METODE T - X
Oleh :
DIO TRI SATRIA
115.190.059
KELOMPOK 5
Disusun Oleh:
Bandar Lampung,
ACC
Gambar 2.1 Kurva travel time (atas) dan penjalaran glombang refraksi satu
lapisan (bawah).........................
Gambar 2.2 . Ilustrasi Penjalaran Gelombang Refraksi 2 Lapisan …………….
Datar yang Berhubungan dengan Kurva Jarak-Waktu..............................................
Gambar 2.3 Ilustrasi lapisan mkiring……………………………………………….
Gambar 2.4 . Ilustrasi Penjalaran Gelombang Refraksi 1 Lapisan Datar yang
Berhubungan dengan Kurva Jarak-Waktu…………………………………………
Gambar 2.5 Skema Perambatan Gelombang pada Lapisan Miring dan
Hubungannya dengan Kurva T-X pada Lapisan Miring Menggunakan Forward
dan Reverse Shot.
Gambar 3.1 Diagram alir pengolahan data ............................................................
Gambar 4.1 Grafik metode T-X ITM.......................................................................
Gambar 4.2 Profil bawah permukaan 1 lapis ITM....................................................
Gambar 4.3 Grafik metode T-X banyak lapis ITM….............................................
Gambar 4.4 2 Profil bawah permukaan banyak lapis ITM........................................
Gambar 5.1 Grafik T-X ITM Lapisan Miring.....................................................
Gambar 5.2 Profil Bawah Permukaan ITM Lapisan Miring..............................
DAFTAR TABEL
1.1.Latar Belakang
Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang menggunakan prinsip-
prinsip atau kaidah-kaidah fisika. (BISRI MUSTOFA : 2008). Atau secara defisini
geofisika dapat diartikan sebagai perpaduan ilmu fisika dan ilmu geologi yang
mempelajari sifat-sifat fisis dari kulit luar bumi untuk mengetahui sturuktur
permukaan bumi yang bermanfaat untuk mencari cabakan-cabakan mineral.
(ANGKASA , VOLUME 22-23 : 1974).
Geofisika berkaitan dengan semua aspek fisika dari bumi, atmosfer dan
ruang. Prinsip dari geofisika adalah meneliti beberapa kasus dalam kurun waktu
yang lama dalam bidang seismologi, geodesi, dan gravitasi, radioactivity dari
bumi, laut dan atmosfer serta sinar cosmisc, meteorology dan sebagainya.
(Telford, W.M, Geldart, Sheriff, 1991:1)
Dalam penelitian dan pengeksplorasian di bidang geofisika dapat digunakan
berbagai metode antara lain, metode seismik, metode geolistrik, metode
geomagnetik, metode VLF, metode elektromagnetik, dsb. Yang berkaitan dengan
kimia dan fisika.Metode seismik adalah suatu metode dalam geofisika yang
digunakan untuk mempelajari struktur dan strata bawah permukaan bumi. Metode
ini memanfaatkan perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang
gempa. Seismik Refraksi merupakan salah satu cabang dari metode seismic yang
dapat digunakan untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan
bumi.metode ini didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami
refraksi dengan sudut kritis tertentu. Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu
yang dibutuhkan gelombang untuk menjalar dari sumber menuju penerima.
Metode T-X merupakan metode pengolahan dari seismic refraksi yang paling
sederhana, namun hasil yang dihasilkan masih cukup kasar. Cara kerja dari
metode T-X ini adalah dengan memanfaatkan hubungan dari waktu tiba
gelombang dengan offset dari titik penerima. Metode T-X ini dibagi menjadi
ITM dan CDM. Metode CDM dapat digunakan untuk mencari kedalaman
lapisan datar, banyak lapisan dan miring sama dengan mengasumsikan bahwa
lapisan homogen (kecepatan lapisan relatif seragam) dan bidang batas lapisan
rata atau tanpa undulasi. Sementara metode
ITM merupakan metode perhitungan yang biasanya digunakan untuk
menentukan kedalaman lapisan tanah/batuan. Lapisan tersebut dianggap
sebagai bidang yang rata.
Dengan menggunakan sifat gelombang yang dapat menjalar di bawah
permukaan bumi, maka akan dapat diketahui struktur lapisan batuan di bawah
permukaan bumi (Nurdiyanto, 2011). Menggunakan metode tersebut dapat
diketahui kecepatan rambat gelombang, kedalaman, litologi, kemiringan
lapisan yang tentunya akan dapat diketahui adanya pergerakan tanah untuk
antisipasi terhadap bencana (Endah, 2014).
