Kristalisasimagmanya
Jarak endapan mineral dengan asal magma
intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah atuan beku
peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan
beku
tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan
beku
Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana
mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan
cara gravitational settling. Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah
kromit, titamagnetit, dan petlandit.
Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma.
Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma,
maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan
disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.
Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma
dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut
kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua
dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas
dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif.
Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3),
amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin,
diopsit, dan skarn.
Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai
hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan
bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
1.
Lava flow
2.
Ekshalasi
3.
Mata air panas
B. Proses Hidrotermal
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat aqueos sebagai
hasil diferensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relative
ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan deposit
mineral. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan
hydrothermal yaitu Cavity Filling atau mengisi lubang-lubang yang sudah ada dalam
batuan, dan Metasomatisme, dengan mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam
batuan dengan unsur baru larutan hydrothermal.
Berdasarkan cara pembentukannya, maka dikenal beberapa jenis endapan
hidrotermal, antara lain :
Endapan mineral Ephitermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu < 200
C
Endapan mineral Mesothermal, yaitu endapan mineral yang terjadi pada suhu
Hasil Alterasi
batuan gamping
silisifikasi
serpih, lava
mineral lempung
arsenide atau telluride,. Material material ini terbentuk dari sejumlah proses, yang
berada di Wales,
Ketika sekuen sedimen tebal dan batuan vulkanik terkubur sangat dalam, hal
ini digunakan untuk penambahan tekanan dan suhu, menghasilkan produk dalam
metamorfisme tingkat rendah. Jumlah kebebasan air yang signifikan ini berasal dari
mineral yang terhidrasi, seperti lanau, sebagai rekristalisasinya. Unsur yang
mengandung air ini lalu pindah sebagai fluida hidrotermal sepanjang jalan yang
dapat dilewati air pada batuan, seperti patahan dan zona rekahan, dimana mineralmineral terdepositkan.
Beberapa sampel terbaik yang berasal dari Welsh, sama seperti urat-urat
yang berada di sabuk emas Dolgellau, diisi oleh batuan sedimen berumur tengah
sampai atas kambrian, dan intrusi, dan terbentuk lebih dahulu dari deformasi
Caledonian yang terangkat menjadi cekungan Welsh pada masa Devonian. Urat-urat
tersebut mengisi rekahan patahan dengan panjang strikehingga beberapa kilometer
dan khususnya terungkap menyerupai struktur pita sebagai contoh ilustrasi diatas.
Reaksi metamorfisme menyebabkan pengisian air berskala luas pada batuan
yang terkubur sangat dalam, dipercaya telah mengalami proses mekanisme yang
memicu fluida hidrotermal.
fluida hydrothermal (air pada temperatur 100C dapat tetap menjadi cairan dibawah
tekanan yang tinggi tetapi ketika berada lingkungan tekanan yang rendah dapat
mendidih secara tiba-tiba bahkan meledak secara explosive). Fluida hydrothermal
mungkin dari residu magma asli, tetapi umumnya terbentuk ketika airtanah
terpanaskan oleh tubuh batuan yang meleleh, contohnya sebuah sub-volcanic
magma-chamber.
Gambar (A) : Bedded facies : sphalerit dan galena interlaminasi dengan pirit, hidrotermal karbonat,
dan carbonaceus chert. (B) : Urat Kompleks : Pyrite, Sphalerite, Galena, dan Ferroan Carbonaceous.
(C) : Dystal hidrotermal sediments. (D) : breksi yang terisikan oleh Sphalerite, dan calcopyrite. (E) :
Urat Sphalerite pada Silicified Shale (F)
A. Keberadaan
Endapan hipotermal terbentuk pada magma chamber pada kedalaman 4.000
6.000 meter. Pada endapan ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa bornit,
kovelit, kalkosit, kalkopirit, pirit, tembaga, emas, wolfram, molibdenit, seng dan
perak. Mineral logam tersebut berasosiasi dengan mineral - mineral pengotor seperti
piroksen, amfibol, garnet, ilmenit, spekularit, turmalin, topaz, mika hijau dan mika
cokelat (Warmada, 2009).