Oleh :
FERDIAN BUDI PRAMUDYA
115.180.009
KELOMPOK 1
Asisten Geolistrik
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................... 2
iii
4.3. Interpretasi Data ............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Singkatan Nama
mV : millivolt
mA : miliAmpere
Lambang
Ω :Ohm
𝜌 : resistivitas (Ω.m)
K : factor geometric konfigurasi
Π : phi (konstanta 22/7 atau 3.14)
V : data potensial (mV)
I : arus listrik (mA)
R : hambatan (Ω)
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk mendapatkan nilai resisitivitas batuan dibawah permukaan. Kemudian data
yang didapatkan pada tahap akuisisi diolah untuk dengan menggunakan software
RES2DINV untuk mengetahui informasi mengenai nilai resistivitas, kedalaman,
serta error yang didapat kemudian di interpretasikan berdasarkan kondisi geologi
pada daerah penelitian. Dari hasil yang didapat kemudian dibuat penampang bawah
permukaan yang terpengaruh oleh adanya topografi beguna untuk visualisasi data
dan menggambarkan daerah geologi daerah penelitian untuk mengetahui target
penelitian kali ini yaitu intrusi air laut. Nantinya apabila penelitian kali ini
membuahkan hasil kedepannya dapat implikasikan kepada masyarakat akan adanya
persebaran daerah yang terkontaminasi oleh intrusi air laut agar nantinya dapat
menjadi hal yang dapat ditanggulangi sendiri oleh masyarakat atau pemerintah pada
daerah penelitian.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Pola aliran sungai yang berkembang pada daerah rekahan dan patahan, memiliki
bentuk mengikuti pola rekahan.
Berdasarkan peta geologi regional lembar Pacitan dengan skala 1:100.000
oleh H.Samodra, dkk (1992), stratigrafi regional sebagai berikut :
4
B. Sinklin Ploso
2. Struktur Patahan:
A. Sesar Geser Ploso
Sejarah geologi daerah penelitian dimulai dari yang paling tua berawal pada
kala Miosen Miosen Awal (N5) sampai (N7) diendapkan satuan Batupasir Sisipan
Breksi (Formasi Arjosari) dengan lingkungan pengendapan Bathial Tengah
memiliki kedalaman 500mdpl dengan ketebalan 1500 meter. Kemudian terjadi
susutlaut (Transgresi) sehingga terendapkan diatasnya secara tidak selaras Satuan
Batupasir dan Batulempung sisipan Batubara dengan ketebalan 875m pada kala
Miosen Tengah N9-N10 pada kedalaman 20-80 mdpl/ neritik tengah.
Pada Kala Miosen Awal N8 tidak terjadi pengendapan di daerah penelitian
dan dapat dikatakan terjadi orogenesa. Akibat orogenesa ini daerah penelitian
terangkat sehingga daerah penelitian berupa daratan. Setelah itu diatasnya pada kala
Miosen Tengah N11-N12 secara selaras diendapkan satuan Breksi dan Batupasir
dengan ketebalan 1075m pada kedalaman 20-110 mdpl/ neritik tengah.
Kemudian pada Kala Miosen Tengah terjadi proses vulkanik yang
menghasilkan Batuan Terobosan yang menerobos 3(tiga) satuan batuan, yaitu
Satuan Batupasir sisipan Breksi, Satuan Batupasir dan Batulempung sisipan
Batubara, Satuan Breksi dan Batupasir.
Pada Kala Miosen Tengah N13 tidak terjadi pengendapan di daerah
penelitian dan dapat dikatakan terjadi orogenesa. Akibat orogenesa ini daerah
penelitian terangkat sehingga daerah penelitian berupa daratan. Setelah itu pada
Kala Miosen Tengah-Miosen Akhir N14-N16 secara tidak selaras diendapkan
Satuan Batugamping dengan ketebalan 250m pada kedalaman 30-120 mdpl/ neritic
tengah.
5
aquifer bebas. Lokasi studi yang dipilih adalah aquifer pantai di Teluk Pacitan, Jawa
timur. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut
akan dikembangkan menjadi salah satu lokasi wisata bahari di Jawa Timur,
sehingga studi menyeluruh mengenai kualitas air adalah suatu hal yang penting.