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa titik S = Sumber dan G = geophone, dan SA-B-G
= jejak penjalaran gelombang refraksi, maka persamaan waktu total (Tt) untuk
satu lapisan mulai dari source ke geophone yaitu :
Sedangkan untuk 3 lapisan datar, kedalaman Z1, Z2, dan Z3 dapat dicari dengan:
Gambar 2.4. . Ilustrasi Penjalaran Gelombang Refraksi 1 Lapisan Datar yang Berhubungan
dengan Kurva Jarak-Waktu.
Gambar 2.4 menjelaskan bahwa titik S = Sumber dan G = geophone, dan SA-B-G
= jejak penjalaran gelombang refraksi, maka persamaan waktu total (Tt) untuk
satu lapisan mulai dari source ke geophone yaitu,
Gambar 2.6. Skema Perambatan Gelombang pada Lapisan Miring dan Hubungannya dengan
Kurva T-X pada Lapisan Miring Menggunakan Forward dan Reverse Shot.
Besar sudut kemiringan lapisan (α) dan sudut kritik (θc), dapat dicari dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Informasi geologi
daerah penelitian
Data Lapangann
Microsoft Excel
Kedalaman
Interpretasi
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1. Diagram Alir Pegolahan Data
3.2.Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Dalam kegiatan eksplorasi tahap pengolahan data merupakan tahap
penting lainnya. Data-data yang diolah dengan benar akan menghasilkan output
yang akurat. Dari hasil dari data yang akurat tersebut kita dapat menginterpretasi
lapisan bawah permukaan. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengolahan
data seismik yaitu:
1.Mempersiapkan data lapangan yang akan diolah. Data tersebut berupa
data offset dan time pada forward dan reverse.
Lakukan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel, untuk mempermudah
dapat memanfaatkan fitur sheet pada Excel
2.Mongonversi nilai waktu pada forward dan reverse lalu melakukan
picking data manual dan rata-rata.
3.Buatlah grafik T-X pada setiap data dengan offset sebagai x dan time
sebagai y. Kemudian tandai titik cross over berdasarkan grafik T-X pada tabel
data offset dan time
4.Olah data-data tersebut. Dari tanda pada tabel data kita dapat
menentukan batas perlapisan. Pada pengolahan data ITM lapisan miring, kita
mencari nilai V1 F, V2 F, V1 R, V2 R, rerata V1 dan V2, Ic, ZF, ZR, rerata Z
sehingga memperoleh nilai Z.
5.Pada metode lapisan miring kita perlu mencari XcF, XcR, V1 F, V2 F,
V1 R, V2 R, rerata V1 dan V2, Ic, ZF, ZR, rerata Z sehingga memperoleh nilai Z.
6.Nilai Z yang sudah kita temukan pada setiap data lapisan merupakan
fungsi kedalaman sehingga kita dapat membuat profil kedalaman menggunakan
Corel Draw dengan offset sebagai x dan kedalaman (depth) sebagai y.
7.Menganalisis dan menyimpulkan profil kedalaman / menginterpretasi
data dengan mempertimbangkan analisa geologi yang ada
8.Pembahasan
9.Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada profil bawah permukaan yang tertera di atas, ditunjukkan bahwa dari source
dan geophone terbentang sepanjang 21 meter terdapat dua lapisan. Kita dapat
mengetahui lapisan pertama memiliki kedalaman ±1,4 dan lapisan kedua ±1,6 .
Kita bisa menginterpretasi profil bawah permukaan tersebut dengan menggunakan
tabel kecepatan batuan (jakosky,1940). Berdasarkan tabel tersebut lapisan pertama
memiliki kecepatan V1 541.5162 dan V2 582.1475
4.2.1.2. Metode Intercept Time Banyak Lapis
4.2.1.2.1. Grafik T-X
Pada grafik T-X diatas ditunjukan bahwa ketika nilai offset 0m dan time 0ms
hingga offset 6m dan time 15,8ms merupakan gelombang langsung, yang ditandai
garis biru pada kurva . persamaan yang berlaku pada garis biru tersebut y =
2.6333x - 0.7333 yang kemudian dibiaskan ketika nilai offset 6m dan time 15,8
hingga nilai offset 21m dan time 40,9ms merupakan gelombang refraksi yang
ditandai garis berwarna merah yang pada garis tersebut berlaku y = 1.5676x +
4.2038 yang kemudian dilanjutkan ketika nilai offset 21m dan time 40,9ms hingga
offset 60m dan time 96,9ms merupakan reverse yang ditunjukan pada garis kurva
berwarna hijau dan berlaku persamaan y = 1.5373x + 9.2398.
