Mineral optik merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
tentang mineral yangterkandung pada suatu batuan. Mineral optik membahas tentang
mineral- mineral pada batuandalam bentuk monomineral. Salah satu tujuan
mempelajari mineral optik ialah untuk untukmengetahui cara menentukan sifat-
sifat optik mineral, serta mengenal mineral secaramikroskopik.
Salah satu tujuan mempelajari mineral optik ialah untuk untuk mengetahui cara
menentukan sifat-sifat optik mineral, serta mengenal mineral secara mikroskopik.
Alat yang digunakan dalam pengamatan mineral mikroskopis adalah
Mikroskop Polarisasi sedangkan bahan yang diamati ialah sayatan mineral.
Bagian-bagian dari Mikroskop Polarisasi:
1. Kaki Mikroskop: Merupakan tempat
tumpuan dari seluruh bagian mikroskop,
bentuknya ada yang bulat dan ada yang
seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop
tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop
juga digunakan untuk menempatkan
cermin. Pada tipe olympus yang akan
kita gunakan, kaki mikroskop sebagai
tempat lampu halogen sebagai sumber
cahaya pengganti cermin.
2. Polarisator: Merupakan suatu bagian
yang terdiri dari suatu lembaran polaroid.
Berfungsi untuk menyerap cahaya secara
terpilih (selective absorbtion), sehingga
hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan.
Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya
sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.
3. Diaftagma Iris: Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur
jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi atau menambah besarnya
apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan faktor penting dalam menentukan
intensitas cahaya yang diterima oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi
mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah untuk
menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin diterangi, juga dalam
Warna colorless
Relief rendah
Bentuk tidak beraturan, dalam bantuan umumnya anhedral
Tidak punya belahan
Gelapan bergelombang
Warna interferensi abu-abu orde 1
Tanda Optik sumbu 1 (+)
Sifat Optik Mineral Plagioklas
Kuarsa
Plagioklas K-Feldspar
Poin Penting:
Jika selisih gelapan pada dua kali pengukuran di sisi kembaran carlsbad yang
sama lebih dari 4 derajat maka harus diulang untuk dicek kembali sudut gelapan
mengikuti langkah langkah dari slide sebelumnya.
Jika nilai rerata perhitungan kurang dari 20 derajat, maka relief dari kristal
plagioklas harus dibandingkan dengan relief kuarsa yang bersinggunganya.
Nilai kurang dari 20˚ diplot pada kurva An0-21 dengan relief lebih rendah dari
kuarsa sedangkan nilai lebih dari 20˚ diplot pada kurva An21-100 dengan relief
lebih tinggi dari kuarsa.
Contoh Klinopiroksen
Contoh Klinoamfibol
1. Subophitic (subofitik): tektur yang sama dengan ofitik tetapi plagioklas tidak
dikelilingi oleh piroksen secara penuh.
1. Corona: tekstur reaksi antara suatu mineral dengan cairan tepi yang kontinu.
2. Birs Eye: kenampakan mineral berkerikil seiring mendekati gelapan
maksimum.
KODE SAYATAN An 1
NAMA MINERAL Piroksen
Warna: colorless
Pleokroisme: -
Indeks Bias: n mineral > n medium
Relief: Rendah
Bentuk: Subhedral
Inklusi: -
Belahan: ada
Kembar: -
Zoning: -
Tekstur: -
Warna Interferensi: Orde 1, ungu (565)
Orientasi: Length fast, penambahan
Sudut Pemadaman: C^X = 30
Sumbu Optik: 2
Tanda Optik: (-)
FOTO (PPL DAN XPL)
Dolomit Magnesite
Calcite (CaCO3)
(CaMgCO3) (MgCO3)
Colorless - abu-
Warna Colorless Colorless
abu
Umumnya
Kristal aggregates Umumnya
subhedral -
Bentuk anhedral – anhedral -
euhedral dan
subhedral subhedral
berstruktur zonasi
Bevariasi, rendah
Relief Tinggi Bervariasi, tinggi
- tinggi
Pleokroisme - - -
Contoh Dolomit
Contoh Magnesite
KODE SAYATAN BG 5
NAMA MINERAL Gamping
Warna: colorless
Pleokroisme: -
Indeks Bias: n mineral > n medium
Relief: Sedang
Bentuk: Anhedral – Subhedral
Inklusi: -
Belahan: -
Kembar: -
Zoning: -
Tekstur: Birds Eye
Warna Interferensi: Orde 2, hijau (690)
Orientasi: Length slow, penambahan
Sudut Pemadaman: C^X = 31
Sumbu Optik: 2
Tanda Optik: (-)
FOTO (PPL DAN XPL)
Afanitik Faneritik
3. Kemas -> Meliputi bentuk butir dan hubungan susunan Kristal dalam satu batuan
a. Bentuk Kristal : euhedral, subhedral, dan anhedral
b. Relasi : equigranular dan inequigranular
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna PPL putih keabuan, granularitas faneritik, kristalinitas holo kristalin,
keseragaman ukuran butir equigranular, bentuk allotriomorf.
