorphosis Werner
School)
The present is the Key to the Past (masa sekarang adalah kunci untuk
memahami sejarah masa lalu).
Uniformitarianism - perubahan-perubahaan pada masa lalu bukan hal yang
luar biasa tetapi sama dengan yang terjadi pada masa sekarang.

Davis (1850 1934)


Geomorphic Cycle / Geographical Cycle: merupakan perkembangan bentang alam
sejak pengangkatan (uplift) hingga peneplanisasi dan sedimentasi.
(cekungan dan sedimentasi) pengangkatan/ perlipatan erosi/denudasi
peneplanisasi (cekungan dan sedimentasi).
Faktor yang mempengaruhi bentuk morfologi :

1. Struktur geologi dan batuan


2. Proses-proses geomorfologi (pelapukan, erosi, longsoran, sedimentasi)
3. Tahapan erosi (tahapan Muda Dewasa Tua)
Walter Penck : Tektonik dimulai dengan perlahan-lahan dan berakhir dengan
gerakan cepat sehingga terhindar dari tahapan perkembangan geomorfologi
dataran atau peneplainisasi
10 Konsep Thornbury (1989)
1. (proses fisik dan hukum-hukum yang berlaku sekarang juga berlangsung
sepanjang waktu geologi .)
2. Struktur geologi merupakan kendali dominan .
3. . relief terbentuk karena proses-proses geomorfologi berjalan pada kecepatan
yang berbeda .
4. . proses-proses geomorfologi meninggalkan jejak kepada bentuk muka bumi
.
5. . agen erosi yang berbeda membentuk muka bumi yang sesuai dengannya
..
6. . evolusi geomorfologi yang komplex lebih lazim dari yang sederhana.
7. . hanya sedikit topografi terbentuk lebih tua dari Tersier; kebanyakan tidak
lebih tua dari Pleistosen.
8. . penafsiran bentang alam sekarang tidak mungkin tanpa
banyak pengaruh geologi dan iklim .

apresiasi dari

9. . Apresiasi terhadap iklim global perlu untuk memahami pengaruhnya


terhadap berbagai proses geomorfologi.
10. . geomorfologi tidak hanya perlu untuk bentang alam sekarang, tetapi masa
lalu.
A. K. LOBECK
GEOMORPHOLOGY An Introduction to the Study of landscapes.
Mengulas :
1. Pemahaman dan keterkaitan antara Fisiografi, Geografi dan Geologi, serta
kedudukan geomorfologi didalam Fisiografi dan Geologi. Orders dari gejala relief
(Order I, II, dan III). Metoda deskripsi dari bentuk muka bumi. Konsep-konsep
utama : uniformitarianisme, katastrofisme, jentera geomorfik, peremajaan
(rejuveration); evolusi dari landscapes.

2. Batuan dan sifat-sifatnya terhadap geomorfologi : komposisi, textur, struktur


kekerasan; bentuk fisiografi/geomorfologi.
3. Proses-proses geomorfologi (exogen) : Pelapukan : pel. Mekanik, kimia,
pelarutan; pembentukan tanah; longsoran; morfologi yang terbentuk. Air bawah
tanah : mata air; air panas, geyser; morfologi karst, gua, jembatan alam. Aktivitas
sungai, glasial, gelombang, angin, organisme.
4. Dataran dan Pegunungan : Dataran Pantai, Plateau kubah peg. Blok peg.
Lipatan peg. Komplex gunung api. Kawah meteor.
5. Setiap pembahasan didahului dengan sinopsis, diakhiri dengan pertanyaan dan
topik penelitian; dengan foto dan sketsa/peta topografi.
THORNBURY W. D.
PRINCIPLES OF GEOMORPHOLOGY
Mengulas :
1. Menampilkan konsep-konsep fundamental geomorfologi sejak jaman Yunani
Kuno, permulaan jaman Modern sampai ide terbaru dan kecenderungan
geomorfologi sekarang (a.l. keterkaitan ilmu geomorfologi dengan ilmu tanah,
hidrologi, airtanah, ilmu lingkungan, dan perencanaan).
2. Kerangka proses-proses geomorfologi :
- Endogenic processes (Eypogene proc.)
- Exogenic processes (Epigene proc.)
- Extraterrestrial processes.
3. Proses Exogen :
- Pelapukan, pembentukan tanah, Mass wasting
- Sungai
- Konsep peneplain (Davis American School VS English School dengan
argument masing-masing).
4. Proses Endogen :
- Peg. Kubah, peg. Lipatan, peg. Blok/Patahan, gunungapi.
- Kriteria dari berbagai genesa morfologi dan expresinya.
- Peg. Karst.
- Paleogeografi/paleogeomorfologi : sungai purba, morfologi terpendam
(intrusi, lipatan, graben, ketidak-selarasan, pantai purba, karst purba, dsb.);
5. Geomorfologi Terapan :

