Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

ACARA V

DISUSUN OLEH :

ROBITH RIDHO MUHAMMADI

G1A019066

PRODI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS


MATARAM

2019
ACARA V

IDENTIFIKASI MAKRONUTRIEN DAN GUGUS FUNGSI SENYAWA


ORGANIK

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan reaksi identifikasi iaktan rangkap pada senyawa karbon alifatik
b. Menentukan sifat – sifat karbohidrat secara kualitatif
2. Waktu Praktikum
Jumat, 11 oktober 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar,seperti


karbohidrat sederhana (monosakarida) dan karbohidrat kompleks
(disakarida,polisakarida). Monosakarida adalah suatu karbohidrat yang tidak dapat di
hidrolisis menjadi molekul yang lebih sederhana lagi. Glukosa dan Fruktosa termasuk ke
dalam golongan monosakarida.Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari dua
molekul monosakarida. Selulosa merupakan polisakarida karena terbentuk dari beberapa
ribu molekul glukosa yang berikatan bersama-sama. Jika di hidrolisis,polisakarida akan
terurai menjadi molekul-molekul monosakaridanya (Riswiyanto, 2014 : 468).
Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida yang di
persatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari satu satuan ke suatu OH
suatu lain. Suatu cara ikatan yang lazim ialah suatu hubungan glikosida α atau β dari
satuan pertama ke gugus 4-hidroksil dari satuan kedua. Hubungan ini disebut suatu ikatan
1,4’-α atau 1,4’-β, bergantung pada stereokimia pada karbon glikosida (Fessenden, 2004 :
352-354).

Berdasarkan bentuk karbonnya,senyawa karbon di bedakan menjadi senyawa alifatik


dan senyawa siklik. Senyawa alifatik yaitu senyawa karbon yang rantai karbonnya
terbuka. Berdasarkan jenis ikatannya senyawa alifatik dibedakan menjadi dua, yaitu
senyawa alifatik jenuh dan senyawa alifatik tak jenuh. Alifatik jenuh, ikatan antar C-nya
ikatan tunggal. Alifatik tak jenuh, ikatan antar C-nya terdapat ikatan rangkap 2 atau
rangkap 3 (Sutardi,2007:9).
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur utama, yaitu
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya
membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya, sehingga ada karbohidrat yang masuk
kelompok struktur sederhana seperti monosakarida dan disakarida dan dengan srtuktur
kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen, selulosa, dan hemiselulosa. Analisis
kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang dipengaruhi
oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan berbagai
senyawa senyawa organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari
gugusan hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat,
hidroklorat, dan fosfat pada karbohidrat mengahasilkan pembentukan produk terurai yang
berwarna (Kusbandari, 2015).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Gelas kimia 50 mL
c. Penjepit kayu
d. Pipet tetes
e. Pipet volum 2 mL
f. Pipet volum 5 mL
g. Rak tabung reaksi
h. Rabber bulb
i. Stopwatch
j. Tabung reaksi
k. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(aq))
b. Larutan kloroform (CHCl3)
c. Larutan amilum ( CO2H10O5) 2%
d. Larutan asam klorida (HCl) 1 M
e. Larutan asam sulfat (H2SO4) pekat
f. Larutan brom (Br2)
g. Larutan fruktosa (C6H12O6(aq))2%
h. Larutan glukosa (C6H12O6(aq))2%
i. Padatan iodium
j. Larutan kalium permanganat (KMnO4(aq)) 0,01 M
k. Larutan natrium hidroksida (NaOH(aq)) 1 M
l. Larutan sukrosa (C12H22O11(aq)) 2%
m. Minyak kelapa
n. Reagen benedict
o. Reagen molisch