Pada penilitian kali ini penyelidikan atas kualitas air dilakukan dengan metode 2D
Resistivitas. Metode ini dipilih karena terbukti efektif untuk mengetahui
penyebaran air laut di aquifer pantai penguuran resistivitas tanah dilakukan dengan
cara menginjeksi aliran lisrik kedalam tanah. Hasil pengukuran resistivitas dengan
menggunakan 2D ini selanjutnya diandingkan dengan pengukuran Total Dissolve
Solid (TDS), dan Daya Hantar Listrik (DHL). Selain itu teori Ghyben-herzberg juga
digunakan untuk memvalidasi hasil pengukuran resistivitas tanah. Dari hasil analisa
di dapatka bahwa batas air laut dan air tawar di lokasi studi terletak pada kedalaman
-20 M dari permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan prediksi berdasarkan
keseimbangan dinamis antara air laut dan air tawar (Ghybenherzberg Theory).
Seanjutnya dapat diperkirakan volume air tawar yang tersedia di aquifer tinjauan
sebesar 45 km
6
BAB III
DASAR TEORI
7
eksplorasi hidrokarbon, tetapi lebih banyak digunakan untuk bidang engineering
geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air,
eksplorasi geothermal, dan juga untuk geofisika lingkungan.
Jadi metode resistivitas ini mempelajari tentang perbedaan resistivitas batuan
dengan cara menentukan perubahan resistivitas terhadap kedalaman. Setiap
medium pada dasarnya memiliki sifat kelistrikan yang dipengaruhi oleh batuan
penyusun/komposisi mineral, homogenitas batuan, kandungan mineral, kandungan
air, permeabilitas, tekstur, suhu, dan umur geologi. Beberapa sifat kelistrikan ini
adalah potensial listrik dan resistivitas listrik.
R : V/I (2.1)
Keterangan :
R : tahanan (Ohm-meter)
8
V : tegangan (mV)
I : kuat arus (mA)
(3.2)
(3.3)
(3.4)
Dimana:
I = arus listrik (mA) pada transmitter
ΔV = beda potensial (mV) pada receiver
ρ = resistivitas semu
k = faktor geometri
r = jarak antar elektroda
9
k = 2𝜋 a (3.5)
Dimana:
k = faktor geometri
= konstanta phi
r = jarak antar elektroda
10
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian kali ini dilakukan pada hari Jumat, 16 Oktober 2020 pada
pukul 15.30 s.d 17.30 WIB dengan lokasi penelitian disekitaran pantai daerah
Pacitan, Jawa Timur. Pada penelitian kali ini menggunakan metode resistivitas
konfigurasi wenner alpha, terdapat 8 lintasan yang membentang barat daya - timur
laut dengan panjang lintasan rata-rata 260 meter, dimana spasi yang digunakan 10
meter dari yang berjarak dari 10 – 60 meter. Peta desain survei ini dibuat dengan
skala 1 : 500
11
4.1.2 Peralatan dan Perlengkapan
12
Digunakan sebagai sumber listrik yang akan diinjeksikan kedalaman tanah.
Accu yang digunakan memiliki tegangan 12V. Accu ini berfungsi sebagai daya
energi untuk menghidupkan alat
5) Meteran
Meteran digunakan untuk membentangkan lintasan dengan panjang yang telah
ditentukan. Selain itu meteran juga berguna untuk mempermudah mencari titik
perpindahan elektroda
6) Palu
Merupakan alat yang berguna untuk menancapkan elektroda ke dalam tanah.
7) Tabel data
Digunakan untuk mencatat hasil pengukuran yang telah dilakukan.
13
4.2. Pengolahan Data
4.2.1 Diagram Alir Pengolahan Data
Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam pengolahan metode resistivitas
konfigurasi wenner alpha
Selesai
14
4.2.2 Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
1. Memasukan data lapangan yang berupa n, C1 dan C2 (elektroda arus), P1 dan
P2 (Elektroda Potensial), V (tegangan), dan I (arus) kedalam software
Microsoft Excel dan dilakukan perhitungan untuk mencari nilai R , K, rho,
spasi, dan datum point (DP). Kemudian dibuat format untuk penginputan data
ke dalam software RES2DINV yang berisi nama metode, spasi terkecil, kode
konfigurasi, jumlah data, kode DP, kode metode, dibawah nya di taruh nilai
Datum point sebagai fungsi X, nilai Spasi sebagai fungsi Y, dan nilai rho
sebagai fungsi Z. Dibawah nilai fungsi X ditaruh nilai 1, kemudian bawahnya
nilai jumlah data elevasi, kemudian nilai bawahnya lagi nilai meter pada
fungsi X dan elevasi pada fungsi Y.
