0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
157 tayangan6 halaman
1. Pengamatan mineral sayatan tipis batuan menggunakan mikroskop polarisasi dan konoskop untuk mempelajari sifat-sifat cahaya yang dihasilkan mineral.
2. Konoskop memungkinkan pengamatan sifat optik mineral seperti sumbu optik, tanda optik, dan sudut 2V tanpa melihat langsung pada sampel menggunakan lensa Amici-Bertrand.
3. Praktikum memberikan pemahaman tentang identifikasi mineral berdasarkan sifat
Deskripsi Asli:
pengamatan mineral dengan menggunakan metode konoskop pada mikroskop polarisasi
1. Pengamatan mineral sayatan tipis batuan menggunakan mikroskop polarisasi dan konoskop untuk mempelajari sifat-sifat cahaya yang dihasilkan mineral.
2. Konoskop memungkinkan pengamatan sifat optik mineral seperti sumbu optik, tanda optik, dan sudut 2V tanpa melihat langsung pada sampel menggunakan lensa Amici-Bertrand.
3. Praktikum memberikan pemahaman tentang identifikasi mineral berdasarkan sifat
1. Pengamatan mineral sayatan tipis batuan menggunakan mikroskop polarisasi dan konoskop untuk mempelajari sifat-sifat cahaya yang dihasilkan mineral.
2. Konoskop memungkinkan pengamatan sifat optik mineral seperti sumbu optik, tanda optik, dan sudut 2V tanpa melihat langsung pada sampel menggunakan lensa Amici-Bertrand.
3. Praktikum memberikan pemahaman tentang identifikasi mineral berdasarkan sifat
1 Praktikan Mineral Optik 2Asisten Mineral Optik Praktikum Mineral Optik, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
SARI
Pengamatan mineral sayatan tipis pada batuan menggunakan mikroskop
polarisasi. Pendeskripsian mineral dilakukan dengan mengamati item-item yang ada pada mineral. untuk mengamati suatu titik tak terhingga melalui peraga. Jadi tidak lagi melakukan pengamatan langsung pada peraga.sinar. Dalam melakukan pengamatan dipergunakan lensa Amici-Bertrand dan lensa lensa yang lainnya seperti kondensor,polarisator , dan analisator.
Kata Kunci : mikroskop, konoskop, lensa Amici-Bertrand.
I. PENDAHULUAN Mikroskop polarisasi
merupakan mikroskop yang tidak Mikroskop berasal dari bahasa memerlukan bantuan cahaya sebab Yunani, yaitu: micros yang berarti mikroskop ini mempunyai sumber kecil dan scopein yang artinya cahaya sendiri. Pada mikroskop melihat. Mikroskop adalah sebuah polarisasi dilakukan pengamatan alat untuk melihat objek yang terlalu konoskop. Pengamatan mokroskop kecil untuk dilihat dengan mata kasar. dengan konoskopik merupakan Ilmu yang mempelajari benda kecil pengamatan yang dilakukan bukan dengan menggunakan alat ini disebut terhadap mineral, melainkan lebih mikroskopi dan kata mikroskopi terhadap sifat-sifat yang ditimbulkan berarti sangat kecil, tidak mudah oleh kelakuan cahaya. terlihat oleh mata. Dalam dunia Konoskop sering digunakan geologi umumnya dikenal dua oleh mikroskop dengan suatu lensa mikroskop, yaitu mikroskop binokuler bertrand untuk pengamatan atas dan mikroskop polarisasi. gambaran sifat-sifat cahaya yang diamati. Yang paling awal dengan penggunaan konoskop yaitu. untuk mengetahui sumbu optik, tanda pengamatan yang dilakukan dengan optik, isogir, gelang warna dan sudut memusatkan pada mikroskop 2V pada mineral yang diamati. polarisasi. Dengan pemasangan lensa II. TINJAUAN PUSTAKA amicibertrand, maka mikroskop dijadikan semacam teleskop dengan Mineral Optik sudut lebar yang terfokus pada titik tak terhingga. Sedangkan dengan Mineral optik mempelajari pemakaian kondensor, maka cahaya mengenai mineral pada sayatan tipis yang terpolarisir akan sampai pada batuan dengan memanfaatkan fisika batas peraga dengan sudutsudut cahaya saat menempuh perjalanan datang yang berbeda-beda. Dalam melalui media (mineral yang sedang pengamatan dengan konoskop yang diamati atau sayatan tipis batuan). dicari adalah sifat cahaya. Cahaya Mineral optik menggunakan sifat merupakan suatu energi yang berasal gelombang cahaya untuk dari perwujudan tenaga pancaran menggambarkan dan mengidentifikasi (radiant energy) yang dapat batuan secara optik (Lisa R. Lytle, mempengaruhi mata manusia, dimana 2004). sifat cahaya masih belum dapat dipahami secara sempurna. yang Konoskop