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik Identifikasi ikatan rangkap pada
senyawa karbon alifatik
a. Dilarutkan 2 mL minyak kelapa dalam 2 mL kloroform pada tabung reaksi 1.
b. Dimasukkan 2 mL kloroform ke dalam tabung reaksi lain (tabung reaksi 2).
c. Diteteskan beberapa tetes larutan brom ke dalam minyak kelapa dalam tabung reaksi
1. Diteteskan larutan brom setetes demi setetes. Diamati warna larutan brom, diamati
perubahan warna brom setelah diteteskan ke dalam tabung 1.
d. Diteteskan larutan brom ke dalam tabung reaksi 2. Jumlah tetes larutan brom harus
sama dengan jumlah tetes yang digunakan pada tabung reaksi 1. Diamati warna
larutan pada tabung reaksi 2.
e. Dibandingkan warna larutan dalam tabung reaksi 1 dengan warna larutan dalam
tabung reaksi 2.
f. Diulangi prosedur kerja a sampai dengan e menggunakan larutan kalium
permanganat sebagai pengganti larutan brom.

2. Uji karbohidrat
a. Tes Benedict
1) Dimasukkan masing-masing sebanyak 2 mL larutan Benedict ke dalam 4 tabung
reaksi berlabel (glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum), kemudian ditambahkan
2 tetes karbohidrat tersebut.
2) Dipanaskan dalam waterbath selama 2 menit dan diamati apa yang terjadi.
b. Tes Molisch
1) Dimasukkan masing-masing sebanyak 2 tetes pereaksi Molisch ke dalam 4
tabung reaksi yang sudah berisi 2 mL glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum.
2) Dikocok tabung reaksinya, kemudian dimiringkan dan ditambahkan 2 mL larutan
H2SO4 secara perlahan-lahan.
c. Hidrolisa disakarida
1) Diambil larutan sukrosa 2% masing-masing sebanyak 3 mL dan dimasukkan pada
tabung reaksi berlabel.
2) Dimasukkan 3 mL aquades dan 3 tetes HCl 1 M pada tabung reaksi 1.
3) Dipanaskan tabung tersebut pada air mendidih selama 5 menit.
4) Didinginkan dalam suhu ruang dan dinetralkan dengan NaOH 1 M, ditambahkan
reagen Benedict.
5) Dibandingkan dengan tabung reaksi 2 yang hanya berisi sukrosa, aquades, reagen
Benedict.
d. Hidrolisa polisakarida
1) Dilarutkan amilum 2% masing-masing sebanyak 3 mL ditempatkan pada 2
tabung reaksi yang berbeda.
2) Tabung nomor 1 ditambahkan 3 tetes HCl 1 M kemudian dipanaskan. Diambil 1
tetes dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan beberapa butir
iodium.
3) Sisa larutan dinetralkan dengan NaOH 1 M dan ditambahkan reagen Benedict
selanjutnya dipanaskan kembali dan diamati. Dibandingkan dengan tabung nomor
2 yang hanya berisi amilum dan iodium.

