Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam mata kuliah mineral optik, mikroskop merupakan aspek penting

yang biasa digunakan untuk mengamati mineral secara mikroskopis.

Mikroskop sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu mikroskop cahaya,

mikroskop stereo, mikroskop electron dan masih banyak lagi. Melalui

pengamatan mikroskopis data yang diperoleh lebih akurat dibanding dengan

pengamatan megaskopis yang dilakukan pada mata kuliah mineralogi.

Setiap mineral mempunyai sifat-sifat optik khusus yang dapat dibedakan

dengan mineral lainnya, tanpa harus mengidentifikasi seluruh sifat optiknya.

Dalam praktikum kali ini, mineral yang akan diidentifikasi adalah alkali

feldspar dan plagioklas.

Alkali feldspar dan plagioklas memiliki sifat optik yang khusus. Semakin

banyak latihan mengidentifikasi sayatan tipis mineral atau batuan, maka akan

semakin mudah untuk membedakan mineral yang satu dengan yang lain.

1.2 Maksud dan tujuan

Maksud diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui sifat-sifat

optik dari mineral.

Adapun tujuan diadakannya praktikum ini, yaitu :

1. Mengetahui mengenai kuarsa dan feldspatoid grup.

2. Mengetahui sifat-sifat optik dari kuarsa dan feldspatoid grup.


1.3 Alat dan bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :

1. Mikroskop Polarisasi

2. Lap kasar

3. Lap halus

4. Alat tulis menulis

5. Lembar kerja praktikum

6. Pensil warna

7. Sayatan mineral

8. Penuntun mineral optik

1.4 Prosedur kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah:

1. Melakukan bon alat

2. Letakkan mikroskop pada meja tempat penagamatan

3. Atur kedudukan preparat pada meja objek

4. Sentringkan mikroskop polarisasi

5. Lakukan pengamatan mineral dengan nikol silang dan nikol sejajar

6. Catat kedudukan serta kenampakan fisik mineral pada LKP

7. Pembuatan laporan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mineral silikat

Mineral utama (essential minerals) penyusun batuan atau kerak bumi

terutama mineral golongan/ kelompok silikat. Golongan silikat merupakan

mineral yang terpenting mengingat bahwa 25% dari mineral-mineral yang

diketahui berupa silikat. Mereka membentuk 90% lithosfer.

Satuan struktur dasar dari semua silikat ialah tetrareader dimana atom-Si

dikelilingi oleh 4 atom-O. didalam tetrareader bola-bola-O dengan radius 1,32 AE

(satuan Angstrom) terdapat ion-Si+, dengan radius 0,39 AE. Mineral – mineral

silikat mengandung tetrahedra (SiO4)4-. Tersusun atas satu atom silika (Si) diikat

oleh 4 atom oksigen (O) atom.

Berdasarkan struktur ikatan atomnya, mineral silikat dapat dibedakan

menjadi beberapa kelompok silikat ,yaitu :

1. Silikat yang mempunyai struktur kerangka (Tectosilikat).

Jika semua sudut oxygens dibagi dengan tetrahedron SiO4 lain, maka

struktur kerangka berkembang. Kelompok struktural dasar kemudian menjadi

SiO2. Mineral kuarsa, kristobalit, dan tridimit semua didasarkan pada struktur

ini.

Jika beberapa ion Si+4 digantikan oleh Al+3 maka ini menghasilkan

ketidakseimbangan biaya dan memungkinkan ion-ion lainnya yang bisa

ditemukan dikoordinasikan dalam susunan yang berbeda dalam struktur


rangka. Dengan demikian, feldspar dan mineral feldspathoid juga didasarkan

pada kerangka tectosilicate.

Gambar 1. Struktur tektosilikat

Kelompok mineral yang termasuk dalam struktur Tektosilikat :

- Kelompok silika : kuarsa, opal, tridimit, kristobalit, coesit,

stishoviet.

- Kelompok feldspar : K-feldspar dan plagioklas.