diperhatikan adalah daya absorbsi
Pengamatan konoskop mineral, ukuran mineral, posisi menggunakan mikroskop polarisasi, mineral, warna, dan belahan dari untuk mempelajari mineral, di mana mineral. Itulah sebabnya mengapa cahaya ditransmisikan oleh kristal. praktikum ini dilaksanakan. Bagian ini dikondisikan untuk Maksud dari praktikum ini melewati mineral sebagai kerucut adalah agar praktikan dapat mengenal cahaya yang dilakukan oleh lensa mineral secara mikroskopis melalui kondensor yang berada di bawah pengamatan pada mikroskop panggung (Dr. Helen Lang, 2004). polarisasi. Sedangkan tujuan Sinar paralel dari kerucut diadakannya praktikum ini adalah cahaya yang menerangi spesimen membuat gambar di bidang fokus atas Citra gangguan yang tujuan (B). Dalam kasus kristal diperbesar dapat diamati dengan anisotropika, gambar interferensi memasukkan lensa bantu, lensa dihasilkan yang dapat dipandang Amici-Bertrand, ke dalam tabung sebagai pembesaran dengan antara penganalisis dan okuler. Citra memasukkan lensa bantu (lensa interferensi dapat difokuskan dengan Amici-Bertrand). Citra interferensi menyesuaikan jarak mata ke lensa juga dapat langsung diamati di dalam Amici-Bertrand, asalkan mikroskop tabung melalui lubang jarum yang memungkinkan penyesuaian semacam menggantikan okuler (Peter Raase, itu. Beberapa mikroskop menawarkan 2012). perangkat khusus untuk berpusat dan Bila kerucut cahaya memusatkan lensa Amici-Bertrand konvergen dihasilkan (misalnya (Peter Raase, 2012) dengan memasukkan lensa depan Sebagai alternatif, figur kondensor ke jalur cahaya), bundel gangguan dapat langsung dilihat di sinar cahaya paralel dalam berbagai dalam tabung mikroskop setelah arah melewati butir mineral. Sinar melepaskan okuler, atau dengan cahaya sejajar kemudian difokuskan melihat melalui lubang jarum yang pada bidang fokus belakang dari menggantikan mata. Gambar tampak tujuan, dimana sinar dengan sudut lebih kecil dan memiliki kontras yang kemiringan yang berbeda terhadap lebih baik dibandingkan dengan sosok sumbu mikroskop menghasilkan titik- gangguan yang diamati melalui lensa titik gambar pada posisi yang berbeda Amici-Bertrand (Peter Raase, 2012) (Peter Raase, 2012). Sudut akut antara sumbu optik Oleh karena itu gambar ini dalam indicatrix biaksial dan dapat memungkinkan untuk memeriksa diperkirakan oleh kelengkungan perilaku penyebaran cahaya di isogir pada sumbu optik terpusat, atau sepanjang arah kristalografi yang di dekat titik sumbu optik (Mickey E. berbeda dalam satu butir : mode Gunter, 2008). konoskopik (Peter Raase, 2012). Kelengkungan isogir bias digunakan untuk memperkirakan 2V masuk. Angka berpusat pada optic 2. Praktikan melakukan sumbu. Bila 2V = 0, seperti kasus praktikum di Laboratorium untuk mineral uniaksial, isogir dengan cara mengamati bersifat ortogonal dan sesuai dengan sampel preparat yang dapat garis bidik. Isogir itu muncul dari dipilih sebanyak satu nilai dari 2V bervariasi dari 0-90 preparat. adalah ditampilkan disini Nilai yang 3. Analisis data dilakukan pada lebih rendah dari 2V lebih saat melakukan pengamatan melengkung dari nilai yang lebih ulang yang bertujuan untuk tinggi (Mickey E. Gunter, 2008). memastikan kebenaran data hail pengamatan. III. METODE PENELITIAN 4. Praktikan mengerjakan laporan berdasarkan Adapun metode penelitian praktikum yang telah pada praktikum ini adalah : dilakukan. Laporan disusun dalam bentuk jurnal hingga Studi Pendahuluan disetujui oleh asisten.