E. HASILPENGAMATAN

NO PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN


1. Identifikasi ikatan rangkap pada -
Warna awal minyak kelapa
senyawa karbon alifatik adalah kuning.
a. Menggunakan larutan brom - Warna awal kloroform adalah
Tabung I bening.
 + 2 mL minyak kelapa - Minyak kelapa ditambahkan
 + 2 mL CHCl3(kloroform) dengan kloroform warnanya
 + tetes demi tetes larutan menjadi kuning telur.
brom - Setelah ditambahkan larutan
brom warnanya tidak berubah.
Tabung II - Warna awal larutan kloroform
 + 2 mL CHCl3 (kloroform) adalah bening.
 + tetes demi tetes larutan - Kloroform ditambahkan dengan
brom larutan brom terjadi
perubahan warna menjadi
warna
orange.
b. Menggunakan larutan kalium - Warna awal minyak kelapa
permanganat kuning.
Tabung I - Minyak kelapa ditambahkan
 + 2 mL minyak kelapa dengan kloroform warnanya
 + 2 mL CHCl3 (kloroform) berubah menjadi kuning telur.
 + tetes demi tetes larutan - Ditambahkan larutan KMnO4
KMnO4 warnanya berubah menjadi
keemasan bagian bawah, bagian atas
ungu kecoklatan.
Tabung II - Warna awal larutan kloroform
 + 2 mL CHCl3 (kloroform) adalah bening setelah
ditambahkan larutan KMnO4
 + tetes demi tetes larutan warnanya berubah menjadi
KMnO4 keemasan bagian bawah, bagian
atas ungu pekat..
2. Uji Karbohidrat - Warna awal larutan benedict
a. Tes Benedict biru.
Tabung I - Warna benedict setelah
 + 2 mL larutan benedict ditambahkan glukosa yang
 + 6 tetes glukosa berwarna bening berubah
 Dipanaskan selama± 2 menit menjadi coklat.
Tabung II - Warna awal larutan benedict
 + 2 mL larutan benedict adalah biru.
 + 6 tetes fruktosa - Setelah ditambahkan fruktosa
 Dipanaskan selama ± 2 menit yang berwarna putih
kekuningan
kemudian dipanaskan.
- Larutannya berubah warna
menjadi merah.
Tabung III - Warna awal larutan benedict
 + 2 mL larutan benedict adalah biru.
 + 6 tetes sukrosa - Setelah ditambahkan larutan
 Dipanaskan selama ± 2 menit sukrosa yang berwarna putih
dan
dipanaskan.
- Larutannya berubah menjadi
merah bata.
Tabung IV - Warna awal larutan benedict
 + 2 mL larutan benedict adalah biru.
 + 6 tetes amilum - Setelah ditambahkan amilum
 Dipanaskan selama ± 2 menit yang
berwarna putih keruh kemudian
dipanaskan.
- Warna larutan berubah menjadi
biru dan terdapat endapan
berwarna hijau pada bagian atas
tabung reaksi.
b. Tes Molisch - Warna awal larutan glukosa
Tabung I adalah bening.
 + 2 mL glukosa - Warna awal molish biru
 + 2 tetes pereaksi molisch kehitaman.
 Dikocok - Setelah ditambahkan pereaksi
 + 2 mLl larutan H2SO4pekat molisch warnanya menajdi
keruh
dan terdapat endapan berwarna
coklat.
- Setelah ditambahkan
H2SO4warna bagian atasnya
menjadi merah
bata.
Tabung II - Warna awal larutan fruktosa
 + 2 mL frukosa adalah putih kekuningan.
 + 2 tetes pereaksi molisch - Warna awal H2SO4pekat adalah
 Dikocok hitam.
- Setelah ditambahkan dengan
 + 2 mL larutan H2SO4 pekat
pereaksi molisch warnanya
menjadi coklat keruh.
- Setelah ditambahkan H2SO4
pekat
warna bagian atasnya menjadi
coklat kehitaman.
Tabung III - Warna awal larutan sukrosa
 + 2 mL sukrosa adalah bening.
 + 2 tetes pereaksi molisch - Setelah ditambahkan pereaksi
 Dikocok molisch warnanya berubah
menjadi ungu keruh.
 + 2 mL larutan H2SO4 pekat
- Setelah ditambahkan H2SO4
pekat warna bagian atasnya
menjadi
warna ungu kehitaman.
Tabung IV - Warna awal larutan amilum
 + 2 mL amilum adalah bening.
 + 2 tetes pereaksi molisch Setelah ditambahkan pereaksi
 Dikocok molischwarnanya menjadi
bening keunguan.
 + 2 mL larutan H2SO4pekat
- Setelah ditambahkan H2SO4
pekat warna bagian atasnya
menjadi
ungu.
c. Hidrolisa disakarida - Warna awal sukrosa adalah
Tabung I bening.
 + 3 ml larutan sukrosa 2 % - Setelah ditambahkan aquades
 + 3 ml aquades (H2O) dan HCl warnanya berubah
 + 10 tetes HCl 1 M menjadi bening kekuningan.
 Dipanaskan selama ± 5 menit - Setelah dipanaskan dan
 Di dinginkan - ditambahkan NaOH tidak terjadi
perubahan warna.
 + 10 tetes NaOH 1 M
- Setelah ditambahkan reagen
 + 10 tetes reagen benedict
benedict warnanya berubah
menjadi biru bening.