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna Putih Keabuan , granularitasnya porfiritik (coarse), kristalinitasnya
holokristalin, keseragaman ukuran butirnya inequigranular, bentuk mineralnya
anhedral..
2. Basalt
• Warna : Hitam
• Struktur : Masif
• Kristalinitas : Holokristalin
• Ukuran kristal : Afanitik
• Bentuk kristal : Subhedral
• Relasi :
Hipidiomorphic granular
• Komposisi mineral : Hornblende, Plagioklas, Piroksen
Batuan beku ultra basa adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral
ferromagnesium, sehingga kenampakan sangat gelap atau hitam. Oleh karena
kondisi pembekuan batuan beku ultrabasa pada kedalaman dan tekanan yang besar
serta urutan kristalisasi dari mineral-mineral penyusunnya, mengkristal pada tingkat
2. Dunite
• Warna : Hitam kehitaman
• Struktur : Masif
• Kristalinitas : Hipokristalin
• Ukuran kristal : Faneritik
• Bentuk kristal : Subhedral
• Relasi : Hipidiomorphic
granular
• Komposisi mineral : Olivin, amfibol (mineral utama)
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna putih kecokelatan, granularitas porfiritik (fine), kristalinitas holokristalin,
inequigranular, bentuk mineral hipidiomorf.
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna putih kecokelatan, granularitas faneritik, kristalinitas hipokristalin,
inequigranular, bentuk mineral allokriomorf.
Batuan ini terdiri dari batuan sedimen kimiawi, biokimiawi, serta organic.
Batuan sedimen kimiawi, biokimiawi terbentuk dari pengendapan kimiawi,
sedangkan batuan sedimen organic dari batuan organik/karbonat. Adapun
komponen penyusun karbonat yaitu allochem dan non-allochem. Macam-macam
tekstur batuan sedimen non klastik sebagai berikut:
1. Amorf: partikel-partikel pada umumnya berukuran lempung atau berupa koloid
non kristalin.
2. Oolitik: tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau ellipsoid. Ukuran
butirnya ± 0,25 mm – 2 mm.
3. Pisolitik: karakteristik seperti oolitik namum memiliki ukuran lebig besar yaitu
32 mm.
4. Sakaroidal: terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran
yang sama besar.
5. Kristalin: tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar.
Adapun ukuran butir kristal batuan sedimen non klastik, yaitu:
Kasar, ukuran > 5 mm
Sedang, ukuran > 1 – 5 mm
Halus, ukuran > 1 mm
Klasifikasi Batuan Sedimen Non Klastik
1. Batuan Sedimen Evaporit
Batuan ini terbentuk dari hasil penguapan air laut. Dimana akan terjadi
penghabluran bahan kimia jika hamper semua kandungan air ke uap. Proses ini
membentuk batuan garam halite (NaCl), gypsum, dan lain-lain.
2. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen dengan komposisi lebih dari 50% mengandung mineral atau
garam karbonat. Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan
dolomit.
3. Batuan Organik
Endapan organik terdiri dari kumpulan material organik yang akhirnya mengeras
menjadi batu. Contoh batubara.
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna PPL colorless kecokelatan & warna XPL cokelat kehitaman, presentase matriks
15-75%, jenis semen lempung, grain angular, grain sphericity medium, sortasi
moderately, matrix supported.
KODE SAMPEL : BG 19
NAMA BATUAN : Packstone
KLASIFIKASI : Dunham, 1962
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna PPL abu-abu krem & warna XPL cokelat kehitaman, komponen tidak terikat,
sortasi buruk, grain supported.
