Anda di halaman 1dari 3

FASIES GRANULIT

Fasies metamorfosis adalah sekumpulan batuan yang masing -masing


mempunyai paragenesa mineral; sekumpulan batuan yang masing masing
mempunyai paragenesa mineral tertentu; mempunyai keseimbangan P dan T yang
sama. Mineral indikatornya berupa himpunan mineral yang mencirikan kondisi P &T
tertentu.
Konsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola, 1915.
Definisi : Suatu kelompok batuan-batuan metamorf yang terbentuk pada kondisi
temperatur dan tekanan yang sama(Written and Brooks, 1972).
Suatu kelompok batuan metamorf akan menunjukkan suatu kondisi fisik tertentu
yang dicirikan oleh asosiasi mineralnya yang tetap
Fasies metamorfik dibatasi oleh tekanan dan temperatur tertentu serta dicirikan oleh
hubungan teratur antara komposisi kimia dan mineralogi.
Fasies metamorfosa berdasarkan temperatur dan tekanan dari Eskola, 1939

Bertambah temperatur

Perkembangan dari zeolit dalam batuan beku

Fasies sekis hijau

Fasies epidotamfibolit

Fasies Sanidin
(Fasies diabas)

Fasies amfibolit
(Fasies
hornblende-gabro)

Fasies hornfel
piroksen
(fasies gabro)

Fasies granulit
Fasies sekis glaukopan

Bertambah tekanan

Fasies eklogit
(fasies eklogit)

Hubungan temperatur dengan tekanan terhadap pembentukan fasies metamorfisme


Metamorfosis granulit dipicu oleh masuknya rendah H 2O cairan, yang
memungkinkan mineral anhidrat seperti orthopyroxene terbentuk pada suhu jauh di
bawah yang dibutuhkan dalam kondisi cairan-ada, dan suhu puncak metamorfosis
granulit lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh geothermometers granulit umum
digunakan karena komposisi-equilibrium kembali mineral pada pendinginan.
Fasies granulit merupakan malihan mineral kumpulan yang dihasilkan oleh
metamorfosis dari berbagai jenis batu mulai dalam kondisi metamorfik yang sama
dan biasanya ditandai dengan pembangunan, dalam batuan dasar beku komposisi,
dari kumpulan mineral clinopyroxene - plagioklas - orthopyroxene - kuarsa. Variasi
dari kumpulan mineral dengan komposisi mulai rock mencerminkan berbagai
tertentu tekanan, temperatur, dan P (H 2 O) kondisi. Studi Eksperimental-T stabilitas
bidang P mineral menunjukkan bahwa fasies merupakan kondisi high-pressure /
high-temperature yang dapat dipenuhi dekat pangkal dari kerak benua .
Dalam granulites mafik, Mg-Al estimasi Fe (816 12 C) lebih rendah dari
dalam dan alumina granulites menengah tetapi masih dalam perjanjian dalam
kesalahan dengan kendala kesetimbangan fase Sebaliknya, rata-rata estimasi
dikoreksi Fe-Mg tukar (793 13 C) adalah jauh lebih tinggi daripada di granulites
intermediate dan alumina. Tekanan rata-rata lebih tinggi untuk granulites mafik (~ 10
kbar) dibandingkan dengan alumina granulites dan menengah (6-8 kbar) adalah
hasil dari fakta bahwa garnet merupakan tahap stabil di granulites mafik hanya pada
tekanan yang relatif tinggi. Granulite sendiri memiliki 2 sub fasies, yaitu

Hornblende-granulit
Piroksen-granulit
Fasies Granulite ini proses metamorfosanya terjadi secara regional atau
dinamothermal. Metamorfisme regional, proses yang berperan adalah kenaikan
tekanan dan temperatur. Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang
mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih
intensif apabila diikuti oleh orogenesa.
Pada proses pembentukannya, batuan penyusun kerak bumi mengalami
peremasan sehingga mengalami deformasi yang sangat kuat. Karena proses
tersebut, batuan akan terlipat dan tersesarkan, dan kerak bumi akan menjadi
semakin pendek dan tebal. Pada umumnya proses penebalan kerak bumi ini
menghasilkan suatu pegunungan lipatan. Meskipun pada waktu terjadinya
pembentukan pegunungan batuan kerak bumi menjadi semakin tinggi, ada masa
batuan yang jumlahnya relative sama dengan batuan yang terlipatkan, tertekan
kebawah ke tempat yang mempunyai temperature dan tekanan yang lebih tinggi.
Pada tempat inilah terjadi proses metamorfisme yang kuat. Beberapa batuan yang
mengalami deformasi mengalami peningkatan temperature yang tinggi, sehingga
akan mencair dan membentuk magma. Magma yang membentuk densitas yang
lebih rendah dari batuan sekitarnya akan bergerak naik keatas. Magma yang
mencapai dekat permukaan bumi akan menyebabkan terjadinya proses
metamorfisme kontak di dalam zona metamorfisme regional. Jadi inti dari suatu
sistem pegunungan terdiri dari tubuh batuan beku intrusive yang dikelilingi oleh
batuan metamorf derajat tinggi. Apabila batuan yang menyusun pegunungan ini
tererosi, maka inti dari system pegunungan yang terdiri dari batuan beku dan batuan
metamorf ini akan tersingkap.
Pada kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, batuan metamorf tingkat tinggi
pun akan mengalami perubahan. Pada lingkungan dengan tekanan rendah dan
temperature lebih besar dari 800 C, batuan sekis atau genes yang mempunyai
komposisi seperti batuan beku granit akan mulai mengalami peleburan. Mineralmineral silikat yang berwarna terang seperti kuarsa dan potas feldspar (ortoklas),
akan mencair prtama kali, sedangkan mineral silikat yang berwarna gelap seperti
amfibol dan biotit masih tetap dalam keadaan padat.
Apabila batuan yang sebagian mencair ini mengalami pendinginan keembali,
akan membentuk batuan yang disusun oleh lajur yang berwarna terangdan gelap.
Lajur yang berwarna terang dibentuk oleh batuan beku kristalin, sedang lajur yang
berwarna gelap dibentuk oleh mineral-mineral batuan metamorf yang tidak mencair.
Batuan tipe semacam ini merupakan campuran antara batuan beku dan batuan
metamorf dan disebut migmatit. Untuk granulite sendiri terbentuknya di batuan yang
disusun oleh lajur yang berwarna terang.

Anda mungkin juga menyukai