Tabung II - Warna awal larutan sukrosa


 + 3 mL sukrosa 2 % adalah bening.
 + 3 ml aquades (H2O) - Setelah ditambahkan aquades
 + 10 tetes reagen benedict dan reagen benedict warnanya
berubah menjadi biru bening.

d. Hidrolisa polisakarida - Warna awal amilum adalah


Tabung I putih keruh.
 + 3 mL amilum 2 % - Kemudia ditambahkan dengan
 Dipanaskan menggunankan - larutan HCl yang berwarna
water bath ± 5 menit putih
 + 3 tetes HCL 1 M - warna laruta berubah menjadi
 Dipanaskan ± 5 menit - putih jernih.
 + 10 tetes HCL 1 M

Tabung II - Warna awal amilum adalah


 + 3 mL amilum 2 % putih keruh.
 Iodium - Setelah ditambahkan padatan
- iodium yang berwarna abu-abu
- warnanya menjadi biru pekat.
Tabung III - ½ bagian dari hasil reaksi dari
 ½ bagian hasil reaksi tabung I tabung reaksi I
 Padatan Iodium - Setelahditambahkan padatan
iodium warnanya berubah
menjadi biru pekat.
Sisa - Ditambahkan dengan larutan
 + 3 tetes NaOH 1 M (pH NaOH berwarna bening dan
netral) reagen benedict yang berwarna
 + 3 tetes reagen benedict biru.
 Dipanaskan ± 5 menit - Setelah itu dipanaskan,
warnanya berubah menjadi
orange.

F. ANALISIS DATA
1. Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik.
a. Identifikasi menggunakan larutan brom (Br2)
Tabung 1
Tabung 2

b. Identifikasi menggunakan larutan KMnO4


Tabung 1

Tabung 2

2. Uji Karbohidrat
a. Tes Benedict
1. Glukosa
2. Fruktosa

3. Sukrosa

4. Amilum
b .Tes Molisch

c. Hidrolisis Disakarida
d. Hidrolisis polisakarida
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang identifikasi makronutrien dan gugus fungsi
senyawa organik yang bertujuan untuk menentukan reaksi identifikasi ikatan rangkap
pada senyawa kabon alifatik dan menentukan sifat-sifat karbohidrat secara kualitatif.
Analisis kualitatif karbohidrat merupakan senyawa metabolis primer selain protein
dan lipid. Karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan uji benedict, uji
molisch, hidrolisis disakarida, dan hidrolisis polisakarida. Sedangkan, untuk
mengidentifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik menggunakan uji
bromin dan uji KmnO4.
Percobaan pertama yaitu identifikasi ikatan rangkap pada senyawa alifatik dengan
percobaan yang berbeda. Pada percobaan pertama hasil yang didapatkan pada tabung
pertama menggunakan minyak kelapa, kloroform, dan larutan brom yaitu minyak
kelapa tidak bercampur dengan kloroform dan pada saat ditetesi larutan brom, larutan
berubah menjadi putih keruh kekuningan. Hal ini disebabkan oleh ikatan rangkap
pada minyak kelapa yang berubah menjadi ikatan tunggal dan sifatnya yang tidak
jenuh. Perubahan ini juga terjadi karena jika dilihat dari gugus fungsinya, larutan
brom mengikat minyak atau memisahkan ikatan pada minyak yang membuat warna
larutannya berubah. Sedangkan pada tabung kedua tanpa menggunakan minyak
kelapa, kloroform yang ditetesi dengan brom hasilnya yaitu larutan berubah warna
menjadi kuning. Hal ini disebabkan oleh kloroform yang tidak menyediakan ikatan-
ikatan rangkap sehingga tidak ada reaksi pemutusan menjadi ikatan rangkap tunggal.
Pada percobaan kedua yaitu dengan menggunakan larutan kalium permanganat. Pada
tabung pertama, hasil yang didapatkan setelah ditetesi larutan KmnO4 yaitu terdapat
warna ungu pada bagian atas seperti gumpalan-gumpalan gelembung kecil dan bagian
bawahnya sedikit berwarna kuning. Hal ini disebabkan karena larutan KmnO4
memisahkan ikatan yang terdapat pada minyak kelapa. Dan dapat diketahui pula
bahwa minyak kelapa mengandung gugus fungsi glikol yang menujukkan bahwa
terdapat ikatan rangkap pada minyak tersebut. Pada tabung kedua, terbentuk larutan
dengan dua warna berbeda yaitu larutan berubah menjadi ungu namun di bagian
bawah tabung tetap bening. Hal ini terjadi karena kloroform dan KmnO4 tidak
tercampur yang membuktikan bahwa tidak terdapat ikatan rangkap pada larutan
tersebut.
Percobaan kedua yaitu uji karbohidrat dengan beberapa kali uji yaitu uji benedict,
uji molisch, uji glikolisis disakarida, dan uji glikolisis polisakarida. Pertama yaitu uji
benedict dengan empat bahan yang berbeda yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, dan
amilum.Uji benedict bertujuan untuk menguji keberadaan gula pereduksi dalam
kabohidrat Pada tabung pertama yaitu pencampuran antara larutan benedict dengan
glukosa menghasilkan larutan berwarna biru. Setelah dipanaskan menghasilkan warna
larutan yang berbeda yaitu bagian atas berwarna merah bata agak gelap dan bagian
bawah berwarna biru. Tabung kedua yaitu pencampuran larutan benedict dengan
fruktosa menghasilkan larutan dengan warna bagian atas merah bata agak terang dan
bagian bawah berwarna biru. Tabung ketiga yaitu larutan benedict dengan sukrosa
menghasilkan larutan dengan warna bagian atas berwarna kuning tua dan bagian
bawah berwarna biru. Terakhir, pada tabung keempat yaitu pencampuran antara
benedict dengan amilum menghasilkan larutan dengan warna bagian atas hijau dan
bagian bawahnya berwarna biru. Pada keempat percobaan tersebut masing-masing
dihasilkan warna biru pada bagian bawah larutan. Hal ini menujukkan bahwa larutan
tersebut mengandung karbohidrat karena semua hasil percobaan menghasilkan
endapan warna biru.
Percobaan uji karbohidrat yang kedua yaitu uji molisch. Pada tabung pertama
yaitu antara glukosa dengan pereaksi molisch dan dipatkan hasil larutan berwarna
bening dan terdapat endapan pada bagian bawah tabung. Kemudian, pada saat ditetesi
asam sulfat pekat, larutan berubah warna menjadi putih keruh pada bagian atas dan
ungu pada bagian bawah tabung. Kemudian, pada tabung kedua yaitu pencampuran
antara fruktosa dengan pereaksi molisch didapatkan hasil yaitu larutan berwarna
bening keruh dan terdapat endapan. Setelah ditetesi asam sulfat pekat, larutan
berubah warna menjadi cokelat keunguan. Lalu, pada tabung ketiga yaitu antara
sukrosa dengan pereaksi molisch, dihasilkan larutan berwarna bening dan terdapat
endapannya. Setelah ditambahkan asam sulfat pekat, larutan berubah warna menjadi
warna ungu muda pada bagian atas dan warna ungu tua di bagian bawah tabung.
Terakhir yaitu pada tabung keempat yaitu antara amilum dengan pereaksi molisch,
didapatkan hasil yaitu warna bening dan terdapat endapan dan setelah asam sulfat
ditambahkan, warna berubah menjadi keruh pada bagian atas dan bagian bawah
berwarna ungu. Hal ini menyatakan bahwa keempat larutan sampel masing-masing
tabung yang dilarutkan pada larutan asam sulfat pekat bereaksi positif dengan
menghasilkan warna ungu pada masing-masing tabung dan menujukkan adanya
karbohidrat.
Percobaan ketiga uji karbohidrat yaitu hidrolisis disakarida yang merupakan
karbohidrat hasil dari penyatuan sakarida-sakarida sebagai monomernya. Pada tabung
pertama yaitu pencampuran antara sukrosa, aquades, dan asam klorida dan hasil yang
diperoleh yaitu bening. Kemudian, ditetesi dengan reagen NaOH dan reagen benedict
warna larutan berubah menjadi biru. Setelah dipanaskan, warna larutan berubah
menjadi orange. Penambahan reagen benedict untuk mengetahui ada tidaknya gula
pereduksi dalam larutan dan ternyata larutan tersebut menunjukkan reaksi positif
berupa perubahan menjadi warna orange sehingga menandakan adanya gula
pereduksi dalam larutan tersebut. Tabung kedua yaitu pencampuran antara sukrosa,
aquades, dan reagen benedict sehingga dihasilkan larutan berwarna biru. Benedict
hanya bereaksi pada senyawa yang mengandung gula pereaksi yaitu semua
monosakarida kecuali sukrosa.
Percobaan keempat uji karbohidrat yaitu hidrolisis polisakarida yang merupakan
susunan karbohidrat dari 10 satuan monosakarida berupa rantai lurus dan bercabang.
Pada tabung pertama yaitu pencampuran antara amilum dengan HCl kemudian
dipanaskan sehingga menghasilkan larutan berwarna bening. Kemudian, larutan pada
tabung pertama tersebut di bagi ke dalam dua tabung berbeda yaitu tabung tiga dan
tabung sisa. Pada tabung ketiga, larutan yang sudah dibagi tersebut ditambahkan
dengan iodium dan menghasilkan larutan dengan warna biru kehitaman. Pada tabung
sisa, setelah ditambahkan NaOH dan reagen benedict kemudian dipanaskan,
dihasilkan larutan dengan warna orange. Warna orange ini menunjukkan bahwa
larutan tersebut mengandung karbohidrat. Pada tabung berbeda yaitu tabung kedua,
dilakukan pencampuran amilum dengan iodium dan dihasilkan larutan berwarna
ungu kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut mengandung
karbohidrat.

H. KESIMPULAN
Bedasarkan percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa ;
a. Pada peroses reaksi ikatan rangkap pada senyawa alipatik ,terjadi reaksi
pemulusan ikatan rangkap dua minyak kelapa yang di sebut adiksi. Larutan dari
campuran minyak kelapa dengan klorofrmdapat bereaksi dengan larutan bromdari
larutan KmnO4 , sedangkan larutan kloroform saja tidak dapat bereaksi dengan
kedua larutan penguji tersebut.
b. Karbohidrat memiliki beberapa sifat yang dapat kita amati dari hasil uji
karbohidrat ,ketika di uji dengan reagen menedict ,maka akan terbentuk endapan
merah ketika di uji dengan moliseh akan menghasikan cincin berwarna ungu
selain itu,terjadi juga peroses pemerahankarbohidrat senyawa kompleks menjadi
Senyawa yang lebih sederhana (peroses hidrolisis).
DAFTAR PUSTAKA

Fasseden, R. J., dan J. S. Fasseden,1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Sutardi, 2007, Solusi Mahir Kimia, Deepublish.

Riswanto, 1992, Kimia Organik (Edisi Kedua), 2014, Erlangga, Jakarta.

Kusbandari, A., 2015, Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan Pati Umbi
Goyang (Canna edulis ker), Parmaciana, 5(1) . 35-42.

Anda mungkin juga menyukai