- Hidrologi
- Explorasi mineral (primer, residu, plaser)
- Teknik sipil (jalan, bendungan, pelabuhan, bahan bangunan, dsb.)
- Explorasi minyak bumi
- Lingkungan dan perencanaan wilayah dan kota.
R.A. VAN ZUIDAM,
AERIAL PHOTO-INTERPRETATION IN TERRAIN ANALYSIS AND
GEOMORPHOLOGIC MAPPING
Mengulas :

Menekankan landasan analisis dan klasifikasi lahan/terrain atas dasar :


relief, proses geomorfologi, batuan, struktur batuan dan struktur geologi,
sifat tanah, sifat hidrologi, dan vegetasi.

Menampilkan Kriteria dan Terminologi Terrain Units; teknik-teknik


klasifikasi terrain (tabel, check lists, diagram blok, foto udara,
penampang), aspek pemetaan terrain.

Menampilkan Prosedur :

Fase-fase interpretasi Foto Udara (analisis, klasifikasi.

Sifat-sifat Foto dan Terrain (nada, pola, textur, bentuk)

Prosedur mapping dengan Foto Udara.

Aspek-aspek Geomorfologi dan Terrain dari landscapes :


Akibat Denudasi

Akibat Struktur

Akibat Gunungapi

Akibat Fluvial dan Hidrografi

Akibat Karst

Akibat Marin

Akibat Angin

Aplikasi :

Klasifikasi dalam studi Erosi

Klasifikasi dalam bencana alam

Klasifikasi dalam sumberdaya alam/mineral

Klasifikasi dalam pembangunan jalan

Klasifikasi dalam studi wilayah pantai.

ESPLORASI GEOMORFOLOGI

Peta Topografi
Relief dan bentuk muka bumi yang digambarkan dengan garis-garis kontur
dengan skala tertentu dalam gambar dua dimensi.
Kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
yang sama. Pada prinsipnya, garis kontur adalah perpotongan antara bentuk muka
bumi dengan bidang horisontal (khayal) pada ketinggian-ketinggian tertentu
Sifat-sifat garis kontur
1. Tiap titik pada garis kontur berketinggian sama
2. Ketinggian suatu garis kontur merupakan kelipatan sederhana interval kontur
3. Garis-garis kontur tidak mungkin berpotongan satu dengan lainnya
4. Suatu kontur merupakan lup menutup atau berhenti pada garis peta
5. Garis kontur tidak mungkin bercabang
Pola garis-garis kontur
1. Garis kontur berspasi seragam menunjukkan suatu lereng dengan kemiringan
seragam
2. Garis kontur yang berdekatan (rapat) adalah lereng curam
3. Garis kontur yang berjauhan (renggang) adalah lereng yang landai atau datar
4. Garis kontur berhimpitan (menyatu) adalah lereng yang vertikal
5. Garis kontur digambarkan bergigi menunjukkan suatu daerah depresi
6. Garis kontur membelok ke arah gulu suatu lembah membentuk V tajam pada
alur lembah sungai yang sempit. Garis kontur membulat pada puncak
punggungan atau puncak bukit dan gunung.
PENGINDERAAN JAUH INDERAJA REMOTE SENSING
Pengumpulan data serta interpretasinya terhadap suatu objek (permukaan
Bumi) tanpa adanya kontak atau sentuhan fisik dengan objek tersebut
Ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau
Fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand & Kiefer,
1979)

FOTO UDARA (AERIAL PHOTOGRAPHIC) DAN CITRA (IMAGERY)


Energi elektromagnetik:
1. Keseluruhan energi yang bergerak dengan kecepatan cahaya dalam suatu pola
gelombang yang harmonik, yaitu terdiri dari gelombang-gelombang yang
muncul pada waktu yang sama
2. Energi ini hanya dapat diindera apabila energi tersebut berinteraksi dengan zat
(padat, cair, atau gas) atau dikenal dengan istilah radiasi insiden
3. Berdasarkan panjang gelombangnya, spektrum elelktromagnetik dibagi ke
dalam sejumlah wilayah spektrum (spectral region), antara lain wilayah
gelombang sinar gamma, sinar X, ultraviolet, tampak/visual, infra merah,
gelombang mikro, radar, dan radio
INTERPRETASI FOTO UDARA / CITRA
Tahapan STONE
1. Harus bertahap (satu per satu)
2. Harus mulai dari yang bersifat umum, kemudian baru pada hal-hal yang
bersifat khusus
3. Harus mulai dari hal-hal yang mudah diketahui, baru selanjutnya pada hal-hal
yang sulit
4. Harus dianalisis berdasarkan kualitas foto itu sendiri
ITC memperkenalkan 5 tahap interpretasi geologi/geomorfologi:
1. Delineasi aliran-aliran sungai
a. Pola aliran sungai, arah aliran, bekas-bekas aliran sungai, danau, dll
b. Interpertasi litologi dan terutama: struktur geologi
c. bentuk dan tahapan erosi, jenis dan sifat tanah, hidrologi
2. Delineasi relief dan bentuk muka bumi
a. garis pemisah air, ketinggian, kecuraman, panjang lereng, tekuk lereng, dll
b. interpretasi perubahan litologi, struktur geologi
c. gejala-gejala denudasi
3. Analisis vegetasi dan tata guna lahan
a. Klasifikasi lahan (terrain), hutan, kebun, budidaya, kota, dll
b. Secara tdk langsung: Interpertasi litologi dan proses geomorfik
c. terutama untuk kehutanan, pertanian, planologi

