BAB I
PENDAHULUAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dimuat dalam table
sebagai berikut :
1.5 Manfaat
Manfaat didakan praktikum ini yaitu agar praktikan dapat memahami dan
mengerti tentang mikroskop polarisasi dan mengtahi cara menentukan dmp dan
anapol.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka
perlu difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap
bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau
mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik. Bagian
-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran lainnya. Perlu
kiranya diingat bahwa buttr debu yang betapapun kecilnya akan dapat dibesarkan
berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.
Iris Diaphragm
Berfungsi untuk mengatur besarnya cahaya yang diteruskan, dan merupakan
factor penting dalam menentukan intensitas cahaya. Iris diafragma dioperasikan
dengan cara mengurangi atau menambah besarnya aperture diaphragm. Nilai dari
aperture diafragma disesuaikan dengan perbesaran obyektif yang digunakan dan
kemampuan optik mata pengamat.
Condensor Lens (lensa kondensor)
Terdiri dari lensa cembung yang berfungsi untuk memusatkan sinar yang datang
dari lensa di bawahnya.
Microscope stage
Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sayatan tipis dengan bantuan 2 (dua)
penjepit sehingga preparat tetap stabil pada waktu digerakkan. Pada bagian yang
sejajar dengan penjepit preparat (Mechanical stage), terdapat skala absis dan ordinat
yang berfungsi untuk menentukan posisi mineral yang diamati. Pada bagian tepi
meja obyek, terdapat Goniometer dengan skala 0º - 360º, yang dilengkapi dengan
nonius (vernier) untuk akurasi perhitungan sudut. Meja obyek dapat digerakkan
dengan menggunakan pengarah fokus kasar dan pengarah fokus halus (Focusing
knobs).
Objective lens
Dilengkapi dengan 4 (empat) buah lensa dengan masing-masing perbesaran 5x,
10x, 20x dan 100x. Untuk memilih perbesaran yang akan dipakai, pergunakan
pemutar lensa obyek (Rotating nosepiece). Pada pemutar lensa obyek, terdapat
sekrup pemusat obyek (Objective centering screw), yang terletak di atas masing-
masing perbesaran. Sekrup pemusat obyek berfungsi untuk mengatur agar sumbu
putaran meja tepat pada perpotongan benang silang. Pada masing-masing lensa
obyek terdapat tanda besarnya lensa perbesaran, numerical aperture dan panjang
tube (Gambar 2.3).
Upper polar
Upper polar sering disebut analisator, terletak di atas lensa obyektif, terbuat dari
lensa polaroid, mempunyai arah getar saling tegak lurus terhadap arah getar
polarisator. Jika analisator tidak terpakai maka disebut nikol sejajar, dan jika
analisator digunakan, disebut nikol silang. Pada upper polar terdapat accessory plate
(Gambar 1.4)sebagai tempat kompensator baji kuarsa, keping gipsum dan keping
mika. Kompensator berguna untuk mengetahui posisi indikatrik suatu mineral.
Gambar 2.4 Accessory plate sebagai tempat kompensator baji kuarsa, keping
gipsum dan keping mika.
Bertrand lens
Bertrand lens
Ocular lens
Lensa Okuler merupakan tempat mata melihat obyek, terbuat dari 2 (dua) buah
lensa cembung yang dirangkai dalam 1 (satu) unit. Pada lensa okuler terdapat
benang silang yang saling tegak lurus (Chaerul, Muh.2016).
BS= 1
Pebesaran total
Meletakan salah satu garis tebal pada kertas grafik tepat pada skala 0.
Menghitung dengan rumus DMP = BS X Z
Analisator (Upper Nicol or Analyzer) adalah suatu bagian yang vital terbuat
dari lembaran polaroid atau prisma nikol seperti polarisator. Hanya saja arah getaran
sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah
yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan
kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak
lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode
penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan
untuk penelitian konoskopik.
diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang
N-S atau E-W.
BAB III
3.1 HASIL
Keterangan :
1. Eye piece
2. Lensa Okuler
3. Pin Hole
4. Betrand Lens
5. Upper Polar / Analisator
6. Accessory Plate
7. Lensa Objektif
8. Lengan Mikroskop
9. Meja Objek
10. Penjepit Preparat
11. Pengarah Sumbu Absisi
12. Pengarah Sumbu Ordinat
13. Skala Absis
14. Skala Ordinat
15. Pengarah Kasar
16. Pengarah Halus
17. Kondensor
18. Diafragma
19. Polarisator
20. Iluminator
21. Kaki Mikroskop
Pembesaran Objektif : 10 X
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Pembesaran Total : 50 X
1 1
Bilangan Skala : Perbesaran Total = 50 = 0,02 mm
40 60
0 100
PRAKTIKUM PETROGRAFI
(a) (b)
Pembesaran Okuler : 10 X
Pembesaran Objektif : 5X
Pembesaran Total : 50 X
Warna : Coklat
Belahan : -
Biotite P
0 100
Gambar 3.3 Pengamatan Sejajar Analisator
Pembesaran Okuler : 10 X
Pembesaran Objektif : 5X
Pembesaran Total : 50 X
Warna : Hitam
Belahan : -
A Biotite
p
0 100
3.2 Pembahasan
Tubus atas mikroskop dikategorikan lagi menjadi tiga bagian, yaitu tubus atas
bagian atas, tubus atas bagian tengah, dan tubus atas bagian bawah. Tubus atas
bagian atas terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut ; Eye piece, berfungsi sebagai
tempat penempatan mata pada saat pengamatan. Lensa okuler berfungsi untuk
melihat objek yang akan diteliti, Dioptring berfungsi untuk memperjelas bayangan
benda dalam mikroskop dan mengatur posisi lensa okuler, Pin hole berfungsi
mengatur gelap dan terangnya lensa Amici Betrand, Lensa Amici betrand berfungsi
sebagai skala dalam pemebesaran gambar interfensi, Pengunci tubus bagian atas
berfungsi untuk mengunci tubus bagiann atas itu sendiri.
