ABSTRAK
Gunung Dempo merupakan salah satu gunung api Kuarter aktif di Pulau Sumatera. Gunung
yang secara administrasi terletak di perbatasan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu ini
secara geologi menarik dan layak untuk diteliti. Posisi Gunung-gunung Api Sumatera
termasuk Dempo yang berada dekat Zona Sesar Sumatera Segmen Musi dan Segmen Manna
serta memiliki pola penyebaran yang paralel dengan Sesar tersebut menjadikan pertanyaan
apakah kedua objek geologi ini berhubungan satu sama lain dan apakah ada keterkaitan
antara proses pensesaran tersebut dengan aktivitas vulkanisme Gunung Dempo. Data
Geologi Gunung Dempo yang sangat minim, menjadikan pengkajian dan penelitian geologi
Gunung Dempo dirasakan perlu dilakukan lebih intensif. Pada penelitian ini dilakukan
analisa morfostruktur dan morfostratigrafi menggunakan citra SRTM dan Google Earth
untuk mendapatkan gambaran mengenai kontrol struktur baik secara regional maupun lokal
dan tatanan stratigrafi Gunung Dempo.
1. Pendahuluan
1.1. Gunung Dempo
Gunung Dempo terletak di perbatasan provinsi Sumatera Selatan dan
provinsi Bengkulu tepatnya di Kota Pagaralam. Gunung Dempo terletak di kota
Pagaralam, dengan jarak tempuh darat sekitar 7 jam dari Palembang, ibukota
provinsi Sumatera Selatan. Gunung Dempo merupakan gunungapi tertinggi di
Sumatera Selatan yang terletak di antara pegunungan bukit barisan dan Gumai.
Puncak tertinggi disebut Puncak Merapi dengan ketinggian 3173 m dpl ataun 2900 m
di atas dataran tinggi Pasumah.
Gunung Dempo merupakan gunung bertipe stratovolcano dengan tipe letusan freatik
yaitu letusan yang terjadi akibat magma yang mengalami kontak dengan air tanah
sehingga menghasilkan uap bertekanan tinggi yang memicu erupsi dengan diiringi
banjir lumpur atau lahar dan hujan abu. Secara tektonik, merupakan hasil proses
subduksi di Barat Sumatera dan terletak dekat dengan Zona Sesar Sumatra seperti
gunung-gunung di Sumatera lainnya.
G. Dempo
Gambar 2. Ilustrasi Gunung Api dan Jalur Sesar Sumatera (Mashuri, 2013)
G. Dempo
1.2. Morfostratigrafi
Satuan morfostratigrafi merupakan penggolongan stratigrafi dengan cara
mengelompokkan batuan dan endapan berdasarkan kenampakan morfologinya, bentang
alam dari endapan maupun batuan gunung api dari berbagai fase erupsi secara berturut –
turut yang akan saling tindih menindih, sehingga mempunyai nilai stratigrafi (hubungan
lapisan satu terhadap lapisan lain). Dibagi menjadi 3 satuan yaitu :
Morfonit (morphonit : morphological unit) merupakan bagian dari morfoset, yaitu
suatu bentang alam yang mencirikan suatu batuan tertentu dan biasanya dibedakan
satu dengan yang lainya seperti lava, breksi atau tuff.
Morfoset (morphochet : morphological and facet) adalah suatu bentang alam yang
tersusun dari suatu endapan atau komplek endapan gunungapi hasil dari erupsi atu
fase erupsi, yang mempunyai ciri-ciri bentang alam tertentu, yang dapat dibedakan
dengan bentang alam yang tersusun dari suatu endapan atau komplek endapan
gunungapi hasil erupsi atau fase erupsi sebelumnya, sesudahnya atau sistem
gunungapi lainnya.
Morfotem (morphotem : morphological system) adalah suatu bentang alam yang
dihasilkan oleh suatu rangkaian proses atau sistem gunungapi. Merupakan gabungan
dari beberapa morfoset yang membentuk bentang alam tertentu.
1.3. Morfostruktur
Morfostruktur adalah analisa struktur geologi berdasarkan kenampakan morfologi.
Cerminan dari adanya struktur geologi adalah kelurusan geologi. Kelurusan geologi
(lineaments) adalah cerminan morfologi yang teramati dipermukaan bumi sebagai hasil
dari aktifitas gaya geologi dari dalam bumi. Batasan kelurusan geologi disini adalah
sebuah bentukan alamiah yang direpresentasikan oleh keunikan geomorfologi seperti
kelurusan punggungan, kelurusan lembah, kelurusan sungai, kelurusan yang disebabkan
oleh sesar – sesar baik itu sesar normal, naik, maupun mendatar.
2. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah dengan melakukan kajian pustaka dari berbagai sumber
meliputi penelitian sebelumya dan peta geologi regional dan kemudian melakukan
analisa morfologi pada citra SRTM dan Google Earth. Analisa meliputi morfostruktur
dengan menarik kelurusan morfologi berupa lembah, puncak, punggungan, lereng dll,
serta analisa morfostratigrafi dengan mengamati perbedaan rona dan pola penyebaran
serta tumpang tindih morfologi
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Morfostruktur
3.1.1. Kelurusan Makro
Secara regional, posisi Gunung Dempo berada pada pola kelurusan umum gunung api
di Pulau Sumatra yaitu relatif Barat Laut-Tenggara dan paralel terhadap arah Sesar
Sumatera. Di bagian Tengah-Selatan Pulau Sumatera terdapat beberapa gunung api
yang mengikuti pola kelurusan ini yaitu Gunung Kaba, Masurai, Kerinci, Marapi dan
Singgalang. Perbedaannya adalah tidak semua gunung api berada tepat di jalur Sesar
Sumatra, termasuk Dempo, posisinya relatif berada di sebelah Timur Laut dari
pertemuan Segmen Musi dan Segmen Manna. Sedangkan di tempat lain, terdapat
gunung api yang berada di jalur Sesar Sumatra, misalnya Gunung Kaba yang berada di
pertemuan Segmen Ketahun dan Musi serta Marapi-Singgalang yang dilewati oleh
Segmen Sianok.
Menurut K. Kusumadinata (1979), Gunungapi Dempo tumbuh didalam suatu zona
depresi yang diakibatkan oleh kegiatan tektonik regional Pulau Sumatra pada Kala Plio-
Plistosen, yaitu zona lemah tempat pertemuan antara sesar mendatar Semangko, yang
berarah barat laut – tenggara dengan sesar yang bearah timur laut – barat daya. Diduga
dari titik perpotongan sesar ini terbentuk zona lemah yang memungkinkan naiknya
magma ke permukaan bumi dan tumbuhlah Gunungapi Dempo. Sedangkan Westerveld
(1994) menduga kehadiran gunung api strato andesit basaltis di Sumatra berhubungan
dengan patahan memotong sumbu geantiklin, seperti halnya diusulkan Taverne (1926)
untuk pulau Jawa. Namun hubungan ini tidak jelas. Gunung api strato berkomposisi
basaltis sampai intermediate biasanya berada di puncak geantiklin dengan distribusi
tidak beraturan. Di Pulau Sumatra, beberapa Gunung api terletak di sebelah Barat atau
Timur Zona Sesar Sumatra sehingga pembentukannya tidak bisa digeneralisasi
berhubungan dengan Sesar Sumatra. Kemungkinan di tempat-tempat tersebutlah lokasi
paling sesuai untuk terbentuknya gunung api (berkaitan dengan posisinya terhadap jalur
subduksi) atau mungkin juga pengaruh struktur geologi lokal yang terpisah dari Sesar
Sumatra. Menurut penulis, untuk Gunung Dempo, dua kemungkinan terakhir menjadi
lebih relevan.
3.2. Morfostratigrafi
6 3
2
5 1
4
1
4. Kesimpulan
Morfostruktur Gunung Dempo terdiri atas kelurusan makro yaitu Gunung Dempo
berada pada pola kelurusan umum gunung api di Pulau Sumatra yaitu relatif Barat
Laut-Tenggara dan paralel terhadap arah Sesar Sumatera. Di bagian Tengah-
Selatan Pulau Sumatera terdapat beberapa gunung api yang mengikuti pola
kelurusan ini yaitu Gunung Kaba, Masurai, Kerinci, Marapi dan Singgalang.
Kelurusan meso yaitu kelurusan dengan Bukit Mandiangin, dan kelurusan mikro
dengan adanya beberapa pola kelurusan (Utara-Selatan, Barat-Timur dan Barat
Laut Tenggara).
Tegasan Utama berarah Utara-Selatan
Jenis pusat erupsi adalah Terminal dan Subterminal
Morfostratigrafi terdiri atas Morfoset Lereng Utara, Gawir Utara dan Gawir Barat
Laut dengan urutan stratigrafi Morfonit dari tua ke muda : Batuan Piroklastik,
Lava, Endapan Abu-Lapili 1, Jatuhan Piroklastik, Aliran Piroklastik dan Endapan
Abu-Lapili 2.
Meskipun menurut beberapa peneliti Gunung Dempo terbentuk akibat
perpotongan dari dua pola sesar dengan arah berlainan, namun berdasarkan
analisa yang dilakukan, argumen ini masih perlu dibuktikan lagi dengan analisa
struktur geologi yang lebih komperhensif.
Daftar Pustaka
Alzwar, Muzil dan Jonathan Tarigan. 1981. Vulkanologi Umum. Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta
Hardjono, Imam. 2015. Vulkanologi dan Mineralogi Petrografi. MUP UMS.
Kadarsetia dkk. 1989. Laporan Pemetaan Geologi G.Dempo, Kabupaten Lahat - Sumatera
Selatan. Direktorat Vulkanologi.
K. Kusumadinata. 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi.
Pulunggono dkk. 1992. Pre-Tertiary and Tertiary Fault systems as a framework of the South
Sumatera Basin. IPA 13th Annual Convention, 121-143.