Anda di halaman 1dari 7

II.

TINJAUAN PUSTAKA tidak mudah terlihat oleh mata (Tim

2.1 Mikroskop Polarisasi dosen UNPAD, 2008: 15).

Instrumen yang berkemampuan

melebihi indra manusia berjalan

seiring kemajuan sains. Penemuan

dan penelitian awal tentang sel

menjadi maju berkat penciptaan


Gambar 2.1 Mikroskop polarisasi
mikroskop pada tahun 1590 dan
Adapun mikroskop polarisasi
peningkatan mutu alat tersebut
mempunyai sifat dan penggunaan
selama tahun 1600-an. Mikroskop
yang berbeda jika dibandingkan
masih menjadi bagian yang tidak
dengan mikroskop jenis lainnya.
terpisahka dari penelitian sel.
Mikroskop polarisasi inipun terbagi
(Campbell, 2002)
atas dua bagian, yaitu jenis
Mikroskop (bahasa Yunani,
mikroskop polarisasi bias dan
micos: kecil dan scopein: melihat)
mikroskop polarisasi pantul.
adalah sebuah alat untuk melihat
Mikroskop polarisasi yang
objek yang terlalu kecil untuk dilihat
digunakan dalam praktikum ini
oleh mata kasar. Ilmu yang
adalah mikroskop polarisasi bias
empelajari tentang benda kecil
yang menggunakan cahaya terbias.
dengan menggunakan mikroskop
Jenis mikroskop ini digunakanan
disebut mikroskopi, dan kata
untuk mengindentifikasi sifat-sifat
mikroskopik berarti sangat kecil dan
optik mineral ataupun batuan yang
tembus cahaya, setelah disayat fungsinya tidak hanya memperbesar

setebal 0,03 mm. sedang jenis benda-benda mikro dan

mikroskop polarisasi pantul menggunakan cahaya biasa, pada

digunakan untuk mengamati mineral mikroskop polarisasi cahaya yang

ataupun batuan yang tidak tembus digunakan adalah cahaya

cahaya (opaq). (Ulva Ria Irfan, terpolarisasi.(Judith, Bean dkk. 1981)

2014) Cahaya terpolarisasi terpusat

Dalam bidang geologi ada pada satu arah, sedangkan cahaya

beberapa jenis mikroskop yang biasa bergerak dalam arah gerakan

digunakan, salah satunya yaitu acak. Dengan cahaya terpolarisasi ini

mikroskop polarisasi. Mikroskop kita dapat melihat ciri-ciri atau sifat-

Polarisasi adalah sebuah mikroskop sifat dari kristal dan mineral secara

yang menggunakan cahaya lampu jelas, terutama dari segi warna,

sebagai pengganti cahaya matahari karena setiap mineral memiliki

sebagaimana yang digunakan pada warna tersendiri. (Judith, Bean dkk.

mikroskop konvensional. Mikroskop 1981)

polarisasi adalah mikroskop yang Mikroskop yang dipergunakan

digunakan dalam pembelajaran untuk pengamatan sayatan tipis dari

spesimen geologi, khususnya pada batuan, pada prinsipnya sama dengan

pengamatan sayatan tipis dari batuan. mikroskop yang biasa dipergunakan

Jenis mikroskop polarisasi memiliki dalam pengamatan biologi.

bentuk yang hampir sama dengan Keutamaan dari mikroskop ini adalah

mikroskop pada umumnya, namun cahaya (sinar) yang dipergunakan


harus sinar terpolarisasi. Karena mengganggu jalannya pengamatan.

dengan sinar itu beberapa sifat dari (Bima, 2005).

kristal akan nampak jelas sekali. 2.2 Jenis-Jenis Mikroskop


Polarisasi
Salah satu faktor yang paling penting

adalah warna dari setiap mineral, Mikroskop polarisasi terbagi

karena setiap mineral mempunyai atas dua jenis yaitu mikroskop

warna yang khusus. (Bima, 2005) polarisasi bias dan mikroskop

Untuk mencapai daya guna polarisasi pantul. Mikroskop

yang maksimal dari mikroskop polarisasi bias merupakan jenis

polarisasi maka perlu dipahami benar mikroskop polarisasi yang

bagian-bagiannya serta fungsinya di menggunakan cahaya terbias. Jenis

dalam penelitian. Setiap bagian mikroskop ini digunakan untuk

adalah sangat  peka dan karenanya mengidentifikasi sifat-sifat mineral

haruslah dijaga baik-baik. Kalau ataupun batuan yang tembus cahaya,

mikroskop tidak dipergunakan setelah disayat setebal 0,03 mm.

sebaiknya ditutup dengan kerudung mikroskop inilah yang digunakan

plastik. Bagian-bagian optik haruslah dalam praktikum ini.

selalu dilindungi dari debu, minyak Jenis mikroskop yang kedua

dan kotoran lainnya. Perlu kiranya adalah mikroskop polarisasi pantul

diingat bahwa butir debu yang yang digunakan untuk mengamati

berapapun kecilnya mineral ataupun batuan yang tidak

tersebut akan dapat dibesarkan tembus oleh cahaya atau bersifat

berlipat ganda sehingga akan opaq.


2.3 Bagian-Bagian Mikroskop 4. Tabung mikroskop, dimana ini
Polarisasi beserta Fungsinya
menghubungkan lensa objektif
Adapun bagian-bagian dan dan lensa okuler.
fungsi dari masing-masing bagian 5. Meja preparat, digunakan
dari mikroskop polariasasi adalah untuk meletakkan sayatan atau
sebagai berikut: preparat yang akan diamati di
1. Eyepiece atau lensa okuler bawah mikroskop serta
adalah penghubung lensa memutar sayatan agar
objektif denganmata sehingga pleokroisme dan gelapan
dapat melihat bayangan objek mineral dapat diamati di bawah
yang diamati. mikroskop.
2. Coarse fokus atau pengatur 6. Penjepit preparat, terletak di
kasar, untuk mengatur fokus meja preparat untuk menjepit
secara cepat dengan sayatan atau preparat agar tidak
menggerakkan tabung goyang sehingga mudah
mikroskop naik turun dan diamati.
secara cepat. 7. Analisator dan polarisator,
3. Fine focus atau pengarur halus, untuk menyaring sinar baik
untuk mengatur fokus secara dalam posisi sejajar ataupun
perlahan dengan bersilang sehingga dapat
menggerakkan tabung digunakan untuk mengatur
mikroskop naim turun secara gelap terang sayatan/preparat.
perlahan.
8. Lensa objektif, lensa yang objek uji ke tengah cross line

digunakan untuk menentukan pada saat melakukan centering.

bayangan yang akan ditangkap 2.4 Diameter Medan Pandang

oleh mata secara nyata terbalik (DMP)

dan diperbesar. Perbesaran Dalam mempelajari ataupun

dapat diatur 4x, 10x, dan 40x. mengamati sifat-sifat mineral secara

9. Gagang mikroskop, bagian optik, salah satu yang diamati adalah

yang digunakan ketika ukuran dari mineral tersebut. Untuk

mengangkat dan memindahkan mempermudah dalam mengukur,

mikroskop agar tidka terjatuh maka ditentukan Diameter Medan

ataupun rusak. Pandang (DMP) setiap lensa

10. Kondensor dan diafragma, objektifnya. Adapun cara untuk

mengatur intensitas cahaya menentukan DMP adalah sebagai

yang masuk menuju filter berikut.

polarisasi yang akan diteruskan 1. Memfokuskan medan pandang,

ke meja preparat. ditandai dengan letak

11. Compensator piler, untuk perpotongan benang silang

menggerakkan analisator dan tepat pada pusat medan

polarisator agar dapat sejajar pandang dimana cahaya yang

atau bersilang. masuk merata.

12. Clamp screw, sekrup yang 2. Mengatur bukaan diafragma,

digunakan untuk mengarahkan bukaan diafrgama harus


disesuaikan dengan perbesaraan - Hitung dengan rumus: DMP1 =

lensa objektif yang digunakan. Untuk BS x NS

nilai bukaan diafragma diantaranya: DMP: Diameter Medan

pebersaran 5x NA 0,1; pebesaran 10x Pandang

NA 0,25; perbesaran 20x NA 0,4; BS: Bilangan Skala

dan perbesaran 100x NA 0,9. NS: Jumlah skala yang tampak

3. Menentukan bilangan skala dalam medan pandang

dengan rumus 1mm/JS, dimana b. Tentukan panjang benang

JS merupakan nilai perbesaran horisontal yang tidak berskala

total (perbesaran lensa okuler + atau disebut pula dengan nilai

perbesaran lensa objektif). pinggir dengan cara:

4. Menghitung diameter medan - Untuk garis grafik yang

pandang. Pada benang silang memiliki panjang melebihi

horisontal, ada bagian yang skala (0-100) akan dihitung

tidak mempunyai skala, dengan menarik sisa garis ke

sehingga dalam perhitungan skala 0.

diameter medan pandang harus - Hitung dengan rumus: DMP2 =

dilakukan dalam 2 bagian. BS x NP

a. Tentukan panjang benang DMP: Diameter Medan

horisontal yang berskala, Pandang

dengan cara: BS: Bilangan Skala

- Letakkan salah satu garis tebal NP: Jumlah skala sisa (nilai

dari kertas grafik pada skala 0. pinggir)


Maka Diameter Medan Pandang

seluruhnya, DMP = DMP1 + DMP2

Anda mungkin juga menyukai