4. Analisis liotologi dan stratigrafi


a. Sintesis butir 1, 2, 3 di atas + dip slope, kelurusan, bentuk bukit terisolasi
dan lain-lain
b. Rekaan kolom stratigrafi, ketidakselarasan, pola struktur, dll.
5. Klasifikasi satuan pemetaan geomorfologis
SIFAT FOTO UDARA TEGAK
Skala
Eksagerasi vertikal
Relief displacement
Overlap dan sidelap
Interpretasi dari FU/Citra secara visual
1.

Warna / color (FU atau citra berwarna)

2.

Rona / tone (FU atau citra hitam-putih)

3.

Pola / pattern

4.

Tekstur / texture

5.

Bentuk / form

6.

Ukuran / dimension skala

7.

Bayangan / shadow

8.

Situasi geografis
RAdio Detection And Ranging (RADAR)
Pancaran energi microwave (pulse), menyinari dan berinteraksi dengan
permukaan yang memantulkan (objek, bumi), kemudian penerima mengukur
beberapa parameter/properti sinyal yang kembali ke radar (amplitudo, frekuensi)
dan kemudian mengubah informasi yang dipantulkan dalam bentuk luaran (citra,
analog strip chart).
Kemampuan
Antara lain:

inderaja

1. Sarana/metode/alat pemetaan geologi/sumber daya alam eksplorasi paling


awal
2. Informasi regional karena luasnya cakupan/coverage

3. Informasi lokal karena resolusinya yang tinggi


4. Bersifat multispketral dan digital dedicated software dapat dilakukan
manipulasi data untuk mendapatkan citra yang lebih sesuai dengan keperluan
5. Orbit satelit dan selang waktu pengambilan teratur data multitemporal
monitoring; up dating
6. Bersifat georefernce: dapat digabung dan dikompilasi dengan data
georeferensi lain seperti peta rupa bumi digital, peta geologi dan peta tematik
lainnya
7. Dapat dipakai untuk perhitungan kuantitatif objek-objek geologis seperti
arah dan panjang, luas dan volume (setelah dikompilasi dengan data lain)
8. Sebagai peta dasar untuk daerah yang belum memilikinya
9. Pembaharuan peta (map updating)
10. Media utama dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic
Information System (GIS).

PROSES EKSOSGEN GEOMORFIK

PROSES EKSOGEN
Proses eksogen berlangsung pada permukaan bumi dan tenaganya berasal
dari luar kulit bumi. Tenaga yang bekerja meliputi semua medium alami yang
mampu mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi. Tenaga ini dapat
berupa pelapukan (baik pelapukan fisik, mekanis, organik, maupun campuran),
gerakan massa batuan, longsor, dan erosi. Tenaga yang menggerakkan dapat
berupa air mengalir, air tanah, gelombang, dan arus tsunami, angin dan gletser.
Berdasarkan proses yang bekerja pada permukaan bumi dikenal proses fluvial,
marin, eolian, glasial, pelapukan dan gerakan massa batuan. Akibat bekerjanya
proses tersebut terjadilah proses gradasi yang terdiri atas degradasi dan agradasi.
PROSES GEOMORFIK
Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang
terjadi akibat proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses
geomorfik tersebut adalah sebagai berikut :

Pelapukan
Karstifikasi
Erosi
Transportasi
1. Pemindahan Masa
Sedimentasi
PELAPUKAN
Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada
kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin).
Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi
butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan, yakni:

Iklim. Terutama temperatur dan curah hujan


Vegetasi sebagai penutup dari sinar matahari secara langsung, sehingga akan
memperlambat pelapukan mekanis. Vegetasi sebagai pemasok asam organik
dan karbondioksida ( CO2) kedalam tanah sehingga akan mempercepat
pelapukan kimia.
Topografi. Berkaitan arah kemiringan tempat yang menghadap sinar matahari
secara langsung akan mempercepat pelapukan.
Jenis batuan.

KARSTIFIKASI
Proses pembentukan bentuklahan karst didominasi oleh proses pelarutan.