- Kelompok Feldspatoid : Leusit, nefelin, cancrinite, sodalite,

melilite

- Kelompok Zeolit : analcime, natrolit, thomsonit

Kuarsa (SiO2)
Hexagonal
Nikol Sejajar : Nikol Silang :
Warna absorbsi :Tidak berwarna, seringkali terdiri dari inklusi

Bentuk :Kristal prismatik anhedral, butiran dan sebagai

penggantian euhedral, intergroup dengan plagioclase

dalam bentuk vermicular (mymerkite), seringkali terdapat

sebagai intersertal mineral, pseudomorf

Relief : Sangat lemah

Pleokroisme :-

Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam

Belahan : Tidak ada, rhombohedral yang tidak sempurna

Bias rangkap : Agak lemah, orde-I

Kembaran : Umum jarang terlihat

Sudut pemadaman: Paralel dan simetris

Orientasi optis : Length Slow

Sumbu optis : Satu (Uniaxial)

Tanda optis : Positif

Keterangan :Cordierite sering membuat kekeliruan dengan quartz

tetapi cordierite biaxial. Quartz adalah mineral ubiquitous, terdapat dalam

berbagai tipe batuan sebagai mineral utama, asesories atau sekunder dan

mineral detrital.

2. Silikat yang mempunyai struktur rantai (Inosilikat).

Inosilikat (Chain Structure) (inos = serabut) dimana tetrareader-

tetrareader-SiO4 membentuk rantai yang rendah dan tidak terbatas

panjangnya.
Jika dua dari oxygens digunakan bersama dalam suatu cara untuk

membuat satu rantai panjang terhubung SiO4 tetrahedra, kita mendapat satu

rantai silikat atau inosilicates. Dalam hal ini dasar unit struktural Si2O6-4

atau SiO3-2. Kelompok ini merupakan dasar bagi kelompok pyroxene mineral,

seperti orthopyroxenes (Mg, Fe) SiO3 atau clinopyroxenes Ca(Mg,Fe)Si2O6.

Gambar 2. Struktur Inosilikat

Mineral yang termasuk dalam inosilikat adalah kelompok piroksin

dan kelompok amfibol grup. Secara umum perbedaan kelompok

piroksin dan amfibol adalah pleokroisme, belahan, dan sudut

pemadaman.

3. Silikat dengan SiO2 tunggal (Nesosilikat).

Nesosilikat (Independent Tetrahedral Structure) (neso = pulau) dimana

tetrareader-tetrareader-SiO4 tunggal pada ujung-ujungnya

dihubungkan oleh kation-kation. Jika sudut oxygens tidak dibagi

dengan SiO4-4 tetrahedrons, setiap tetrahedron akan terisolasi. Dengan

demikian, kelompok ini sering disebut sebagai pulau grup silikat. Unit
struktural dasar kemudian SiO4-4. Dalam kelompok ini dibagi dengan

oxygens kelompok oktahedral yang mengandung kation lain seperti

Mg+2, Fe+2, atau Ca+2. Olivin merupakan contoh yang baik (Mg,Fe)2SiO4.

Gambar 3. Struktur Nesosilikat

Beberapa mineral yang termasuk dalam nesosilikat :

- Kelompok olivine (forsterit, olivine, fayalit, monticellite )

- Kelompok humit (chondrite)

- Kelompok garnet

- Kelompok silimanit

4. Silikat dengan multi-SiO2 (Sorosilikat).

Jika salah satu sudut dibagi dengan oxygens tetrahedron lain, hal ini

menimbulkan ke grup sorosilicate. Hal ini sering disebut sebagai

kelompok pulau ganda karena ada dua terhubung tetrahedrons

terisolasi dari semua tetrahedrons lain. Dalam kasus ini, dasar unit

struktural Si2O7-6. Sebuah contoh yang baik adalah sorosilicate

mineral hemimorphite Zn4Si2O7(OH).H2O. Beberapa sorosilicates

adalah kombinasi single dan double pulau-pulau, seperti di epidote -

Ca2(Fe+3,Al)Al2(SiO4)(Si2O7)(OH).
Gambar 4. Struktur Sorosilikat

Kelompok epidot termasuk didalam sorosilikat yang terdiri dari

zoisite, epidot, piemontit, lawstonit, pumplellite.

