GEOLOGI LAUT
“TEORI TEKTONIK LEMPENG”
Oleh:
PROPANDIYAN FAKHRUL DZIL IKRAM
26050118130126 (Ose/C)
Dosen Pengampu:
Ir. Sugeng Widada, M.Si
19630116 199103 1 001
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
TEORI LEMPENG TEKTONIK
Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar
yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori
Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan
konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat
litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah
lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan
dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas
dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah
astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Gambar 1. Peta dengan detail yang menunjukkan lempeng-lempeng tektonik dan arah vektor
gerakannya. (sumber : https://id.wikipedia.org)
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi,
terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-
lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang
lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun
transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan
pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas
lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift)
yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam bukunya The
Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915.
Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera
dan karakter astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai
sumber asli dari energi yang menggerakkan lempeng tektonik. Pandangan yang disetujui
sekarang, meskipun masih cukup diperdebatkan, adalah bahwa kelebihan kepadatan litosfer
samudera yang membuatnya menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat
pergerakan lempengan.
Pada waktu pembentukannya di mid ocean ridge, litosfer samudera pada mulanya
memiliki kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya, tetapi kepadatan ini
meningkat seiring dengan penuaan karena terjadinya pendinginan dan penebalan. Besarnya
kepadatan litosfer yang lama relatif terhadap astenosfer di bawahnya memungkinkan
terjadinya penyusupan ke mantel yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi sumber
sebagian besar kekuatan penggerak-pergerakan lempengan. Kelemahan astenosfer
memungkinkan lempengan untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona subduksi.
Meskipun subduksi dipercaya sebagai kekuatan terkuat penggerak-pergerakan lempengan,
masih ada gaya penggerak lain yang dibuktikan dengan adanya lempengan seperti lempengan
Amerika Utara, juga lempengan Eurasia yang bergerak tetapi tidak mengalami subduksi di
manapun.
1. Gaya Gesek
· Basal drag
Arus konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui
astenosfer, sehingga pergerakan didorong oleh gesekan antara astenosfer dan
litosfer.
· Slab suction
Arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di
zona subduksi di palung samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini
bisa terjadi dalam kondisi geodinamik di mana tarikan basal terus bekerja pada
lempeng ini pada saat ia masuk ke dalam mantel, meskipun sebetulnya tarikan
lebih banyak bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan bawah.
2. Gravitasi
· Runtuhan gravitasi
Pergerakan lempeng terjadi karena lebih tingginya lempeng di oceanic
ridge. Litosfer samudera yang dingin menjadi lebih padat daripada mantel
panas yang merupakan sumbernya, maka dengan ketebalan yang semakin
meningkat lempeng ini tenggelam ke dalam mantel untuk
mengkompensasikan beratnya, menghasilkan sedikit inklinasi lateral
proporsional dengan jarak dari sumbu ini. Dalam teks-teks geologi pada
pendidikan dasar, proses ini sering disebut sebagai sebuah dorongan. Namun,
sebenarnya sebutan yang lebih tepat adalah runtuhan karena topografi sebuah
lempeng bisa jadi sangat berbeda-beda dan topografi pematang (ridge) yang
melakukan pemekaran hanyalah fitur yang paling dominan. Sebagai contoh,
pembengkakan litosfer sebelum ia turun ke bawah lempeng yang bersebelahan
menghasilkan kenampakan yang bisa memengaruhi topografi. Lalu, mantel
plume yang menekan sisi bawah lempeng tektonik bisa juga mengubah
topografi dasar samudera.
· Slab-pull (tarikan lempengan)
Pergerakan lempeng sebagian disebabkan juga oleh berat lempeng
yang dingin dan padat yang turun ke mantel di palung samudera. Ada bukti
yang cukup banyak bahwa konveksi juga terjadi di mantel dengan skala cukup
besar. Pergerakan ke atas materi di mid-oceanic ridge mungkin sekali adalah
bagian dari konveksi ini. Beberapa model awal Tektonik Lempeng
menggambarkan bahwa lempeng-lempeng ini menumpang di atas sel-sel
seperti ban berjalan. Namun, kebanyakan ilmuwan sekarang percaya bahwa
astenosfer tidaklah cukup kuat untuk secara langsung menyebabkan
pergerakan oleh gesekan gaya-gaya itu. Slab pull sendiri sangat mungkin
menjadi gaya terbesar yang bekerja pada lempeng. Model yang lebih baru juga
memberi peranan yang penting pada penyerotan (suction) di palung, tetapi
lempengan seperti Lempeng Amerika Utara tidak mengalami subduksi di
manapun juga, tetapi juga mengalami pergerakan seperti juga Lempeng
Afrika, Eurasia, dan Antarktika. Kekuatan penggerak utama untuk pergerakan
lempengan dan sumber energinya itu sendiri masih menjadi bahan riset yang
sedang berlangsung.
3. Gaya dari luar
Dalam studi yang dipublikasikan pada edisi Januari-Februari 2006 dari buletin
Geological Society of America Bulletin, sebuah tim ilmuwan dari Italia dan Amerika
Serikat berpendapat bahwa komponen lempeng yang mengarah ke barat berasal dari
rotasi Bumi dan gesekan pasang bulan yang mengikutinya. Mereka berkata karena
Bumi berputar ke timur di bawah bulan, gravitasi bulan meskipun sangat kecil
menarik lapisan permukaan bumi kembali ke barat.
Beberapa orang juga mengemukakan ide kontroversial bahwa hasil ini mungkin juga
menjelaskan mengapa Venus dan Mars tidak memiliki lempeng tektonik, yaitu karena
ketiadaan bulan di Venus dan kecilnya ukuran bulan Mars untuk memberi efek seperti
pasang di bumi. Pemikiran ini sendiri sebetulnya tidaklah baru. Hal ini sendiri aslinya
dikemukakan oleh bapak dari hipotesis ini sendiri, Alfred Wegener, dan kemudian
ditentang fisikawan Harold Jeffreys yang menghitung bahwa besarnya gaya gesek
pasang yang diperlukan akan dengan cepat membawa rotasi bumi untuk berhenti
sejak waktu lama.
3. LEMPENG-LEMPENG UTAMA
·Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng
benua
http://aguslestiawan17.blogspot.com/
https://id.wikipedia.org/
https://laikndis.wordpress.com/2012/03/23/pemekaran-lantai-samudera/
https://www.liputan6.com/global/read/3466994/bom-waktu-untuk-as-ratusan-orang-
diprediksi-tewas-jika-gempa-terjadi-di-patahan-ini
https://www.researchgate.net/figure/Schematic-diagram-of-Japan-island-arc_fig3_272672257