KIMIA DASAR
ACARA V
IDENTIFIKASI MAKRONUTRIEN DAN GUGUS FUNGSI SENYAWA
ORGANIK
DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR INTAN OKTAVIANI
NIM : G1A019057
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan reaksi identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik.
b. Menentukan sifat-sifat karbohidrat secara kualitatif.
2. Waktu Praktikum
Jum’at, 11 oktober 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Gugus fungsi ialah atom atau kelompok atom dalam molekul yang memiliki
sifat-sifat kimia yang khas. Gugus fungsi yang sama dalam molekul yang berbeda dapat
memperlihatkan perilaku kimia yang sama. Misalnya etena dan sikloheksena akan sama-
sama menghasilkan produk reaksi adisi ketika direaksikan dengan Br 2. Gugus fungsi
senyawa organik dapat berupa ikatan karbon-karbon rangkap dua atau rangkap tiga.
Contoh gugus fungsi yang lain misalnya atom-atom halogen, oksigen, nitrogen, sulfur
(Prasojo, 2012 : 65).
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau
turunannya. Selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang
dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H 2O)n. Rumus
itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari
karbon. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut
dalam pelarut organic tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).Secara umum
definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandungatom, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen dan Oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O.Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino
dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.(Wahyudiati, 2017:196).
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat molekul yang
berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat
molekul 90 hingga yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih.Berbagai
senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya
hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Ada beberapa macam
monosakarida, diantaranya yaitu glukosa dan fruktosa.Glukosa adalah suatu aldoheksosa
dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi
kearah kanan.Sedangkan fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenya disebut levulosa.Oligosakarida adalah
senyawa yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida.Contoh oligosakarida yaitu
sukrosa.Sukrosa berasal dari tebu dan tumbuhan, misalnya dalam buah nanas dan dalam
wortel adalah gula yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Sukrosa mempunyai dua
molekul monosakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa.Polisakarida mempunyai
molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida.Umumnya
polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak mempunyai sifat
mereduksi.Beberapa polisakarida yang penting salah satunya yaitu amilum.Amilum
terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan memberikan warna biru dengan
iodium.Hasil hidrolisis amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada
pemanasan dengan asam encer berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang
memberi warna biru dengan iodium, eritrodekdtrin yang memberi warna merah dengan
iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glykosa yang tidak
memberi warna dengan iodium. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk
menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut.salah satu tes yang
digunakan umtuk menentukan kandungan yang terdapat pada suatu senyawa atau
menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes molisch. Uji molisch adalah uji umum
untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alcohol akan
bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang
disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat ( Wahyudiati,
2017:204).
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,
natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu ++ dari kuprisulfat
menjadi ion CU+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Endapan yang terbentuk
dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata.Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid
atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu 2+
dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O.
Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict
(Kusbandari, 2015:38).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik
a. Identifikasi menggunakan larutan Brom
1) Dimasukkan 2 mL minyak kelapa dan 2 mL kloroform ke dalam tabung I.
2) Dimasukkan 4 mL kloroform ke dalam tabung II.
3) Ditambahkan 3-5 tetes larutan brom ke dalam tabung I dan II.
4) Dikocok.
5) Diamati perubahan warna larutan dan perubahan lainnya.
6) Dibandingkan perubahan antara tabung I dan tabung II.
7) Diulangi prosedur kerja 1) sampai 5) ddengan mengganti larutan brom dengan
KMnO4 0,01 M.
2. Uji karbohidrat
a. Tes Benedict
1) Dimasukkan 2 mL larutan benedict ke dalam masing-masing tabung (tabung I,
II, III, dan IV).
2) Ditambahkan 6 tetes glukosa 2%, fruktosa 2%, sukrosa 2%, dan amilum 2%
ke dalam tabung I, II, III, dan IV secara berurutan.
3) Dipanaskan dalam water bath.
4) Diamati perubahan yang terjadi.
b. Tes Molisch
1) Dimasukkan 2 mL glukosa 2%, fruktosa 2%, sukrosa 2%, dan amilum 2% ke
dalam tabung I, II, III, dan IV secara berurutan.
2) Dimasukkan 2 tetes pereaksi molisch ke dalam masing-masing tabung.
3) Dikocok kemudian dimiringkan.
4) Ditambahkan 2mL H2SO4 pekat secara perlahan-lahan.
5) Diamati perubahan yang terjadi.
c. Hidrolisa disakarida
1) Dimasukkan 3 mL sukrosa 2% ke dalam tabung I dan II.
2) Ditambahkan 3 mL aquades ke dalam masing-masing tabung.
3) Dimasukkan 3 tetes HCl 1 M.
4) Dipanaskan tabung I ke dalam water bath selama 10 menit.
5) Didinginkan dalam suhu ruang.
6) Dimasukkan 3 tetes NaOH 1 M ke dalam tabung I.
7) Ditambahkan 3 tetes reagen benedict pada tabung I dan II.
8) Diamati perubahan dan perbedaan yang terjadi antara tabung I dan II.
d. Hidrolisa polisakarida
1) Dimasukkan 3 mL amilum 2% ke dalam tabung I dan II.
2) Ditambahkan 3 tetes HCl 1 M pada tabung I.
3) Dipanaskan tabung I dalam water bath selama 5 menit.
4) Didinginkan dalam suhu ruang.
5) Diambil beberapa tetes dari tabung I dan dimasukkana ke dalam tabung III.
6) Dinetralkan dengan 10 tetes NaOH 1 M sisa larutan di tabung I.
7) Ditambahkan 3 tetes reagen benedict ke dalam tabung I.
8) Dipanaskan kembali selama 5 menit.
9) Ditambahkan iodium pada tabung II dan III.
10) Diamati perubahan yang terjadi.
E. HASIL PENGAMATAN
PROSEDUR PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN
Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik
1. Menggunakan larutan brom
Tabung I
Warna awal minyak kelapa adalah
+ 2 mL minyak kelapa kuning.
+ 2 mL kloroform Warna awal kloroform adalah bening.
+ 3-5 tetes larutan brom Br2 Warna campurannya adalah kunig pucat.
Dikocok Warna awal larutan Br2 adalah bening.
Setelah dicampurkan brom, warna
berubah menjadi bening, dan terdapat
gelembung-gelembung udara.
+ 2 mL kloroform kuning.
Tabung II
Warna awal sukrosa adalah bening.
+ 3 mL sukrosa 2%
Warna awal air adalah bening.
+ 3 tetes air (H2O)
+ 3 tetes reagen benedict Warna awal reagen benedict adalah biru.
Diamati perubahan yang terjadi Tidak ada perubahan warna ketika
pencampuran larutan ini.
4. Hidrolisa polisakarida
Tabung I
+ 3 mL amilum 2% Warna awal amilum adalah putih keruh.
Sisa tabung I
+ 3 tetes NaOH 1 M Warna awal NaOH adalah bening.
+ 3 tetes reagen benedict Warna awal reagen benedict adalah biru.
Dipanaskan selama 5 menit Warna campurannya adalah kuning.
F. ANALISIS DATA
1. Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 1
Minyak ungu
Tabung 2
2. Uji karbohidrat
a. Tes Benedict
1) Glukosa
2) fruktosa
3) amilum
4)Sukrosa
b. Tes molisch
d. Hidroksida polisakarida
G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk menentukan reaksi identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik
dapat dilakukan dengan cara pengujian larutan brom (Br2) dan Kalium Permanganat
(KMnO4). Dalam percobaan tersebut, ada beberapa senyawa yang tidak mengalami
perubahan baik warna maupun endapan dalam larutan. Minyak kelapa mempunya
ikatan rangkap sedangkan klorofom tidak memiliki ikatan rangkap.
2. Untuk membuktikan sifat-sifat karbohidrat secara kualitatif dapat diuji dengan uji
benedict, uji molisch, hidrolisa disakarida, dan hidrolisa polisakarida. Dalam
menentukan sifat-sifat secara kualitatif, terdapat senyawa yang tidak mengalami
perubahan warna. Glukosa dan fruktosa dapat bereaksi langsung dengan reagen
benedict. Sukrosa sangat cepat bereaksi dengan larutan HCl dan larutan NaOH untuk
dapat bereaksi dengan reagent benedict, sedangkan pada amilum tidak bereaksi dengan
benedict dan tidak terjadi perubahan warna pada larutan yang telah direaksikan dan uji
benedict digunakan untuk menguji adanya gula pereduksi (monosakarida) dalam suatu
bahan yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna. Uji molisch digunakan untuk
menguji bahan yang mengandung monosakarida apabila direaksikan dengan H2SO4
akan terhidroksis. Uji iodin untuk mengetahui adanya polisakarida, polisakarida akan
membentuk reaksi dengan iodin dan memberikan warna sesuai jenis karbohidratnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kusbandari, A., 2015, Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan Pati
Prasojo, S.L., 2012, Kimia Organik 1 Jilid 1 Buku Pegangan Kuliah Untuk
Wahyudiati, D., 2017, Kimia Dasar, Nusa Tenggara Barat, LP2M UIN Mataram.