5. Silikat yang mempunyai struktur cincin (Cyclosilikat).

Mineral siklosilikat merupakan merupakan mineral dengan susunan

tetrahedral SiO4 dalam struktur lingkar tertutup atau lingkar ganda dari

tetrahedral SiO3, SiO5. Jika dua dari oxygens dibagikan dan struktur

tersusun dalam sebuah cincin, seperti yang ditunjukkan di sini, kita

mendapatkan dasar unit struktural atau cincin cyclosilcates silikat.

Ditampilkan di sini adalah enam Anggota cincin membentuk

kelompok struktural Si6O18-12. Tiga Anggota cincin, Si3O9-6, empat

Anggota cincin, Si4O12-8, dan lima Anggota cincin Si5O15-10 juga

mungkin. Sebuah contoh yang baik adalah mineral cyclosilicate Beryl

- Be3Al2Si6O18.
Gambar 5. Struktur Cyclosilikat

Mineral yang termasuk dalam kelompok ini adalah kelompom

turmalin, beryl, dan cordierit.

6. Silikat yang mempunyai struktur lembar (Phyllosilikat).

Phyllosilikat yaitu mineral dimana tetrareader-tetrareader-SiO4

membentuk mpermukaan tidak terbatas luasnya. Perbandingan Si dan

O dalam lapisan-lapisan SiO4 ialah 2 : 5 dan gugusan (Si2O5)

bervalensi dua negative. Jika 3 dari tetrahedral oxygens dari masing-

masing kelompok dibagi sedemikian rupa sehingga lembaran yang tak

terbatas tetrahedra SiO4 bersama kita mendapatkan dasar untuk

phyllosilicates atau lembaran silikat. Dalam hal ini dasar grup

struktural Si2O5-2. The micas, mineral lempung, klorit, bedak, dan

berbelit-belit mineral semua didasarkan pada struktur ini. Sebuah

contoh yang baik adalah biotite - K (Mg, Fe) 3 (AlSi3) O10 (OH) 2.

Perhatikan bahwa dalam struktur ini, Al adalah menggantikan Si di

salah satu kelompok tetrahedral.


Gambar 6. Struktur Phyllosilikat

Kelompok mineral yang termasuk dalam phyllosilikat :

- Kelompok mika

- Kelompok klorit

- Kelompok mineral lempung

- Kelompok serpentin

2.2 Feldspatoid grup

Mineral feldspatoid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar,

dikarenakan mineral ini terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat

SiO2. Bila dalam suatu batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan

terbentuk adalah feldspar dan tidak akan terbentuk feldspatoid. Mineral-mineral

yang termasuk feldspatoid adalah nepheline, leusite, sodalite, scapolite, carcrinite

dan melilite.Namun yang umunya dapat ditemukan hanyalah nepheline dan

leucite.

 Nepheline (KNaAl2Si2O4)
Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal

hexagonal, walaupun bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain.

Warna dari mineral ini adalah putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan. Nilai

kekerasan nepheline adalah 5,5 sampai dengan 6 dengan berat jenis (SG) 2,55

sampai 2,65. Kilap pada nepheline adalah kilap kaca, namun ada juga yang

memiliki kilap minyak. Belahan permukaannya berbentuk prisma yang terdapat

dalam kristal-kristal besar. Nepheline sering ditemukan dalam bentuk “dike” pada

batuan beku.

Nepheline memiliki warna absorbsi tidak berwarna - keruh,

memperlihatkan deretan inklusi, bentuk kristal hexagonal prismatik pendek, relief

sangat rendah, nepheline tidak memiliki pleokroisme, indeks bias n.mineral <

n.k-balsam, belahan paralel yang tidak sempuna dengan (1010), bias rangkap

lemah, kembaran tidak ada, sudut pemadaman paralel, orientasi optis length fast

sumbu optis satu (uniaxial), tanda optis negatif.

Mineral yang sering membuat kekeliruan dengan nepheline adalah

orthoclase. Tetapi orthoclase mempunyai belahan yang baik dan biaxial.