Praktikum Konoskop IV. PEMBAHASAN
Analisis Data Pada praktikum konoskop
dilakukan pengamatan pada satu
Penyusunan Jurnal sampel sayatan tipis batuan untuk
mengidentifikasi mineral yang ada di dalamnya dengan menngunakan 1. Praktikan melakukan studi lensa amici-bertrand. Adapun pendahuluan, dimana pada sampel yang diamati adalah sebagai studi pendahuluan ini berikut : mahasiswa mencari referensi mengenai mikroskop 1. Sampel A14 polarisasi. Pada sampel nomor urut 1 Pengamatan konoskopik ini, pengamatan menggunakan pada mineral ini menggunakan perbesaran lensa objektif 4x dan perbesaran obyektif 10x dan perbesaran lensa okuler 10x perbesaran okuler 10x sehingga sehingga perbesaran totalnya perbesaran total yang dihasilkan adalah perbesaran lensa objektif adalah 100x dengan sumbu optic dikali perbesaran okuler = 4 x 10 biaxial, dan tanda optic positif = 40x. Nilai bilangan skala yang (+). Pada gambar interferensi diperoleh dari rumus BS = menghasilkan isogir terpusat, 1 gelangwarna ganda bias lemah adalah 0,025.
dan sudut 2V 45o. Nama mineral Kedudukan mineral yaitu X=20,3 adalah Augite. dan Y=15,1. Pada posisi sejajar polarisator didapatkan daya absorbsi gelap maksimum dimana warna yang dihasilkan bervariasi salah satunya berwarna putih keabu-abuan. Sedangkan pada posisi sejajar analisator dihasilkan terang maksimum dimana warna yang dihasilkan adalah warna transparan. Tidak Gambar 4.1 Kenampakan Mineral pada Posisi Sejajar Polarisator terdapat belahan pada mineral ini, ukuran mineral adalah 0.55 mm dengan bias rangkap 0,06 pada orde 4. Sudut gelapan yang dihasilkan 55o dengan jenis gelapan miring, system kristal monoklin, T.R.O length- slow(subtraksi). Gambar 4.2 Kenampakan Mineral pada 2V 45o. Nama mineral yang diamati Posisi Sejajar Analisator adalah Augite.
DAFTAR PUSTAKA
Edwards, M. G. 1916. Introduction to
Optical Moneralogy and Petrogrphy. Ohio : Cleveland. Gunter, Mickey E. 2014. Mineralogy and Optical Mineralogy. Gambar 4.3 Kenampakan Mineral pada T.R.O Moscow : University of Idaho. Lang, Dr. Helen. 2004. Optical Mineralogy. Virginia : West Virginia University. Lytle, Lisa R. 2004. Optical Theory Notes. All Right Reserved. Raase, Peter. 2012. Guide to Thin section Microscopy. All Right Reserved. Gambar 4.3 Kenampakan Mineral pada pengamatan Konoskop
PENUTUP
Adapun kesimpulan dari
praktikum ini adalah sumbu optik pada mineral yang diamati merupakan sumbu biaxial dengan tanda optik positif (+), isogir terpusat, gelang warna ganda bias lemah, sudut