4.2.1.2.2. Profil Bawah Permukaan
Pada profil bawah permukaan yang tertera di atas, ditunjukkan bahwa dari source
dan geophone terbentang sepanjang 60 meter terdapat dua lapisan. Kita dapat
mengetahui lapisan pertama memiliki kedalaman ±2,9 dan lapisan kedua ±3,5 .
Kita bisa menginterpretasi profil bawah permukaan tersebut dengan menggunakan
tabel kecepatan batuan (jakosky,1940). Berdasarkan tabel tersebut lapisan pertama
memiliki kecepatan V1 379.7468 dan V2 597.6096 dan V3 696.4286
Pada grafik T-X di atas ditunjukkan bahwa ketika nilai offset 0m dan time 0ms
hingga offset 6m dan time 15,4ms merupakan gelombang forward langsung
(direct) yang ditandai garis berwarna biru. Persamaan yang berlaku pada garis
biru tersebut adalah y = 2.5667x - 0.8333. Kemudian dibiaskan ketika nilai offset
6m dan time 15,4ms hingga offset 63m dan time 91,7ms merupakan gelombang
forward refraksi yang ditandai garis berwarna merah. Persamaan yang berlaku
pada garis berwarna hijau adalah y = 1.2368x + 10.119. Sedangkan ketika nilai
offset 63m dan time 0ms hingga offset 48m dan time 37,1 ms merupakan
gelombang reverse langsung (direct) yang ditandai garis berwarna hijau.
Persamaan yang berlaku pada garis merah adalah = -2.5295x + 158.82. Kemudian
dibiaskan ketika nilai offset 48m dan time 37,1 ms hingga offset 0m dan time
99,3ms merupakan gelombang reverse refraksi yang ditandai garis berwarna
ungu. Persamaan yang berlaku pada garis ungu adalah y = 1.2368x + 10.119..
4.2.1.3.2. Profil Bawah Permukaan
Pada profil bawah permukaan yang tertera di atas, ditunjukkan bahwa dari source
dan geophone terbentang sepanjang 21 meter terdapat dua lapisan. Kita dapat
mengetahui lapisan pertama memiliki kedalaman ±18m dan lapisan kedua ±20m.
Kita bisa menginterpretasi profil bawah permukaan tersebut dengan menggunakan
tabel kecepatan batuan (jakosky,1940). Berdasarkan tabel tersebut lapisan pertama
memiliki kecepatan V1 389.6104dan V2 747.0511
Dari hasil pengolahan data, lapisan miring dengan metode ITM memiliki nilai Ic
31.52762˚. Berdasarkan nilai Ic tersebut kita dapat mengetahui bahwa pada daerah
penelitian cukup berpotensi untuk terjadi longsor. Hal ini dikarenakan pada
umumnya daerah yang berpotensi longsor memiliki nilai Ic ≥20.
4.2.2. Metode Critical Distance
4.2.2.1. Metode Critical Distance Satu Lapis
4.2.2.1.1. Grafik T-X
Pada grafik T-X diatas ditunjukan bahwa ketika nilai offset 0m dan time 0ms
hingga offset 15m dan time 27,7ms merupakan gelombang langsung, yang
ditandai garis biru pada kurva . persamaan yang berlaku pada garis biru tersebut
addalah y = 1.959x + 0.3905 yang kemudian dibiaskan ketika nilai offset 15m dan
time 27 hingga nilai offset 60m dan time 105ms merupakan gelombang refraksi
yang ditandai garis berwarna merah yang pada garis tersebut berlaku persamaan y
= 1.7643x - 1.9412.
Pada grafik T-X diatas ditunjukan bahwa ketika nilai offset 0m dan time 0ms
hingga offset 6m dan time 15,8ms merupakan gelombang langsung, yang ditandai
garis biru pada kurva . persamaan yang berlaku pada garis biru tersebut y =
2.6333x - 0.7333 yang kemudian dibiaskan ketika nilai offset 6m dan time 15,8
hingga nilai offset 21m dan time 40,9ms merupakan gelombang refraksi yang
ditandai garis berwarna merah yang pada garis tersebut berlaku y = 1.5676x +
4.2038 yang kemudian dilanjutkan ketika nilai offset 21m dan time 40,9ms hingga
offset 60m dan time 96,9ms merupakan reverse yang ditunjukan pada garis kurva
berwarna hijau dan berlaku persamaan y = 1.5373x + 9.2398.