Nepheline juga menyerupai melilite dan scapolite yang mempunyai relief tinggi

dan bias rangkap lebih kuat. Nepheline teralterasi menjadi zeolite, sodalite,

muscovite, cancrinite atau hydronepheline. Nepheline terbatas pada batuan beku

yang kaya soda seperti nepheline syenite, phonolite dan batuan basaltik.
Gambar: Kenampakan Nepheline pada sayatan tipis, kenampakan pada nikol

sejajar (kiri) dan kenampakan pada nikol silang (kanan)

 Leucite (KaISi2O8)

Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya

adalah trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal

dengan nama fine grain matrix. Nilai kekerasan pada mineral leucite ini adalah 5,5

sampai dengan 6 dan nilai berat jenis 2,45 sampai dengan 2,5. warna leucite

umumnya adalah putih keabu-abuan.

Mineral ini memiliki warna absorbsi yang tidak berwarna. bentuk kristal

euhedral, trapezohedrone. Sering kali terdiri dari inklusi. Relief sedang – rendah,

pleokrisme tidak ada, indeks bias n.mineral < n.k-balsam, bias rangkap sangat

lemah, kembaran polisintetik, sudut pemadaman kadang dijumpai bergelombang.

Leucite menyerupai analcime, tetapi analcime bias rangkapnya lemah,

tetapi tidak mempunyai kembaran polisintetik. Sedangkan leucite mempunyai bias

rangkap yang lebih besar dan relief yang rendah. Leucite terdapat pada fenokris di

dalam lava (leucite tephrite, leucitite, leucite basalt, leucite phonolite) dan

berhubungan dengan tuff.


Gambar : Kenampakan Leucite pada nikol sejajar (kiri) dan kenampakan leucite

pada nikol silang (kanan)

 Melilite

Melilite memiliki warna absorbsi tidak berwarna sampai kuning muda.

bentuk kristal euhedral tabular, seringkali mempunyai peg structur, relief

tinggi, pleokrisme tidak ada, indeks bias n.mineral > n.k-balsam. Belahan

paralel yang kurang jelas dengan (001). Pada melilite bias rangkapnya lemah,

abu-abu orde-I. Mineral ini tidak memiliki kembaran. Sudut pemadamannya

paralel. Orientasi optis length slow, sumbu optis satu (uniaxial). tanda optis

negatif.

Dalam sayatan memanjang dengan bias rangkap yang lemah dan peg

structure adalah ciri utamanya, kadang menyerupai nepheline tetapi reliefnya

tinggi. Melilite sering berasosisasi dengan augite, olivine, nepheline dan

leucite dalam batuan beku terutama yang kaya akan soda (Na).
Gambar: Kenampakan Melilite pada sayatan tipis, pada nikol sejajar (kiri) dan

pada nikol silang (kanan)

 Cancrinite

Mineral cancrinite memiliki warna absorbsi tidak berwarna, bentuk kristal

anhedral, kristal euhedral jarang, relief sedang. Mineral ini tidak memiliki

pleokrisme, indeks bias n.mineral < n.k-balsam. Belahan paralel dengan

(1010), bias rangkap bervariasi dari agak lemah sampai sedang, warna

bervariasi dari kuning muda orde I sampai ditengah orde-II. Kembaran pada

mineral cancrinite tidak ada. Sudut pemadaman paralel, orientasi optis length

fast. Sumbu optis satu (uniaxial), tanda optis negatif.

Kadang teralterasi disepanjang belahan dan pecahannya. Cancrinite jarang

terdapat dalam batuan, tetapi tersebar dalam beberapa jenis batuan.

Merupakan mineral ciri khas dari nepheline syenite dan berasosiasi dengan

plagioclase, microcline, nepheline dan sodalite.


Gambar: Kenampakan Cancrinite pada sayatan tipis, pada nikol sejajar (kiri)

dan pada nikol silang (kanan)


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan nikol sejajar

Sampel 1

Pada pengamatan nikol sejajar, digunakan mineral kuarsa. Ukuran dari

mineral pada pengamatan ini adalah 2,1 mm yang diperoleh dari hasil perkalian

bilangan skala dengan ukuran mineral pada benang silang. Warna mineral yaitu

orange kekuningan. Pada saat meja objek diputar 900 , mineral tidak mengalami

perubahan warna (pleokroisme) sehingga tidak terapat pleokroisme pada mineral.