Tubus atas bagian tengah terdiri atas beberapa bagian, yaitu ; Analistor,
berfungsi pada saat pengamatan nikol silang, dimana untuk mendapatkan warna
absorbs maksimum, Pengunci skala analisator berfungsi untuk mengunci kedudukan
analisator, Skala analisator berfungsi untuk menunjukan nilai kedudukan analisator,
Skala nonius analisator berfungsi untuk menunjukan nilai kedudukan analisator
secara detail, Kompensator berfungsi pada penentuan WI maksimum, bias rangkap
dan TRO, pada kompensator juga terdapat tiga bagian yang terdiri atas keeping gips,
keeping mika, dan baji kuarsa, Pengunci tubus atas bagian tengah berfungsi untuk
mengunci tubus atas bagian tengah dari tubus atas.
Tubus atas bagian bawah terdiri dari beberapa bagian yaitu ; Filter berfungsi
untuk menyaring dan melindungi cermin dari debu dan kotoran, Tabung halogen
berfungsi pada saat pengamatan mineral biji, Cincin tabung halogen berfungsi
sebagai letakan lensa pada tabung halogen, Pengunci tubus bagian bawah berfungsi
untuk mengunci tubus atas bagian bawah dan tengah.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Tubus bagian tengah atau substage unit dari mikroskop, yang tetrdiri atas
beberapa bagian yaitu; Lengan mikroskop berfungsi sebagai penyangga tubus atas
dan tengah serta pegangan saat mikroskop diangkat, Pengarah halus berfungsi untuk
mengatur kedudukan meja objek dalam skala kecil, Pengarah kasar berfungsi untuk
mengatur keduduka meja objek dalam skala besar, Revolver berfungsi untuk
mengatur kedudukan lenssa objektif, Lensa objektif berfungsi untuk memperbesar
kenampakan objek yang diamati, dimana terdapat pembesaran 5x, 10x, 20x, dan
100x. Meja objek berfungsi sebagai tempat meletakan objek atau preparat pada saat
pengaman, Lubang meja objek berfunsi sebagai lubang yang meneruskan cahaya dari
kondensor ke preparat, Penjepit preparat berfungsi menjepit preparat saat
pengamatan, Skala meja objek berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja objek,
Pengunci meja objek berfungsi untuk mengunci meja objek, Pengarah sumbu absis
berfungsi untuk meengarahkan kedudukan X, Pengarah sumbu ordinat berfungsi
untuk mengarahkan kedudukan sumbu Y.
sejajar polarisator yaitu sumbu ordinatnya (y) = 26. Pada saat sumbu sejajar
analisator diperoleh daya absorbs terang maksimum dan warna mineral coklat,
sedangkan pada sumbu sejajar polarisator diperoleh daya absorbsi gelap maksimum
serta warna mineral hitam. Diperolehnya daya absorbs yang tinggi ini dikarenakan
pada posisi pengamatan sejajar polarisator, bagian mikroskop yaitu analisator berada
pada posisi aktif, dimana diketahui berdasarkan pada pembahasan pengenalan
mikroskop, fungsi dari anlisator itu sendiri berfungsi pada saat pengamatan nikol
silang atau sejajar polarisator, dimana untuk mendapatkan warna absorbsi
maksimum. Kenamapkan belahan pada mineral tidak dijumpai atau tidak terdapaat
belahan nama mineral ini yaitu biotite(K(Mg,Fe+2)3(Al,Fe+3)Si3O10(OH,F)2).
PRAKTIKUM PETROGRAFI
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Mikroskop polarisasi secara umum terbagi atas tiga bagian yaitu tubus atas, tubus
tengah (substage unit) dan tubus bawah.
2. Cara penentuan Diameter Medan Pandang yaitu dengan menjumlahkan hasil
DMP1 dan DMP2 , dimana DMP1 dari hasil bilangan skala dikalikan nilai skala,
dan DMP2 dari nilai pinggir dikalikan bilangan skala.
3. Pengamatan anapol dapat mengetahui sifat-sifat mineral yang dapat diamati yaitu
perubahan daya absorbs, belahan serta warna mineral.
4.2 Saran
Sebaiknya pada saat konsul diterangkan secara mendetail isi serta kesimpulan
yang telah dipraktikan agar wawasan pemahaman lebih bagus.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
DAFTAR PUSTAKA
Kerr P. F., 1977. Optical Mineralogy, McGraw Hill Book Company Inc. Mew York,
Toronto,London.
Mac Kenzei W.S., Donaldson C.H. and Guilford C., 1982, “Atlas of Igneous Rocks
and Their Textures”, Longman group Ltd., usa, 147 pp.