EROSI
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang
membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media
yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi
dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu : Erosi air, Erosi gelombang laut
(abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial).
TRANSPORTASI
Proses transportasi adalah proses perpindahan/pengangkutan material yang
diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya
gravitasi. Sungai mengangkut material hasil erosinya dengan berbagai cara, yaitu:
a. traksi, yaitu material yang diangkut akan terseret pada dasar sungai.
b. Rolling, yaitu material akan terangkut dengan cara menggelinding di dasar
sungai.
c. Saltasi, yaitu material terangkut dengan cara menggelinding pada dasar sungai
d. Suspensi, yaitu proses pengangkutan material secara mengambang dan
bercampur dengan air sehingga menyebabkan air sungai menjadi keruh.
e. Solution, yaitu pengangkutan material larut dalam air dan memben-tuk larutan
kimia.
Dalam membahas transportasi sungai dikenal terminologi stream capacity
yaitu jumlah beban maksimum yang mampu diangkut oleh aliran sungai, dan
stream competence yaitu ukuran maksimum beban yang mampu diangkut oleh
aliran sungai
SEDIMENTASI
Proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang di bawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang,
maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan terendapkan terlebih
dahulu, baru kemudian material yang lebih halus dan ringan.
Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini adalah bagian
hilir atau pada bagian slip of slope pada kelokan sungai, karena biasanya pada
bagian kelokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar.
Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi
pengangkut, sehingga semakin ke arah hilir, energi semakin kecil, material yang
diendapkan
pun
semakin
halus.

PEGUNUNGAN: GUNUNG API


Tipe Erupsi Gunung Api (van Zuidam, 1983)
1. Icelandic: Erupsi celah, magma basalt; tenang, miskin gas, lava sheets yang
kemudian bisa membentuk plateau
2. Hawaiian: Erupsi celah, kaldera dan kawah, lava basalt mobile, dg gas, erupsi
tenang sedang, sedikit abu, membentul kubah lava
3. Strombolian: Strato (kawah-kawah puncak), erupsi sedang, eksplosi ritmik menerus, lepasan gas, lelehan lava, bom dan skoria, letusan abu warna terang
4. Vulcanian: Strato (kepundan tengah), lava lebih kental, letusan gas, bom,
pumice dan abu, letusan freatik; letusan dahsyat
5. Vesuvian: Lebih dahsyat (paroksismal) daripada Strombolian atau Vulcanian;
letusan gas sangat kuat; letusan terjadi setelah istirahat panjang; lava dan
letusan abu yang membentuk awan cendawan (cauiliflower) yang tinggi
6. Plinian: Lebih dahsyat dari Vesuvian; meletuskan kolom awan sangat tinggi;
tetapi awan umumnya berkadar abu rendah
7. Pelean: Hasil lava sangat kental; kawah tersumbat oleh lava-dome/plud; gas
bisa meletus dari samping; menghasilkan awan panas.
Kawah (crater)

Kaldera

Single crater

Multiple crater

Fissure crater

Breached crater (kawah sumbing)

Maar (pyroclastic crater)

Fomarol, Solfatara, Mofet

BENTANG ALAM PEGUNUNGAN GUNUNGAPI

Bentuk muka bumi:


1. Perbukitan/Punggungan Dinding Kaldera
2. Dataran Kaldera
3. Kerucut Gunungapi (termasuk Kerucut Gunungapi Sekunder, Kerucut
Gunungapi Parasiter)
4. Kubah Lava
5. Perbukitan/Bukit Intrusi (Boss, Stock, Lakolit, Lopolit)
6. Bukit Jenjang Gunungapi (volcanic neck)
7. Perbukitan Sisa Gunungapi (volcanic skeleton)
8. Kawah Erupsi, Fumarol, Solfatar
9. Punggungan Korok

10. Punggungan Aliran Lava


11. Punggungan Aliran Lahar
12. Punggungan Aliran Piroklastik
13. Dataran/Kipas Aliran Lava
14. Dataran/Kipas Aliran Lahar
15. Dataran/Kipas Aliran Piroklastik
16. Dataran Kaki Gunungapi
17. Dataran Antar-gunungapi
18. Kubah Gunungapi Perisai
Keaktifan gunung api di Indonesia
Tipe A: Pernah tercatat meletus dalam sejarah (aktif) +/- 70 s/d 128 gunung; 26
gunung diawasi terus-menerus. Luas daerah terancam 16.620 km 2 dan jiwa
2.399.000 (1974)
Tipe B: Memperlihatkan gejala volkanisme, tetapi tidak tercatat meletus dalam
sejarah (dormant)
Tipe C: Tidak memperlihatkan gejala/aktivitas volkanisme (mati)

Anda mungkin juga menyukai