Daya serap cahaya maksimum (intensitas) pada mineral ini sedang ditandai

dengan warna mineral yang cukup terang. Untuk menentukan indeks bias pada

mineral ini digunakan metode illuminasi miring, dimana dilewatkan kertas diatas

illuminator dan indeks bias mineral yang diperoleh yaitu Nmin > Ncb yang ditandai

dengan arah kertas yang dilewatkan diatas illuminator searah dengan yang terlihat

pada lensa okuler. Tidak terdapat balahn dan pecahan pada mineral ini.

Kenampakan bidang batas mineral (relief) yaitu sedang dimana relief ini

berhubungan langsung dengan intensitas mineral, jika intensitas mineral sedang

maka relief mineral juga sedang, begitupun sebaliknya. Pada mineral ini tidak

ditemukan adanya mineral asing (inklusi) .


Gambar: Kenampakan kuarsa pada nikol sejajar

Sampel 2

Pada pengamatan nikol sejajar sampel kedua, digunakan mineral

leucite. Ukuran dari mineral pada pengamatan ini adalah 3,8 mm yang

diperoleh dari hasil perkalian bilangan skala dengan ukuran mineral pada

benang silang. Warna mineral yaitu orange kehitaman. Pada saat meja

objek diputar 900 , mineral tidak mengalami perubahan warna

(pleokroisme) sehingga pada mineral in tidak terdapat pleokroisme. Daya

serap cahaya maksimum (intensitas) pada mineral ini sedang, ditandai

dengan warna mineral yang cukup terang. Untuk menentukan indeks bias

pada mineral ini digunakan metode illuminasi miring, dimana dilewatkan

kertas diatas illuminator dan indeks bias mineral yang diperoleh yaitu Nmin

> Ncb yang ditandai dengan arah kertas yang dilewatkan diatas illuminator

searah dengan yang terlihat pada lensa okuler. Pada mineral ini tidak

ditemukan adanya belahan dan pecahan. Kenampakan bidang batas

mineral (relief) yaitu rendah dimana relief ini berhubungan langsung

dengan intensitas mineral. Pada mineral ini tidak ditemukan adanya

mineral asing (inklusi) .


Gambar 8. Kenampakan nephelin pada nikol sejajar

3.2 Pengamatan nikol silang

Sampel 1

Pada pengamatan nikol silang, analisator dimasukkan. Warna interferensi

maksimum pada saat meja objek diputar yaitu warna abu-abu dengan bias rangkap

0,005 orde I, bias rangkap didapatkan dari table Michel Levy. Mineral ini tidak

memiliki kembaran. Sudut gelapan yang dihasilkan yaitu 42,50 yang didapatkan

dari selisih antara terang maksimum dan gelap maksimum serta jenis gelapan

miring.

Gambar:. Kenampakan kuarsa pada nikol silang

Tanda rentang optik (TRO) pada mineral ini yaitu addisi lenght- fast. TRO

ditentukan dengan cara melihat warna terang maksimum mineral pada saat keping
gips dimasukkan kemudian mencocokkannya dalam tabel Michel Levy. Nama

mineral adalah Kuarsa.

Gambar: Kenampakan kuarsa pada T.R.O

Sampel 2

Pada pengamatan nikol silang, analisator dimasukkan. Warna interferensi

maksimum pada saat meja objek diputar yaitu abu-abu dengan bias rangkap 0,008

orde I bawah, bias rangkap didapatkan dari table Michel Levy. Mineral ini tidak

memiliki kembaran. Sudut gelapan yang dihasilkan yaitu 430 yang didapatkan

dari selisih antara terang maksimum dan gelap maksimum serta jenis gelapan

simetris

Gambar: Kenampakan leucite pada nikol silang


Tanda rentang optik (TRO) pada mineral ini yaitu addisi langht- slow.

