Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOLOGI

DISUSUN OLEH:

NAMA : AZMI ZULFIYANI

NIM : B1D020042

Kelas : A1

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2020
ACARA 1

MIKROSKOP

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
secara kasat mata. Kata mikoskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros yang artinya
kecil. dan scopein yang artinya melihat. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat
ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran
kecil (mikroskopis)' Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leeuwenhoek, dimana
sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian
melalui lensa yang sederhana. Lalu Antony Van Leuwenhoek mengembangkan lensa
sederhana itu menjadi lebih kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan
berbagai makhluk kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen
telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih baik
daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Van Leuwenhoek.

Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

(a) Bagian optik, yang terdiri dari lensa objektifdan lensa okuler.
(b) Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma,
meja objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek
(preparat),cerm in, kondenser, dan sumber cahaya (Anonymous, 2017).

Jenis paling umum dari mikroskop dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop
optik atau cahaya. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih
lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang diletakkan di
bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi
menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop cahaya sendiri
dibagi tagi menjadi mikroskop lapang terang (Brightfield Microscopy), mikroskop fase
kontras (Phase Contrast Microscopy), mikroskop polarisasi (Polarizing Microscopy),
mikroskop interferensi kontras (lnterference Contrast Microscopy), mikroskop lapang
gelap (Dark Field Microscopy) dan mikroskop fluoresensi (Fluorescence Microscopy)

3
Oleh karena itu, mengingat pentingnya penggunaan mikroskop dalam membantu
melakukan pengamatan benda-benda yang sangat kecil dan harga yang mahal maka perlu
diketahui pula bagaimana cara penggunaan mikroskop yang benar dan bagaimana cara
perawatan mikroskop agar dapat bertahan lama.

B. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

1. Tujuan praktikum
a. Untuk mengetahui fungsi dari tiap-tiap bagian mikroskop
b. Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan mikroskop
2. Kegunaan Praktikum
a. Agar dapat mengetahui fungsi dari tiap-tiap bagian mikroskop
b. Agar dapat mengetahui cara menggunakan mikroskop

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksana pada hari Selasa, tanggal 24 November 2020, pukul 13.30
sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan di Labolatorium Mikrobiologi dan
Bioteknologi Fakultas Peternakan (FATERNA) Universitas Mataram

B. Materi Praktikum
1. Alat praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop binokuler elektrik
2. Bahan praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis seperti buku dan pena
C. Metode praktikum
1. Menyiapkan alat yang akan digunakan
2. Mengamati bagian-bagian dari mikroskop
3. Menggambar mikroskop
4. Mencatat bagian-bagian dari mikroskop beserta fungsinya
5. Memperhatikan cara penggunaan mikroskop

5
D. Hasil dan pembahasan
1. Hasil praktikum

Keterangan:

a. Lensa Okuler
b. Pengantur posisi lensa okuler
c. Revolver
d. Penjepit preparat
e. Meja preparat
f. Diafragma
g. Makrometer
h. Mikrometer
i. Lensa Objektif
j. Illuminator
k. Kaki mikroskop
l. Tabung mikroskop
m. Lengan mikroskop (aksis)
n. Tombol on/off

6
o. Makrommeter horizontal
p. Mikrometer horizontal

2. Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan pada praktikum acara 1 yaitu mengenai
mikroskop, saya mempelajari fungsi dari bagian-bagian mikroskop dan cara menggunakan
mikroskop, alat yang digunakan yaitu mikroskop binokuler elekrik. Mikroskop secara
umum dibagi menjadi tiga yaitu cahaya, elektrik, dan streo. Berdasarkan sumber
cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Macam mikroskop majemuk yang digunakan dalam Laboratorium Biologi ialah :
mikroskop monokuler ( Latin : mono = satu, oculus = mata ), dan mikroskop binokuler (
Latin Bi = dua , oculus = mata ).

a. Bagian-Bagian Mikroskop Beserta Fungsinya

1. Lensa Okuler

Lensa yang paling dekat dengan lensa objektif. Berfungsi memperbesar


bayangan dari lensa objektif.

2. Tabung mikroskop

Pengubung lensa okuler dengan lensa objektif.

3. Revolver

Untuk mengatur lensa objektif

4. Lensa objektif

Lensa paling dekat dengan objek, berfungsi melakukan pembesaran 4x, 10x,
40x, dan 100x

5. Meja Preparat
Berfungsi sebagai tempat menyimpan/meletakkan objek yang akan kita lihat.
6. Penjepit

7
Berfungsi untuk menjepit objek yang akan kita lihat sehingga tidak bergerak.
7. Makrometer
Berfungsi untuk mengatur meja preparat secara cepat.
8. Mikrometer
Mengatur meja preparat secara lambat/halus
9. Makrometer horizontal
Mengatur penjepit pada meja preparat secara horizontal (depan-belakang)
10. Mikrometer horizontal
Mengatur penjepit pada meja preparat secara horizontal (kiri-kanan)
11. Diafragma
Berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya
12. Iluminator
Berfungsi sebagai sumber cahaya
13. Tombol on/off
Berfungsi untuk menyalakan dan mematikan mikroskop
14. Lengan Mikroskop
Berfungsi sebagai lengan penyangga atau pegangan

b. Cara penggunaan mikroskop


1. Hubungkan kabel mikroskop dengan sumber listrik
2. Tekan tombol on untuk menyalakan mikroskop
3. Mikroskop siap untuk digunakan

c. Cara Memelihara Mikroskop:


1. Mengangkat dan membawa mikroskop harus selalu dalam posisi tegak dengan
satu tangan memegang erat pada lengan mikroskopndan tangan lainnya
menyangga pada dasar atau kakinya.
2. Mencondongkan posisi tabung,cukup dilakukan dengan memutar engsel
penggeraka sebagai titik putar,menegakkan kembali setelah selesai.
3. Mengusahakan agar lensa objektif lemah(4x atau 10x) berada satu poros
dibawah lensa okuler.
4. Posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.

8
5. Membersihkan sisa minyak imersi dengan menggunakan xylol sesegera
mungkin setelah pengamatan denagn menggunakan minyak imersi telah
berakhir dan mengeringkan dengan kain lap yang bersih.
6. Membersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap yang bersih dari
bahan halus(flanel) setiap akan menggunakan mikroskop (Nurhayanti,2011).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan hasil praktikum yang telah saya lakukan, mikroskop merupakan
salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. saya
dapat memahami fungsi dari bagian-bagian mikroskop, cara menggunakan mikroskop,
dan cara merawat mikroskop.

Adapun bagian-bagian dari mikroskop yaitu, lensa okuler untuk memperbesar


bayangan dari lensa objektif, tabung mikroskop sebagai pengubung lensa okuler dengan
lensa objektif, revolver untuk mengatur lensa objektif,, lensa objektif untuk melakukan
pembesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x. meja preparat sebagai tempat
menyimpan/meletakkan objek yang akan kita lihat, penjepit untuk menjepit objek yang
akan kita lihat sehingga tidak bergerak, makrometer untuk mengatur meja preparat secara
cepat, micrometer untuk mengatur meja preparat secara lambat/halus, makrometer
horizontal untuk mengatur penjepit pada meja preparat secara horizontal (depan-
belakang), mikrometer horizontal untuk mengatur penjepit pada meja preparat secara
horizontal (kiri-kanan), diafragma untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya, illuminator
sebagai sumber cahaya, tombol on/off untuk menyalakan dan mematikan mikroskop dan
yang terakhir lengan mikroskop yang berfungsi sebagai lengan penyangga atau pegangan
mikroskop.

B. Saran

Sebaiknya para praktikan dalam melaksanakan praktikum harus lebih tenang dan
mendengarkan dengan baik perkataan kakak-kakak pendamping praktikum agar
praktikum dapat berjalan dengan lancar, serta nantinya tidak mengalami kesulitan dalam
proses pembuatan laporan.

10
LAMPIRAN

11
ACARA II

Bentuk dan Struktur Sel Tumbuhan dan Hewan

12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada makhluk
hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri,
contohnya metabolisme zat yang menghasilkan energi untuk aktifitas kehidupan, tumbuh
dan berkembang biak, dan kemampuannya menganggai berbagai keadaan di
lingkungannya. Pada makhluk hidup bersel banyak, berbagai fungsi kehidupan dilakukan
oleh kelompok kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu jaringan, organ atau
membentuk suatu sistem.

Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke pada tahun
1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan
mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut.
Pada tahun 1831, Robert Brown mengatakan bahwa sel merupakan satu ruangan kecil
yang dibatasi oleh membran, yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma).
Protoplasma terdiri dari plasma sel atau sitoplasma dan inti sel atau nukleus. Di dalam inti
sel terdapat plasma inti atau disebut nukleoplasma. Beberapa tahun kemudian (1839)
seorang ahli fisiologi Jerman, Theodor Schwann, mengungkapkan bahwa semua
organisme tersusun atas sel.

Ahli fisika Jerman Rudolf Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang
sebelumnya. Teori “sel berasal dari sel” tersebut diperkuat oleh berbagai eksperimen ahli
mikrobiologi Prancis, Louis Pasteur, yang dilakukan antara tahun 1859-1861.( Kimball.
1992). Dalam jenjang organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup. Bahkan terdapat beraneka ragam bentuk kehidupan yang
hadir sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk
tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler; tubuh organisme semacam itu merupakan
hasil kerja sama antara banyak jenis sel yang terspesialisasi yang tidak dapat berthan
hidup dalam waktu lama secara sendirian. Akan tetapi, bahkan ketika tersusun ke dalam
tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya jaringan dan organ, sel merupakan unit

13
dasar bagi struktur dan fungsi organisme. Setiap tindakan organisme dimulai pada tingkat
seluler.

Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organism adalah salah satu dari dua tipe sel
yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan utama antara sel prokariotik dan sel
eukariotik adalah sel prokariotik tidak memiliki membrane inti sedangkan sel eukariotik
memiliki membrane inti, yang membedakan antara sel prokariotik dan sel eukariotik
adalah lokasi DNA nya. Dalam sel eukariotik sebagian besar DNA nya dalam oorganel
yang disebut nucleus. yang dibatasi oleh membrane ganda. Dalam sel prokariotik, DNA
terkonsentrasi diwilayah yang tidak terselubung oleh membrane yang disebut nukleoid.

Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan sel hewan dan tumbuhan.

B. Tujuan
Untuk mengetahui apakah sel itu benar organ struktural dan fungsional dari
organisme.
C. Manfaat
Agar dapat mengetahui apakah sel itu benar organ struktural dan fungsional dari
organisme.

14
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksana pada hari selasa, tanggal 24 November 2020, pukul 13.30
sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan di Labolatorium Mikrobiologi dan
Bioteknologi Fakultas Peternakan (FATERNA) Universitas Mataram.

B. Materi Praktikm
1. Alat Praktikum
a. Mikroskop binokuler elektrik
b. Pipet tetes
c. Kaca preparat
2. Bahan praktikum
a. Rendaman air jerami (untuk sel hewan)
b. Alium cepa atau bawang merah (untuk sel tumbuhan)
c. Aquades
d. lugol
D. Metode praktikum
1. Sel tumbuhan
a. Mengiris bawang merah tipis (ambil bagian paling tipis)
b. Menyiapkan kaca preparat
c. Menambahkan aquades pada kaca preparat
d. Menutup kaca preparat dengan cover glass
e. Melihat hasil pengamatan melalui mikroskop
2. Sel hewan
a. Mengmbil bagian paling dalam dari rendaman air jerami dengan pipa tetes
b. Menyiapkan kaca preparat
c. Menambahkan lugol pada kaca preparat
d. Menutup kaca preparat dengan cover glass
e. Melihat hasil pengamatan melalui mikroskop
E. Hasil dan Pembahasan

15
1. Hasil Praktikum

Nama Jaringan Gambar Keterangan


Jaringan Hewan 1. Silia
2. Tenggorokan
3. Makronukleus
4. Mikronukleus
5. Celah mulut
6. Rongga berdenyut
7. Rongga makanan
8. Partikel makanan
9. Vakuola makanan

Jaringan 1. Dinding sel


Tumbuhan 2. Sitoplasma
3. Nucleus

2. Pembahasan

Dari pengamatan yang telah saya lakukan pada acara 2 ini, pengertian sel adalah
struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen
mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel
tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas

16
metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap
rangsang, dan ciri hidup lainnya.
Dalam praktikum acara kedua ini kami mengamati bentuk dan struktur sel.
Berbagai macam bentuk sel kami jumpai. Saya mengamati umbi lapis bawang merah (
Allium cepa). Pada saat saya mengamati umbi lapis pada bawang merah ( Allium cepa )
dengan perbesaran 4 x 10 atau 40 kali, saya mengamati bahwa terdapat beberapa sel
didalamnya yang tampak dengan jelas, yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Bentuk
selnya heksagonal yang mana bentuk ini beraturan, hal ini di karenakan bawang merah
mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan polisakaridapektat,
yang mana ketiga komponen tersebut merupakan polisakarida. Dinding akan tumbuh serta
menjadi tebal dan kaku setelah menjadi tumbuhan dewasa.
Dalam sel terdapat organel-organel yang berfungsi secara khusus dalam
memenuhi kebutuhan sel itu sendiri dan organel-organel tersebut adalah mitokondria,
organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel bertujuan untuk mengahasilkan
energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel. Lisosom, Organel yang berperan dalam
pencernaan sel. Organel ini mengandung enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang
telah mati, rusak atau sudah tua. Aparatus Golgi, Organel yang berperan dalam sekresi
produk, baik protein, polisakarida maupun lemak. Retikulum Endoplasma (RE), organel
yang berperan dalam sintesis produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di
bagian permukaannya terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE yang tidak memiliki
ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan RE halus berfungsi
dalam sintesis lemak dan sterol.
Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol berfungsi menarik
kromosom ke arah kutub yang berlawanan. Plastida, organel yang mengandung pigmen
(warna). Vakuola, organel yang berfungsi dalam penyimpanan cadangan makanan,
minyak atsiri dan sisa metabolisme sel. Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur
tabung. contohnya flagela (untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel
(untuk pembelahan sel). Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen (benang).
berfungsi dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot. Badan Mikro, ada dua macam
badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung enzim katalase) dan Glioksisom
(mengandung enzim katalase dan oksidase).

17
Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi bentuk sel dan
sebagai pelindung sel. Membran plasma, tersusun atas lemak- lemak protein atau
lipoprotein. Mengatur keluar masuknya zat, menyampaikan tanda dan menerima
rangsangan serta pertahanan. Sitoplasma, cairan setengah kental yang mengandung bahan
kimia organis dan anorganis serta terdapat organel didalamnya. Sitoplasma merupakan
tempat terjadinya atau berlangsungnya metabolisme sel.
Dalam sitoplasma terdapat organel-organel yaitu retikulum endosplasma, ribosom,
aparathus golgi, lisosom, mitokondrea, plastid dan sentriol. Inti sel merupakan organ
terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat
atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini berperan penting
dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada beberapa sel
yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Komposisi nukleus
terdiri atas membran nukleus, matriks, dan anak inti.
Jaringan tumbuhan yang sifatnya masih meristem atau masih muda bentuk sel
cenderung hampir seragam dan kebanyakan isodiametris, artinya diameter panjang dan
lebarnya relatif sama. Pada jaringan yang berfungsi sebagai jaringan pelindung di mana
fungsinya menutup permukaan tubuh, maka sel selpenyusunnya relatif pipih dan lebar;
misalnya jaringan epideris pada permuaan daun maupun batang. Jaringan pengangkut
yang fungsinya mengagkut air dan mineral dari tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan mempunyai bentuk panjang
panjang.
Struktur sel htumbuhan relatif mempunyai bentuk yang stabil karena mempunyai
dinding sel. Sel hewan bentuknya tidak ditentukan oleh adanya dinding sel tetapi lebih
ditentukan oleh kedudukannya terhadap sel sel lain di dalam jaringan serta fungsinya.
Yang berpengaruh terhadap bentuk sel hewan adalah mikro filamen dan mikro tubula
yang berperan sebagai endoskeleton sel.
Saat mengamati sel hewan dengan perbesaran dari lemah ke kuat tepatnya 4 x 10
atau 40 kali perbesaran, terlihat bahwa terdapat membran sel yang melindungi sel epitel
rongga mulut, sitoplasma dan inti sel atau nukleus. Pada sel hewan bentuknya tidak
beraturan. Hal ini dikarenakan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, karena dalam
dinding sel terdapat kandungan lignin atau zat kayu yang menyebabkan kaku, apabila
dinding sel terdapat pada sel hewan akan menyebabkan hewan tersebut tidak bisa

18
bergerak secara aktif. Pernyataan ini adalah salah satu yang membedakan antara sel
hewan dan sel tumbuhan.
Sel hewan mempunyai Isi sel yang hampir sama dengan Sel Epidermis Bawang
Merah. Di dalam Sel hewan terdapat inti sel yang mengontrol aktivitas sel dengan
mengelola ekspresi sel dan juga terdapat cairan sitoplasma yang mendukung segala
aktivitas makhluk hidup.
Dalam pengamatan, saya tidak melihat adanya dinding sel dan plastid. Sel ini
memiliki bentuk yang tidak beraturan dan batasan-batasan antara sel satu dengan sel lain
juga kurang jelas atau nyata, hal ini disebabkan karena Sel hewan yang tidak memiliki
dinding sel yang berfungsi untuk memberikan bentuk pada sel.
Dasar teori yang saya gunakan berasal dari Robert Brown (1831) yang
mengatakan bahwa dalam sel hidup kehadiran inti sel sangat penting.Selain itu, saya juga
mengambil pendapat dari Schleiden dan T Schwann (1804-1881 dan 1810-1882) yang
membuktikan bahwa sel hidup bukanlah kamar kosong, melainkan berisi cairan
sitoplasma yang mendukung segala aktivitas dasar makhluk hidup.
Jadi, selama sel itu mempunyai Isi sel seperti inti sel dan cairan sitoplasma, sel
tersebut dapat dikatakan sel hidup. Disini kita juga dapat melihat bahwa adanya
perbedaan antara Sel hewan dan Sel tumbuhan salah satunya adalah tidak terdapatnya
dinding Sel di Sel Hewan yang dimiliki oleh Sel Tumbuhan.

 Perbedaan jaringan hewan dan tumbuhan

Jaringan Hewan Jaringan Tumbuhan


a. Tidak memiliki dinding sel a. Memiliki dinding sel dan
b. Tidak memiliki plastida membrane sel
c. Memiliki lisosom b. Umumnya memiliki plastida
d. Memiliki sentrosom c. Tidak memiliki lisosom
e. Timbunan zat berupa lemak dan d. Tidak memiliki sentrosom
glikogen e. Timbunan at berupa pati
f. Bentuk tidak tetap f. Bentuk tetap
g. Pada hewan tertentu memiliki vakuola g. Memiliki vakuola berukuran besar
berukuran kecil atau sedikit h. Memiliki kloroplas

19
h. Tidak memiliki kloroplas

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikukum yang telah dilakukan, sel merupakan unit terkecil dari
makhluk hidup. Pada dasarnya sel hewan dan sel tumbuhan memiliki persamaan dasar
mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel-selnya. Tetapi ada beberapa perbedaan
pada sel hewan dan sel tumbuhan berdasarkan organelnya. Sel hewan tidak memiliki
dinding sel, kloroplas, vakuola tetapi sel hewan memiliki sentrosom, lisosom dan sentriol
sedangkan sel tumbuhan memiliki memiliki dinding sel, vakuola, kloroplas tetapi tidak
memiliki sentrosom, lisosom dan sentriol. Berikut ini adalah organel-organel yang sama-
sama dimiliki oleh sel hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya :

Bagian-bagian sel Fungsi


Membran sel Melindungi isi sel dan alat transportasi
Dinding sel Memberi bentuk sel tumbuhan dan
melindingi isi sel
Nukleus Pengendali seluruh kegiatan sel
Sitoplasma Sumber bahan kimia dan tempat reaksi
metabolism
RE Tempat sintesis protein
Ribosom R Tempat sintesis protein
Lisosom Penghasil enzim hidrolitik dan pencernaan
Aparatus Golgi Ekskresi sel dan pembentukan lisosom
Mitokondria Penghasil enegi ( respirasi sel )

Jaringan tumbuhan yang sifatnya masih meristem atau masih muda bentuk sel
cenderung hampir seragam dan kebanyakan isodiametris, artinya diameter panjang dan
lebarnya relatif sama. Pada jaringan yang berfungsi sebagai jaringan pelindung di mana
fungsinya menutup permukaan tubuh, maka sel selpenyusunnya relatif pipih dan lebar;
misalnya jaringan epideris pada permuaan daun maupun batang. Jaringan pengangkut yang

21
fungsinya mengagkut air dan mineral dari tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan mempunyai bentuk panjang panjang.

Struktur sel humbuhan relatif mempunyai bentuk yang stabil karena mempunyai
dinding sel. Sel hewan bentuknya tidak ditentukan oleh adanya dinding sel tetapi lebih
ditentukan oleh kedudukannya terhadap sel sel lain di dalam jaringan serta fungsinya. Yang
berpengaruh terhadap bentuk sel hewan adalah mikro filamen dan mikro tubula yang
berperan sebagai endoskeleton sel.

B. Saran
Sebelum praktikum dimulai, hendaknya praktikan dan asisten laboratorium
mengecek kembali alat dan bahan yang akan digunakan. Agar ketika praktikum dimulai
kegiatan dapat berjalan lancar tanpa kurangnya suatu alat apapun.

22
LAMPIRAN

23
Acara III

Histologi

Jaringan Hewan dan Tumbuhan

24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun
pertumbuhan pada tumbuhan . Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat
satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh
matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi
jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentu, susunan, dan fungsi
yang sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun
dari satu tipe sel) dan jaringan kompleks (tersusun dari banyak tipe sel). Berbagai macam
jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun
hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam jaringan yang terdapat pada
tumbuhan dan hewan. .
Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang. Pada
saat itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan
berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan
membentuk jaringan
Jaringan utama penyusun hewan dan manusia ada empat macam, yaitu : jaringan
epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf. Seperti yang kita ketahui,
dunia menyimpan bermacam kehidupan antara lain tumbuhan dan hewan. Dua objek
kajian biologi ini cukup menarik untuk ditelusuri kehidupannya. Berbicara tentang hewan
dan tumbuhan tidak akan lepas dari struktur yang menjadi dasar kita untuk mempelajari
kedua makhluk ini.

Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan


muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan
dewasa yang tidak membelah.
Perlu kita pahami, jika berbicara tentang struktur tumbuhan dan hewan kita akan
berhadapan langsung dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyusun dari
tumbuhan dan hewan tersebut sehingga membentuk struktur yang fungsional, yaitu
25
jaringan. Oleh karena itu, agar kita dapat mengetahui dan melihat bentuk jaringan hewan
dan tumbuhan praktikum ini perlu untuk dilakukan.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan melihat bentuk jaringan hewan dan tumbuhan.

C. Manfaat
Agar dapat mengetahui dan melihat bentuk jaringan hewan dan tumbuhan.

26
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksana pada hari selasa, tanggal 24 November 2020, pukul 13.30
sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan di Labolatorium Mikrobiologi dan
Bioteknologi Fakultas Peternakan (FATERNA) Universitas Mataram.

B. Materi Praktikum
1. Alat praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop binokuler elektrik

C. Bahan praktikum

1. Kacang tanah (dikotil)


2. Jagung (monokotil)
3. Preparat awetan jaringan otot hewan

D. Metode praktikum
1. Jaringan tumbuhan
a. Meletakkan preparat kacang tanah (dikotil) dan jagung (monokotil) yang akan
diamati di atas meja preparay menggunakan mikroskop pada perbesaran 40x
b. Menggambar hasil pengamatan secara skematis
c. Membandingkan anatomi antara dikotil dan monokotil dari tiap tumbuhan
2. Jaringan hewan
a. Meletakkan preparat objek di bawah mikroskop
b. Memperhatikan bentuk/struktur selnya

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Praktikum

a. Jaringan otot pada hewan

Gambar Keterangan
27
 Otot polos 1. Inti sel
2. Membran plasma

 Otot jantung 1. Inti sel (nucleus)


2. Membran plasma
3. Serat otot

 Otot saraf 1. Dendrit


2. Badan sel
3. Badan sel
4. Akson (naurit)
5. Myelin
6. Nadus ranvier

28
b. Penampang melintang akar jagung dan kacang tanah
Gambar Keterangan
 Akar Jagung (Zea mays) 1. Epidermis
2. Floem
3. Xilem
4. Korteks

 Akar Kacang tanah 1. Epidermis


2. Xilem
3. Floem
4. Berkas pengankut
5. Korteks

2. Pembahasan

Dalam kegiatan praktikum yang saya lakukan pada hari selasa, mengenai jaringan
pada tumbuhan dan hewan. Pada kegiatan praktikum tersebut ada beberapa preparat
jaringan hewan maupun tumbuhan yang dijadikan objek pengamatan. Preparat awetan
jaringan hewan yang kami amati diantaranya ; jaringan otot jantung, jaringan otot polos
dan jaringan syaraf. Sedangkan jaringan tumbuhan yang kami amati diantaranya ;
jaringan akar dikotil ( kacang tanah) dan jaringan akar monokotil ( akar jagung ).

a. JARINGAN TUMBUHAN
29
Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan
muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan
dewasa yang tidak membelah.

1) Hasil Pengamatan Akar Kacang Tanah ( Arachis hipogea )

Penampang akar tumbuhan dikotil ( Arachis hipogea ) atau lebih dikenal dengan
kacang tanah. Pada pengamatan awetan preparat tersebut, kami menggunakan
perbesaran 40X. Pada gambar hasil pengamatan, didapatkan beberapa bagian
penyusun akar tumbuhan tersebut. Bagian bagian tersebut diantaranya ; epidermis,
korteks, empulur, floem, xylem dan kambium.
Epidermis merupakan bagian terluar dari akar tumbuhan ini. Jaringan epidermis
terdiri atas satu lapis sel. Seperti halnya daun, jaringan epidermis ini berfungsi
sebagai pelindung jaringan di dalamnya. Selain itu juga memberi bentuk pada akar.
Sel sel penyusun jaringan epidermis ini berdinding tipis dan cenderung tersusun
rapat. Sehingga tidak terdapat rongga di antara sel sel penyusunnya.
Korteks merupakan bagian dalam setelah jaringan epidermis. Korteks terletak
pada bagian akar tmbuhan. Pada bagian korteks ini, sel sel penyusunnya memiliki
dinding tipis dan mempunyai banyak ruang antar sel. Pada gambar hasil pengamatan,
korteks tampak hanya satu lapis. Ini mungkin dikarenakan perbesaran mikroskop
yang digunakan masih kurang atau pengamatan yang dilakukan kurang fokus.
Di bagian dalam dari korteks terdapat berkas pengangkut. Pada berkas pengangkut
ini, terdapat beberapa bagian yang menyusunnya. Bagian bagian tersebut diantaranya
; floem, kambium, xilem dan empulur. Keempat bagian tersebut membentuk
lingkaran dari ujung akar sampai pada ranting ranting tumbuhan.
Xilem dan floem merupakan satu kesatuan berbentuk segitiga yang dipisahkan
oleh kambium. Floem merupakan bagian terluar dari berkas pengangkut yang
berfungsi untuk mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Kambium berfungsi sebagai pemisah antara xilem dan floem. Floem memiliki fungsi
sebagai pengangkut mineral dan unsur unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan
sebagai bahan dalam proses fotosintesis. Empulur merupakan bagian tengah dari
suatu akar tumbuhan.

30
2) Hasil pengamatan akar jagung ( Zea mays )

Pengamatan tersebut kami lakukan dengan menggunakan objek preparat


penampang melintang akar jagung. Pada pengamatan tersebut, digunakan perbesaran
40X. Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, didapat gambar dengan bagian
bagian yang begitu tampak jelas. Bagian bagian teramati diantaranya; epidermis dan
berkas pengangkut.
Epidermis merupakan bagian terluar dari akar tanaman ini. Pada bagian epidermis
ini, sel sel penyusunnya tersusun rapat, berdinding tipis dan tidak terdapat ruang
antar sel. Jaringn epidermis berfungsi melindungi bagian di dalamnya. Pada bagian
dalam dari epidermis terdapat korteks. Akan tetapi korteks dari pengamatan kami
tidak tampak. Hal ini mungkin disebabkan karena perbesaran yang digunakan masih
kurang. Sehingga yang tampak adalah berkas pengangkut.
Seperti halnya batang tanaman dikotil, tanaman monokotil berkas pengangkutnya
juga terdiri atas xilem dan floem. Pembedanya hanyalah susunannya dan tidak
adanya kambium pada tanaman monokotil. Pada tanaman monokotil, xilem dan
floem memiliki kedudukan berdampingan. Xilem meropakan bagian yang tampak
cerah atau terlihat ruang ( celah ). Sedangkan pada floem, tersusun atas sel sel yang
cenderung merapat. Sehingga dalam pengamatan, floem tampak seperti sel yang
menyelubunginya.
Setiap makhluk hidup tersusun atas bejuta juta sel. Dari sel sel tersebut kemudian
terbentuk jaringan yang merupakan gabungan dari sel sel yang memiliki fungsi
sama. Jaringan dibedakan menjadi dua berdasarkan jenis makhluk hidup yang
memilikinya. Yaitu jaringan pada hewan dan jaringan pada tumbuhan. Jaringan
hewan dan tumbuhan jelas memiliki perbedaan yang mendasar. Berdasarkan sel
penyusunnya saja sudah berbeda. Maka tidak heran jika jaringan pada tumbuhan dan
jaringan pada hewan berbeda.
Jaringan pelindung terdiri dari jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan
epidermis tersusun atas sel sel yang berdinding tebal dan tersusun rapat. Jaringan ini
terletak di bagian luar dari tubuh tumbuhan. Di bagian dalam dari jaringan epidermis
terdapat jaringan gabus. Fungsi dari jaringan gabus ini adalah untuk menggantikan
fungsi perlindungan oleh jaringan epidermis ketika epidermis hilang, rusak, atau

31
sudah tidak aktif lagi. Jaringan dasar adalah jaringan yang terletak hampir di semua
bagian tumbuhan. Jaringan dasar ini tersusun atas sel sel hidup yang berdinding tipis
dan memiliki vakuola besar. Vakuola besar ini digunakan untuk menyimpan
cadangan makanan. Jaringan penguat adalah jaringan penyusun tubuh tumbuhan
yang berfungsi sebagai penguat atau memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan ini
tersusu atas jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan pengangkut terdiri dari
floem dan xilem. Floem berfungsi menyalurkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan. Sedangkan xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari dalam
tanah guna keperluan dalam fotosintesis.
Jaringan pengangkut antara tanaman dikotil dan monokotil memiliki perbedaan.
Pada tanaman dikotil jaringan pengangkut berbentuk melingkar dan memanjang dari
akar sampai ujung tanaman. Xilem dan floem merupakan satu bagian berbentuk
bintang melingkari empulur yang dipisahkan oleh kambium. Floem terletak di
bagian luar dari kambium dan memiliki bentuk lebih besar. Sedang floem berada di
bagian dalam dari kambium dekat dengan empulur dan bagiannya lebih kecil. Pada
tanaman monokotil, xilem dan floem beradampingan pada satu bagian tertentu dan
tersebar . Floem dan xilem tidak dpisahkan oleh kambium karena pada tanaman
monokotil tidak ditemukan kambium. Floem adalah bagian yang agak gelap karena
tersusun atas sel sel yang agak rapat. Sedangkan xilem merupakan bagian yang
terang karena jarak antar sel selnya cenderung renggang.

b. JARINGAN HEWAN

Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen (benang)
aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot
memendek dan memanjang. Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif.
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot.
Serabut otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau
membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut
sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik anggota gerak
maupun organ organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat gerak
aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga

32
dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut. Otot dibedakan
menjadi 3 jenis, seperti berikut.

1) Pengamatan jaringan otot polos


a) Defenisi : jaringan otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong.
b) Fungsi : memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang
saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter
pembuluh darah dan gerakan pupil mata.
c) Struktur : bentuk serabut panjang(serabut serabut fibril) seperti kumparan,
dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah
sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-
garis.
d) Kontraksi : tidak menurut kehendak (invontary) atau diluar kendali sistem
saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
e) Letak : organ-organ bagian dalam tubuh, seperti saluran pencernaan, kandung
kemih, pembuluh nadi, dan pembuluh balik.

Jaringan otot polos yang diperbesar 40 kali. Berdasarkan hasil


pengamatan didapat hasil gambar bentuk sel seperti gelondong yang memiliki
ujung runcing dan bercabang. Setiap satu sel memiliki satu inti ditengah sel.
Otot polos menghasilkan gerak peristaltic yang mana otot ini bekerja secara
tidak sadar atau tidak di bawah kendali.
Struktur otot polos memanjang. Terletak pada saluran pencernaan,
saluran pernapasan, pembuluh darah, dan pembuluh limfe. Karakteristik otot
polos adalah bentuk sel memanjang dengan ujung meruncing, berinti satu di
tengah, merupakan otot tak sadar, dipengaruhi saraf otonom, reaksi terhadap
rangsang lambat, dan tidak mudah lelah sehingga dapat berfungsi untuk
melangsungkan gerakan di luar kehendak, contohnya gerakan zat/makanan
pada saluran pencernaan dan mengontrol diameter pembuluh darah serta biji
mata.
Pada pengamatan antara otot polos dan otot lurik terdapat beberapa
perbedaan. Diantaranya adalah letak inti sel, dimana otot polos letak inti
selnya berada ditengah. Sedangkan otot lurik inti selnya berada ditepi. Jumlah
33
sel, pada otot polos jumlah inti sel untuk setiap selnya adalah satu, sedangkan
otot lurik memiliki inti sel banyak dalam satu selnya. Bentuk dari otot polos
berbeda dengan otot lurik. Pada otot polos bentuknya seperti gelondong
sedangkan otot lurik berbentuk memanjang dan berlurik-lurik.
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan
memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron.
Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik
melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari system saraf
tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja
lambat, bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah
lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai
3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, misalnya, usus, lambung,
ginjal, pembuluh darah.

2) Pengamatan Otot Jantung


Dalam melakukan kegiatan pengamatan terhadap preparat jaringan otot
jantung, saya dapatkan gambar seperti jaringan pada otot polos ( otot organ dalam
). Pengamatan tersebut kami lakukan dengan perbesaran 400X. Pada gambar hasil
pengamatan tersebut terlihat inti sel dan membran plasma. Tidak terlihat
percabangan diantara sel selnya. Hal ini berbeda sedikit dengan teori yang
menyebutkan bahwa otot jantung bercabang dan memiliki inti satu di tepi.
Perbedaan hasil pengamatan dengan teori ini disebabkan karena pengamatan yang
dilakukan kurang teliti atau mungkin juga disebabkan perbesaran yang digunakan
kurang bagus. Sehingga gambar hasil pengamatan yang terlihat kurang jelas dan
tampak seperti jaringan otot polos.
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja.
Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik
melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk
rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot
jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan
tidak mudah lelah.

34
3) Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun oleh selsel saraf yang disebut neuron. Neuron ini
banyak dan bercabangcabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain.
Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung
saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion.
Ganglionganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan
sumsum tulang belakang. Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau
stimulan dari luar yang ditangkap oleh dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel.
Jaringan saraf mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma
yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia
yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh
hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan
golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai
makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya.
Dari badan sel impuls akan diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang
akan menyampaikan impuls ke sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan ke organ
efektor. Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk
ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori
membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b. Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat
susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar.
Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon
tubuh.
c. Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan
motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf
yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama

35
saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit
neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah
meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps
mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut
neuron transmitter.

36
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jaringan yang
terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang berbeda. jaringan
tumbuhan dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup itu sendiri. Bermula dari
sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan sel yang berbentuk dan
berfungsi sama itu akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan tersebut akan
membentuk organ yang nantinya akan menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara
kontunitas. Setiap penyusun dari jaringan baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi
yang dijalankan sesuai dengan organel yang telah tersedia sesuai dengan fungsi dan
bentuknya masing-masing.
Jaringan penyusun pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan
maristem ( embrional ) dan jaringan dewasa. Jaringan maristem sel sel penyusunnya
masih muda dan mudah melakukan pembelahan diri. Sedang jaringan dewasa, sel sel
penyusunnya sudah terdiferensiasi menjadi jaringan tertentu yang memiliki fungsi
tertentu. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat
dan jaringan pengangkut.
Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan otot, jaringan
ikat dan jaringan saraf . jaringan epitel merupakan jaringan penyusun tubuh hewan yang
tersusun rapat dan tidak terdapat ruang antar sel. Jaringan otot merupakan jaringan
penyusun organ hewan yang sel selnya berbentuk serabut memanjang. Jaringan ikat
merupakan jaringan yang sel sel penyusunnya memiliki letak berjauhan antara satu dan
yang lainnya. Jaringan saraf merupakan jaringan yang mengkoordinasi segala kegiatan
dan tanggapan terhadap apa yang terjadi pada tubuh kita.
Jaringan pelindung diantaranya jaringan epidermis dan jaringan gabus yang
letaknya di bagian luar dari tumbuhan dan berfungsi melindungi tumbuhan. Jaringan
dasar terletak hampir di semua bagian tumbuhan, seperti korteks dan empulur. Jaringan
dasar tersebut tersusun atas sel sel parenkim. Jaringan penguat adalah jaringan yang
menguatkan atau memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan penguat terdiri atas jaringan
kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan pengangkut terdiri dari dua bagian penting,

37
yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara yang dibutuhkan
tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Sedangkan floem berfungsi mengangkut
hasil fotosintesis untuk disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan.

B. Saran
Sebaiknya para praktikan perlu memahami terlebih dahulu mengenai bahan yang
akan diamati, agar saat praktikum tidak mengalami kesulitan. Selain itu, praktikan juga
harus sabar dan tekun untuk mengamati jaringan yang ada pada mikroskop.

38
LAMPIRAN

39
ACARA 1V

Organologi

Organ Reproduksi

40
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai alat gerak aktif.
Perlu adanya alat bantu dalam proses reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Bunga
(flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga. Organ
reproduksi (benang sari dan putik) terdapat pada bunga.
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan
berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah.
Buah adalah struktur yang membawa biji. Morfologi dari suatu bunga dapat menjadi dasar
bagi klasifikasi tanaman. Tanaman yang memiliki system kekerabatan dekat umumnya
memiliki ciri atau morfologi bunga yang hampir sama.
Pengetahuan tentang morfologi bunga dapat mempermudah kita dalam
menentukan metode pemuliaan yang dapat diterapkan serta dapat menentukan jenis
penyerbukannya. Proses penting dalam daur hidup suatu tanaman adalah penyerbukan dan
pembuahan. Penyerbukan (pollination) merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari ke
kepala putik. Penyerbukan merupakan tahap awal dari terbentuknya individu atau
tanaman baru. Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan angin, air,
manusia, serangga atau hewan lainnya dan lain-lain.
Bunga merupakann organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga
dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai
hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung
banyak bunga
Bunga sepatu memiliki adalah bunga tunggal berbentuk terompet,yang mengalami
perkawainan secara generatif,berasal dari daerah tropis semenanjung malaya yang disebut
dengan nama famili: malvaceae dijadikan sebagai obat heral karena bunga sepatu
memiliki banyak manfaat untuk berbagai macam penyakit.
Oleh karena itu, praktikum ini sangat penting dilakukan karena pengetahuan
tentang struktur penyusun dan perkembangbiakan tumbuhan dapat mempermudah kita
dalam menentukan metode pemuliaan yang dapat diterapkan serta dapat menentukan jenis

41
penyerbukannya, serta proses penting dalam daur hidup suatu tanaman adalah
penyerbukan dan pembuahan.

B. Tujuan
Untuk mengetahui struktur penyusun dan perkembangbiakan tumbuhan dengan
menggamati bunga kembang sepatu.

C. Manfaat
Agar dapat mengetahui struktur penyusun dan perkembangbiakan tumbuhan
dengan menggamati bunga kembang sepatu.

42
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksana pada hari Jum’at, tanggal 27 November 2020, pukul 14.00
sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan di Labolatorium Mikrobiologi dan
Bioteknologi Fakultas Peternakan (FATERNA) Universitas Mataram.

B. Materi Praktikum
1. Alat praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis yaitu buku dan pena

2. Bahan praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bunga kembang sepatu

C. Metode Praktikum
1. Mengambil setangkai bunga kembang sepatu
2. Mengamati bagian dalam dan luar dari bunga kembang sepatu
3. mencatat setiap hasil pengamatan bagian-bagian bunga kembang sepatu

43
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Praktikum

No Gambar Bunga Keterangan


1. 1. Receptacle = dasar bunga
2. Ovum = bakal biji
3. Sepal = mahkota bunga
4. Ovarium = bakal buah
5. Stilus = tangkai putik
6. Stigma = kepala putik
7. Antena = kepala sari
8. Filament = benang sari
9. Petal = mahkota
10. Carpel = putik
11. Stamen = benang sari

2. Pembahasan

Dari pengamatan yang telah saya lakukan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis Linn) ini merupakan bunga tunggal. Bunga ini memiliki bagian-bagian yang
kompleks seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, sehingga disebut dengan
bunga lengkap. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) tumbuh pada ketiak
daun. Bunga ini disebut juga dengan bunga sempurna karen memiliki benang sari dan
putik.

Nama :Bunga Kembang sepatu

Famili : Malvaceae

Spesies : H. Rosa-sinensis

Tipe bunga : bunga lengkap, bunga sempurna

Nama Latin : Hibiscus rosa-sinensisL.

44
Mahkota bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) memiliki fungsi
untuk menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses penyerbukan.
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) memiliki fungsi sebagai tanaman
obat yang memiliki khasiat anti inflamasi, diuretic, analgesic, sedative dan ekspetoran.

a. STRUKTUR PENYUSUN
1) Benang Sari
Benang sari merupakan organ reproduksi jantan pada bunga Setiap benang
sari umumnya terdiri dari tangkai sari, dan, pada ujung tangkai sari, kepala sari
atau bunga. Bunga pada umumnya terdiri dari empat kotak sari, disebut
mikrosporangia.
Perkembangan dari mikrosporangia dan spora haploid yang terkandung di
dalamnya adalah serbuk sari) mirip dengan mikrosporangia pada tumbuhan
gymnospermae seperti pinus dan lumut.

Serbuk sari dilepaskan dari anter, lalu jatuh, atau terbawa oleh agen eksternal
angin, air, atau hewan ke putik bunga yang sama maupun bunga lain sehingga
terjadilah proses penyerbukan.

2) Tangkai Bunga
Tangkai bunga adalah bagian bunga yang berada pada bagian bawah bunga.
Bagian ini mempunyai nama latin yaitu Pedicellus.
Tangkai Bunga memiliki fungsi yang berbeda dengan bagian induk tangkai.
Bagian tangkai bunga merupakan bagian yang berada di bawah bunga paling
terakhir diantara bagian-bagian yang lainnya.
Tangkai bunga sendiri berfungsi sebagai penopang dan penghubung antara
tangkai bunga dengan ranting. Pada dasarnya bagian ini sering sekali digunakan
sebagai tempat untuk memetik sebuah bunga. sehingga tempatnya berada dibawah
bunga itu sendiri.

3) Dasar Bunga

45
Dasar bunga berada pada bunga bagian bawah yakni di atas tangkai bunga.
Bagian ini adalah bagian ujung bunga sesudah bagian tangkai bunga.
Dasar bunga memiliki sebuah bahasa latin yaitu Receptacle. Bagian dasar
bunga memiliki fungsi sebagai tempat meletakkan dan bertumpunya mahkota dan
bagian-bagia bunga lainnya.

4) Kelopak Bunga
Kelopak bunga adalah bagian bunga paling luar yang menyelimuti mahkota
ketika masih kuncup. Fungsi dari kelopak bunga yaitu untuk melindungi mahkota
bunga ketika masih kuncup dan akan terbuka jika mahkota mekar.
Kelopak bunga pada umumnya warna dan bentuknya menyerupai daun.
Bagian ini adalah bagian terpenting dari suatu tanaman. Ketika bunga sudah mulai
mekar, maka kelopak bunga akan ikut membuka, dan membiarkan bunga tersebut
untuk mekar.
Ketika bunga tersebut sudah mekar sempurna, kelopak bunga akan
membentuk seperti bagian dasar dari sebuah bunga, dengan warna hijau daun.

5) Mahkota Bunga

Mahkota bunga adalah bagian bunga yang paling indah dan berwarna-warni.
Mahkota bunga biasa disebut dengan perhiasan bunga.

Keindahan mahkota bunga sangat menarik bagi serangga untuk segera


hinggap dan membantu proses penyerbukan.
Mahkota bunga atau nama lainnya corolla dengan corak beraneka ragam
menjadikannya sasaran utama bagi serangga untuk dapat memperoleh benang sari.
Kemudian bagian selajutnya yaitu tagkai daun bunga atau dengan nama
ilmiahnya brachteola. Adapun fungsi dari bagian tangkai bunga adalah sebagai
daun pelindung. Letak tangkai bunga persis di pangkal tangkai bunga tersebut.

6) Daun Pelindung (Brachtea)

Bagian pelingdung bunga (Brachtea), bagian ini berbeda dengan kelopak


bunga, karena Brachtea adalah daun terakhir yang menjadi tempat tumbuhnya
46
bunga. Jadi, pada bagian ketiak daun ini, sang bunga akan berkembang serta
tumbuh.

7) Kepala Putik (Stigma)


Kepala puti atau sigma berfungsi sebagai tempat melekat dan masuknya
polen yang berasal dari kepala sari untuk kemudian ditransfer ke bagian
ovarium/inti telur melalui tabung serbuk sari

8) Tangkai Putik (Stilus)


Tangkai putik atau stilus berfungsi untuk dapat menyangga kepala putik agar
tetap berada pada posisi yang telah ditentukan.

Tangkai putik ini mempunyai rongga atau saluran tabung serbuk sari yang
merupakan tempat untuk lewatnya polen yang berasal dari kepala sari yang
kemudian akan diteruskan menuju inti generatif (ovarium) untuk kemudian
terjadinya pembuahan.

9) Bakal Buah (Ovarium)


Bakal buah atau ovarium berfungsi sebagai tempat terjadinya sebuah
pembuahan, dimana terjadi peleburan antara gamet jantan dengan gamet betina,
sehingga dimungkinkan terbentuknya bakal buah.

10) Bakal Biji (Ovulum)


Bakal biji atau ovulum berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
pembentukkan biji untuk kemudian dapat menghasilkan biji yang matang. Ovulum
sangat berperan aktif dalam upaya pelestarian tanaman agar tetap ada generasi
berikutnya.

Fungsi dari bagian-bagian bunga sangat penting untuk perkembangan bunga, jika
salah satu bagian bunga ini tidak berfungsi maka kemungkinan bunga tidak akan
berkembang dengan baik, bahkan mati.

b. KELENGKAPAN BUNGA

47
1) Bunga Sempurna

Kelompok bunga yang disebut bunga sempurna merupakan bunga yang


mempunyai dua alat perkembangbiakan dalam satu bunga. Artinya, putik dan
benangsari menyusun pada bagian-bagian bunga sempurna.

2) Bunga Lengkap

Kategori bunga lengkap dapat dilihat dengan adanya kelopak bunga, mahkota
bunga, putik, dan benang sari. Contoh bunga lengkap bisa dilihat pada bunga
sepatu, bunga mawar, bunga bakung, dan sejenis bunga lainnya.

Kesimpulan yang dapat diambil, bunga sempurna adalah bunga lengkap.


Namun, bunga sempurna belum tentu masuk kedalam kategori bunga lengkap.

3) Bagian Steril
Pada bagian steril sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu:

Ibu tangkai bunga “pedunculus” adalah aksis perbungaan sebagai lanjutan


dari batang atau cabang. Tangkai bunga “pedicellus” adalah cabang terakhir yang
dimana fungsinya untuk mendukung bunga.

Dasar bunga “receptacle” adalah ujung tangkai bunga sebagai tempat


bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain “batang”. Daun pelindung “brachtea”
adalah daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga. Daun tangkai “brachteola”
adalah daun pelindung yang letaknya dipangkal tangkai bunga.

Perhiasan bunga yang ada di bunga sepatu, terdiri dari beberapa perhiasan
bunga yaitu:

a) Daun kelopak “sepal” adalah daun perhiasan bunga yang paling pangkal
pada umumnya berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak
bunga “calyx”.
b) Daun mahkota “petal” adalah daun perhiasan bunga yang berwarna-
warni. Daun mahkota ini berkelompok membentuk sebuah mahkota
bunga “corolla”.
48
Secara anatomi, daun kelopak dan daun mahkota bunga kembang sepatu
memiliki struktur sama yakni terdapat banyak sel parenkimatis, dimana parenkim
ini disebut dengan mesofil. Parenkim terletak di antara bagian epidermis bawah
dan epidermis atas.

Daun kelopak biasanya mempunyai struktur sederhana, dimana di bagian


luarnya dilapisi oleh stomata, kutin dan trikomata.

Sel-sel daun kelopak juga mengandung zat hijau daun atau “Klorofil”. Dan
sementara itu, sel-sel daun mahkota bunga kembang sepatu mempunyai banyak
berkas jaringan pengangkut yang ukurannya kecil.

Pada daun mahkota ini mempunyai epidermis yang berbentuk khusus berupa
tonjolan yang disebut dengan papila yang dilapisi oleh kutikula.

4) Bagian Fertil
Bagian fertil terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Mikrosporofil yang berwujud benang sari “stamen” yang terdiri dari
kepala sari “anthera” yang berisi serbuk sari “polen”, tangkai sari ”
filamen” dan pendukung kepala sari.
b) Makrosporofil yang berupa daun buah “carpell” yang terdiri dari bakal
biji “ovalum” dan secara kolektif membentuk putik “pistillum” yang
akan menjulur ke laur dari dasar bunga tersebut.

Putik dan benang sari pada bunga kembang sepatu mempunyai struktur yang
sangat berbeda. Yang dimana secara umum benang sari terdiri atas kepala sari dan
tangkai sari.

Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar berupa banyak sel Parenkimatis
yang mempunyai vakuola yang tak beruang antar sel. Pada epidermis tangkai sari
terdapat beberapa trikomata, kutila dan stomata.

Kepala sari memiliki struktur yang sangat kompleks terdiri atas dinding yang
berlapis dan di bagian paling dalam terdapat ruang sari “lokulus” yang berisi butir-
butir serbuk sari. Untuk jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis
tumbuhan adalah berbeda-beda.
49
c. PERKEMBAGBIAKAN BUNGA SEPATU
Pada tanaman terdapat organ untuk berkembang biaknya benih atau bibit
bunga. Berkembangnya bunga melalui proses penyerbukan, yaitu berpindahnya bibit
jantan (male gametes) pada bibit betina (female gametes) dan menghasilkan sel baru
yang disebut buah atau biji. Peristiwa ini disebut juga jatuhnya serbuk sari pada
permukaan putik atau kepala putik, dan kepala putik ini menjadi bakal biji atau
pembuahan. Pembuahan ini yang disebut berkembang dan mekarnya bunga.
Penyerbukan atau polinasi merupakan suatu proses berkembang biaknya
tanaman bunga, yaitu peristiwa menempelnya serbuk sari di kepala putik. Serbuk
sari sampai ke kepala putik dengan dibawa oleh perantaranya. Berdasarkan
perantaranya (polinator), penyerbukan dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
a. Penyerbukan oleh angin.

Angin berguna untuk bergeraknya atau berpindahnya serbuk sari dengan


sendirinya pada bunga yang lain.Ciri-ciri bunga yang diserbukkan oleh angin
yaitu:

1) Bunga tidak berwarna


2) Tidak mempunyai kelenjar madu
3) Serbuk sari banyak dan ringan
4) Tangkai sari panjang dengan kepala sari besar
5) Mempunyai putik yang panjang
b. Penyerbukan oleh hewan.

Hewan yang beraksi dalam proses penyerbukan adalah jenis serangga, seperti
kupu-kupu, ngengat atau lebah. Hewan-hewan ini yang membawa serbuk sari
dari satu bunga ke bunga yang lain, tapi masih pada satu jenis bunga.Ciri-ciri
bunga yang diserbukkan oleh hewan ini yaitu:

1) Mahkota bunga berwarna-warni


2) Berbau harum
3) Menghasilkan kelenjar madu
4) Serbuk sari berlendir sehingga mudah melekat

50
5) Putik tersembunyi dan berlendirProses penyerbukan bisa juga dibantu
oleh hewan lain seperti burung dan kelelawar. Namun bunga yang
dihasilkan biasanya berbau tidak harum dan tidak menghasilkan
kelenjar madu.
c. Penyerbukan oleh air

Penyerbukan ini terjadi pada tumbuhan yang bunganya terendam dalam air.
Air berguna sekali dalam proses reproduksi bunga, karena air juga dapat
menyuburkan bibit bunga tersebut.

d. Penyerbukan oleh manusia

Yaitu penyerbukan yang dilakukan karena pertolongan manusia. Biasanya


manusia melakukan pencangkokan atau penyilangan antara satu bunga dengan
bunga yang lain untuk memperbanyak tumbuhnya
bunga.Pembuahan/FertilisasiSetelah terjadi proses penyerbukan, lalu akan terjadi
pembuahan. Pembuahan merupakan proses penting dalam pembentukan biji dan
buah. Pembuahan terjadi untuk memproduksi bibit bunga. Biasanya, setelah
proses penyerbukan, bunga akan mengalami pembuahannya sendiri. Pembuahan
terjadi apabila serbuk sari telah masuk ke bagian dalam putik atau bakal buah.
Lalu dari bakal buah ini akan membentuk biji yang melengkapi proses
reproduksi bunga. Hasil dari pembuahan ini adalah variasi bunga dari jenis yang
sama.

51
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikukum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bagian
– bagian bunga merupakan bagian tanaman untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan
juga pembuahan berlangsung pada bagian bunga tersebut.
Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk seperti buah.
Pada tumbuhan berbunga, buah adalah struktur yang membawa dan juga dapat
melindungi biji.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai organ seksual, yaitu sebagian wadah
menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk dapat
menghasilkan biji.
Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat perbanyakkan
generatif. Pada umumnya bunga majemuk memiliki 4 organ utama, yaitu kelopak (sepal),
mahkota (petal), benang sari (stamen) dan putik (pistil).
Berdasarkan kelengkapan bagian bunganya, bunga dapat digolongkan ke dalam
bunga lengkap, yaitu bunga yang memiliki kelopak, mahkota, benang sari, dan putik dan
bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki ssalah satu organ tersebut.
Dilihat dari alat generatifnya, ada bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.
Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki benag sari dan putik. Sedangkan bunga
tidak sempurna tidak memiliki salah satu organ generatif tersebut.
Buah berasal dari bakal buah akan tetapi apa yang dimakan oleh manusia , secara
awam disebut buah, tidak selalu berasal dari bakal buah. Setelah terjadi penyerbukan yang
diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi biji.

B. Saran
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum ini waktu yang telah ditentukan
digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan dengan sesuai yang
diinginkan. Selain itu pengamatan harus lebih cermat yang lebih penting kehati-hatian
dalam menggunakan alat-alat praktikum, serta laboratorium harus selalu diperhatikan
kebersihannya.

52
LAMPIRAN

53
ACARA IV

Keanekaragaman Vertebrata

Ikan (Pisces) dan Aves (Galus-Galus)

54
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah
spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Menurut De Becker dan Haryanti (2007),
kelompok ikan terdiri dari tiga kelas yaitu Agnata, Chondrichthyes, dan Osteichtyes.
Tiap-tiap kelas tersebut memiliki ciri-ciri morfologi yang dapat membedakan antara satu
kelas dengan kelas lainnya. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu
spesies dari kelas Osteichtyes.
Ayam (Gallus sp) termasuk kelas aves. Tubuhnya ditutupi bulu yang berfungsi
sebagai pengatur suhu dan membantu pada saat terbang, memiliki dua pang ekstermis
mempunyai sepasang anggota belakang yang maing-masing kaki berjari 4 serta di akhiri
dengan cakar,serta mulutnya memilki paruh. Ayam memiliki tulang yang kuat dengan
susunan partikel yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan
tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau
berenang bagi unggas air. Tulang punggung didaerah leher dan otot dapat digerakkan.
Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan
terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas sayap.
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu
dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang
beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi
paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak
mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
Aves memiliki ciri-ciri sebagai berikut: adanya bulu yang menutupi tubhnya,
anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap, anggota gerak belakang
teradaptasi untuk berjalan, berenan dan bertengger, pada tungkai terdapat sisik, rahang
bawah tidak mempunyai gigi, mulut termodifikasi menjadi paruh, jantung terdiri dari
empat ruang, mempunyai kantong udara atau kantong yang berperan dalam membantu
sistem pernapasan terutama pada saat terbang, berkembang biak dengan bertelur

55
Oleh karena itu, bagi seorang mahasiswa peternakan penting untuk mengetahui
anatomi sectio dan inspectio dari ikan maupun ayam. Latar belakang diadakannya
praktikum ikan nila (Oreochromis niloticus) dan Aves (Galus-galus) agar praktikan dapat
melihat secara langsung organ dalam dan organ luar dari ikan nila dan ayam. Agar
nantinya mampu menjelaskan kepada orang awam mengenai sistem pencernaan dan
pernapasan ikan dan ayam.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagian inspectio dan sectio dari Ikan (Pisces)


2. Untuk mengetahui bagian inspectio dan sectio dari Aves (Galus-Galus)

C. Manfaat

1. Agar dapat mengetahui bagian inspectio dan sectio dari Ikan (Pisces)
2. Agar dapat bagian inspectio dan sectio dari Aves (Galus-Galus)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksana pada hari selasa, tanggal 27 November 2020, pukul 14.00
sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan di Labolatorium Mikrobiologi Dan Bioteknologi
Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

B. Materi Praktikum
1. Alat praktikum

a. Pisau bedah
b. Gunting
c. Pinset
d. Jarum pentul
e. Jarum penunjuk
f. Bak lilin

56
2. Bahan praktikum

a. Seekor Ikan Nila


b. Seekor ayam

C. Metode praktikum
1. Ikan (Pisces)

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Meletakkan ikan nila pada bak lilin
c. Mengamati bagian-bagian inspectio
d. Menggambar ikan nila
e. Melakukan pembedahan terhadap ikan nila
f. Mengamati bagian-bagian sectio dari ikan nila
g. Mencatat bagian-bagian dari sectio dan inspectio dari ikan nila

2. Aves (Galus-Galus)

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Meletakkan galus-galus pada bak lilin dengan posisi bagian punggung ayam
dibawah dan bagian perutnya keatas.
c. Mengamati bagian-bagian inspectio galus-galus
d. Melakukan pembedahan terhadap galus-galus
e. Mengamati bagian-bagian sectio dari galus-galus
f. Mencatat bagian-bagian dari sectio dan inspectio dari galus-galus

D. Hasil dan Pembahsan


1. Hasil
a. Ikan (pisces)

No. Gambar Keterangan

57
1.  Inspectio
1. Mulut (capum oris)
2. Rahang bawah (mundi
bulu)
3. Rahang bawah (maksila)
4. Gigi (dentes)
5. Lidah (lingua)
6. Celah mulut (cavum oris)
7. Cekung hidung (nares)
8. Mata (organsun visus)
9. Tutup insang (apparasus
lipercularis)
10. Sirip dada (pinnae
pectoelis)
11. Sisik
12. Sirip punggung (pinnai
13. Sirip perut (pinnae
ventaralis)
14. Anus (porus urogenitalis)
15. Sirip bergulung (pinnae
anglis)
16. Sirip ekor
17. Gurat sisi (linea lateralis)
2.  Sectio
1. Mulut
2. Faring
3. Hati
4. Kantung empedu
5. Rektum
6. Anus
7. Usus
8. Pankreas

58
9. Lambung
10. Pilorus
11. Esophagus

b. Aves (galus-galus)

No. Gambar Keterangan


1.  Inspectio
1. Paruh (Rostrum)
2. Lubang hidung (nares anteriores)
3. Jengger (cera)
4. Mata (organon visus)
5. Gelambir (ante cera)
6. Leher (cervix)
7. Dada (torax)
8. Perut (abdomen)
9. Punggung (dorsum)
10. Sayap (ala)
11. Jari (digiti)
12. Sela-sela jari (phalanges)
13. Pergelangan kaki (tarso medatarsus)
14. Tulang kering (tibiofarsus)
15. Tulang betis (fibula)
16. Tulang lutut (patella)
17. Paha (femur)
18. Bulu (plumae)
19. Telinga bagian luar (membrane
nictitans)

59
2.  Sectio
1. Trakea (Trachea)
2. Tenggorokan (esophagus)
3. Ingluvies
4. Proventriculus (lambung sementara)
5. Ventriculus (lambung penggiling)
6. Jantung (cor)
7. Hati (hepar)
8. Kantung empedu (vaseca pelea)
9. Limpa (lien)
10. Usus halus (Small intestine)
11. Usus besar (Large intestine)
12. Pipa kanalisasi (Cloaca)
13. Saluran telur (Oviduct)
14. Ginjal (Kidney)
15. Telur (Ovary)
16. Usus buntu (Caeca)
17. Paru-paru (lungs)

60
2. Pembahasan

a. PENGAMATAN IKAN NILA

1) Klasifikasi

Dari pengamatan yang telah saya lakukan, ikan nila merupakan jenis ikan air
tawar yang mempunyai nilai konsumsi cukup tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan
pipih ke samping dan warna putih kehitaman atau kemerahan. Ikan nila berasal dari
Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-
negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang beriklim
dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik (Sugiarto, 1988). Ikan nila disukai oleh
berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah
(Sumantadinata, 1981).

Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila biasa, nila merah (nirah)
dan nila albino (Sugiarto, 1988). Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis
niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

2) Morfologi Ikan Nila

Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1968),


mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan
61
sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung
ditemukan garis lurus memanjang.

Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat hidup diperairan tawar dan mereka
menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup insang yang
keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip
punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), siri anal (anal
fin), dan sirip ekor (caudal fin).

Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian
atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran
kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu,
jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.

3) Sistem pernapasan / Respirasi

Pernapasan pada ikan menggunakan insang. Sebagian besar insang pada ikan
dilindungi oleh operkulum yang dapat menyaring air yang masuk melalui mulut
sehingga zat-zat yang berbahaya dapat dihindarkan. Ikan mengambil oksigen terlarut
dalam air dengan cara menyaring air yang masuk melalui mulut dan mengambil
oksigen yang terlarut dalam air menggunakan insang (Pough,et al., 2005). Organ
respirasi pada burung dan ikan biasanya dilengkapi dengangelembung/ kantong
udara. Fungsinya mengatur daya apung tubuh agar dapat bergerak naik/turun.
Pengaturan daya apung tubuh ikan dilakukan dengan cara mensekresikan gas
(oksigen) atau mengabsorpsinya kembali sehingga gelembung udara akan menyusut
atau mengembang.

4) Sistem Pencernaan

Pencernaan adalah proses penyerhanaan makanan melalui mekanisme fisik


dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan
keseluruh tubuh melalui sistem peredaran darah.

62
Pencernaan pada ikan berlangsung secara secara fisik dan kimiawi.
Pencernaan secara fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya
gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan mekanik juga
berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melaluli gerakan kontraksi otot pada
segmen tersebut. Pencernaan mekanik di dalam lambung dan usus terjadi lebih efektif
karena adanya peran cairan ‘digestif’. Adapun sistem organ pencernaan pada ikan
terdiri atas :

a) Mulut dan Rongga Mulut

Rongga mulut di selputi oleh sel – sel penghasil lendir yang berperan
mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya dan juga terdapat organ
pengecap yang makanan. Pada sebagian ikan ada memiliki semacam lidah yaitu
suatu penebalan pada bagian depan tulang archyoiden yang terdapat di dasar putih.
Lidah di selaputi oleh sel epitelium yang kaya akan sel mucus dan organ
pengecap. Pada beberapa jenis ikan, kadang kalah lidahnya di tutupi oleh gigi.
Pada langit – langit bagian belakang terdapat pada organ palatin, yang merupakan
menebalan dari lapisan mucus. Organ tersebut terdiri atas lapisan otot dan serat
kolagen dan berfungsi sebagai proses penelanan makanan dan membantu
membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan (Fujaya, 2004).

b) Faring

Pada kelompok ikan fillter Feeder, proses penyaringan makanan terjadi


pada segmen faring karena tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan
permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut dan kadang masih ditemukan
organ pengecap. Jika material yang masuk bukan makanan, maka material itu akan
dibuang melalui celah insang (Fujaya, 2004).

c) Esophagus

Esophagus mempunyai bentuk kerucut, pendek seperti pipa, dan terdapat


dibelakang insang. Pada organ Esophagus mengandung lendir yang berfungsi
untuk membantu penelanan makanan (Fujaya, 2004)

d) Lambung
63
Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai penampung
makanan dan sebagai pencerna makanan (Fujaya, 2004).

e) Pilorus

Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.
Pada segmen pilorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari
lambung ke segmen usus (Fujaya, 2004)

f) Usus

Usus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian


depan usus ada yang terdapat dua saluran dan ada yang satu saluran. Dua saluran
tersebut yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan
saluran yang berasal dari pankreas. Perbedaan usus pada ikan tiap jenis ikan
terletak pada bentuknya. Ikan jenis herbivora memiliki usus yang menggulung dan
panjang. Sedangkan untuk ikan omnivora memiliki usus yang hampir sama
dengan hervora tetapi lebih pendek. Sedangkan untuk ikan karnivora memiliki
usus pendek dan tidak menggulung (Yuwono, 2011)

g) Rektum

Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang paling terujung.


Segmen ini berfungsi sebagai penyerap air dan ion. Sedangkan pada larva ikan
selain sebagai penyerap air dan ion, rectum juga sebagai penyerap protein (Fujaya,
2004).

h) Anus

Anus merupakan ujung saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus
terletak di sebalah depan saluran genital (Fujaya, 2004)

i) Kelenjar Empedu

Kantung empedu atau disebut juga Vesica vellea, organ tersebut terletak di
sekitar hati dan berwarna hijau kebiruan. Kantung empedu berfungsi menampung
cairan empedu. Jika kekurangan cairan empedu dapat menurunkan kecernaan

64
lemak dan kekurangan vitamin – vitamin yang hanya larut dalam lemak, seperti
vitamin A, D, E, K (Fujaya, 2004).

j) Kelenjar Pankreas

Pankreas terletak berdekatan dengan usus depan lambung. Saluran


pankreas bermuara pada usus depan dengan warna kekuning – kuningan. Pankreas
mempunyai dua tipe sel, yang pertama adalah sel eksokrin yang berfungsi untuk
mensintesis enzim. Hasil utama pankreas eksokrin adalah enzim – enzim
pencernaan, seperti protease, amilase, kitinase, dan lipase. Sel yang kedua
adalahsel endokrin yang berfungsi untuk mensintesis hormon (Fujaya, 2004).

b. PENGAMATAN AVES (GALUS-GALUS)

1) Klasifikasi

Karakteristik dari Gallus antara lain adalah; tubuhnya ditutupi oleh bulu,
homoiothermal, alat gerak bagian depan berupa sayap untuk terbang, alat gerak
bagian belakang digunakan untuk berjalan, kaki dipenuhi sisik, pada bagian mulut
terdapat paruh dan gigi, jantung terdiri atas empat ruang yaitu dua atrium dan dua
ventrikel, saluran pernapasan dilengkapi kantung udara dan memiliki syrinx, sisa
eksresi berupa semisolid dan tidak mempunyai kantung kemih, fertilisasi internal,
oviduk kanan mengalami rudimenter dan oviduk kiri mengalami perkembangan.
Serta proses fertilisasi terjadi secara internal yaitu didalam tubuh ayam.

Gallus (ayam) memiliki berbagai macam species. Salah satunya adalah


Gallus-gallus bankiva. Taksonomi dari Gallus-gallus bankiva adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata
sub Filum : Vertebrata
Divisio : Carinatae
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Gallitordae

65
Genus : Gallus
Species : Galus-galus bankiva.

2) Morfologi

Secara Morfologis tubuh galus-galus bankiva terbagi menjadi tiga bagian


yaitu bagian kepala (Caput),bagian badan (Tranco),dan bagian ekor( Cauda)

a) Bagian Kepala (Caput)

Pada bagian kepala ini terdiri dari :

1) Rostrum (paruh), terbentuk dari maxilla pada ruang atas dan mandibula
pada ruang bawah. Bagian dalam paruh dilapisi oleh lapisan yang disebut
cera, sedangkan sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk.
2) Nares (lubang hidung), terdapat dibagian lateral dari paruh bagian atas,
nares interna pada sebelah dalam dan nares eksterna pada sebeleh luar.
3) Cera (Jengger ), merupakan suatu tonjolan kulit yang lemah dan terdapat
pada rostum bagian atas.
4) Organon visus (alat penglihat), pada ayam relatif besar dan terletak
sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Iris
berwarna kuning atau jingga kemerah-merahan, sedangkan pupil jika
dibandingkan dengan besarnya mata relatif besar. Pada sudut medila mata
terdapat membrana nictitans yang dapat ditarik untuk menutupi mata.
5) Porus acusticus externus (lubang telinga luar), terletak di sebeleh dorso-
caudal mata, sedangkan membrana tymphani yang terdapat disebelah
dalamnya untuk menangkap getaran suara.
b) Bagian badan (Trancus)

Truncus pada ayam dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada
otot. Dari kulit akan muncul bulu dari hasil pertumbuhan epidermis menjadi
bentuk ringan, fleksibel dan berguna sebagai pembungkus tubuh yang sangat
resisten.bulu ini dapat berfungsi mengatur suhu tubuh yang masuk dari luar
kedalam artinya bisa dikatakan sebagi pelindung bagian dalam juga. Pada
uropygium berpangkal bulu-bulu ekor, sedangkan pada facies dorsalis uropygium
66
ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak, minyak ini
berguna untuk meminyaki bulu-bulunya dan kelenjar minyak disebut glandula
uropyglalis.

c) Bagian ekor( Cauda)

Bagian ekor atau cauda merupakan bagian ujung paling belakang, yang
memiliki fungsi sebagai alat pembantu dalam bergerak. Pada bagian ini terdapat
sirip ekor dan anus.

3) Bagian alat gerak (Ekstremitas )

Pada bagian alat gerak ini terbagi menjadi dua ,yaitu:

a) Extremitas Cranalis Superius (alat gerak sayap)

Berupa ala (sayap) yang skeletonnya terdiri atas humerus (lengan atas),
radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta) dan ossa carpalia (tulang
pergelangan tangan). Pada aves tinggal 2 buah, yaitu os scaphoideum yang
menempel pada radius dan os cunieforme menempel pada ulna. Persatuan
antara ossa carpalia (tulang pergelangan tangan) dengan ossa metacarpalia
(tulang telapak tangan) sebagai tempat melekatnya digiti yang ada 3 yaitu jari
I, II, III yang nomor-nomornya sesuai dengan banyaknya ruas jari (phalanges)
yang ada.

b) Extremitas Caudalis Inferius (alat gerak kaki)

Terdiri atas femur, patella, crus yang terdiri fibula yang pendek dan
tibio-tarsus yang merupakan persatuan dari tulang tibia dan tarsalia.Pes (tulang
cakar) terdiri atas meta-tarsus dan digiti yang mempunyai ruas phalanx (jari-
jari). Pada ujung jari terdapat falcula yaitu kuku untuk mencakar, 4 jari itu ada
3 yang mengarah ke muka dan 1 yang mengarah ke belakang.

67
4) Sistem Digestoris pada Ayam (Galus-galus bankiva)

Sistem digestorius atau pencernaan pada ayam terbagi atas :

a) Trachus Digestivus.

Terdiri atas cavum oris yang di dalamnya ada lingua kecil runcing yang
dibungkus oleh lapisan zat tanduk, pharynx yang pendek, esophagus yang
panjang dan melebar menjadi ingluvies (tembolok) sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan.

Dari ingluvies masuk dalam proventriculus/ lambung kelenjar yang


menghasilkan cairan lambung (asam), ventriculus yang berdinding tebal
berlapis jaringan epitel yang keras di sebelah dalam dan menghasilkan sekresi,
intestinum yang terbagi atas bagian haluys dan bagian akhir adalah rectum,
lalu kloaka dan yang terakhir adalah anus.

b) Glandulae Digestoria

Terdiri atas glandulae buccalis/ glandulae salivales (kelenjar ludah).


Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan yang relatif besar, berwarna
merah coklat dengan beberapa lobus, yaitu lobus dexter dan sinister, tiap lobus
memiliki satu ductus hepaticus yang bermuara pada duodenum, vesica fellea
sebagai penampung billus (empedu).Pancreas terletak antara pars ascendens
dan pars descendens doudeni. Biasanya mempunyai 3 saluran yang bermuara
pada pars ascendens doudeni.

5) Sistem Urogenetalis Ayam (Galus-galus bankiva)


a) sistem Uropetica (Eskresi)
Organa uropoetica terdiri atas :
1) Ren (metanephros), berjumlah sepasang dan masing-masing terdiri atas 3
lobi.
2) Ureter, berjumlah sepasang, menuju ke caudal dan bermuara langsung
dalam kloaka.

68
3) Kloaka adalah suatu ruangan yang tunggal, dimana bermuara saluran-
saluran kelamin, kencing dan makanan.
4) Bursa fabricli, terletak pada dinding kloaka sebelah dorsal, tunggal, besar
dan makin mengecil untuk kemudian manghilang sama sekali.

b) Sistem Reproduksi
Organ reproduksi pada ayam (Galus-galus bankiva) terdiri dari :
1) ovarium, hanya yang sebelah kiri saja.
2) oviduk (saluran telur), merupakan saluran lurus yang bermuara pada
kloaka.

c) Sistem Respirasi pada Ayam (Galus-galus bankiva)

Sistem Respirasi pada ayam bagian-bagiannya adalah :

1) Nares (lubang hidung), berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal


rostrum bagian dorsal.
2) Nares posteriores, meruapakan lubang pada palatum.
3) Larynx, terdiri atas tulang rawan, membatasi suatu ruangan yang disebut
glottis, dihubungkan dengan rongga mulut dengan perantaran celah yang
disebut rima glottidis.
4) Trachea, berupa suatu pipa, mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut
annulus trachealis, tersusun sepanjang trachea tadi ke arah caudal lalu
bercabang menjadi bronchus dexter dan sinister dimana tempat
percabangannya disebut bifurcatia trachea.
5) Pulmo, berjumlah sepasang, relatif kecil, hanya dapat mengembang sedikit
dan melekat pada dinding dorsal thorax. Pulmo dibungkus oleh selaput
yang disebut pieura.
6) Syrinx (alat suara), terdapat pada bifurcation tracheae, tersusun dari
beberapa annulus trachealis yang paling caudal dan annulus branchialis
yang paling cranial.

69
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ikan Nila

Berdasarkan praktikukum yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan anatomi


internal dari ikan nila dibagi atas beberapa sistem yaitu sistem pernapasan, sistem
kardiovaskuler, sistem skeletel, sistem saraf, sistem otot, sistem urogenital, dan sistem
pencernaan.
Organ pernapasan ikan nila yaitu insang yang merupakan alat pernapasannya.
Insang terdiri dari beberapa bagian, bagian tersebut adalah lengkung insang, tapis insang,
dan filamen insang. Lengkung insang berfungsi sebagai tempatkeluar mesuknya darah
pada insang. Tapis insang sebagai pencegah partikel makanan masuk ke dalam dan
melukai insang. Filamen insang berfungsi untuk mengikat oksigen terlarut di dalam air.
Sistem pencernaan dari ikan Nila terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan pada ikan terdiri atas cavum oris (mulut), pharynk
(faring), esophagus, ventriculus (lambung), intestinum (usus), rectum dan anus. Kelenjar
pencernaan yang terdiri dari hepar (hati), vesica fellea (kantong empedu) dan pankreas
yang berukuran mikroskopis.

2. Aves (galus-galus)

Dalam praktikum yang telah saya lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut,

a. Berdasarkan morfologinya, tubuh ayam terbagi atas caput, cervix, truncus,


cauda dan sepasang extremitas yaitu extremitas anterior (sayap) dan extremitas
posterior (kaki).
b. Cavum oris ayam terdiri dari maxilla dan mandibula.
c. Bulu pada ayam terbagi 3 macam, yaitu :
a) plumae : calamus, rachis, umbilicus inferior, umbilicus posterior dan
vexillum.
b) plumulae : calamus, rachis, barbae dan barbulae.
70
c) filoplumae.
d. Berdasarkan anatomi ayam, terdapat beberapa sistem organ, yaitu :
a) Sistem cardiovaskuler : cor dan pembuluh darah.
b) Sistem digestorium : rostrum, cavum oris, pharynx, esophagus, ingluvies,
proventriculus, ventriculus, intestinum tenue dan crassum, hepar, pankreas
dan glandula salivales.
c) Sistem urogenital : ren, ureter, kloaka dan ovarium.
d) Sistem respiratorium : nares, larynx, trachea, pulmo, syrinx dan saccus
pneumaticus

B. Saran

Disarankan untuk praktikum selanjutnya agar praktikan lebih teliti dalam


melakukan pengamatan dan lebih berhati-hati dalam memberikan perlakuan agar organ
yang hendak diamati tidak rusak. Terakhir, terima kasih kepada kakak-kakak pendamping
praktikum yang telah sabar membimbing saya walaupun praktikum ini masih dalam
suasana daring.

71
LAMPIRAN

72
Daftar Pustaka

Anonim. 2016. Mikroskop dan Penggunaannya. Diambil pada tanggal 26 November 2020, dari
http://hafidhamr.blogsome.com/2008/06/05/macam-macam-mikroskop/trackback

______. 2012. Bagian sel tumbuhan. Diambil pada tanggal 26 November 2020, dari
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2237634-bagian-sel tumbuhan/#ixzz28onTOsIZ

Tim Piloting Jurusan Pend.Biologi FMIPA UNY. 2015. Struktur Sel Tumbuhan dan Sel Hewan.
Yogyakarta: UNY. Diambil tanggal 27 November 2020

Anonim.2013.http://www.biologi-sel.com/2013/09/jaringan-tumbuhan-rangkuman.html.Diambil
tanggal 27 November 2020

Darmawan,Ericka.2011http://www.pusatbiologi.com/2013/03/struktur-dan-fungsi-jaringan-
tumbuhan.html.Diambil tanggal 27 November 2020.

Arya.2016.Bagian Bagian Bunga : Penjelasan, Fungsi, Struktur, Contoh (Lengkap) Arya Mahluk
Hidup. Diambil tanggal 27 November 2020

Suatyo, P., dan Chaeri, A. 2013. Histologi Reproduksi Jantan Tikus Putih Setelah Pemberian
Propoxur. Jurnal Inovasi Vol. 3 No. 2, Juli 2014: 99 – 166 http://isjd.pdii.lipi.go.id. Diambil
tanggal 27 November 2020.

Widjanarko, Bambang. 2014. Informasi Reproduksi. www.fisiologi-reproduksi.html Diambil


tanggal 28 November 2020

Alfiansyah ,Muhammad,2011,organ pencernaan ,http://www.sentra-edukasi.com/2011/108/organ


pencernaan. Diambil tanggal 28 November 2020

Anomi,2015,Arti,ciri-ciri ,klasifikasi ,pegertian pencernaan Aves. Diambil tanggal 28 November


2020

Priyono,2010,Kelas aves,http://priyonobiologist.blogsop.com Diambil tanggal 28 November


2020

73

Anda mungkin juga menyukai