Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan untuk uji bayer

Uji Baeyer merupakan suatu uji untuk menunujukkan kereaktifan


senyawa hidrokarbon terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Uji
Bayer dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4 terhadap suatu cairan
sampel. Penambahan KMnO4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi
oksidasi.KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat . Rekasi oksidasi terjadi
bila warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya warna
ungu ion MnO4-  disebabkan oleh adanya reaksi  ion MnO4-  dengan alkena atau
alkuna membentuk glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO 2- .
(Fessenden,1986).
Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil Uji Baeyer ini
menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang berjalan, hal ini dapat dilihat
dari warna ungu yang menghilang dan nampak endapan MnO  coklat. Endapan
berwana cokelat ini menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap pada larutan.
Selain itu apabila terdapat pergeseran warna di dalam larutan yaitu dari ungu ke
coklat menandakan adanya reaksi.
Percobaan Baeyer dengan menggunakan sample yaitu air, aseton, dan
etanol 95% (Alkohol) menunjukkan hasil yang berbeda-beda setelah didiamkan
selama 1-2 menit. Pada larutan minyak kelapa yang menggunakan pelarut air
aquadest berwarna ungu pekat dan minyak melayang di atas permukaan
larutan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna yang terjadi.
Sedangkan pelarut aceton, warna larutan berwarna ungu dan minyak larut, dan
pada pelarut etanol 95% (Alkohol)  larutan berubah menjadi kecoklatan, namun
endapan bening (tidak keruh) dan memisah di dasar larutan.
Pada larutan minyak sawit  yang menggunakan pelarut air aquadest,
larutan berwarna ungu dan minyak melayang dan berbentuk gelembung-
gelembung dan mengikat sedikit larutan KMnO4 di bagian atas permukaan
cairan. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna yang
terjadi. Sedangkan pada pelarut aseton larutan berwarna ungu, namun minyak
mengendap dan memisah dengan larutan pada bagian dasar larutan. Pada
pelarut yang digunakan yaitu etanol 95% (Alkohol) warna larutan menjadi
kecoklatan dan terdapat endapan minyak yang berwarna kuning namun agak
keruh.    
Setelah dilakukan suatu percobaan ini didapat suatu hasil. Pada uji coba
yag menggunakan aquades pada sample minyak kelapa dan minyak sawit tidak
terjadi pergeseran warna. Hal ini menunjukkan bahwa dengan aquades tidak
menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap. Pada percobaan yang menggunakan
aseton, percobaan dengan sample minyak kelapa maupun minyak sawit
tidak menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap sebab tidak terjadi pergeseran
warna(warna masih tetap ungu meski pada minyak sawit ada endapan). Pada
percobaan menggunakan etanol 95% (Alkohol )dengan sample minyak kelapa
dan minyak sawit menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap karena terjadi
pergeseran warna menjadi kecoklatan.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa minyak
kelapa dan minyak sawit yang diberi pelarut etanol 95%(Alkohol) mengandung
ikatan rangkap. “Pereaksi-pereaksi ini menyerang elektron (pi) pada ikatan
rangkap. Alkena bereaksi dengan kalium permanganat membentuk glikol
(glycols) yaitu senyawa dengan dua gugus hidroksil berdampingan”(Hart,
1983).
3 C=C   + 2K+MnO4- + 4H2O                              3  C   -  C +
2MnO2 + 2 K+ + OH-
 
                                                         OH OH
Alkena   Kalium permangat                                     Glikol     mangan dioksida
 (ungu)                                                                  (coklat-hitam)

Anda mungkin juga menyukai