4.2.2.2.2. Profil Bawah Permukaan
Pada profil bawah permukaan yang tertera di atas, ditunjukkan bahwa dari source
dan geophone terbentang sepanjang 21 meter terdapat dua lapisan. Kita dapat
mengetahui lapisan pertama memiliki kedalaman ±137m dan lapisan kedua
±139,2 . Kita bisa menginterpretasi profil bawah permukaan tersebut dengan
menggunakan tabel kecepatan batuan (jakosky,1940). Berdasarkan tabel tersebut
lapisan pertama memiliki kecepatan V1 379.7468 dan V2 597.6096 dan V3 696.4286
Pada grafik T-X di atas ditunjukkan bahwa ketika nilai offset 0m dan time 0ms
hingga offset 6m dan time 15,4ms merupakan gelombang forward langsung
(direct) yang ditandai garis berwarna biru. Persamaan yang berlaku pada garis
biru tersebut adalah y = 2.5667x - 0.8333. Kemudian dibiaskan ketika nilai offset
6m dan time 15,4ms hingga offset 63m dan time 91,7ms merupakan gelombang
forward refraksi yang ditandai garis berwarna merah. Persamaan yang berlaku
pada garis berwarna hijau adalah y = 1.2368x + 10.119. Sedangkan ketika nilai
offset 63m dan time 0ms hingga offset 48m dan time 37,1 ms merupakan
gelombang reverse langsung (direct) yang ditandai garis berwarna hijau.
Persamaan yang berlaku pada garis merah adalah = -2.5295x + 158.82. Kemudian
dibiaskan ketika nilai offset 48m dan time 37,1 ms hingga offset 0m dan time
99,3ms merupakan gelombang reverse refraksi yang ditandai garis berwarna
ungu. Persamaan yang berlaku pada garis ungu adalah y = 1.2368x + 10.119..
Pada profil bawah permukaan yang tertera di atas, ditunjukkan bahwa dari source
dan geophone terbentang sepanjang 21 meter terdapat dua lapisan. Kita dapat
mengetahui lapisan pertama memiliki kedalaman ±18m dan lapisan kedua ±20m.
Kita bisa menginterpretasi profil bawah permukaan tersebut dengan menggunakan
tabel kecepatan batuan (jakosky,1940). Berdasarkan tabel tersebut lapisan pertama
memiliki kecepatan V1 389.6104dan V2 747.0511
Dari hasil pengolahan data, lapisan miring dengan metode ITM memiliki nilai Ic
31.52762˚. Berdasarkan nilai Ic tersebut kita dapat mengetahui bahwa pada daerah
penelitian cukup berpotensi untuk terjadi longsor. Hal ini dikarenakan pada
umumnya daerah yang berpotensi longsor memiliki nilai Ic ≥20.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari praktikum lapangan Metode T-X ini, dihasilkan beberapa data yang berupa
grafik, profil kedalaman, dan peta kedalaman. Secara keseluruhan, kesimpulan
yang dapat ditarik dari praktikum lapangan Metode TX ini antara lain:
1. Grafik T-X pada ITM maupun CDM memiliki hasil yang sama, hal ini
karena perbedaan keduanya adalah nilai kedalaman
2. Profil kedalaman ITM dan CDM memiliki kesamaan nilai kecepatan V1
dan V2 Sedangkan perbedaan profil kedalaman ITM dan CDM adalah pada
kedalamanya sendiri
3. Berdasarkan data yang dihasilkan yaitu nilai Ic (sudut kritis) pada
lapisan miring, kita dapat menginterpretasi terkait mitigasi bencana. Pada ITM
dan CDM nilai Ic 31.52762˚ sehingga pada daerah penelitian berpotensi terjadi
longsor.
4. Baik lapangan 1 .lapangan 2 dan lapangan 3 didominasi oleh soil dan
beberapa terdapat pasir lepas kering serta batupasir. Selain dari nilai kecepatan
yang terukur, hal ini didukung oleh geologi lokal
5.2.Saran
Dalam kegiatan eksplorasi seismik refraksi menggunakan ITM dan CDM,
praktikan sebaiknya lebih teliti dalam akuisisi, pengolahana serta interpretasi
karena cukup rumit. Selain itu, diperlukan pengetahuan lebih terkait geologi untuk
menunjang keakuratan data yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA