Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengamatan spesimen geologi terdapat dua jenis cara pengamatan,


yaitu pengamatan secara megaskopis dan pengamatan secara mikroskopis.
Pengamatan secara megaskopis yaitu pengamatan sifat fisik specimen yang
dilakukan secara kasat mata, umumnya seperti warna, tekstur, dan struktur batuan
atau mineral yang diamati.

Pada pengamatan mikroskopis, merupakan tahapan lanjutan setelah


pengamatan megaskopis dilakukan, dimana dalam pengamatan mikroskopis
ditujukan untuk mengamati sifat optik dari suatu mineral, atau mengamati mineral itu
sendiri secara lebih rinci, yang terdapat pada sayatan tipis suatu specimen. Pada
pengamataan secara mikroskopis menggunakan alat bantu optik yaitu mikroskop
polarisasi dimana mikroskop polarisasi berbeda dengan mikroskop biasa. Mikroskop
polarisasi menggunakan cahaya yang di belokkan atau terbias, bukan cahaya pantul
sedangkan mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati.

Sebelum melakukan pengamatan mikroskopis, hal terpenting untuk diketahui,


yang pertama yaitu kita harus mengenal terlebih dahulu peralatan yang digunakan
dan bagaimana cara menggunakannya, hal tersebut tentu saja bertujuan agara hasil
yang didapatkan dari pengamatan mikroskopis yang dilakukan menjadi maksimal
dan akurat.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengenalkan kepada


praktikan bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya, serta mengenalkan cara
mengukur DMP dan analisator polarisator.

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagian-bagian mikroskop polarisasi


2. Mengetahui cara menentukan DMP (Diameter Medan Pandang)
3. Mengetahui sifat-sifat analisator polarisator pada mineral

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dimuat dalam table
sebagai berikut :

Tabel 1.3.1 Alat dan Bahan beserta kegunaannya

No Alat dan Bahan Fungsi


1 Mikroskop Polarisasi Nikon Sebagai objek pengamatan
2 Pensil Sebagai alat tulis dan gambar
3 Pensil Warna Mewarnai gambar
4 Kamera Untuk mengambil gambar yang
diamati
5 Kertas A4 (LKP) Tempat menuliskan data hasil
praktikum
6 Sampel Sayatan Batuan Sebagai objek pengamatan
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

7. Kalkir Untuk menggambar mikroskop


polarisasi

1.4 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan mikroskop polarisasi dan


penegamatan DMP serta anapol adalah :

1. Mengamati setiap bagian-bagian mikroskop


2. Mengamati mineral pada DMP
3. Mengamati mineral pada ANAPOL
4. Menuliskan data yang didapat pada LKP

1.5 Manfaat

Manfaat didakan praktikum ini yaitu agar praktikan dapat memahami dan
mengerti tentang mikroskop polarisasi dan mengtahi cara menentukan dmp dan
anapol.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mikroskop Polarisasi

Mikroskop polarisasi mempunyai sifat dan penggunaan yang berbeda jika


dibandingkan dengan jenis mikroskop lainnya. Mikroskop polarisasi inipun terbagi
atas dua bagian, yaitu jenis mikroskop polarisasi bias dan mikroskop polarisasi
pantul. Mikroskop polarisasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop
polarisasi bias yang menggunakan cahaya terbias, jenis mikroskop ini digunakan
untuk sifat-sifat optik mineral ataupun batuan yang tembus cahaya, setelah disayat
sebesar 0,03 mm, sedang jenis mikroskop polarisasi pantul digunakan untuk
mengamati mineral ataupun batuan yang tidak tembus cahaya (opaq).

Mikroskop polarisasi jenis Nikon, dilengkapi dengan bagian-bagian tertentu


yang masing-masing fungsinya saling berhubungan. Berikut adalah bagian utama
yang diurut dari bawah, terdiri dari Iluminator, substage Assembly, Stage, Objective
Lens, Upper Polar, Bertrand Lens, Ocular Lens.

Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan,


pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam
pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang
dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari
kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah warna
dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka
perlu difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap
bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau
mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik. Bagian

-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran lainnya. Perlu
kiranya diingat bahwa buttr debu yang betapapun kecilnya akan dapat dibesarkan
berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.

 Gambar Mikroskop Polarisasi

Gambar 2.1 Mikroskop Polarisasi


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

 Bagian-bagian mikroskop polarisasi

Pada mikroskop polarisasi jenis Nikon, dilengkapi dengan bagian-bagian tertentu


yang masing-masing fungsinya saling berhubungan. Berikut adalah bagian utama
yang diurut dari bawah, terdiri dari IIluminator, Substage assembly, Stage, Objective
lens, Upper polar, Bertrand lens dan Ocular lens
IIluminator
Berfungsi untuk memperjelas dan meneruskan cahaya dari lampu mikroskop
sebagai sumber cahaya. Pada mikroskop polarisasi jenis Nikon, illuminator terdiri
dari cermin dan lensa yang terletak di kaki mikroskop. Lensa cekung dapat
menerima sinar yang lebih banyak dari suatu sumber cahaya difusi, kemudian
dipantulkan sebagai kerucut iluminasi yang simetris. Sedangkan cermin hanya dapat
memantulkan sinar monokromatik yang diterima tetapi tidak dapat menghasilkan
dispersi sinar datang.
Substage Assembly
Terletak di atas illuminator yang terdiri dari lower polar, aperture diaphragm
dan condensor lens.
Lower Polar
Terdiri dari lensa polaroid yang dapat diputar minimal 90º dan umumnya 180º
atau 360º. Berfungsi untuk menyerap cahaya secara selektif sehingga cahaya yang
masuk hanya bergetar pada satu bidang. Untuk mengatur arah getar polarisator,
dilakukan dengan memutar arah polarisasi sehingga sinarnya sejajar pada salah satu
benang silang.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Iris Diaphragm
Berfungsi untuk mengatur besarnya cahaya yang diteruskan, dan merupakan
factor penting dalam menentukan intensitas cahaya. Iris diafragma dioperasikan
dengan cara mengurangi atau menambah besarnya aperture diaphragm. Nilai dari
aperture diafragma disesuaikan dengan perbesaran obyektif yang digunakan dan
kemampuan optik mata pengamat.
Condensor Lens (lensa kondensor)
Terdiri dari lensa cembung yang berfungsi untuk memusatkan sinar yang datang
dari lensa di bawahnya.

Gambar 2.2 Konstruksi sistem kondensor


Auxiliary condenser
berfungsi untuk mengatur kedudukan kondensor
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Microscope stage
Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sayatan tipis dengan bantuan 2 (dua)
penjepit sehingga preparat tetap stabil pada waktu digerakkan. Pada bagian yang
sejajar dengan penjepit preparat (Mechanical stage), terdapat skala absis dan ordinat
yang berfungsi untuk menentukan posisi mineral yang diamati. Pada bagian tepi
meja obyek, terdapat Goniometer dengan skala 0º - 360º, yang dilengkapi dengan
nonius (vernier) untuk akurasi perhitungan sudut. Meja obyek dapat digerakkan
dengan menggunakan pengarah fokus kasar dan pengarah fokus halus (Focusing
knobs).
Objective lens
Dilengkapi dengan 4 (empat) buah lensa dengan masing-masing perbesaran 5x,
10x, 20x dan 100x. Untuk memilih perbesaran yang akan dipakai, pergunakan
pemutar lensa obyek (Rotating nosepiece). Pada pemutar lensa obyek, terdapat
sekrup pemusat obyek (Objective centering screw), yang terletak di atas masing-
masing perbesaran. Sekrup pemusat obyek berfungsi untuk mengatur agar sumbu
putaran meja tepat pada perpotongan benang silang. Pada masing-masing lensa
obyek terdapat tanda besarnya lensa perbesaran, numerical aperture dan panjang
tube (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Lensa Objektif


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Upper polar
Upper polar sering disebut analisator, terletak di atas lensa obyektif, terbuat dari
lensa polaroid, mempunyai arah getar saling tegak lurus terhadap arah getar
polarisator. Jika analisator tidak terpakai maka disebut nikol sejajar, dan jika
analisator digunakan, disebut nikol silang. Pada upper polar terdapat accessory plate
(Gambar 1.4)sebagai tempat kompensator baji kuarsa, keping gipsum dan keping
mika. Kompensator berguna untuk mengetahui posisi indikatrik suatu mineral.

Gambar 2.4 Accessory plate sebagai tempat kompensator baji kuarsa, keping
gipsum dan keping mika.

Bertrand lens

Lensa Bertrand terletak di atas analisator yang penggunaannya dengan cara


diputar. Lensa ini digunakan untuk memperbesar gambar interferensi dalam
pengamatan konoskop dan difokuskan ke lensa okuler. Lensa Amici-Bertrand
berfungsi sebagai pengamatan konoskopik saja, untuk memperbesar gambar
interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa
objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Bertrand lens

Lensa Bertrand terletak di atas analisator yang penggunaannya dengan cara


diputar. Lensa ini digunakan untuk memperbesar gambar interferensi dalam
Pengamatan konoskopik saja, untuk memperbesar gambar interferensi yang
terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan
memfokuskan pada lensa okuler.

Ocular lens
Lensa Okuler merupakan tempat mata melihat obyek, terbuat dari 2 (dua) buah
lensa cembung yang dirangkai dalam 1 (satu) unit. Pada lensa okuler terdapat
benang silang yang saling tegak lurus (Chaerul, Muh.2016).

Gambar 2.5 Lensa Okuler


 Prinsip Kerja dan Perbedaan dengan Mikroskop Lainnya
Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi guna menganalisa
struktur yang birefringent. Birefringence – suatu property spesimen yang
transparan dengan 2 indeks refraktif yang berbeda pada orientasi yang berbeda
untuk membedakan cahaya terpolarisasi ke dalam kedua komponen. Cahaya
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

terpolarisasi, hanya berfluktuasi/bergerak di satu dataran karena polar hanya


meneruskan cahaya pada dataran tersebut. Jika 2 polar diletakkan di atas yang
lainnya, arahkan sinar ke atas dan putar relative terhadap yang lain, akan ada 1
posisi dimana 2 dataran tertransmisi bertemu, yang akan tampak cerah. Pada 90°
terhadap orientasi ini, semua cahaya akan berhenti (gelap).
Mikroskop polarisasi adalah mikroskop yang cara kerjanya membiaskan cahaya.
Perbedaan mikroskop polarisasi dengan mikroskop biasa yakni adanya beberapa
komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping
analisator, polarisator, kompensator, dan lensa amici Bertrand (Muh. Iqbal
Gani.2014).

2.2 Penentuan DMP


a. Memfokuskan medan pandang

Memfokuskan medan pandang dapat ditandai dengan letak perpotongan benang


silang tepat pada pusat medan pandang dengan sinar merata pada daerah daerah
medan pandang

b. Mengatur bukaan diafragma


Hal ini harus disesuaikan dengan perbesaran lena obyektif yang digunakan.
Nilai dari bukaan diafragma ini etrdapat pada sisi lensa objektif.
c. Menentukan nilai skala dengan kertas grafik
Kertas grafik diletakan diatas meja objek untuk menentukan nilai skala pada
benang silang atau diameter medan pandang
d. Menghitung nilai setiap skala
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

dilakukan dengan mengetahui perbesaran total lensa yang digunakan. Nilai


setiap bilangan skala ditentukan dengan rumus :

BS= 1

Pebesaran total

e Menghitung diameter medan pandang

Meletakan salah satu garis tebal pada kertas grafik tepat pada skala 0.
Menghitung dengan rumus DMP = BS X Z

2.3 Analisator dan Polarisator.

Analisator (Upper Nicol or Analyzer) adalah suatu bagian yang vital terbuat
dari lembaran polaroid atau prisma nikol seperti polarisator. Hanya saja arah getaran
sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah
yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan
kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak
lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode
penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan
untuk penelitian konoskopik.

Polarisator (Lower Nicol or Polarizer) yang terdiri dari suatu lembaran


Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara memilih
dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah
bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar Polaroid ini
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang
N-S atau E-W.

Pengamatan pada analisator polarisator, yang diperhatikan adalah daya


absorbs mineral, ukuran mineral, posisi mineral, warna, dan belahan dari mineral.
Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar polarisator, komponen sinar
lambat dan cepat tidak diserap oleh analisator sehingga dapat diteruskan hingga mata
pengamat. Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek yang
terdapat sayatan mineral hingga diperoleh terang maksimal dan gelaap maksimal
(Umar hamid dan Muhammad Akbar, 1994).
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

3.1.1 Pengenalan Mikroskop

Gambar 3.1 Mikroskop Polarisasi beserta bagian-bagiannya


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Keterangan :

1. Eye piece
2. Lensa Okuler
3. Pin Hole
4. Betrand Lens
5. Upper Polar / Analisator
6. Accessory Plate
7. Lensa Objektif
8. Lengan Mikroskop
9. Meja Objek
10. Penjepit Preparat
11. Pengarah Sumbu Absisi
12. Pengarah Sumbu Ordinat
13. Skala Absis
14. Skala Ordinat
15. Pengarah Kasar
16. Pengarah Halus
17. Kondensor
18. Diafragma
19. Polarisator
20. Iluminator
21. Kaki Mikroskop

3.1.2 Pengamatan Daimeter Medan Pandang (DMP)

Pembesaran Objektif : 10 X
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Pembesaran Okuler :5X

Pembesaran Total : 50 X

Bukaan Diafragma : 0,1 mm

1 1
Bilangan Skala : Perbesaran Total = 50 = 0,02 mm

Ukuran Medan Pandang


 Nilai 100 Skala : 100 mm
 Nilai Pinggir : 80 mm
Diameter Meda Pandang
 DMP 1= BS X NS = 0,02 X 100 = 2 mm
 DMP2 = BS X NP = 0,02 X 80 = 1,6 mm
 DMP Tot = DMP1 + DMP2 = 3,6 mm

40 60

0 100
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

(a) (b)

Gambar 3.2 (a) Nilai 100 Skala, (b) Nilai Pinggir

3.1.3 Pengamatan Anapol

Pembesaran Okuler : 10 X

Pembesaran Objektif : 5X

Pembesaran Total : 50 X

Bukaan Diafragma : 0,1 mm

Bilangan Skala : 1/50 = 0,02 mm

Kedudukan Mineral : x= 53 ; y=21 (53,21)


PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Ukuran Mineral : 20 mm X 0,02 mm = 0,4 mm

Daya Absorbsi : Terang Maksimum

Warna : Coklat

Belahan : -

Nama Mineral : Biotite(K(Mg,Fe+2)3(Al,Fe+3)Si3O10(OH,F)2)

Biotite P

0 100
Gambar 3.3 Pengamatan Sejajar Analisator

Pembesaran Okuler : 10 X

Pembesaran Objektif : 5X

Pembesaran Total : 50 X

Bukaan Diafragma : 0,1 mm

Bilangan Skala : 1/50 = 0,02 mm

Kedudukan Mineral : x=53 ; y=26


(53,26)

Ukuran Mineral : 20 mm X 0,02 mm


= 0,4 mm
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Daya Absorbsi : Gelap Maksimum

Warna : Hitam

Belahan : -

Nama Mineral : Biotite (K(Mg,Fe+2)3(Al,Fe+3)Si3O10(OH,F)2)

A Biotite

p
0 100

Gambar 3.4 Pengamatan Sejajar Polarisator

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengenalanan Mikroskop

Pada kegeiatan pratikum pengenalan


mikroskop, mikroskop yang digunakan yaitu
mikroskop polarisasi jenis Nikon yang
dilengkapi dengan bagian-bagian tertentu yang
masing-masing fungsinya saling berhubungan.
Mikroskop polarisasi ini terdiri atas tiga bagian yaitu
tubus atas, tubus tengah (substage unit) dan tubus bawah.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Tubus atas mikroskop dikategorikan lagi menjadi tiga bagian, yaitu tubus atas
bagian atas, tubus atas bagian tengah, dan tubus atas bagian bawah. Tubus atas
bagian atas terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut ; Eye piece, berfungsi sebagai
tempat penempatan mata pada saat pengamatan. Lensa okuler berfungsi untuk
melihat objek yang akan diteliti, Dioptring berfungsi untuk memperjelas bayangan
benda dalam mikroskop dan mengatur posisi lensa okuler, Pin hole berfungsi
mengatur gelap dan terangnya lensa Amici Betrand, Lensa Amici betrand berfungsi
sebagai skala dalam pemebesaran gambar interfensi, Pengunci tubus bagian atas
berfungsi untuk mengunci tubus bagiann atas itu sendiri.

Tubus atas bagian tengah terdiri atas beberapa bagian, yaitu ; Analistor,
berfungsi pada saat pengamatan nikol silang, dimana untuk mendapatkan warna
absorbs maksimum, Pengunci skala analisator berfungsi untuk mengunci kedudukan
analisator, Skala analisator berfungsi untuk menunjukan nilai kedudukan analisator,
Skala nonius analisator berfungsi untuk menunjukan nilai kedudukan analisator
secara detail, Kompensator berfungsi pada penentuan WI maksimum, bias rangkap
dan TRO, pada kompensator juga terdapat tiga bagian yang terdiri atas keeping gips,
keeping mika, dan baji kuarsa, Pengunci tubus atas bagian tengah berfungsi untuk
mengunci tubus atas bagian tengah dari tubus atas.

Tubus atas bagian bawah terdiri dari beberapa bagian yaitu ; Filter berfungsi
untuk menyaring dan melindungi cermin dari debu dan kotoran, Tabung halogen
berfungsi pada saat pengamatan mineral biji, Cincin tabung halogen berfungsi
sebagai letakan lensa pada tabung halogen, Pengunci tubus bagian bawah berfungsi
untuk mengunci tubus atas bagian bawah dan tengah.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

Tubus bagian tengah atau substage unit dari mikroskop, yang tetrdiri atas
beberapa bagian yaitu; Lengan mikroskop berfungsi sebagai penyangga tubus atas
dan tengah serta pegangan saat mikroskop diangkat, Pengarah halus berfungsi untuk
mengatur kedudukan meja objek dalam skala kecil, Pengarah kasar berfungsi untuk
mengatur keduduka meja objek dalam skala besar, Revolver berfungsi untuk
mengatur kedudukan lenssa objektif, Lensa objektif berfungsi untuk memperbesar
kenampakan objek yang diamati, dimana terdapat pembesaran 5x, 10x, 20x, dan
100x. Meja objek berfungsi sebagai tempat meletakan objek atau preparat pada saat
pengaman, Lubang meja objek berfunsi sebagai lubang yang meneruskan cahaya dari
kondensor ke preparat, Penjepit preparat berfungsi menjepit preparat saat
pengamatan, Skala meja objek berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja objek,
Pengunci meja objek berfungsi untuk mengunci meja objek, Pengarah sumbu absis
berfungsi untuk meengarahkan kedudukan X, Pengarah sumbu ordinat berfungsi
untuk mengarahkan kedudukan sumbu Y.

Substage unit merupakan bagian dimana terdapat diafragma, kondensor,


pengarah vertical substage unit, pengarah horizontal substage unit, skala bukaan
diafragma, pengunci substage unit, bukaan diafragma, dan diapolizer. Pengarah
vertikal substage unit berfungsi mengarahkan kedudukan substage unit secara
vertikal, Pengarah horizontal berfungsi untuk mengarahkan substage unit secara
horizontal, Diafragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk pada
kondensor, Kondensor berfungsi untuk menampilakn sinar sehingga preparat dapat

terlihat dengan jelas, Polarisator berfungsi menyerap cahaya secara mengutub


sehingga bergetar hanya pada satu arah, Skala buukaan diafragma berfungsi untuk
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

menunjukan nilai kedudukan bukaan diafragma, Sekrup pengatur kesentringan


substage unit, Pengunci substage unit berfungsi untuk mengunci substage unit.

Bagian terakhir selanjutnya yaitu tubus bawah mikroskop polarisasi, yang


terdiri dari beberapa bagian yaitu ; Ilumintor yang berfungsi untuk menangkap dan
meneruskan sinar yang dating dari sumber cahaya (lamp socket), Lensa illuminator
berfungsi untuk memusatkan sinar yang dating dari sumber cahaya (lamp socket),
Selubung illuminator berfungsi sebagai sumber cahaya, Kaki mikroskop berfungsi
untuk menahan berat dari keseluruhan bagian-bagian mikroskop.

3.2.2 Pengamatan Diameter Medan Pandang (DMP)

Pengamatan Diameter medan pandang yang dilakukan untuk mengukur


ukuran suatu mineral digunakan pembesaran lensa okuler 10x serta pembesaran lensa
objektif 5x, dimana diperoleh pembesaran total 50x dai hasil pengalian pembesaran
lensa okuler dan objektif, selanjutnya untuk bukaan diafrgam 0,1 mm ayng diperoleh
dari hasil1 dibagi pembesaran total. Dengan menggunakaan rumus diperoleh nilai
DMP1 dan DMP2 diperoleh nilai 3,6 % menunjukan dimater medan pandang yang
terlihat pada mikroskop yaitu sebesar 3,6 %

3.2.3 Analisator Polarisator

Pengamatan anapol ini menggunakan pembesaran objektif 5x dan


pembesaran okuler 10x. Posisi meineral pada meja objek berada pada sumbu absis(x)
= 53 dan sumbu ordinat (y) = 21 pada posisi sejajar analisator, sedangkan untuk
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

sejajar polarisator yaitu sumbu ordinatnya (y) = 26. Pada saat sumbu sejajar
analisator diperoleh daya absorbs terang maksimum dan warna mineral coklat,

sedangkan pada sumbu sejajar polarisator diperoleh daya absorbsi gelap maksimum
serta warna mineral hitam. Diperolehnya daya absorbs yang tinggi ini dikarenakan
pada posisi pengamatan sejajar polarisator, bagian mikroskop yaitu analisator berada
pada posisi aktif, dimana diketahui berdasarkan pada pembahasan pengenalan
mikroskop, fungsi dari anlisator itu sendiri berfungsi pada saat pengamatan nikol
silang atau sejajar polarisator, dimana untuk mendapatkan warna absorbsi
maksimum. Kenamapkan belahan pada mineral tidak dijumpai atau tidak terdapaat
belahan nama mineral ini yaitu biotite(K(Mg,Fe+2)3(Al,Fe+3)Si3O10(OH,F)2).
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan praktikum, dapat ditarik beberapa kesimpulan


yaitu sebagai berikut :

1. Mikroskop polarisasi secara umum terbagi atas tiga bagian yaitu tubus atas, tubus
tengah (substage unit) dan tubus bawah.
2. Cara penentuan Diameter Medan Pandang yaitu dengan menjumlahkan hasil
DMP1 dan DMP2 , dimana DMP1 dari hasil bilangan skala dikalikan nilai skala,
dan DMP2 dari nilai pinggir dikalikan bilangan skala.
3. Pengamatan anapol dapat mengetahui sifat-sifat mineral yang dapat diamati yaitu
perubahan daya absorbs, belahan serta warna mineral.

4.2 Saran

Sebaiknya pada saat konsul diterangkan secara mendetail isi serta kesimpulan
yang telah dipraktikan agar wawasan pemahaman lebih bagus.
PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Pengenalan Mikroskop Polarisasi, DMP Nama : Farni


dan ANAPOL
Hari/Tanggal : Jumad, 29 September 2017 Nim : R1C1115036

DAFTAR PUSTAKA

Chaerul, Muh. 2016. Petrografi. Universitas Haluoleo. Kendari

Ehler E.G., Blatt H., 1982, “Petrology . Igneous, Sedimentary and


metamorphic”, W.H. Freeman and Company, San Fransisco, pp 110

Kerr P. F., 1977. Optical Mineralogy, McGraw Hill Book Company Inc. Mew York,
Toronto,London.

Mac Kenzei W.S., Donaldson C.H. and Guilford C., 1982, “Atlas of Igneous Rocks
and Their Textures”, Longman group Ltd., usa, 147 pp.

Mackenzie W. S. and C. Guilford , 1980. Atlas of Rock-Forming Minerals in Thin


Section, Halsted Press, London

Anda mungkin juga menyukai