Anda di halaman 1dari 5

BOWEN REACTION SERIES

Bowen Reaction Series adalah sebuah diagram yang menunjukkan mineral-


mineral yang berperan dalam pembentukan batuan beku. Mineral-mineralyang
tergabung dalam bowen reaction series keberadaannya dalam batuan beku adalah
sangat penting. Mineral dalam seri bowen ini merupakan golongan mineral primer.
Mineral-mineral pada bowen reaction series menunjukkan tahap-tahap yang
dilalui dalam proses pembentukan batuan beku meliputi suhu, tekanan, dan kedalaman
lokasi pembentukan suatu batuan beku. Mineral-mineral yang tergabung dalam seri
reaksi bowen ini terdapat mulai dari magma itu masih sangatdekat dengan sumbernya
sampai magma itu sudah sangat dekat dengan permukaan bumi.
Kenampakan mineral pada reaksi bowen dalam suatu batuan beku
menunjukkan apakah batuan itu asam atau basa, dan apakah batuan itu terbentuk di
dalam atau dekat permukaan bumi.
Ketika kita ingin mengidentifikasi suatu batuan, maka kita dapat
mengidentifikasi batuan itu melalui mineralogi batuannya. Mineral pada seri reaksi
bowen inilah yang menjadi patokan dalam pengidentifikasian batuan beku.
Oleh karena itu sangat penting untuk memahami dan mengerti reaksi bowen
dan mineral yang tergabung didalamnya. Contohnya adalah mineral oligoklas yang
terdapat pada seri continuous yang merupakan salah satu dari contoh mineral
plagioklas. Tentu mineral oligoklas memiliki karakteristik berupa sifat fisik dan sifat
kimia yang memberikan indikator dan hubungan tertentu dengan proses pembentukan
batuan beku.
Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses
pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma
mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu
merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa
mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal
sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju
pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll). Dan laju
pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat terbentuk.
atau juga Bowen menentukan bahwa mineral spesifik dari temperatur tertentu hasil
pendinginan magma. Pada temperatur tinggi akan berasosiasi dengan magma mafik
dan intermediet, secara umum kemajuan ini dibagi menjadi dua cabang. Cabang
pertama Continuous menjelaskan mengenai evolusi plagioklas feldspar mulai dari
yang kaya calsium (Ca) dan kaya sodium (Na).
Cabang berikutnya discontinuous mendeskripsikan formasi atau bentuk
mineral mafik seperti olivine, pyroxene, amphibole dan bitotit mika. Hal aneh yang
ditemukan pada Bowen adalah mengenai bagian discontinuous. Bowen disusun suatu
seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Bowens

Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan “Y”, dimana lengan bagian
atas mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas
merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri atas
adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).
1. Deret Continuous
Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu,
mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari
bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring
penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang
pada akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya
reaksi ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan.
Karena mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali
ditemukan plagioklas kaya kalsium di alam bebas.Bila pendinginan terjadi
terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas (plagioklas kaya
kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium).
Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan
feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi
dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung
feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai
pada suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion,
feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar,
NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium
terbentuk.
2. Deret Discontinuous
Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu
mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu
dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan
pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang
stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene
menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung
kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole
terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai
terbentuk.
Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah
ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan
mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral
yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.
Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan
magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
3. Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,
kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium,
aluminium dan silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk
Othoclase Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila
tekanan air cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar
mengandung silica dan oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa).

Aplikasi Deret Bowen


1. Dari diagram diatasanda dapat menginterpretasikan kondisi fisik dan
kimiawidi mana suatumineralmengkristalSebagai contoh, olivin adalah suhu
tinggi dan mineral tekanan dengan zat besi yang tinggidan magnesium, dan
silika rendah.
2. Diagram diatas menunjukkan kestabilan mineral dalam lingkungan pelapukan,
stabil setidaknya pada 1 bar dan 25o C (permukaan bumi). Mineral yang
paling tidak stabil berada di atas diagram dan yang paling stabil di bagian
bawah. Basal olivin dan berisi plagioklas kalsium. Jika sedang lapuk, mineral
ini sangat tidak stabil dan akan segera memecah dengan melarutkan dan
membentuk tanah,. granit berisi kuarsa, feldspar kalium, dan muskovit.
Muskovit dan kalium mudah akan rusak, tapi kuarsa cukup tahan. Karena
kuarsa stabil pada 1 bar dan 25o C
3. Kita dapat mengetahui asam atau basa suatu batuan melalui kandungan
mineral yang terkandung di dalam batuan.
a. Asam, jika didalam batuan beku terdapat mineral kuarsa, muskovit,
orthoklas, dan Na-plagioklas. Intermediet, jika didalam batuan beku
terdapat mineral kuarsa, hornblende, orthoklas, piroksen, biotit, dan Na-
plagioklas.
b. Basa, jika didalam batuan beku terdapat mineral olivin, hornblende,
piroksen, dan Ca-Naplagioklas.
c. Ultrabasa, jika didalam batuan beku terdapat mineral olivin, piroksen,
dan Ca-plagioklas.
4. Jika basal memiliki kuarsa di dalamnya, yang kadang terjadi, kuarsa datang
bukan dari magma, tetapi dari batu yang bergabung setelah batuan itu
terbentuk. Jika magma mendingin perlahan basal dan secara perlahan mineral
pertama yang terbentuk harus olivin dan plagioklas kalsium. Olivin memiliki
gravitasi yang lebih tinggi yang spesifik
dari plagioklas. Oleh karena itu, jika intrusi, basal tebal tenang terjadi harus
memiliki lapisan olivin di bagian bawah. Palisades Sill di tepi barat Sungai
Hudson di New York dan New
Jersey adalah seperti tubuh dan memiliki lapisan olivin murni di pangkalan.
Jika Anda mendapatkan kesempatan pergi melihatnya.

Anda mungkin juga menyukai