2. Setelah dibuat format penginputan kemudian meng-copy kedalam software
note pad lalu disimpan dengan format file .txt.
3. Kemudian membuka Software RES2DINV dan melakukan load data, dimana
data yang di load merupakan file data yang tadi disave dengan menggunakan
format .txt.
4. Setelah melakukan load data, kemudian dilakukan proses inversi untuk
mendapatkan profil penampang bawah permukaan yang merupakan
visualisasi data dari nilai resistivitas, kedalaman, dan error.
5. Selanjutnya dilakukan interpretasi yang mengacu pada data yang didapat dan
didukung oleh informasi geologi sekitar dan juga penelitian terdahulu, setelah
itu dapat ditarik kesimpulan dari penelitian kali ini
6. Selesai
15
aspek geologinya juga seperti litologi daerah penelitian, kondisi porositasnya
apakah baik atau buruk, serta permeabilitasnya.
16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
Pada tabel diatas merupakan tabel pengolahan data hasil pengukuran dan pengolahan
metode geolistrik yaitu metode resistivitas menggunakan konfigurasi Wenner Alpha
dengan bantuan software excel. Pengolahan tersebut dilakukan untuk mencari nilai rho
(resistivitas) sebagai parameter utama untuk menentukan kondisi lapisan bawah permukaan
yang sebenarnya. Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 99 data hasil pengolahan data
pengukuran, dan 27 data elevasi dan meter. Dimana data hasil pengukuran tersebut
menampilkan data nilai arus (I), nilai potensial listrik (V), dan nilai jarak antar elektroda
pada saat pengukuran. Dari data tersebut kemudian di lakukan pengolahan untuk
mendapatkan nilai k (faktor geometri) dan nilai rho (resistivitas). Dari tersebut kemudian
dibuat penampang bawah permukaan dengan menggunakan bantuan software Res2Dinv.
Air Tanah
Pada Gambar 5.2. Merupakan peta penampang profil bawah permukaan pada
lintasan 1. Peta ini dibuat dengan memasukan data hasil pengolahan berupa format
penginputan data pada software microsoft excel yang meliputi nama metode, spasi
terkecil, kode konfigurasi, jumlah data, kode DP (Datum Point), kode metode,
datum point (DP), spasi, nilai resistivitas (rho), banyaknya data elevasi, data elevasi
dan data meter yang yang kemudian di copy kedalam software note pad untuk di
save dengan format .txt. Setelah itu dilakukan load data pada software RES2DINV
yang kemudian dilakukan inversi. Peta profil bawah permukaan ini merupakan peta
yang menggambarkan lapisan-lapisan yang terdapat dibawah permukaan pada
lokasi penelitian.
18
Pada peta profil bawah permukaan terdiri dari satu data input namun
divisualisasikan menjadi tiga penampang yang berbeda setelah melakukan tiga kali
iterasi, dimana pada penampang A merupakan penampang data akuisisi, pada
penampang B merupakan penampang hasil forward modelling, dan pada
penampang C merupakan penampang hasil invers modelling yang menunjukan
kondisi bawah permukaan pada daerah penelitian. Pada pembahasan penampang
kali ini akan lebih berfokus pada penampang C atau penampang hasil invers
modelling karena pada penampang tersebut lebih mempresentasikan terhadap
kondisi bawah permukaan yang sebenarnya. Jika dilihat pada peta, kedalaman yang
terdapat dibawah permukaan setelah melalui proses inversi pada software
RES2DINV sedalam 31,9 meter. Jika dilihat pada peta penampang terdapat gradasi
warna yang mencerminkan nilai resistivitas nya, dimana pada warna biru tua
sampai biru telur asin ia memiliki nilai resistivitas berkisar 5,15 s.d 34,8 ohm.m
yang diindikasikan merupakan resistivitas rendah yang terdapat pada litologi pasir,
pada warna hijau kebiruan sampai kuning ia memiliki nilai resistivitas berkisar 90,3
s.d 610 ohm.m yang diindikasikan merupakan resistivitas sedang yang merupakan
litologi pasir, pada warna cokelat sampai ungu tua ia memiliki nilai resistivitas
berkisar 610 s.d 4115 ohm.m yang diindikasikan merupakan resistivitas tinggi dan
memiliki litologi breksi dan lava andesit nilai-nilai tersebut didasari oleh adanya
RMS error yang bernilai 56,3%.