TRO ditentukan dengan cara melihat warna terang maksimum mineral pada saat

keping gips dimasukkan kemudian mencocokkannya dalam tabel Michel Levy.

Gambar : Kenampakan nephelin pada T.R.O

3.3 Pengamatan konoskop

Pada pengamatan konoskop, sifat-sifat optik yang dapat diamati antara

lain: Sumbu optik, tanda optik, gambar interferensi yang meliputi isogir, gelang

warna dan sudut 2V.

Sampel 1

Pada pengamatan konoskop, perbesaran lensa objektif yang digunakan

yaitu 5x dan perbesaran lensa okuler tetap pada perbesaran 10x serta bukaan

diafragma yang digunakan yaitu 0,1. Sumbu optik pada mineral ini yaitu uniaxial

yang ditandai dengan sistem kristal mineral ini yaitu hexagonal. Tanda optiknya

yaitu positif (+) yang didapat dari kuadran I dan III mengalami substraksi dan

kuadran II dan IV mengalami addisi. Pada gambar interferensi, isogirnya yaitu

tidak terpusat karena tidak sejajar dengan benang silang. Gelang warna pada
mineral ini yaitu bias ganda kuat karena jumlah warna yang dapat diamati hanya

terdiri lebih dari dua jenis warna. Nama mineral yaitu Kuarsa.

Isogir Gelang warna

Gambar : Kenampakan kuarsa pada pengamatan konoskop

Sampel 2

Pada pengamatan konoskop, perbesaran lensa objektif yang digunakan

yaitu 5x dan perbesaran lensa okuler tetap pada perbesaran 10x serta bukaan

diafragma yang digunakan yaitu 0,1. Sumbu optik pada mineral ini tidak ada,

karena mineral ini bersistem Kristal pseudoisometrik. Tanda optiknya yaitu

negatif (-) yang didapat dari kuadran I dan III mengalami substraksi dan kuadran

II dan IV mengalami addisi. Pada gambar interferensi, isogirnya yaitu tidak

terpusat karena tidak sejajar dengan benang silang. Gelang warna pada mineral ini

yaitu bias ganda lemah karena jumlah warna yang dapat diamati hanya dua jenis

warna. Nama mineral yaitu Leucite.


Isogir Gelang warna

Gambar : Kenampakan Leucite pada pengamatan konoskop

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:
1. Kuarsa dan grup feldspatoid (leucit, nefelin, sodalite, cancrinite, melilite)

merupakan mineral silikat dengan struktur silikat tectosilikat, yaitu

mineral yang mempunyai struktur kerangka.

2. Sifat optik dari kuarsa yaitu sistem kristal hexagonal, tidak mempunyai

pleokroisme, bias rangkap pada orde I, tidak memiliki kembaran, jenis

gelapan miring, T.R.O addisi lenght-fast, sumbu optik uniaxial, serta

tanda optik positif (+). Adapun sifat optik dari feldspatoid (leucite) yaitu

tidak mempunyai pleokroisme, bias rangkapnya pada orde I, jenis gelapan

miring, T.R.O addisi lenght-fast, tidak mempunyai sumbu optik, tanda

optik negatif (-).

4.2 Saran

Adapun saran untuk Laboratorium Mineral Optik yaitu:

1. Mikroskop yang sudah tidak layak pakai sebaiknya segera diperbaiki

atau diganti.

2. Jumlah dari mikroskop polarisasi perlu ditambah.

DAFTAR PUSTAKA

http://bumi-myearth.blogspot.com/2012/01/identifikasi-mineral-pada-
pengamatan.html (diakses 20 Maret 2012, pukul 22.00 WITA)
Kerr P. F., 1977. Optical Mineralogy, Mcgraw hill Book Company Inc, New
York,Toronto, London.

Ria Irfan, Ulva. 2012. Mineral Optik. Laboratorium petrografi Jurusan teknik
geologi Universitas Hasanuddin.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK


ACARA V : MINERAL KUARSA DAN
GRUP FELDSPATOID

LAPORAN

NAMA : ANJELITA SALASSA


NIM : D611 10 902

MAKASSAR
2012

Anda mungkin juga menyukai