Spherulites; merupakan massa kristal yang memancar dalam matriks gelas. Terdiri
dari alkali feldspar dan beberapa polimorf SiO2, kenampakan pada sayatan tipis
berupa objek bulat dengan persilangan hitam.
Vitrophyre; merupakan nama lain dari obsidian bearing fenokris. Pada sayatan tipis
sebagaian besar fenokris adalah plagioklas dan massa dasar berupa kaca obsidian.
Lightly-compacted tuff; kenampakan pada sayatan tipis dari tekstur ini adalah
kebalikan dari tekstur Poorly-welded tuff, dimana pecahan-pecahan glass belum
mengalami deformasi.
3. Gneiss structure : struktur foliasi pada mineral butiran prismatic dan tabular
dimana mineral pipih dalam jumlah lebih kecil.
b. Tekstur Sisa: Tekstur ini disebut juga palimpsest/relic tekstur yaitu tekstur
yang masih memperlihatkan tekstur batuan asalnya. Bedanya dengan
kristaloblastik ialah kata tambahan blasto dijadikan awalan kata. Tekstur ini
dibagi atas;
1. Blastoporpiritik : adalah tekstur sisa yang bersifat porpiritik.
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna PPL putih kehitaman, warna XPL putih kecokelatan, fabricnya grain supported,
sortasinya poorly sorted, komposisi fragmen 60%,komposisi matrix 40%.
DESKRIPSI MIKROSKOPIS
Warna PPL putih kehitaman, warna XPL abu abu kehitaman, foliasi schist, teksturnya
heteroblastik, bentuk xenoblastik, min indeks mika (dominan), mikrostrukturnya
Augen
Pada intinya kedua bab materi tersebut memiliki perbedaan dengan objek yang
dideskripsinya, unutk bab mineral optik yang di deskripsi hanya satu per satu
Kemudian teknis dalam pelaksanaan UTS dan UAS pada praktikum petrografi
ini hampir sama seperti apa yang di deskripsikan pada hari-hari praktikum biasa, hanya
saja pada saat UTS dan UAS para praktikan hanya diberikan kertas lembar kosong
yang nantinya diisi denganj format yang telah dipelajari selama praktikum tersebut.
Marfa, Yudi Agung. 2014. Mineral Optik: Ciri-ciri optis pada mineral. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.
http://lab-geologioptik-tgl.ft.ugm.ac.id/praktikum-mineralogi-optik/
Stephen, A. Nelson. 2004. Texture of Igneous Rock. United States: Tulane University.
http://docslide.net/documents/jenisplagioklas.html
W. Z. Mackenzie. 1982. Atlas of Igneous Rock and Their Textures
www. Alexstreckeisen.it/English/meta/corona
www.mindat.org/glosary/clinoahphibole
Verdansyah, Okki. 2015. Panduan Praktikum Mineral Optik. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional.
Tadda, Abdul Aziz. 2014. Geologi Batuan Karbonat: Sifat Optik Mineral Karbonat.
Makassar: Universitas Hassanudin.
Sutarto, DKK. 2005. MIneralogi Optik “Mineral Pembentuk Batuan”. Yogyakarta:
UPN Veteran Yogyakarta.
https://geology.com/minerals/biotite.shtml
https://www.akuisisi/2015/11/petrografi -batuan-beku.html
https://www.geomacorner.com/2018/01/seri-reaksi-bowen-dan-mineral-mineral-
utama-pembentuk-batuan-beku.html
https://www.geomacorner.com/2018/01/jenis-dan-klasifikasi-batuan-beku-struktur-
batuan-beku-dan-tekstur-batuan-beku.html
https://www.amuzigi.com/2015/11/petrografi-batuan-beku.html
http://labgeologioptiktgl.ft.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/sites/32/2017/08/Modul-
Petrografi-Batuan-Beku.pdf
http://www.efbumi.net/2018/07/3-jenis-klasifikasi-batuan-beku.html
Boggs, Sam. 1995. Principle of Sedimentology and Stratigraphy. Pearson Education,
inc. New Jersey.
Kuswan, Susilo Budi. Texture of Sedimentology Rock Sediment and Rocks.