Material yang memiliki nilai resistivitas yang cukup rendah menyebabkan
lapisan tersebut bersifat konduktif, sebaliknya pada material yang memiliki nilai
resistivitas yang tinggi maka material tersebut bersifat resistif. Salah satu faktor
yang menyebabkan suatu material bersifat konduktif atau resistif ialah kandungan
air terdapat pada pori-pori batuan atau dapat dikatakan faktor porositas
mempengaruhi nilai resistivitas. Karena batuan yang memiliki porositas besar maka
air akan masuk ke pori-pori batuan dan terjebak didalamnya, namun apabila
porositasnya buruk maka air sukar untuk masuk kedalam pori-pori batuan.
Sehingga pada penelitian kali ini pada daerah yang ditandai dengan warna biru tua
s.d hijau lumut merupakan daerah yang terdapat fluida. Dimana pada daerah yang
memiliki resistivitas rendah ditandai dengan warna biru tua merupakan air laut, hal
ini dikarenakan pada air laut memiliki nilai resistivitas yang rendah disebabkan
19
adanya kandungan elektrolit yang bersifat konduktif. Pada daerah yang memiliki
nilai resistivitas relatif sedang ditandai dengan warna hijau lumut merupakan
keterdapatan air tanah yang memiliki nilai konduktivitas sedang karna jumlah
elektrolitnya yang relatif lebih sedikit dibanding air laut terdapat pada litologi pasir.
Apabila air laut dan air tanah bercampur akan menyebabkan terjadinya perubahan
pada air tanah yang mungkin bisa menjadi air payau atau bahkan air asin hal ini
ditandai dengan bagian yang memiliki warna biru muda. Pada penelitian kali ini
daerah yang ditandai dengan warna biru muda s.d hijau kebiruan merupakan daerah
dengan kualitas air tanah yang kurang baik karena terlah terkontaminasi oleh air
laut sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Pada Gambar 5.3. Merupakan peta penampang profil bawah permukaan pada
lintasan 1 yang telah dipengaruhi oleh faktor topografi. Jika dilihat pada peta,
kedalaman yang terdapat dibawah permukaan setelah melalui proses inversi pada
software RES2DINV setelah dipengaruhi topografi sedalam 30 meter. Pada peta
faktor topografi tidak berpengaruh kepada resistivitas yang ada dibawah
permukaan. Namun lebih berpengaruh dari lokasi dari instrusi air laut dan
persebarannya dimana pada penelitian kali ini saat dipengaruhi topografi dimana
pada ketinggian tertinggi dari intrusi air laut sampai 0,0 meter yang menandakan
intrusi air laut ini sudah ada yang mencapai permukaan. Air terobosan berada di
kedalaman -30 meter s.d 0,0 meter dan terdapat pada litologi pasir, dimana pada
penelitian terdahulu persebaran air laut didapatkan dalam kedalaman -24 meter.
20
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian kali ini dengan menggunakan metode resistivitas konfigurasi
wenner alpha dapat ditarik kesimpulan:
• Telah melakukan berhasil melakukan pengolahan metode resistivitas
konfigurasi wenner aplha
• Telah berhasil membuat peta profil bawah permukaan dan
menginterpretasikannya.
• Penggunaan penampang hasil invers modelling lebih mempresentasikan
terhadap kondisi bawah permukaan yang sebenarnya dibanding penampang
lainnya.
• Pada penelitian kali ini apabila air laut dan air tanah bercampur akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada air tanah yang mungkin bisa menjadi
air payau atau bahkan air asin hal ini ditandai dengan bagian yang memiliki
warna biru muda
• Pada peta faktor topografi tidak berpengaruh kepada resistivitas yang ada
dibawah permukaan. Namun lebih berpengaruh dari lokasi dari instrusi air laut
dan persebarannya
• Pada penelitian kali ini daerah yang ditandai dengan warna biru muda s.d hijau
kebiruan merupakan daerah dengan kualitas air tanah yang kurang baik karena
telah terkontaminasi oleh air laut sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
6.2 Saran
Pada penelitian kali ini dalam melakukan interpretasi dibarengi dengan studi
literatur agar interpretasinya akurat. Selain itu desain yang dihasilkan diusahakan
menggambarkan kondisi sebenarnya dari daerah penelitian maka dari itu diperlukan
data pendukung.
21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN