PRAKTIKUM 2
ANALISIS KARBOHIDRAT VIRTUAL
A. Tujuan Praktikum
B. Dasar Teori
Karbohidrat adalah salah satu biomolekul yang banyak ditemukan di alam. Secara kimiawi,
karbohidrat tersusun atas unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Berdasarkan
monomer penyusunnya, karbohidrat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu monosakarida,
disakarida, dan polisakarida, selain itu juga ada kelompok oligosakarida (3-10 monomer
sakarida). Beberapa pereaksi digunakan untuk menentukan jenis karbohidrat, diantaranya
pereaksi barfoed, iodium, benedict, molish, fehling A dan B.
Uji barfoed digunakan untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida atau
untuk membedakan gula pereduksi dengan gula pereduksi disakarida. Sakarida yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas, mempunyai sifat mereduksi. Sifat ini dapat
diketahui jika larutan alkalis Cu(OH) kemudian dipanaskan akan terbentuk endapan Cu2O
yang berwarna merah bata. Uji adanya gugus reduksi dapat dilakukan dengan penambahan
larutan yang mengandung ion kupri seperti: fehling, benedict, barfoed, luff dan lain-lain.
Larutan barfoed hanya dapat direduksi oleh monosakarida.
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena
terbentuk hasil Cu2O. berikut reaksinya :
O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ + asetat → R—C—OH + Cu2O+ CH3COOH
n- glukosa endapan merah bata
Menurut Winarno (2004) dalam pengujian monosakarida mengunakan pereaksi Barfoed,
setelah dipanaskan selama 1 menit, didiamkan beberapa saat sehingga dapat dilihat perubahan
yang terjadi pada larutan uji tersebut.
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.
Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa
dan maltosa. Pada uji Benedict pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali
aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa
bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa
akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict.
Larutan Fehling dan larutan Benedict adalah varian dari larutan yang secara ensensial sama.
Keduanya mengandung ion-ion tembaga (II) yang dikompleks dalam sebuah larutan basa.
Larutan Benedict mengandung ion-ion tembaga (II) yang membentuk kompleks dengan ion-
ion sitrat dalam larutan natrium karbonat. Ion-ion tembaga (II) dapat mencegah terbentuknya
sebuah endapan ± kali ini endapan tembaga (II) karbonat. Larutan benedict dapat dibuat
dengan cara mencampurkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3 anhidrat ke dalam 800 ml
air, aduk lalu saring, kemudian ke dalamnya tambahkan 17,3 g tembaga sulfat yang telah
dilarutkan dalam 100 ml H20. volume total dibuat menjadi 1 liter degan penambahan air
Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang
mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui
mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula
pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit
diabetes.
Iodium digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat atau
tidak. Amilum merupakan salah satu kabohidrat terdiri atas dua macam polisakarida yang
kedua-duanya adalah polimer dari glukosa yaitu amilosa (± 20-28%) dan sisanya
amilopektin. Amilosa adalah dari 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-
glikosidik jadi molekulnya merupakan rantai terbuka.
Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari
1000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dinggin tapi apabila suspensi dalam air
dipanaskan maka akan terjadi suatu karutan koloid yang kental. Larutan koloid ini apabila
diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul
amilosa yang terbentuk senyawa (Anna Poedjiadi, 1994).
Makanan yang kita tetesi lugol akan menghitam mengindikasikan bahwa makanan tersebut
mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan
karbohidrat. Amilopektin dengan iodium akan memberikan warna ungu dan merah
lembayung. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam
ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja
terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amilase dirubah menjadi
maltosa (Anna Poedjiadi, 1994).
Larutan amilum yang ditempatkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah larutan iodine
(lugol) warnanya menjadi biru kehitaman. Setelah larutan tersebut dipanaskan warnanya
menjadi kuning agak bening dengan uap berwarna biru. Setelah didinginkan kembali, warna
larutan tersebut kembali menjadi biru kehitaman. Ketika larutan tersebut ditambah dengan
larutan NaOH, warna biru menjadi hilang berubah menjadi kuning agak jingga. Na yang
bersifat alkalis dapat mengikat iodin sehingga warna biru kehitaman menjadi hilang
C. Kegiatan Praktikum
Cara Kerja
1. Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict.
Campurlah dengan baik.
2. Didihkan diatas api kecil selama 2 menit atau masukkan ke dalam penangas air
mendidih selama 5 menit.
3. Dinginkan perlahan-lahan.
4. Perhatikan perubahan warna atau endapan yang terbentuk.
5. Catat hasil pengamatan dalam table hasil pengamatan
Uji Barfoed
Reaksi Warna Terhadap
No. Senyawa Uji Keterangan
Pereaksi Barfoed
1. Sukrosa
2. Laktosa
3. Maltosa
4. Galaktosa
5. Fruktosa
6. Glukosa
Interpretasi: ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Uji Benedict
Reaksi Warna Terhadap
No. Senyawa Uji Keterangan
Pereaksi Benedict
1. Amilum
2. Sukrosa
3. Maltosa
4. Galaktosa
5. Fruktosa
6. Glukosa
Interpretasi:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
Uji Iodium
Reaksi Warna Terhadap
No. Senyawa Uji Keterangan
Pereaksi Barfoed
1. Tabung I:
2. Tabung II:
3. Tabung III:
Interpretasi:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
E. Pertanyaan
Uji Barfoed
1. Pada pemanasan yang lebih lama, disakarida dapat pula memberikan hasil positif
terhadap uji barfoed. Mengapa?
2. Jelaskan perbedaan prinsip antara uji barfoed
Uji Benedict
3. Pada percobaan ini, manakah yang menunjukkan hasil negative terhadap uji benedict?
Mengapa?
4. Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula reduksi!
5. Sebutkan kelebihan menggunakan uji benedict dibandingkan terhadap uji tersebut?
6. Apakah beda reagen benedict dengan reagen fehling?
7. Apakah endapan yang terjadi? Apa senyawanya?
Uji Iodium
8. Sebutkan masing-masing dua persamaan dan perbedaan antara amilum dan glikogen.
9. Samakah warna yang terbentuk untuk masing-masing larutan yang diuji pada uji
benedict? Bila tidak sama mengapa?
10. Mengapa pada uji iodium menghasilkan warna yang berbeda?
F. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………….………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
KEGIATAN MANDIRI DI RUMAH (DIVIDEOKAN)
PENGUJIAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BAHAN MAKANAN
Alat dan Bahan untuk UJI KARBOHIDRAT
Alat :
(1) Piring plastik 1
(2) Sendok
(3) Kertas label
Bahan :
(1) Betadine cair secukupnya (WAJIB)
(2) Apel/Pisang iris kecil
(3) Putih telur rebus iris kecil
(4) Nasi secukupnya
(5) Tahu putih iris kecil
(6) Margarin iris kecil
(7) Biskuit potong kecil
(8) Tepung terigu secukupnya
(9) Gula pasir secukupnya
(10) Kentang rebus iris kecil
(Bahan makanan boleh dipilih sesuai ketersedian di rumah)
VIDEOKANLAH KEGIATAN INI UPLOAD DI SOSMED MASING-MASING dan mention dan tag
@alishyafarma @biologiunp.official
HASIL PENGAMATAN
Uji Iodium
Reaksi Warna Terhadap
No. Senyawa Uji Keterangan
Betadine
1.
2.
3.
4.
5.
Interpretasi:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
KESIMPULAN